Epidemologi Kesehatan NISA
Epidemologi Kesehatan NISA
Oleh:
155070200111014
Reguler 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah terkenal sejak zaman dahulu bahkan
berkembang besamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan
satu sama lain. Epidemiologi bertujuan untuk mengungkapkan penyebab suatu penyakit
atau program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang membutuhkan
pengetahuan ilmu kedokteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi, dan
genetika. Hasil yang diperoleh dari studi epidemiologi dapat digunakan untuk
menentukan pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan, dan meramalkan
hasil pengobatan. Epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu dan
merupakan ilmu yang kompleks karena selain ilmu kedokteran, epidemiologi
membutuhkan ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, dsb (Budiarto, 2003).
Walaupun epidemiologi telah dikenal dan dilaksanakan sejak zaman dahulu,
tetapi dalam pengembangannya mengalami banyak hambatan hingga baru pada
beberapa dasawarsa terakhir ini epidemiologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu. Oleh
karena itu, epidemiologi seolah-olah merupakan ilmu yang baru. Salah satu penyebab
hambatan tersebut adalah belum semua ahli dalam bidang kedokteran pada saat itu
setuju dengan metode yang digunakan dalam epidemiologi. Hal tersebut disebabkan
adanya perbedaan paradigm dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dan metode epidemiologi, terutama pada masa berlakunya paradigm
bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat (Budiarto, 2003).
Padahal epidemiologi mempunyai banyak tujuan dan manfaat di berbagai aspek
yaitu akademik, praktis, klinis, dan administrative. Pada aspek akademik, epdemiologi
merupakan analisis data kesehatan dan social ekonomi untuk mengidentifikasi dan
menginterpretasi perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan
terjadi di masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. Pada aspek praktis,
epidemiologi merupakan ilmu yang ditujuan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menyerang individu, kelompok, atau masyarakat umum. Pada aspek
klinis, epidemiologi digunakan untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi. Sedangkan, pada aspek administrative, epidemiologi merupakan suatu
upaya untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah atau negara
agar masyaratak dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien
(Budiarto, 2003). Sehingga, metode epidemiologi ini sangat membantu dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Salah satu masalah kesehatan yang menjadi urgensi di Indonesia yaitu Kanker.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Berdasarkan data WHO, di Indonesia kanker payudara menempati urutan pertama
diikuti kanker serviks menempati urutan kedua. Hingga tahun 2017, hasil pemeriksaan
dini kanker serviks pada usia 30-50 tahun menggunakan tes Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) atau Pap Smear menunjukkan angka 105.418 IVA positif dan 3.061
dicurigai Kanker Serviks (Kemenkes RI, 2018).
Keberhasilan menembus paradigm negatif epidemiologi berhasil berkat
perjuangan para ilmuwan seperti Hippocrates, John Graunt, John Snow, Lord Kevin, dll
(Budiarto, 2002). Para ilmuwan tersebut telah menciptakan konsep Epidemiologi yang
masih berlaku hingga saat ini untuk meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat.
Dimulai dari upaya pencegahan, deteksi dini, hingga rehabilitasi, terutama pada penyakit
dengan urgensi tinggi, salah satunya Kanker. Maka dari itu, makalah ini akan
menguraikan tentang konsep epidemiologi dan epidemiologi Kanker di Indonesia.
2. Tujuan umum
Memberikan informasi mengenai Epidemiologi Kesehatan.
3. Tujuan khusus
3.1. Menjelaskan tentang definisi Epidemiologi Kesehatan.
3.2. Menjelaskan tentang Konsep Epidemiologi Kesehatan.
3.3. Menjelaskan tentang Epidemiologi Kanker Indonesia.
BAB II
TEORI DAN KONSEP
1. Definisi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, Yaitu epi atau apon yang berarti "pada" atau
"tentang", demos= people yang berarti penduduk, dan logio= knowledge yang berarti ilmu.
Sehingga epidemiologi dapat diartikan: ilmu yang mempelajari kejadian/kasus yang terjadi
pada penduduk/masyarakat. Epidemiologi didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu
definisinya adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan
faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian
dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status
kesehatan, penyakit atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis
kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang, dan
sebagainya (Kasjono, 2008).
Beberapa definisi Epidemiologi berdasarkah tokoh-tokoh Epidemiologi (Rofiqoh, 2014) :
a. Hirach (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe penyakit manusia
b. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu ilmu induktif yang tidak hanya mendeskripsikan distribusi
penyakit, melainkan kesesuaiannya dalam suatu filosofi yang konsisten
c. Greewood (1934)
Epidemiologi adalah suatu penyakit sebagai fenomena massal
d. Lilienfeld (1957)
Epidemiologi adalah studi distribusi suatu penyakit atau kondisi dalam populasi dan
faktor yang mempengaruhi distribusi
e. Taylor (1963)
Epidemiologi adalah studi kesehatan atau penyakit dalam populasi
f. McMahon, Pugh & Ipsen (1970)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada manusia
g. Last, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan penentu dari
keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu
dan penerapan dari hasil studi tersebut untuk penanggulangan masalah kesehatan
h. Noor Nasri Noor, 1997
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu populasi tertentu
i. Mac Mahon, 1970 ; Omran, 1974
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan status
kesehatan dan kejadiannya dalam suatu populasi.
j. Azrul Azwar, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Konsep Epidemiologi
2.1. Sejarah perkembangan epidemiologi
Menurut Bustan, 2006:
a. Hippocrates 460 – 377 SM (Ahli epidemiologi pertama)
1) Ahli Epidemiologi yang pertama yang menjelaskan terjadinya penyakit
dari dasar yang rasional. Buku yang ditulis: Epidemic I, Epidemic II, On Airs,
Waters, and Places. Memperkenalkan istilah epidemic dan endemic
2) Menyatakan bahwa “Proses penularan penyakit berkaitan dengan faktor
lingkungan”. Tertuang dalam tulisan “Epidemics” dan catatan “Airs, Waters and
Places”.
3) Masalah penyakit di masyarakat dan berbagai teori tentang hubungan
sebab akibat terjadinya penyakit di masyarakat Konsep epidemiologi
pertama
b. Galen 129 – 199 M
1) Ahli bedah tentara romawi dan Bapak “Fisiologi Eksperimental” dan
pencetus teori miasma yang menjelaskan faktor prokatartik (cara hidup orang)
dan temperamen mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Teori miasma menjelaskan bahwa penyakit timbul akibat sisa dari mahluk
hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran / polusi udara dan
lingkungan.
2) Menyatakan bahwa pengaruh lingkungan (geografi dan iklim) disebut
miasma (istilah umum untuk partikel dalam udara). Contoh : Malaria udara
buruk.
c. Thomas Sydenham (1624 – 1689)
Dikenal sebagai “Hippocrates Inggris” dan Bapak Epidemiologi. Menjelaskan
bahwa atmosfer mengakibatkan perubahan konstitusi epidemik
d. Noah Webster (1758 – 1843)
Pengumpul American Dictionary. Menjelaskan bahwa epidemik berkaitan dengan
faktor lingkungan
e. Pengembang Konsep Kontagion dan Teori Germ Penyakit
Teori kontagion menjelaskan tentang suatu penyakit terjadi karena terjadi proses
kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Dengan kata lain sebagai
suatu penularan penyakit atau zat penular. Contoh : bersentuhan, berciuman,
hubungan seksual, pemakaian jarum sunti bersamaan, handuk dan alat makan, dll.
Sedangkan teori germ (teori jasad renik) dikenal karena pengaruh ditemukannya
mikroskop sebagai suatu alat yang bisa melihat kuman (mikroorganisme) yang
dianggap sebagai timbulnya suatu penyakit.
1) Hieronymous Frascastorius (1478 – 1553)
Seorang sastrawan dan dokter dari Italia. Menjelaskan bahwa penyakit
disebabkan oleh “germ”. Penyakit ditransmisikan dari orang ke orang melalui
suatu partikel yang sangat kecil
2) Igmatz Semmelweis (1818 – 1865)
Seorang Ahli Obstetri dari Hungaria. Menjelaskan bahwa demam nifas dapat
direduksi jika para dokter mencuci tangan sebelum menolong persalinan
3) Edward Jenner
Seorang penemu vaksin cacar )di akhir tahun 1700). Mendukung teori
Fracastorius dan menerima teori germ penyakit
4) Louis Pasteur
Berkontribusi dalam menguatkan teori germ penyakit dengan
mendemonstrasikan efektivitas imunisasi pada pencegahan rabies dalam
tahun 1885. Namun belum mampu mengisolasi virus rabies menghalau teori
miasma
f. Tokoh Kelahiran Vital Statistik
1) John Graunt (1662)
Seseorang yang melakukan analisis data mortalitas dalam tahun 1662. Dia
juga melakukan kuantifikasi yang pertama dari pola kelahiran, kematian dan
kejadian penyakit. Selain itu, mencatat perbedaan laki-laki dan perempuan,
kematian bayi yang tinggi, perbedaan urban-rural, dan variasi musiman.
2) Willian Farr (1839)
Seseorang yang melakukan pengumpulan data secara sistematik dan statistik
kematian di Inggris. Dia dikenal sebagai Bapak Statistik vital moderen dan
surveilens. Dia memperluas analisis data morbiditas dan mortalitas
epidemiologi serta melihat efek status perkawinan, pekerjaan dan ketinggian
g. Tokoh pada Studi Epidemiologi Klasik Awal
1) James Lind
Seseorang yang melakukan studi epidemiologi ekperimen pada etiologi dan
pengobatan scurvy (1753) dengan hasil bahwa dengan memakan jeruk
merupakan obat untuk scurvy
2) P L Panum
Seseorang yang mempelajari studi epidemiologi klasik tentang penyakit campak
di pulau Faroe (1875)
3) John Snow (1813 – 1858)
Sebagai ahli anestesi dan melakukan serial investigasi kolera di London.
Dikenal sebagai Bapak Epidemiologi Lapangan yang melakukan studi epidemik
kolera (1854).
Melakukan penelitian tentang penyebab kematian karena kolera di London
1848-1849 dan 1853-1854). Menjelaskan bahwa terdapat asosiasi antara
sumber air minum dan kematian akibat kolera, dimana penyakit kolera
menyebar karena adanya air yang terkontaminasi.
4) Doll and Hill dkk ( 1950-an)
Mempelajari huungan. antara merokok dan kanker paru dan melakukan studi
follow-up jangka panjang terhadap para dokter di Inggris. Dengan hasil bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan perkembangan
kanker paru. Pelopor epidemiologi klinik.
5) (Dawber, Kannel, dan Lyell, 1963. Gordon, Castelli, Hjortland, Kannel,
dan Dawber, 1977)
Melakukan riset epidemiologi pada penyakit kronik
6) (Freedman, Chear, Srinivasan, Webber, dan Berenson, 1985)
Bogalusa Heart Study
7) (Stamler, Wentworth, dan Neaton, 1986)
Multiple Risk Factor Intervention Trial
2.2. Ruang lingkup epidemiologi
Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat
menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga
mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian
terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar bidang kesehatan. Ruang lingkup
epidemiologi, meliputi (Noor, 2000) :
a. Epidemiologi Penyakit Menular
b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c. Epidemiologi Klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan
oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/dokter tentang cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
d. Epidemiologi Kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi
berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
e. Epidemiologi Gizi
Digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat
hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
f. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Bentuk ini merupakan salaah satu sistem pendekatan manajemen dalam
menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu.
g. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta
menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada
lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja
h. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa
dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam
masyarakat.
i. DLL
Ruang Lingkup Epidemiologi :
a. Definisi penyakit
b. Kejadian penyakit
c. Penyebab penyakit
d. Keluaran penyakit
e. Pengelolaan penyakit dan pencegahan penyakit
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri
sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat.
Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan
memotong mata rantai pada berbagai titik.
c. Model Lingkaran atau Roda
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan
identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan
tidak begitu menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara
manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing
lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
b) Attack Rate
Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus selama epidemi atau
incidence rate pada suatu epidemi yang terjadi di kalangan penduduk.
Rumus :
Jumlah kasus selama epidemi
Attack Rate = x 1000
Populasi yang mempunyai resiko−resiko
c) Prevalence Rate
Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah orang di
kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu
tertentu.
Rumus :
Jumlah kasus−kasus penyakit yang ada pada suatutitik waktu
Prevalence Rate = x 100 0
Jumlah penduduk seluruhnya
d) Period Prevalence
Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah rata-rata
orang di kalangan penduduk (mid period population) yang menderita suatu
penyakit selama periode tertentu.
Rumus :
Jumlah kasus penyakit yang ada selama periode
Period Prevalence = x 1000
Penduduk rata−rata dari periode tersebut
2) Ratio
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
X X = Kasus
Rumus = ----- x K Y = Pop. Risiko
Y K = Konstanta
3) Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut.
Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi
dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-
masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu.
X X = Kasus
Rumus = --------- x K Y = Pop. Risiko
X+Y K = Konstanta
2) Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah
kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan
jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun
Rumus :
Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada olongan umur tertentu
ASDR= x 1000
Jumlah golongan umur tertentu pada pertengahan tahun yang sama
3) Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka Kematian Akibat
Penyakit Tertentu
Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu adalah Jumlah kematian karena TBC di
satu daerah dalam waktu satu tahun dengan jumlah penduduk rata-rata
(pertengahan tahun) pada daerah dan tahun yang sama
Rumus :
Jumlah kematianpenyakit di suatudaerah dalam waktu 1 tahun
CDSDR= x 1000
Jumlah penduduk rata−rata ( pertengahan tahun ) pada daerah∧tahun yang sama
PMR=( Jumlah kematian janin yang dilahirkan pd UK 28 mgg+ Jumlahkematianbayi dg umur <7 tahun
Jumlah kelahiran hidup padatahun yang sama ) x1
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut :
a) Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Penyakit infeksi terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
c. Ukuran yang dipakai untuk menghitung angka kesuburan atau fertilitas, meliputi :
1) Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun
per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus :
Jumlah kelahiran hidup yang dicatat
CBR= x 1000
Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk :
a) Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
b) Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk
2) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada
golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama.
Rumus :
Jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat
ASFR= x 1000
Jumlah penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama
3. Kasus epidemiologi
3.1. Definisi Kanker
Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal
sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker, sedangkan tumor adalah
kondisi dimana pertumbuhan sel tidak normal sehingga membentuk suatu lesi atau
dalam banyak kasus, benjolan di tubuh (Infodantin, 2015).
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh
umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol
oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker paru tidak hanya
merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama
kematian akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun kanker paru juga memiliki
persentase kasus baru cukup tinggi pada penduduk perempuan, yaitu sebesar
13,6% dan kematian akibat kanker paru sebesar 11,1%. Data GLOBOCAN tersebut
menunjukkan bahwa kasus baru dan kematian akibat kanker hati pada penduduk
laki-laki maupun perempuan memiliki persentase yang hampir berimbang,
sedangkan kanker payudara dan kanker prostat memiliki persentase kematian yang
jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase kasus baru, sehingga jika
penyakit kanker tersebut dapat dideteksi dan ditangani sejak dini maka
kemungkinan sembuh akan lebih tinggi (Infodanti, 2015).
Tabel 2. Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker Serviks dan
Payudara pada Perempuan, Kanker Prostat pada Laki-laki (‰) Menurut Provinsi
Tahun 2013
Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan
prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar
0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks
tertinggi yaitu sebesar 1,5‰, sedangkan prevalensi kanker payudara tertinggi
terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4‰. Berdasarkan estimasi
jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbanyak terdapat pada
Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah. Prevalensi kanker prostat di
Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 0,2‰ atau diperkirakan sebanyak 25.012
penderita. Provinsi yang memiliki prevalensi kanker prostat tertinggi adalah D.I.
Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan yaitu sebesar 0,5‰,
sedangkan berdasarkan estimasi jumlah penderita penyakit kanker prostat
terbanyak berada pada Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah (Infodatin,
2015).
Gambar 2. Estimasi Jumlah Kasus Baru dan Jumlah Kematian Akibat Kanker di
RS Kanker Dharmais Tahun 2010-2013
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa penyakit kanker terbanyak di RS
Kanker Dharmais selama 4 tahun berturut-turut adalah kanker payudara, serviks,
paru, ovarium, rektum, tiroid, usus besar, hepatoma, dan nasofaring. Kanker
limfoma non-hodgkin berada pada urutan ke-10 penyakit kanker terbanyak pada
tahun 2010 dan 2011, namun pada tahun 2012 dan 2013 urutan ke-10 penyakit
kanker terbanyak adalah kanker jaringan lunak. Selama tahun 2010-2013, kanker
payudara, kanker serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit terbanyak di
RS Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian akibat kanker
tersebut terus meningkat (Infodatin, 2015).
3.5. Pencegahan
Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan promosi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui perilaku CERDIK, yaitu Cek
kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet
seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan
faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian
dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status
kesehatan, penyakit atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis
kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang, dan
sebagainya. Metode epidemiologi sangat penting dalam dunia kesehatan guna mengetahui
status kesehatan masyarakat di suatu wilayah atau negara sehingga tenaga kesehatan
dapat memberikan tindakan mulai dari pencegahan, pengobatan, sampai dengan
rehabilitasi secara dini, efektif, dan efisien kepada masyarakat. Dengan menggunakan
metode epidemiologi kualitas kesahatan suatu wilayah atau negara dapat meningkat.
2. Saran
Epidemiologi kesehatan sangat penting untuk tenaga kesehatan dalam menentukan
arah tindakan guna meningkatkan kualitas kesehatan suatu wilayah atau Negara. Sehingga,
diharapkan pemerintah lebih sering memperbarui data epidemiologi di Indonesia agar
tenaga kesahatan dapat memperoleh data yang up to date.
DAFTAR PUSTAKA
Kasjono, Heru Subaris dan Heldhi B. Kristiawan. 2008. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta :
Mitra Cendekia.
Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta
Nahawa, Siti. 2011. Diktat Epidemiologi dalam Kebidanan. Polewali Mandar : Stikes Bina
Generasi.
Noor, Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi
2011, Juli. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara : Jakarta Barat
Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan, M. N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Dainur. 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Entjang, Indan. 1979. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung : Penerbit Alumni
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker
Serviks (IVA) menurut Provinsi s.d tahun 2017. Lampiran 6.41.
Depkes RI. 2015. Infodatin Situasi Penyakit Kanker. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.