Anda di halaman 1dari 39

BAB I

TINJAUAN UMUM

A. Defenisi
Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu ob yang berarti ‘akibat dari’ dan esamartinya
’makan’. Oleh karena itu, obesitas dapat didefinisikan sebagai akibat dari pola makan yang
berlebihan (Sudargo dkk., 2014).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016) obesitas adalah berat
badan yang lebih tinggi dari berat badan yang dianggap sehat untuk tinggi badan tertentu. Indeks
Massa Tubuh atau BMI, digunakan sebagai alat skrining untuk kelebihan berat badan atau obesitas.
Sedangkan menurut WHO dalam P2PTM Kemenkes RI (2018) obesitas merupakan
penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan
energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama. Kegemukan dan obesitas terjadi
akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan.
Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi,
sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary
life style (kebiasaan hidup kurang gerak) (Kemenkes RI, 2012)..
  Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang disebabkan
menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak
mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut
Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu
juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.

B. Klasifikasi
a. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:1.
b. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%2.
c. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
d. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk)

1
C. Etiologi
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dari yang diperlukan
oleh tubuh / pemasukan makan yang berlebihan ke dalam tubuh.Penyebab terjadinya
ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas
melibatkan beberapa factor:
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh.
a. Pada Bayi
 Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwasetiap kali minum
harus habis.
 Kebiasaan untuk memberikan minuman / atau makanan setiap kali menangis.
 Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
 Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis,kalorinya
tinggi), sehingga bayi selalu haus / minta minum.
b. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran sesorang bisa mempengaruhi kebiasaanmakannya. Banyak
orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya denganmakan. Salah satu bentuk gangguan
emosi adalah persepsi diri yang negatif.Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada
banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan
tentangkegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan social
Ada dua pola makan abnormal yaitu: makan dalam jumlah yang sangat banyak (binge) dan
makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua polamakan ini biasanya dipicu
oleh stress dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan
dalam jumlah yang sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan
memuntahkan kembali apa yangtelah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat
banyak. Padasindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi
haridan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
c. Gaya hidup masa kini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan “fast food” yang berkaloritinggi seperti :
Hamburger, Pizza, Ayam goreng dengan kentang goreng, icecream, aneka makan mie, dll.
2. Penggunaan kalori yang kurang

2
Berkurangnnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitasfisiknya, seharian
nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton TV sambil tidak berhentimakan, maka cenderungan
menjadi obesitas akan menjadi besar
3. Faktor lingkunganGen merupakan factor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkunganseseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk
perilaku / pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorangmakan serta
bagaimana aktifitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah polagenetiknya, tetapi dia
dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.
4. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
 Sindroma yang diwariskan, contohnya: sindroma cushing, sindroma prader-willi
 Hormona
Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus.Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi
hipotalamus yang abnormal. Sehingga terjadihiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena
gangguan pada pusat kenyang diotak.
5. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan seperti: lesi-lesi
hipotalamus, hipofisis, dan lesi otak yang lain.
6. Factor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutamayang menjadi gemuk
pada masa kanak-kanak bisa memiliki sel lemak sampai lima kalilebih banyak dibandingkan
dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sellemak tidak dapat dikurangi, karena itu
penurunan berat badan hanya dapat dilakukandengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam
setiap sel.
7. Aktivitas fisikKurang aktifitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama
darimeningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-
orangyang tidak aktif memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktifitas fisik yang seimbang, akan mengalami
obesitas.Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang
telah disebutkan di atas, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lainnya misalnya :

3
a. Herediter (faktor keturunan)Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau
salah satu orang tuanyaobesitas, maka anaknya mempunyai resiko 40% menjadi obesitas,
sedangkan kalau keduaorang tuanya obesitas, maka resiko menjadi 80%.2
b. Suku / BangsaPada suku / bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang
menderita obesitas
c. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah yang bayi yang gemuk.
d. Umur orang tua yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak “mahal”, anakdari
orang tua tunggal, dll.
e. Meningkatnya keadaan social ekonomi seseorang.Orang tua yang dulunya berasal dari
keluarga yang kurang mampu, maka merekacenderung memberikan makanan sebanyak-
banyaknya pada anak-anaknya. Ataukeluarga yang migrasi dari Negara berkembang ke
Negara yang maju atau kaya.
f. .Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.

D. Manifestasi Klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang
remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkatdengan pesat, juga
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usiatulangnya), sehingga pada
akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyaitinggi badan yang relative rendah
dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita
obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang
berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk
ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada
anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurangmenyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng,kadang – kadang
terdapat strie putih atau ungu.

4
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau
keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragmadan di dalam dinding
dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dansesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu(tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan
pergelangan kaki).Jugakadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas
memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering
ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki

E. Patofisiologi
Terjadinya obesitas menurut jumlah sel lemak, adalah sebagai berikut
a. .Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertrofi / pembesaran.
b. Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi hipertrofi

.Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-anak danmencapai
puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa dewasa tidak akanterjadi penambahan jumlah
sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel. Obesitas yang terjadi pada masa anak selain hiperplasi juga
terjadi hipertrofi. Sedangkan obesitas yang terjadisetelah masa dewasa pada umumnya hanya terjadi
hipertrofi pada sel lemak.Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada
tahun pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai
dewasa,setelah itu terjadi pembesaran sel saja. Sehingga kalau terjadi penurunan berat badansetelah
masa dewasa, bukan karena jumlah sel lemaknya yang berkurang tetapi besarnyasel yang berkurang.

5
Masukan energy Penggunaan kalori Factor kesehatan Factor predisposisi
yang melebihi yang kurang dan dan lingkungan
dari kebetuhan factor
klie perkembangan

Pembesaran dan
penambahan jumlah sel
lemak

Obesitas

Berat badan meningkat Penimbunan lemak berlebihan di


Pemasukan
bawah diafragma dan di dalam
makanan yang
dinding dada
berlebihan ke
dalam tuuh
Keterbatasan
aktifitas fisik Menekan paru paru

Pola napas tidak


Perubahan Intoleransi
efektif
nutrisi lebih aktifitas fisik
dari kebutuhan
diri

6
F. Komplikasi
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi padamasa bayi maupun
masa dewasa, antara lain :
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bilaobesitas
masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitasnyaakan meningkat.
Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC.
Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut,dikaitkan dengan menurunnya respons imunologik
sel T dan aktivitas sel polimorfonuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian bawah, karena
terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoidakan mengakibatkan obstruksi
saluran nafas bagian atas, sehingga mangakibatkananoksia dan saturasi oksigen rendah, yang
disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksikronis saluran pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan
adenoid, dapat mengakibatkangangguan tidur, gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang
abnormal.Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kuli
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah / panas, sering disertai miliaria,maupun jamur
pada lipatan kulit.
4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi sepertiLegg-Perthee
disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara, dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dandepresi. Karena
sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh temansebayanya, juga sulit mendapatkan
pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi
dari pergaulan teman-temannya.Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya
obesitas, yaitu denganmelampiaskan stress yang dialaminya kemakanan.

7
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan metabolik atau endorin :
Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada
insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang
mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
b. Pemeriksaan antropometrik :
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot

H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa,karena
tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dantidak boleh diit
terlalu ketat. Sehingga pengaturan diitnya harus dipertimbangkan bahwaanak masih dalam masa
pertumbuhan. Olah raga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya
penatalaksanaan obesitas pada anak.Pada prinsipnya, pengobatan pada anak dengan obesitas
adalah sebagai berikut:
1) Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor
kejiwaan.
2) Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan.Sedangkan orang
tua atau bayi anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat
kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3) Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan berat badan.
4) Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur atau anak bermain secaraaktif
sehingga banyak energi yang digunakan

Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan kepada seluruh keluarga sehingaseolah-olah
turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.Cara pengaturan diitnya adalah sebagai
berikut :

1) Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi untuk menurunkan berat badannyaseperti
pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi
diberikan diit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan,yaitu 110

8
kkal/kg.BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg.BB/hariuntuk bayi lebih dari
6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan caradiselingi dengan air tawar. Tidak
dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susurendah / lemak. Disamping itu kita
anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendongsaja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2) Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badannya harusdiperlambat,
dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg.BB perhari. Atau bisa juga dari makanan
keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yangmengandung kalori tinggi.
Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukanaktifitas fisik dan mencegah
menonton tv berlebihan.
3) Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat
badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar 1200kkal/hari atau
sekitar 60 kkal/kg.BB perhari. Mendorong anak melakukan aktifitasfisik secara sendiri-
sendiri maupun secara berkelompok. Hindari menonton tv terlalulama dan makan makanan
yang berkalori tinggi.
b. Penatalaksanaan Medis
Terapi pengobatan Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas:
1) Obat anti obesitas yang mengurangi nafsu makan, obat ini bekerja dengan carameningkatkan
kadar neurotransmitter pada persambungan diantara ujung-ujungsyaraf di otak ( sinaps ).
Macam-macam obat anti obesitas :
 Fenfluramin ( fen ) dan deksfenfluramin, kedua obat ini menekan nafsu makanterutama
dengan meningkatkan pelepasan serotonin oleh sel-sel syaraf. Efekdari fen dapat
menyebabkan hipertensi pulmoner dan efek dari deksfenmenyebabkan katup jantung.
 Fentermin, menekan nafsu makan dengan menyebabkan pelepasannorepinefrin oleh sel-
sel syaraf.
2) Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, antara lain : orlistat(menghalangi
penyerapan lemak di usus)

9
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DENGAN OBESITAS DI RUANG EZRA PADA


RUMKIT TK III DR J LATUMETEN

Contoh kasus :
Pada tanggal 11 Maret 2020,pukul 06.00 WIT An.R dibawah ke rumah sakit oleh keluarganya dengan
keluhan sesak napas ketika ingin tidur sehingga membuat pasien kurang tidur dan saat tidur sering
mendengkur , sering berkeringat, tidak mampu melakukan aktifitas fisik secara tiba-tiba dan susah bergerak
karena kegemukan, dan muda cepat lelah, pasien juga mengatakan sering memakan makanan yang
berlebihan atau dengan porsi yang banyak dalam sehari. Menurut hasil observasi dari perawat nafas anak
tampak lebih cepat dari biasanya, klien tampak lemah, susah bergerak, serta lelah ketika melakukan suatu
kegiatan, klien tampak gemuk, terlihat banyak lipatan pada daerah abdomen dan leher serta berat badan yang
tidak normal atau tidak sesuai dengan umur BB : 40 Kg .berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-
tanda vital dengan Tekanan darah : 90/60 mmHg, Respirasi: 30x/m, Nadi 110x/m, Suhu: 36,5˚C

Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. R
2. Tempat tgl lahir/usia :Ambon 03 Februari 2012 (usia 8 tahun 1 bulan)
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Kristen
5. Pendidikan : SD
6. Alamat :Kuda Mati
7. Tgl masuk : 03 Maret 202
8. Tgl pengkajian : 03 Maret 2020
9. . Diagnosa medik : Obesitas

10
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. R
b. U s i a : 38 Tahun
c. Pendidikan : S2
d. Pekerjaan/sumber penghasilan :PNS
e. A g a m a : Kristen
f. Alamat : Kuda Mati
2. Ibu
a. N a m a : Ny. N
b. U s i a : 33 Tahun
c. Pendidikan : D3
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: Wiraswasta
e. Agama : Kristen
f. Alamat : Kuda Mati

C. Identitas Saudara Kandung

No NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN

1. - - - -

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama :Ibu Pasien mengatakan Pasien susah bernafas, dan susah bergerak

 Riwayat Keluhan Utama :Pasien susah bernafas dan sulit bergerak


 Keluhan Pada Saat Pengkajian :Pasien mengatakan sesak nafas

11
B. Riwayat Kesehatan Keluarga

¤ Genogram

Keterangan :

: Klien : Meninggal

: Perempuan : laki-laki

: serumah : anak kandung

12
IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

Jenis Frekue
NO Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
immunisasi nsi

BCG Pada saat bayi baru 1x Vaksin BCG akan menimbulkan bisul pada
lahir bekas suntikan dan muncul pada 2- 6 minggu
setelah suntik BCG. Bisul bernanah tersebut
1.
akan pecah, dan meninggalkan jaringan parut.
Sedangkan efek samping lain,
seperti anafilaksis, sangat jarang terjadi.
DPT I (usia 2 bulan) 1x Efek samping yang muncul setelah imunisasi

2. (I,II,III,IV) II (usia 3 bulan) 1x DPT cukup beragam, di antaranya adalah


III (usia 4 bulan) 1x radang, nyeri, tubuh kaku, serta infeksi
IV (usia 18 bulan) 1x
Polio I (usia 2 bulan) 1x Vaksin polio bisa menimbulkan demam hingga
(I,II,III,IV) II (usia 3 bulan) 1x lebih dari 39 derajat Celsius. Efek samping lain
3. III (usia 4 bulan) 1x yang dapat terjadi meliputi reaksi alergi seperti
IV (usia 18 bulan) 1x gatal-gatal, kulit kemerahan, sulit bernapas atau
menelan, serta bengkak pada wajah.

Campak Usia 18 bulan 1x Efek Samping Vaksin Campak


Rasa kantuk berlebihan, Mudah memar atau
berdarah, Tubuh terasa lemas,Kejang,Demam,
4.
Bengkak, nyeri, dan kemerahan pada bagian
yang disuntik.Sakit kepala atau pusing.Nyeri
otot atau sendi, Mual dan muntah,Diare.
Hepatitis B B1 (diberikan pada 1x menimbulkan efek samping, seperti demam
saat bayi baru lahir) serta lemas. Pada kasus yang jarang terjadi,
5. B 2 (usia 2 bulan) 1x efek samping bisa berupa gatal-gatal, kulit
1x
B 3 (usia 3 bulan) kemerahan, dan pembengkakan pada wajah.
B 4 (usia 4 bulan) 1x

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
13
1. Berat badan : 40 kg
2. Tinggi badan :115 cm
3. Waktu tumbuh gigi :usia 5 bulan

B. Perkembangan Tiap tahap

Usia anak saat

1. Berguling : 3-4 bulan

2. Duduk : 7 bulan (tanpa di bantu)

3. Merangkak : mulai merangkak pada usis 8 bulan

4. Berdiri : pada usia 9 bulan (berdiri sambil berpegangan pada benda lainnya)

5. Berjalan : 12 bulan (sudah mulai melangkah)

6. Senyum kepada orang lain pertama kali :3 bulan

7. Bicara pertama kali :2 bualan (mengoceh dengan suara dengkuran)

8. Berpakaian tanpa bantuan : 3-5 tahun

VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI

1. Pertama kali disusui : 30 –60 menit setelah melahirkan

2. Cara pemberian : langsung dari ASI ibu dengan cara mulut bayi di letakan dekat dengan

puting susu

3. Lama pemberian : 0 – 2 tahun

B. Pemberian susu formula

14
1. Alasan pemberian : Dikarenakan Ibu sibuk untuk bekerja

2. Jumlah pemberian : 180-240 ml susu formula setiap 4-5 jam sekali

3. Cara pemberian : melalui dot

C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1. 0-4 Bulan  ASI  0 bulan/ pada saat bayi baru lahir waktu menyusui
kurang lebih selama 12 menit
 pada usia bayi 1 bulan (20-45 menit).
 pada usia bayi 2 bulan (1-2 jam)
 pada usia bayi 3-4 bulan (2,5 - 3,5 jam)
 pada usia bayi 4-5 bulan lama pemberian ASI (2,5
- 3,5 jam) dan MPASI usia 4-7 bulan 1x makan
selingan (2-3x/hari) \pada usia bayi 6 bulan (5-6
jam)

 ASI (4-6 bulan) dan


2. 4-12 Bulan
MPASI (6-12 bulan  pemberian ASI dari usia 7-12 bulan (5-6 jam) dan

 Karena sakit sehingga MPASI 8-9 bulan (mulai makan 3x/perhari)

jenis nutrisi yang  pemberian MPASI usia 10-12 bulan (3-4 x/hari)

diberikan untuk klien 3. 2-3x/hari

yaitu beras mera, buah


3. Saat ini dan sayur-sayuran serta
mengkonsumsi air putih

VII. Riwayat Psikososial

15
 Anak tinggal dengan: kedua orang tua dan kakaknya
 Lingkungan berada di : Daerah perkotaan
 Apakah rumah dekat :dengan fasilitas perbelanjaan (Mall)
 Apakah ada tangga yang bisa berbahaya: tidak ada
 Hubungan antar anggota keluarga : Sangat baik
 Pengasuh anak : Ada (oma)

VIII. Riwayat Spiritual


 Support sistem dalam keluarga : orang tua selalu mengajak anaknya untuk mengikuti ibadah hari
minggu dan ibadah sekolah minggu serta ibadah tunas
 Kegiatan keagamaan : anak biasanya mengikuti ibadah sekolah minggu dan juga ibadah tunas

IX. Reaksi Hospitalisasi


A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
 Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : karena anak mengali sesak nafas
 Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : iya (dokter menjelaskan bahwa kondisi anak
saat ini dalam keadaan bermasalah dikarenakan BB anak tidak normal sehingga membuat anak
susah untuk bernafas)
 Bagaimana perasaan orang tua saat ini :merasa sedih dan cemas
 Apakah orang tua selalu berkunjung : iya (di pagi dan siang hari orang tua klien bergantian untuk
menjaga klien dan malam hari kedua orang tua klien sama-sama menjaga klien)
 Siapa yang akan tinggal dengan anak : kedua orang tua

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


 Mengapa kelurga/orang tua membawa kamu ke RS?
Klien mengatakan Ia di bawah ke rumah sakit karena sakit
 Menurut apa penyebab kamu sakit?
Klien mengatakan ia sesak nafas sehingga di bawah ke rumah sakit
 Apakah dokter menceritakan keadaan anak?

16
Iya (dokter menjelaskan kepada anak mengapa ia sakit karena anak kurang beraktivitas, suka
makan jajan sembarangan dan membuat berat badan anak bertambah, sehingga anak susah untuk
bernafas)
 Bagaimana rasanya ketika anak dirawat di RS ?
klien mengatakan bahwa ia cemas, takut dan ingin cepat pulang ke rumah

. Aktivitas sehari-hari

A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan 1. Nafsu makan meningkat  Nafsu makan menurun

2. Menu makan 1. Pagi : nasi goreng + telur ceplok (1p)  Bubur/nasi mera, roti gandum,
2. Snack : 1 mangkok bakso sayur-sayuran dan buah
3. siang : nasi (2 p) + nugget ayam (2 p)
+ 1 buah jeruk
4. Snack : tempe mendoan (2 potong)
5. Malam : nasi (1 ½ p) + ayam goreng
tepung (1 p)

 3 x sehari (porsi di habiskan)


3. Frekwensi  3x sehari (porsi tidak di
makan habiskan)

4. Makanan
 Tidak ada  Hindari makanan berminyak,
pantangan
berlemak, makanan instan/siap
saji.

 Tidak ada
 Pada pagi hari, klien
5. Pembatasan
Mengkonsumsi bubur, sayur serta
pola makan

17
buah-buahan, dan pada siang
serta malam klien mengkonsumsi
nasi + sayur.

6. Cara makan  Menggunakan tangan tanp


 Klien selalu mencuci tangan
membersihkan tangan terlebih dahulu
sebelum makan dan makannya
menggunakan sendok di bantu
oleh kedua orang tuanya

7. Ritual saat  Klien biasanya langsung makan tanpa  Sebelum makan klien berdoa
makan berdoa terlebih dahulu

2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis Pagi : susu 1 gelas, Stiap hari klien mengkonsumsi Air putih
minuman Snack : es teh 1 gelas. disaat klien merasa haus

Siang : susu 1 gelas


Malam : susu 1 gelas

Kira-kira 4-5 kali/hari


2. Frekuensi 4x sehari
minum

Kurang dari 2.100 ml/hari (karena


3. Kebutuhan Lebih dari 2.100 ml/hari
anak kurang mengkonsumsi air
cairan
putih)

4. Cara Klien mengatakan biasanya


Sebelum dan setelah makan klien selalu
pemenuhan mengkonsumsi susu, es teh pada meminum air putih dan setelah minum
pagi, siang serta malam hari dan

18
jarang sekali mengkonsumsi air obat klien juga minum air putih
putih

3. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

BAB ( Buang Air Besar)

1. Tempat pembuangan  Pempers


 Wc
2. Frekuensi (waktu)  2x/hari (pagi dan sore hari)
 3x/ hari (pagi, siang, malam)
 Cair
 Padat
3. Konsistensi  Tidak ada
4. Kesulitan  Tidak ada
 Tidak ada
5. Obat pencahar  Tidak ada

BAK ( Buang Air Kecil)

1. Tempat pembuangan
 Wc  Pempers
2. Frekuensi (waktu)
 3x/hari  3x/hari
3. Warna dan bau
 Kuning pucat dan berbau  Kuning pucat dan berbau
khas khas
4. Volume
 800 – 1.400 ml  400-600 ml
5. Kesulitan
 Tidak ada  Tidak ada

4. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur  Klien jarang tidur siang


 Siang hanya sesekali baru
-(2-3 jam)
klien tidur siang
biasanya sekitar 1-2 jam

19
saja

- Malam - 10 jam (dari jam 9-6 pagi)


2. Pola tidur
- 1-2x/hari - 10 jam ( dari jam 8-5 pagi)
3. Kebiasaan sebelum tidur
-Ngemil - 3x sehari

-Stelah selesai makan dan


minumobat klien langsung
beristirahat
4. Kesulitan tidur  Klien mengatakan sulit tidur
-Klien susah tidur karena sulit
dikarenakan klien susah
bernafas
bernafas

5. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Program olah raga -Tidak ada -klien mengatakan ingin


pulang ke rumah dan berolah
raga agar dapt menurunkan
berat badannya.

2. Jenis dan frekuensi


-Tidak ada
3. Kondisi setelah olahraga -Tidak ad
-Tidak ada -tidak ada

6. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi
- Cara
-klien mandi sendiri -Menggunakan waslap,
Menggunakan gayung, sabun handuk, sabun mandi dan
mandi dan air yang di tampung Loyang sedang yang berisi air

20
dalam bak mandi hangat.

-2x/hari -2x/hari

- Frekuensi -Gayung, sabun mandi dan -Waslap, handuk, sabun


handuk mandi, dan Loyang
- Alat mandi
penampung air mandi.

1 minggu 2x
-2x/hari
2. Cuci rambut
-dibantu oleh orang tua dengan
- Frekuensi -Menuangkan sampo di tangan
menuangkan sampo pada
setelah itu di usapkan pada
- Cara tangan setelah itu diusapkan
kepala dengan meremas-remas
pada kepala dan di pijat kepala
kepala setelah itu dibilas dengan
dan meremas-remas rambut
air.
sampai bersih baru dibilas
dengan air.

1 minggu 1x

1 minggu 1x Menggunting kuku dengan


penjepit kuku/guntung kuku
Menggunting kuku dengan
3. Gunting kuku
penjepit kuku/guntung kuku 3x/hari
- Frekuensi
3x/hari Menuangkan pasta gigi pada
- Cara
sikat gigi dan menggosok gigi
Menuangkan pasta gigi pada
4. Gosok gigi setelah itu bari di bilas dengan
sikat gigi dan menggosok gigi
- Frekuensi air dengan cara mengkumur
setelah itu bari di bilas dengan
dan dibuang air kumurnya
- Cara air dengan cara mengkumur dan
dibuang air kumurnya

21
7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari -Klien mengatakan 2x seminggu -Klien hanya


klien mengikuti les bahasa berbaring di tempat
inggris, dan dihari lainnya tidur
klienisi dengan menonton TV da
game (playstation) dikamarnya.

-Senin dan rabu klien les bahasa


inggris dan hari lainnya klien -Klien hanya
2. Pengaturan jadwal harian
hanya menonton TV da game berbaring di tempat
(playstation) dikamarnay tidur.

-Tidak ada

-Ada (klien mengatakan sulit -Tidak ada


bergerak karena badan klien
3. Penggunaan alat Bantu aktifitas -klien sulit bergerak
yang begitu besar).
dikarenakan postur
4. Kesulitan pergerakan tubuh
tubuh klien yang
begitu besar

8. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat sekolah -Klien mengatakan senang -Klien mengatakan rindu


karena bermain bersama teman- bermain bersama teman-
temannya. temannya di sekolah.

-klien beserta keluarganya -dikarenakan klien dirawat


2. Waktu luang
menggunakan waktu luang untuk dirumah sakit sehingga waktu

22
makan bersama direstaurant luang yang digunakan keluarga
padang favorit mereka yaitu menjenguk klien di rumah
sakit dan bercerita serta
memberikan semangat untuk
klien agar cepat sembuh.

-sangat senang dan gembira -wajah klien tampak sedih karena


3. Perasaan setelah rekreasi
sakit dan ingin cepat pulang ke
rumah

-tidak ada tetapi kedua orang tua


4. Waktu senggang klg -jarang ada dikarenakan orang selalu berusaha untuk
tua klien sibuk bekerja menyediakan waktu agar bisa
mengunjungi dan merawat klien
di Rumah sakit.

- klien hanya berbaring di tempat


5. Kegiatan hari libur -Klien mengatakan biasanya hari tidur saja.
libur klien mengisinya dengan
bermain game, nonton TV dalam
kamar sambil ngemil makanan
kesukaannya

XI. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : lemah, sesak nafas dan sulit bergerak.

2. Kesadaran : composmentis.

3. Tanda – tanda vital :


a. Tekanan darah : 119/90 mmHg
b. Denyut nadi : 80x/menit
c. Suhu : 360c
d. Pernapasan :24x/menit

4. Antropometri:
a. Berat Badan : 35 kg

23
b. Tinggi Badan : 155 cm
c. Lingkar lengan atas : 29 cm
d. Lingkar kepala : 51 cm
e. Lingar dada :80 cm
f. Lingkar perut : 90 cm
g. Skin fold : 4 cm
Kesimpulan : abnormal

5. Sistem pernapasan.
a. Hidung :cuping hidung normal
b. Leher : leher tampak kelihatan kecil, tidak ada kelenjar tiroid
c. Dada :
 Bentuk dada : dada simetris, tidak ada pembesaran dada kanan atau kiri.
 Gerakan dada : normal
d. Suara napas : abnormal (whe ezing (mengi))
e. Clubing finger : normal

6. Sistem Cardiovasculer.
a. Conjunctiva : tampak pucat
b. Tekanan vena jugularis : tidak teraba karena kegemukan.
c. Ukuran jantung : sebesar kepalan tangan seseorang.
d. Suara jantung : adanya bising jantung (murmur).
e. Capillary Refilling Time : normal
7. Sistem Pencernaan.
a. Sklera : tidak ikterik.
b. Mulut : mulut tampak lebih kecil, tidak berbau, gigi caries, lidah bersih, mukosa lembab
c. Gaster : normal.
d. Abdomen :perut membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang-
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Anus : tampak normal.

8. Sistem Indra.
a. Mata : tampak simetris, konjungtiva pucat, tidak ada kotoran dan tampak bersih

24
b. Hidung : tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada massa dan sputum.
c. Telinga : tampak kecil, tidak ada kotoran/ bersih, tampak simetris kiri dan kanan

9. Sistem saraf
a. Fungsi serebral
a) Status mental : klien tampak cemas, dan tidak mampu untuk melakukan aktivitas.
b) Kesadaran : composmentis.
c) Bicara : klien dapat berbicara dengan baik dan jelas.
b. Fungsi cranial
a) Nervus I (Olfactorius) : penghidu : penciuman baik.
b) Nervus II (Opticus) : Penglihatan :penglihatan baik.
c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Gerakan bola mata : pergerakan bola mata baik.
- Pupil : tampak normal
1) Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : pergerakan baik.
- Refleks dagu/ Motorik :pergerakan baik.
- Refleks cornea : pergerakan baik.
2) Nervus VII (Facialis)
- Sensorik, otonom, motorik : sensasi peraba baik.
- Gerakan mimik : tampak normal dan baik.
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan/anterior:tampak normal
c. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran .: normal.
d. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : baik
- Refleks muntah : tidak ada gangguan.
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang/posterior: baik (normal)
- Suara : baik.
e. Nervus XI (Assesorius) : pergerakan mengangkat kepala tidak baik, karena terlalu gemuk
sehingga membuat klien susah bergerak.

25
f. Nervus XII (Hypoglossus) : refleks bicara baik.
d) Fungsi motorik: tidak normal
e) Fungsi sensorik : normal
f) Fungsi cerebellum: mengontrol gerak dengan baik.
g) Refleks : baik.

10. Sistem Muskulo Skeletal


a. Kepala: normal
b. Vertebra: abnormal
c. Pelvis: abnormal
d. Lutut :abnormal (tidak bisa berdiri terlalu lama)
e. Kaki : todak normal (sulit bergerak dan melangka)
f. Tangan : normal.
11. Sistem integumen
1. Rambut : inspeksi, warnah rambut hitam, kulit kepala bersih
2. Kulit : inspeksi, warna kulit kuning langsat, kulit bersih tidak keriput
3. Kuku :inspeksi, warna kuku pink dan Capillary Refilling Time normal.
12. Sistem Endokrin
1. Kelenjar thyroid : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
2. Ekskresi urine : kuning (keruh)
3. Suhu tubuh : 360c
4. Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut : tidak ada
13. Sistem perkemihan
a. Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
b. Palpasi : tidak ada massa, resistensi urin, tidak ada nyeri tekan

14. Sistem Reproduksi


a.Wanita.
a. Payudara : Putting........, areola mammae....., besar....
b. Labia mayora dan minora bersih............., secret.......bau........
b.Laki-laki.
a. Keadaan glas penis : uretra........., kebersihan.......
b. Testis sudah turun..........
c. Pertumbuhan rambut.: kumis......., jangggut.........,ketiak........, pertumbuhan
jagun........,perubahan suara..........

26
15. Sistem Imun
1. Tidak ada riwayat alergi makanan dan cuaca: tidak ada
2. Penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrim: tidak
ada

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

A. (0 – 6 Tahun ) A
Dengan menggunakan DDST

1. Motorik kasar : -

2. Motorik halus :-

3. Bahasa :-

4. Personal social :-

B. 6 Tahun ke atas.
1. Perkembangan kognitif :
 Anak sudah dapat mampu melatih ingatanna terhadap perisitwa dan kejadian yang pernah dialami
 Anak sudah dapat mengembangkan daya persepsi berdasarkan pengelihatan , pendengaran, dan hal
yang dirasakan
 Sudah dapat berpikir kritis
 Pemikiran anak tidak terpusat dan pemecahan masalah kuraang dibatasi oleh egonsitrisme
2. Perkembangan psikoseksual :
Fase Latent : Tahap ini anak dialihkan pada pengejaran intelektual dan interaksi social. Dalam
pengejaran intelektual, orang tua mengarahkan untuk les privat sempoa. Selain itu, orang tua juga
memberikan reward jika berhasil meraih peringkat 3 besar. Proses tersebut terus berlaku hingga
sekarang, yaitu memiliki tanggung jawab terhadap akademis meskipun tanpa memperoleh rewrd lagi
seperti dulu.

3. Perkembangan psikososial :

27
Dampak psikososial obesitas pada anak adalah dalam hal penerimaan sosial. Sebab kegemukan
berdampak pada masalah emosi dan perilaku.Sebagai contoh, obesitas memiliki stigma atau stereotip
yang cenderung negatif. Selain itu, anak yang obesitas juga kekurangan berbagai kesempatan. Misalnya,
didalam tugas sekolah, anak normal lebih memiliki berkelompok dengan anak normal disbanding yang
obesitas

XII. Test Diagnostik

(pemeriksaan IMT, USG, pemeriksaan darah)

No Jenis pemeriksaan Hasil Normal


.
1. IMT
-Berat badan 35 kg 33 kg
-Tinggi badan 155 cm 137 cm
2. USG
-kadar lemak dalam tubuh 40 gr 36 gr

3. Pemeriksaan darah
-kadar kolestrol - kolestrol normal : < 170 mg/dL, - kolestrol normal : < 170
LDL :< 110 mg/dL mg/dL, LDL :< 110 mg/dL
-gula darah -70-150 mg/dL -70-150 mg/dL

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

Terapi farmakologi : menggunakan obat flenfluramin dan phentermin

No Jenis obat Rute pemberian Indikasi Mekanisme kerja


.
1. Flenfluramin Oral (mulut) Mengatasi Bekerja untuk
kegemukan menghentikan
penambaan berat
badan dan

28
menghentikan
kegemukan
2. Phentermin Oral (mulut) 1x Menurunkan Bekerja dengan
sehari, 1 jam berat badan mengurangi nafsu
sebelum sarapan / makan dan
1 sampai 2 jam meningkatkan
setelah sarapan. jumlah energi
3. Oksigenasi Melalui hidung Pemberian oksigen  Pasang aliran
memakai nasal pada anak dengan oksigen
prongs kadar SaO2<90%, sebanyak 1-
dan naikan 2liter/menit
pemberian oksigen
untuk mencapai
SaOA>90%. Jika
pulse oxymetri
tidak tersedia,
kebutuhan terapi
oksigen harus
dipandu dengan
tanda klinis yang
tidak begitu tepat

Data Fokus

1. Nama Pasien : An. R


2. No. Rekam medik : 4523133
3. Ruang rawat : Ruang Candra (Anak)
Data Subjektif Data Objektif
An.R mengatakan : An.R terlihat :
 Merasa sesak napas ketika tidur  sesak napas ketika sedang berbaring
membuat sehingga susah tidur  terlihat gemuk, terdapat banyak lipatan di perut
 Sering berkeringat dan leher serta berat badan yang tak sesuai dengan

29
 Sulit bergerak untuk melakukan usianya
aktivitas-aktivitas fisik yang secara  terlihat lelah dan letih ketika melakukan aktifitas
mendadak fisik, klien terlihat kesusahan bergerak
 Muda lelah

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds : pasien mengatakan merasa sesak Penimbunan lemak Pola napas tak


efektif yang
napas ketika sedang tidur dan berlebihan di bawah
berhubungan dengan
ketika melakukan aktifitas fisik diafragma dan di dalam
Pola napas tidak efektif
berat atau secara tiba tiba dinding dada
berhubungan dengan
Do : pasien tampak sesak napas ketika
penekanan diafrgama
sedang berbaring
Menekan paru paru

Pola napas tidak efektif

Pemasukan makanan
yang berlebihan ke dalam
tubuh

Ds : klien mengatakan sering Perubahan nutrisi lebih


2. memakan makanan yang dari kebutuhan tubuh
berlebihan atau dengan porsi perubahan pada nutrisi
yang banyak dalam sehari lebih dari kebutuhan
Do: klien terlihat gemuk, terdapat tubuh yang
banyak lipatan di perut dan berhubungan dengan

30
leher serta berat badan yang intake makanan yang
tak sesuai dengan usianya berlebihan

Ds : pasien mengatakan tidak mampu


3. Berat badan meningkat
melakukan aktivitas fisik yang
berat atau tiba-tiba, ketika berdiri
pasien mengatakan merasa susah intoleransi aktivitas
Keterbatasan aktivitas
Do : pasien terlihat lelah dan letih berhubungan dengan
fisik
ketika melakukan aktifitas fisik, keterseimbangan antara
klien terlihat kesusahan bergerak suplai dan kebutuhan
oksigen/gaya hidup
Intoleransi aktivitas fiisik

Diagnosa Keperawatan (Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda)

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan diafragma


2. perubahan pada nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
berlebihan
3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak

Intervensi Keperawatan (Pakai panduan NOC dan NIC)

31
N
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
O
1. Pola napas tidak efektif  mempertahankan ventilasi NIC :
berhubungan dengan yang adekuat mandiri
penekanan diafragma  tidak mengalami sianosis 1. awasi kecepatan/kedalamn
atau tanda hipoksia lainnya nafas. Auskultasi bunyi napas.
Selediki adanyaa sianosis,
peningkatan
2. tinggikan kepala tempat tidur
30 derajat
3. dorong latihan napas dalam
4. ubah posisi secara periodic dan
ambulasi sedini semungkin
kolaborasi
berikan obat sesuai indikasi

2. perubahan pada nutrisi Noc : Nic :


lebih dari kebutuhan 1. pasien menunjukan  diskusikan bersama pasien
tubuh yang perubahan pola makan dan mengenai hubungan antara
berhubungan dengan keterlibatan individu dalam intake makanan,latihan,
intake makanan yang program latihan peningkatan BB dan
berlebihan 2. menunjukan penurunan penurunan BB
berat badan dengan  diskusi bersama klien mengani
pemeliharaan kesehatan kondisi medis yang dapat
optimal mempengaruhi BB
 diskusi bersama klien
kebiasaan, gaya hidup, dan
faktor herediter yang dapat
mempengaruhi BB
 diskusi bersama klien
mengenai risiko yang

32
berhubungan dengan
penurunan BB
 dorongan pasien untuk
merubah kebiasaan makan
 perkiraan BB badan ideal
pasien

3. intoleransi aktivitas Noc : Nic :


berhubungan dengan  1. terapi aktivitas :
intoleransi aktivitas respons
gaya hidup kurang memberi anjuran tentang dan
fisiologis terhadap gerakan
gerak bantuan dalam aktiitas fisik,
yang memakan energy
kognitif, social, dan spiritual
dalam aktivitas sehari-hari
yang spesifik untuk
 ketahanan : kapasitas untu
meningkatkan rentang ,
menyelesaikan
frekuensi, atau durasi aktivitas
 energy psikomotorik :
individu ( atau kelompok)
dorongan dan energy
2. menejemen energy : mengatur
individu untuk
penggunaan energy untuk
mempertahankan
mengatasi atau mencegah
keamanaan aktivitas hidup
kelelahan dan mengoptimalkan
sehar-hari
fungsi
3. menejemen lingkungan :
memanipuasi lingkungan
sekitar pasien untuk
memperoleh manfaat
teraupetik, stimulasi sensori,
dan kesejahteraan
4. bantuan perawatan diri
5. terapi latihan fisik :
menggunakan aktivitas atau

33
protocol latihan yang spesifik
meningkatkan atau
memulihkan gerakan tubuh
yang terkontrol

Implementasi Keperawatan

Diagnosa
NO Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Pola napas tidak 03/03/2020  mengawasi kecepatan/kedalamn nafas.  klien tampak
masih sesak napas
efektif Auskultasi bunyi napas. Selediki
berhubungan adanyaa sianosis, peningkatan R : 27 x/m
dengan  meninggikan kepala tempat tidur 30
penekanan derajat
diafragma  membantu klien mendorong latihan
napas dalam
 membantu pasien mengubah posisi
secara periodic dan ambulasi sedini
mungkin

perubahan pada 03/03/2020  klien tampak


2.  memberikan penyuluhan kepada
nutrisi lebih dari sudah memahami
pasien dan keluarga mengenai cara latihan,
kebutuhan tubuh kebiasaan dan
hubungan antara intake gaya hidup dalam
yang
makanan,latihan, peningkatan BB menurunkan berat
berhubungan badan
dan penurunan BB  ibu dan keluarga
dengan intake
 mendiskusi bersama keluarga klien tampak
makanan yang sudah mulai
mengani kondisi medis yang dapat mengerti serta
berlebihan
mempengaruhi BB menerapkan
kebiasaan gaya
 mendiskusikan atau berbicara hidup dalam
dengan klien tentang kebiasaan, menurunkan BB
klien
gaya hidup, dan faktor herediter
yang dapat mempengaruhi BB

34
 memberi edukasi kepada keluarga
dank lien mengenai risiko yang
berhubungan dengan penurunan BB
 mendorongan pasien untuk merubah
kebiasaan makan
 berikan perkiraan BB badan ideal
pada pasien

 klien tampak
 memberi anjuran tentang dan sudah bisa
bantuan dalam aktiitas fisik, melakukan
kognitif, social, dan spiritual yang aktivitas dengan
spesifik untuk meningkatkan lancar walau
rentang , frekuensi, atau durasi untuk melakukan
aktivitas individu ( atau aktivitas fisik
intoleransi kelompok) belum terlalu bisa
aktivitas  mengatur penggunaan energy
berhubungan untuk mengatasi atau mencegah
dengan gaya 03/03/2020 kelelahan dan mengoptimalkan
3.
hidup kurang fungsi
gerak  memanipuasi lingkungan sekitar
pasien untuk memperoleh manfaat
teraupetik, stimulasi sensori, dan
kesejahteraan
 membantu klien dalam bantuan
perawatan diri
 menggunakan aktivitas atau
protocol latihan yang spesifik
meningkatkan atau memulihkan
gerakan tubuh yang terkontrol

NO Diagnosa Hari/tanggal Implementasi Evaluasi

35
Keperawatan
1. Pola napas tidak 04/03/2020  mengawasi kecepatan/kedalamn nafas.  klien tampak
masih sesak napas
efektif Auskultasi bunyi napas. Selediki
berhubungan adanyaa sianosis, peningkatan R : 27 x/m
dengan  meninggikan kepala tempat tidur 30
penekanan derajat
diafragma  membantu klien mendorong latihan
napas dalam
 membantu pasien mengubah posisi
secara periodic dan ambulasi sedini
mungkin

2.  memberikan penyuluhan kepada


perubahan pada 03/03/2020  klien tampak
nutrisi lebih dari pasien dan keluarga mengenai sudah memahami
cara latihan,
kebutuhan tubuh hubungan antara intake kebiasaan dan
yang makanan,latihan, peningkatan BB gaya hidup dalam
menurunkan berat
berhubungan dan penurunan BB badan
dengan intake  mendiskusi bersama keluarga  ibu dan keluarga
klien tampak
makanan yang mengani kondisi medis yang dapat sudah mulai
berlebihan mempengaruhi BB mengerti serta
menerapkan
 mendiskusikan atau berbicara kebiasaan gaya
dengan klien tentang kebiasaan, hidup dalam
menurunkan BB
gaya hidup, dan faktor herediter klien
yang dapat mempengaruhi BB
 memberi edukasi kepada keluarga BB : 38 Kg
dank lien mengenai risiko yang
berhubungan dengan penurunan BB
 mendorongan pasien untuk merubah
kebiasaan makan
 berikan perkiraan BB badan ideal
pada pasien

36
 memberi anjuran tentang dan
 klien tampak
bantuan dalam aktiitas fisik,
sudah bisa
kognitif, social, dan spiritual yang
melakukan
spesifik untuk meningkatkan rentang
aktivitas dengan
, frekuensi, atau durasi aktivitas
lancar walau
individu ( atau kelompok)
untuk melakukan
intoleransi  mengatur penggunaan energy aktivitas fisik
aktivitas untuk mengatasi atau mencegah belum terlalu bisa
berhubungan kelelahan dan mengoptimalkan
3. dengan gaya 03/03/2020 fungsi
hidup kurang  memanipuasi lingkungan sekitar
gerak pasien untuk memperoleh manfaat
teraupetik, stimulasi sensori, dan
kesejahteraan
 membantu klien dalam bantuan
perawatan diri
 menggunakan aktivitas atau
protocol latihan yang spesifik
meningkatkan atau memulihkan
gerakan tubuh yang terkontrol

Catatan perkembangan
Tgl Dx Implementasi Evaluasi
06/03/2020 1  mengawasi kecepatan/kedalamn nafas. S : ibu klien mengatakan
Auskultasi bunyi napas. Selediki anaknya sudah tidak
adanyaa sianosis, peningkatan merasa sesak napas lagi
 meninggikan kepala tempat tidur 30 O : klien tampak tidak sesak
derajat napas lagi (bernapas
 membantu klien mendorong latihan normal)

37
napas dalam R : 24x/m
 membantu pasien mengubah posisi A : masalah teratasi sebagian
secara periodic dan ambulasi sedini P :intervensi 2 ,3 di lanjutkan
mungkin

2  memberikan penyuluhan kepada S : ibu mengatakan berat


pasien dan keluarga mengenai badan anaknya sudah
hubungan antara intake mulai menurun
makanan,latihan, peningkatan BB O : Berat badan klien terlihat
dan penurunan BB sudah menurun
 mendiskusi bersama keluarga BB : 38 Kg
mengani kondisi medis yang dapat A : Masalah teratasi sebagian
mempengaruhi BB P : intervensi 3 dilanjutkan
 mendiskusikan atau berbicara
dengan klien tentang kebiasaan,
gaya hidup, dan faktor herediter
yang dapat mempengaruhi BB
 memberi edukasi kepada keluarga
dank lien mengenai risiko yang
berhubungan dengan penurunan BB
 mendorongan pasien untuk merubah
kebiasaan makan
 berikan perkiraan BB badan ideal
pada pasien

3  memberi anjuran tentangdan S : ibu klien mengatakan


anaknya sudah
bantuan dalam aktiitas fisik, melakukan aktivitas
kognitif, social, dan spiritual yang fisik namun belum
sepenuhnya
spesifik untuk meningkatkan rentang O : klien nampak sudah bisa
, frekuensi, atau durasi aktivitas melakukan aktivitas
walau belum
individu ( atau kelompok) sepenuhnya

38
 mengatur penggunaan energy A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan
fungsi
 memanipuasi lingkungan sekitar
pasien untuk memperoleh manfaat
teraupetik, stimulasi sensori, dan
kesejahteraan
 membantu klien dalam bantuan
perawatan diri
 menggunakan aktivitas atau protocol
latihan yang spesifik meningkatkan
atau memulihkan gerakan tubuh
yang terkontrol

39

Anda mungkin juga menyukai