BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ibu hamil secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin,
dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan
wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Antenatal care atau
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan
bayi.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
2012).
setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
11
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
terdiri dari :
1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi.
1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
4. Posyandu
12
2.1.5 Jadwal Pemeriksaan ANC
dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3. Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan
13
Menurut Kemenkes RI (2010) terdapat enam standar dalam pelayanan
normal.
6. Persiapan persalinan bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
14
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat.
mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah menunjukkan
berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur untuk pemeriksaan
pra lahir mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari
pada wanita yang mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat
periksa kehamilan. Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono,
2012).
Kunjungan ibu hamil adalah pertemuan antara ibu hamil dan petugas
kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang
datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang
15
dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya ataupun di puskesmas (Kemenkes RI,
2015).
Kunjungan K-4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
kontak sebagai berikut : minimal 1 kali pada triwulan I, minimal 1 kali pada triwulan
II, dan minimal 2 kali pada triwulan III (Kemenkes RI, 2015).
ataupun kelangsungan program KIA (Kemenkes RI, 2015) Rumusnya adalah sebagai
berikut :
dengan standar, paling sedikit empat kali syarat kunjungan selama periode
antenatal yaitu:
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu
16
Dewi (2011) menyatakan bahwa pada saat ibu hamil melakukan
kebutuhan ibu.
3) Perencanaan persalinan
2. Kunjungan II (15-28 minggu) dan III (29-36 minggu) bertujuan untuk hal-hal
berikut ini:
perkemihan
3. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir bertujuan untuk hal-hal berikut ini:
1. Ibu seringkali tidak berhak memutuskan sesuatu; karena hal itu hak suami
17
2. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi
kesehatan.
kesehatan pemerintah.
8. Ibu dan atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak
2.2.4 Progaram K4
pelayanan kebidanan.
2. Setiap ibu hamil dibuatkan kartu ibu atau buku KIA untuk mencatat hasil
pemeriksaan kehamilan.
18
3. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehammilan.
sebagai berikut :
terjadi komplikasi
2.3 Epidemiologi
19
1. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu
kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar trimester satu selama masa
sebagai berikut:
mungkin.
adalah kesempatan untuk mengenalifaktor risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu
dan menyusui.
20
Informasi yang diberikan sebagai berikut :
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu
mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1
berbeda-beda dalam rentang yangcukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC
yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali
21
3. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak
terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik
(umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan pemeriksaan setiap
minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan
petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut Wignjosastro (2013), jadwal
kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah
maternitas di setiap tingkat pelayanan. Bila hal tersebut dapat diwujudkan maka
fisiologis yang terjadi pada wanita. Namun, proses normal dalam daur hidup wanita
ini (persalinan) dapat berubah menjadi komplikasi dan mengalami ketidak lancaran
persalinan apabila ditemui komplikasi penyakit atau kelainan mekanis baik dari bayi
maupun ibu dan perubahan psikologis ibu karena kurang siap dalam menghadapi
22
persalinan. Begitu pula pendapat Arikunto (2012) bahwa sebenarnya, kelancaran
persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik siibu. Faktor fisik berkaitan
dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan
melahirkan. Bila ia takut dan cemas bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga
harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang
Oleh karena itulah pembangunan pola pikir pada ibu hamil terutama ibu
bahagia untuk menekan kecemasan dan tingkat stress yang dapat mempengaruhi
ibu dapat melewati persalinannya dengan psikologis yang stabil sehingga mampu
proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk
komplikasi, serta kunjungan berikutnya agar proses persalinan dapat dilalui tanpa
23
komplikasi. Untuk itulah ketepatan kunjungan ANC memegang peranan penting
bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi, 90% ibu yang diidentifikasi
beresiko tidak pernah mengalami komplikasidan 88% dari wanita yang mengalami
Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk, oleh karena itu
tidak dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami
komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan dalam
pada ibu risiko tinggi maka pelayanan kehamilan (pada wanita hamil) yang
komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang
berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi
24
2.4 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Cakupan K4
2.4.1 Karaktristik Responden
1. Pendidikan
kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang negara yang baik (menurut GBHN). Menurut Depdiknas (2005) Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dulu
Pendidikan ibu memiliki pengaruh yang kuat dan penting dalam hal
banyak pengetahuan yang dimiliki dan kesadaran ibu untuk posyandui bayi akan
25
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah dialami
kesehatan terutama pada pola asuh anak, alokasi sumber zat gizi serta utilisasi
dalam menangani masalah posyandu dan keluarga serta anak balitanya. Pendidikan
ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan
dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi
keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima
2013).
tentang pencegahan kekurangan gizi, karena kekurangan gizi pada ibu hamil akan
2. Pekerjaan
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadi KEP adalah para Ibu yang
menerima pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan balitanya dari pagi sampai
semestinya. Oleh karena itu alangkah baiknya balita yang ditinggalkan di tampung di
26
badan sosial atau yang lain untuk dirawat dan diberi konsumsi makan yang baik
(Pudjiadji, 2010).
maupun keluarga. faktor bekerja saja nampak berpengaruh pada Ibu sebagai
karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup,
yang berdampak pada tidak adanya waktu para Ibu balita untuk aktif pada
kunjungan ANC.
3. Pendapatan
rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat bermacam ragam,
seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta berdagang dan juga bekerja pada
modal tetap (fixed capital) dan modal berputar (circulating capital). Hicks
selama jangka waktu tertentu. Sementara itu, Henry C Simon yang memandang dari
nilai pasar barang dan jasa yang dikonsumsi dan perubahan nilai kekayaan yang ada
27
Kemampuan ekonomi juga menjadi salah satu faktor penting yang
ke pelayanan ANC merupakan pilihan terakhir karena tidak ada dana. Bila seseorang
4. Umur Ibu
Dalam kamus Bahasa Indonesia(1995) umur adalah lama waktu hidup atau
ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan menurut Hastono (2009), bahwa
pada ibu yang berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap anak mereka, seiring bertambah usia,
bertambah kesibukan dan bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi
terhadap objek melaui indera yang dimilikinya. Pengetahuan adalah hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan
28
bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang (Meliono,
2010).
disampaikan. Jadi, pada umumnya semakin tinggi pendidikan formal yang diterima,
terhadap suatu objek melalui dari indera penglihatan dan pendengaran yang
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip serta metode
yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat
(recognition).
29
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
30
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
serta dengan pengetahuan yang mereka miliki mampu mengerakkan mereka untuk
Hoy dan Miskel yang mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge atau ilmu)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2003).
mengalami sendiri suatu objek. Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau
sikap dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri
manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap
31
objek–objek sikapnya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara
a. Sikap Sosial
Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-
ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya
oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.
b. Sikap Individu
Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual
berkenaan dengan objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Sikap
bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk respon evaluative yaitu suatu respon
3. Relatif mantap.
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
32
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu (Azwar, 2011):
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif
terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan
2. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang
adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena dengan suatu usaha untuk
33
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan lepas
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap
melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak
responden.
mempunyai akses yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang kompeten yang
diberikan pada penghuninya. Hatta GR, 2016, mengatakan bahwa jarak merupakan
transport merupakan hal yang tidak dapat ditolerir (Hatta GR, 2016).
34
Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan
permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat
tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat
ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah dari pusat
diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transport yang
dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan penderita
akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan kesehatan jauh
(Arsyad, 2012).
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan
subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang
kelompok sosial.
35
Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat
membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan
didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun keluarga dekat
lainnya. Dukungan keluarga dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa
puas, rasa nyaman dan membuat orang yang bersangkutan merasa mendapat
anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, mertua, maupun saudara
lainnya. (Ali, 2011), menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu yang ada
didalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
36
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
(Suprajitno, 2014).
semacam ini merasa tentram, aman damai yang ditujukan dengan sikap tenang
dan berbahagia. Sumber dukungan ini paling sering dan umum adalah
diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga, teman dekat, dan sanak
Sumber dukungan ini dapat bersumber dari keluarga, masyarakat atau instansi
keluarga.
keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang harus diketahuinya. Dukungan
37
informatif ini dapat diperoleh dari dokter, perawat dan juga tenaga kesehatan
lainnya.
3. Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk
merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas
sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain. Kehidupan seseorang tidak
serta merta hidup secara individu, adanya bantuan dari orang lain. Keluarga
merupakan orang yang paling terdekat untuk membantu dan saling menolong
38
2.6 Kerangka Teoritis
yang berpengaruh terhadap perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam
teori yang dikemukakan oleh Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014), menyatakan
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor
dibawah ini :
Lowrence W. Green (1980)
dalam Notoatmodjo (2014)
1. Predisposing factor
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
c. Sikap
d. Norma/kebiasaan
2. Enambling factor
a. Ketersediaan fasilitas Cakupan K4
kesehatan
b. Sarana dan prasarana
3. Reinforcing factor
a. Peranan petugas kesehatan
b. Peran tokoh masyarakat dan
tokoh agama
Ali, 2015
1. Dukungan Keluarga
Hatta GR, 2016
1. Jarak Ke Pelayanan
Keehatan
39