Anda di halaman 1dari 1

LESTARI ROHMATILAH (K7118137/ 35)

Opini Saya Mengenai Kondisi Tersebut dan Hal Yang Seharusnya Terjadi di
Masyarakat Tentang Hak dan Kewajiban Penyandang Disabilitas
Dalam video tersebut terdapat seorang penyandang disabilitas fisik bernama Obrn Sianipar
yang melaporkan dugaan pelanggaran hak penyandang disabilitas dalam proses seleksi di
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). DPR telah menyesahkan UU No.8 th 2016 tentang penyandang disabilitas.
Kehadiran UU ini diharapkan bisa memberikan hak dan kesempatan yg lebih baik bagi
penyandang disabilitas yg ada di Indonesia. Mulai dari hak untuk hidup, mendapat pekerjaan,
pendidikan hingga kemudahan untuk mengakses fasilitas umum. Namun sayangnya UU
belum sepenuhnya mengakomodir untuk penyandang disabilitas.
Berdasarkan kondisi tersebut saya setuju bahwa penetapan UU itu sebenarnya merupakan
salah satu hal yg penting bagi Indonesia. Indonesia sudah menetapkan UU ini tahun 2016
sudah ratifikasi konvensi tahun 2011 tetapi kita masih sangat terbatas upaya pelaksanaannya.
Upaya pelaksanaan pemenuhan HAM seharusnya sejalan sesuai dengan UU yang telah
ditetapkan namun kenyatannya sampai saat ini masih terdapat banyak kasus tentang keadian
dalam pelaksanaan HAM untuk penyandang disabilitas. Hal ini menjadikan Pemerintah
belum sepenuhnya optimal dalam menjalankan UU tersebut. Maka dari itu, menurut saya
perlunya upaya penegakan HAM khusus bagi para penyandang disabilitas seperti
dibentuknya Komnas HAM untuk penyandang disabilitas agar pelaksanaan dalam kehidupan
sejalan dengan dibentuknya UU yang sudah ada yaitu UU No 8 Tahun 2016 dan tidak ada
lagi ketidakadilan hak asasi bagi penyandang disabilitas.

Terkait Hal yang Seharusnya Terjadi di Masyarakat Tentang Hak dan Kewajiban
Penyandang Disabilitas

Pertama UU ini cukup detail yaitu lebih dari 160-an lebih pasal. Aspek yg diatur dalam
konteks kasus video tadi adalah hak atas pekerjaan. Tapi di luar itu ada juga terdapat hak-hak
yang seharunya sudah terlaksana bagi penyandang disabilitas antara lain yaitu:
Penghormatan terhadap martabat, otonomi individu, tanpa diskriminasi, partisipasi penuh,
keragaman manusia dan kemanusiaan, kesamaan kesempatan, kesetaraan, aksesibilitas,
kapasitas yang terus berkembang dan identitas anak, inklusif, perlakuan khusus dan
pelindungan lebih, dan diperlakukan sama di depan hukum. Berdasarkan hal tersebut tertulis
jelas bahwa UU ini mengatur beberapa prinsip-prinsip yg sangat baik yang seharusnya
dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat. Soal non diskriminasi, kesetaraan, akses,
penghormatan hak secara menyeluruh, dll.

Dalam pelaksanaan di kehidupan masyarakat berdasarkan hak dan kewajiban bagi


penyandang disabilitas bahwa UU ini mengatur bahwa negara sebaiknya membentuk Komisi
Nasional Penyandang Disabilitas. Kemudian mengenai PP (peraturan pelaksana) juga harus
diatur untuk terselenggaranya hak dan kewajiban penyandang disabilitas. Beberapa pihak
pemerintah dan lain membentuk unit khusus disabilitas. Unit-unit ini harusnya menjadi
pengawal ketika ada hal-hal seperti ketidakadilan atau sejenisnya. Sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan UU no 8 tahun 2016 dengan kehidupan
masyarakat perlu adanya aspek substansi dari peraturan tersebut yang mengatur soal berbagai
hak tetapi juga harus ada aspek kelembagaan yang juga harus dipenuhi seperti Komnas
Penyandang Disabilitas dan Peraturan Pemerintah tentang hak dan kewajiban penyandang
disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai