Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDUAL

PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

PRATIKUM BIOLOGI UMUM II


REFERENSI TENTANG :

PENGAMATAN PARTIKEL DEBU DAN PENGAMTAN LICHENES


SEBAGAI BIOINDIKATOR

Oleh : Pino
Rinando
NIM : 4 1312
10010
Jurusan kimia
Kelas: Kimia NK-13
F – M I P A

UNIVERSITAS NEGRI M
EDAN

Jenis-jenis pencemaran udara


PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Dilingkungan, terdapat beberapa jenis pencemaran udara. Jenis-jenis pencemaran


udara dapat dibagi menjadi beberapa macam, tergantung dari mana pembagian tersebut
dilihat. Jenis-jenis pencemaran udara menurut Sunu (2001) dapat dibagi menjadi berdasarkan
bentuknya, berdasarkan tempat, berdasarkan gangguan dan efeknya bagi kesehatan,
berdasarkan susunan kimia serta berdasarkan asal pencemaran udara tersebut.

Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):

Berdasarkan Bentuk 

1. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau
menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx.
2. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah- zarah kecil
yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan
secara bersama-sama. Contohnya: debu, asap, kabut, dan lain-lain.

Berdasarkan Tempat 

1. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga udara tidak
bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan bangunan lainnya.
Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur tradisional
ketika memasak, dan lain-lain.
2. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga udara bebas
seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.

Berdasarkan Gangguan atau Efeknya Terhadap Kesehatan 

1. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh, seperti
SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
2. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu
melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S, NH3, dan CH4
3. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan
pencemaran udara dalam ruang. Contohnya; Formaldehide dan Alkohol.
4. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti
Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.
PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Berdasarkan Susunan Kimia 

1. Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos,
ammonia, asam sulfat, dan lain-lain.
2. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida,
beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.

Berdasarkan Asalnya 

1. Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang
menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya: CO2 yang
meningkat diatas konsentrasi normal.
2. Sekunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi anatara zat
polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN).

Dampak polusi udara bagi kesehatan manusia


dan lingkungan
  
1.  GANGGUAN KESEHATAN
Kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan
masyarakat.  Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam baku
mutu udara ambient dan baku mutu emisi.
Berbagai polutan udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan makhluk
hidup lain antara lain:

a.  Karbon monoksida


Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah seningga
menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh.  Efek yang ditimbulkan
diantaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak,
dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat pula berdampak pada kulit dan menyebabkan
masalah jangka panjang pada penglihatan.
PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Konsentrasi CO Konsentrasi COHb Gangguan pada tubuh


di udara (ppm) dalam darah (%)
3 0,98 Tidak ada
5 1,30 Belum begitu terasa
10 2,10 Gangguan sistem saraf sentral
20 3,70 Gangguan panca indra
40 6,90 Gangguan fungsi jantung
60 10,10 Sakit kepala
80 13,30 Sulit bernafas
100 16,50 Pingsan - kematian

b.  Sulfur oksida, nitrogen oksida dan ozon


Gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan
iritasi mata dan saluran pernapasan.
Menghirup ketiga gas tersebut dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan gangguan
pernapasan kronis seperti bronkitis, amfisema, dan asma.  Penyakit-penyakit ini umumnya
ditandai dengan kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ pernapasan.
Gas-gas ini juga dapat memperparah gagguan pernapasan yang sedang diderita seseorang.
Sulfur oksida dan ozon dapat membahayakan kehidupan tumbuhan karena beersifat racun
bagi tumbuhan.
Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi jauh lebih
tinggi dari pada yang diperlukan untuk merusak tanaman.  Kerusakan pada tanaman terjadi
pada konsentrasi sebesar 0,5 ppm, sedangkan konsentrasi yang berpengaruh terhadap
manusia seperti pada table berikut:
Konsentrasi (ppm) Pengaruh
3-5 dapat dideteksi dari baunya
8 - 12 mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 mengakibatkan iritasi mata, batuk. 
Merupakan kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk kontak dalam waktu
lama.
50 - 100 Merupakan kadar  maksimum yang
diperbolehkan untuk kontak dalam waktu
singkat
PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

400 – 500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

Oksida nitrogen memiliki dua macam bentuk yaitu NO dan NO2.  Penelitian terhadap
aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan NO2 empat kali lebih beracun
dari pada NO, tetapi No pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami
oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun terutama terhadap paru-paru.

Oksidan fotokimia seperto ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata.  Kontak dengan ozon
pada konsentrasi 1,0 sampai 3,0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing yang berat dan
kehilangan koordinasi pada beberapa orang yang sensitive.  Kontak dengan ozon pada
konsentrasi sekitar 3,0 ppm selama beberapa waktu mengakibatkan edema pulmonary pada
kebanyakan orang.

c.  Materi partikulat


Materi-materi partikulat yang banyak terdapat di area pabrik, konstruksi bangunan, dan
pertambangan seperti serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa, dan serat asbes, dapat
menyebabkan penyakit paru-paru.  Tingkat keparahan penyakit dapat beragam, mulai dari
peradangan sampai pembentukan tumor paru-paru.
Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan bebagai macam
penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.  Pneumoconiosis adalah penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di
dalam paru-paru.  Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran
pernapasan bagian tengah, sedangkan partikel yang berukuran 1 sampai 3 mikron akan masuk
ke dalam kantung udara paru-paru kemudian menempel pada alveoli.  Partikel yang kurang
dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah kegiata indutri dan
teknologi antara lain:
1)      Silikosis
Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2 yang terhisap masuk ke
paru-paru, kemudian mengendap dengan masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun.  Penyakit
silikosis di tndai dengan sesak napas yang disertai batuk, seringkali tidak disertai dahak.  Bila

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

silikosis sudah berat, sesak napas akan semakin parah, kemudian diikuti dengan hipertropi
jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
2)      Asbestosis
Penyakit asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes, yaitu campuran dari berbagai
macam silikat terutama magnesium silikat.  Gejala yang ditunjukkan berupa sesak napas dan
batuk dengan dahak.  Pemeriksaan pada dahak akan menunjukkan adanya debu asbes dalam
dahal tersebut.  Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar atau melebar.
3)      Bisinosis
Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh serat kapas.  Masa
inkubasinya yaitu sekitar 5 tahun,  dengan tanda-tanda awal berupa sesak napas dan terasa
berat pada dada.  Pada bisinosis tingkat lanjut atau berat, biasanya diikuti dengan penyakit
bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4)      Antrakosis
Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batu bara.  Masa
inkubasi antara 2 sampai 4 tahun.  Karena pada debu batu bara terkadang juga terdapat debu
silikat, penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silikosis sehingga disebut
silikoantrakosis.
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
        Antrakosis murni
        Silikoantrakosis
        Tuberkolosilikoantrakosis
5)      Beriliosis
Beriliosis disebabkan oleh debu logam, baik berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun
dalam bentuk halogenida.  Debu logam dapat menyebabkan nesoparingitis, bronchitis, dan
pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. 
Penyakit beriliosis banyak timbul pada pekerja industry yang menggunakan logam campuran
berilium, tembaga, seng, mangan, pada pekerja pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung
radio, dan pengolahan bahan penunjang industry nuklir, dengan masa inkubasi 5 tahun. 
Penyakit beriliosis ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak
napas. 

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Materi partikulat lain yang dapat membahayakan kesehatan adalah timbal.  Timbal sangat
beracun (toksik) dan dapat terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai sistem
tubuh, seperti sistem pencernaan dan sistem saraf, fungsi jantung dan ginjal.
Anak-anak lebih rentan terhadap efek timbal dibandingkan orang dewasa.  Timbal dapat
menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa
timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan.

d.  Asap rokok


Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan formaldehid
yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti ganggua pernapasan,
penyakit jantung dan kanker paru-paru.

e.  Zat-zat penyebab kanker


zat-zat penyebab kanker antara lain kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen,
trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon).  Zat-zat tersebut umumnya merupakan jenis
polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutans).

f. Suara
Kontak dengan suara bising dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan organ
pendengaran yang bersifat permanen (tuli). 
Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di atas 50 dB.  Gangguan
yang timbul terutama pada system pendengaran, sedangkan gangguan lain diantaranya:
        Ketegangan yang pada akhirnya menyebabkan sulit tidur
        Perubahan tekanan darah
        Perubahan denyut nadi
        Dapat mengganggu janin dalam kandungan
        Kontraksi perut
        Gangguan jantung
        Gangguan ingatan
        Gangguan kejiwaan, strees bahkan gila serta penyakit-penyakit lain.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

g. Bahan radioaktif
Polusi bahan radioaktif berasal dari debu radioaktif yang berasal dari ledakan bom dan
reactor atom.  Bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh α, β, γ, serta partikel neutron hasil
pembelahan inti.  Dampak polusi bahan radioaktif, antara lain:
        Terjadinya perubahan struktur zat dan pola reaksi kimia sehingga dapat merusak sel
tubuh
        Penurunan kemampuan otak
        Penurunan sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun
        Kehilangan nafsu makan
        Turunnya berat badan
        Diare dan demam
        Peningkatan denyut jantung
        Pusing-pusing
        Kanker darah (leukemia)
        Kanker tulang akibat konsentrasi Sr dalam tulang yang mengandung Ca.
2.   ASBUT
Istilah asbut (asap kabut) di adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke dan fog).
Istilah ini muncul sekitar awal abad ke-20, ketika asap dan kabut tebal tampak di kota
London akibat revolusi industri di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat dibedakan menjadi asbut industri dan
asbut fotokimia.
Polutan utama penyebab asbut industri adalah sulfur oksida dan materi partikulat yang
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri, warnanya tampak keabuan.  Asbut
ini sering terlihat keluar dari cerobong asap pabrik.
Polutan utama penyebab asbut fotokimia adalah nitrogen oksida yang berasal dari kendaraan
bermotor dan hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber.  Kedua polutan ini akan
mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon.  Ozon tersebut dapat bereaksi dengan berbagai
polutan udara lainnya membentuk ratusan jenis polutan sekunder yang membahayakan
kesehatan.  Nitrogen oksida menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna kecoklatan. 
Asbut ini sering terlihat di langit kota-kota besar, seperti Jakarta.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Asbut dapat mengganggu penglihatan sehingga menghambat berbagai aktivitas manusia,


seperti penerbangan.  Selain itu, asbut juga mengganggu pernapasan sehingga dapat
menyebabkan kematian.  Contoh akibat asbut yang fatal adalah asbut industri yang terjadi
pada tahun 1952 di kota London, yang menyebabkan kematian 12.000 orang.  Di Indonesia,
kasus asbut cukup sering terjadi, misalnya akibat kebakaran hutan di Kalimantan dan
Sumatra atau karena banyaknya pabrik dan kendaraan bermotor di kota-kota besar.

3.  HUJAN ASAM


Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah enam) karena CO 2 dengan
uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan.  Namun berbagai polutan udara dapat
meningkatkan keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam.

Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6.  Polutan yang
menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida.  Zat-zat ini di atmosfer
akan bereaksi dengan uap air, membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.  Air hujan tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan.
Dampak dari hujan asam di antaranya adalah: 
         Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya.  Suatu
penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan
populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.
         Merusak tanaman.  Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga
menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
          Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan.  Air yang tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
         Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil dan pagar,
monumen dan patung atau komponen bangunan.
         Menyebabkan penyakit pernapasan
         Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

4.  PEMANASAN GLOBAL


Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi, akibat efek rumah
kaca.
Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di
lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisandi
atmosfer.
Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan udara,
seperti :
-          Karbondioksida (CO2)
-          Metan (CH4)
-          Nitrat oksida (N2O)
-          Hidrofluorokarbon (HFC)
-          Klorofluorokarbon (CFC)

Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan


meningkatkan suhu air laut.  Dampak lebih lanjut antara lain:
         Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
         Menimbulkan banjir di daerah pantai.
         Dapat menenggelamkan pulau-pulau da kota-kota besar yang berada di tepi laut.
         Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
         Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal
         Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan.  Kekeringan akan
mengakibatkan banyak tanaman mati sehingga di beberapa tempat dapat mengalami
kekurangan makanan.
         Akan terjadi angin besar di berbagai tempat.
         Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
         Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia yang tidak mampu berpindah
atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
Meningkatnya suhu global juga diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain,
seperti meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

5.   PENIPISAN OZON DI LAPISAN STRATOSFER


Sejumlah senyawa polutan yang dapat menghancurkan ozon sehingga jumlahnya berkurang
adalah senyawa yang mengandung unsur klorin (Cl) dan bromin (Br). 
Contohnya adalah klorofluorokarbon (CFC), yang berasal terutama dari aerosol, lemari
pendingin dan pendingin udara (AC). 
Contoh senyawa lain adalah metil bromida yang dapat ditemukan dalam pestisida dan metil
kloroform serta karbon tetraklorida yang banyak digunakan sebagai pelarut di industri.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan sebagian besar radiasi sinar UV terpancar ke
permukaan bumi.  Sinar UV memiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup,
diantaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan, dan pada akhirnya
menurunkan populasi makhluk hidup.  Penelitian menunjukkan bahwa penuruna populasi
fitoplankton dan ikan-ikan di perairan antartika berhubungan langsung dengan penipisan
ozon tersebut.

Polusi Udara 
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil
merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat
menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya
merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx,
CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi,
disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan
pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM
kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 μm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu
dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel
seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru
(trakheobronkial); sedangkan fine PM (<2,5 μm)  dan ultrafine (<0,1 μm)berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran
napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran
ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan
juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk
digunakan sebagai dasar referensi 

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA 


Pollutan                      Waktu
PM10 (μg/m3)     150 (/24jam) 50 (/tahun)
PM2,5 (μg/m3)    65 (/24 jam) 15 (/tahun)
Ozone (ppm)        0.12 (/1jam) 0.08 (/8 jam)
NO2 (ppm)          0.053 (/tahun)
SO2 (ppm)         0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun)

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum 


Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya
di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang
bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit
jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan polutan
udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran
pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi
pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada
efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan
pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh
polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya deposit polutan
dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 μm)   dapat dengan mudah terserap
masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka
panjang polutan terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2. 

Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala
penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang
bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system
imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran
napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas
tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate. 
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran
polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar
makrofag pada paru).

Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang 
Pajanan jangka pendek
- Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter,
akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
- Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
- Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
- Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
- Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
Pajanan jangka panjang
- Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
- Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif
kronis)
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin 
- Kanker 
Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society) 2005

Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan 


Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk
di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak
jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita
penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan
terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu
lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan
lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan.

Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan
sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial
dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung
koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker
(paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up
hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat
mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala
pernapasan yang mengganggu aktivitas. 

Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi
fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds.
Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan
menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat
menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia
menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan
asma. 

NOx dan SOx


NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya
dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi
menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit
kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat
penyakit-penyakit tersebut.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Read more: http://sectoranalyst.blogspot.com/2012/08/dampak-polusi-udara-terhadap-
kesehatan.html#ixzz2OW9AYmjJ

BAB II
PEMBAHASAN
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

A.    Udara
      Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus sekaligus
yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan pemasukan /
menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama manusia hidup. Dialam
bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.
      Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang
terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk
hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek
negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
      Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat luas.
B.     Dampak Polusi Udara
1.      Terhadap kesehatan manusia
Telah lebih dari dua dasawarsa ini penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
gangguan saluran pernafasan lain selalu menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit
terbanyak yang dilaporkan oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat seperti:
Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan
penyakit gangguan saluran pernapasan lain adalah: rendahnya kualitas udara di dalam rumah
dan atau di luar rumah baik secara biologis, fisik, maupun kimia. 
Hampir semua penyakit dan kematian yang terkait dengan pencemaran udara tersebut tercatat
dan dilaporkan oleh Departemen Kesehatan melalui rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan
provinsi dan kota/kabupaten. Namun, baik di tingkat pusat, provinsi, kota atau kabupaten,
struktur organisasi yang spesifik menangani penanggulangan berikut pengawasan dampak

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

kesehatan kualitas udara tersebut belum ada di institusi kesehatan. Sehingga, situasi dan
kondisi ini dapat memperlemah upaya penanggulangan dampak kesehatan pencemaran udara
berikut surveilans-nya. Dimana pada gilirannya, berakibat pada lemahnya informasi tentang
kondisi senyatanya dampak kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara.

C.    Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas, Dampak polusi udara terjadi sebagai efek negatif dari
pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Secara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat dan polusi gas.

1.        Partikulat
Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan /
bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
Aerosol: tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang diudara.
Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan angin.
Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
Smoge: campuran dari smoke dan fog.

2.         Gas
Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung
sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada
saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous olfactory)
Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2): gas-gas ini
berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik
pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan
saluran napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap
menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak indra
penciuman.
Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran
menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik,
karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi
jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.
Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.

3.         Gangguan Kesehatan


Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4
yaitu:
Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada
bagian atas.
Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau
berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah
dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.

4.     Pengendalian Emisi


Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi, perlu
dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:
Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar tidak
ikut terlepas kelingkungan.
Pengendap Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya
sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon.
Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara perlahan
sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13
TUGAS INDIVIDUAL
PRATIKUM BIOLOGI UMUM II

Pengendap Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok
untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini berupa tabung silinder yang
dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif
dan tertarik kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
Filter Basah: untuk  memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang digunakan
adalah larutan penyerap.
Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.
Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum
menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi
reaktor  kimia yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap
air dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2  bereaksi menjadi uap air membentuk
H2SO4  (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat)
yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan
asam, air hujan dengan Ph 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.
Dampak dari hujan asam antara lain:
Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah.
Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan
sebagai satu-satunya air mandi.

PINO RINANDO
4131210010
KIMIA NK -13

Anda mungkin juga menyukai