BPR 2
BPR 2
TUGAS AKHIR
Oleh
Endang Triyana
NIM. 3351304522
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Penguji I Penguji II
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Endang Triyana
NIM 3351304522
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Kisah sukses ditulis oleh kita yang memiliki
keberanian, niat, dan hasrat untuk meraih sukses dalam
hidup.
Perhatikan masa lalu dan masa depanmu. Hidup adalah
ujian yang datang silih berganti, seseorang hendaknya
mampu keluar dari ujian itu sebagai pemenang.
Emasmu adalah agamamu, perhiasanmu adalah budi
pekertimu dan hartamu adalah sopan santunmu.
Persembahan:
¾ Bapak dan ibu tercinta yang selalu
memberikan kasih sayang, dorongan,
dan doa.
¾ Kakak dan adik tersayang yang selalu
memberikan semangat dan doa.
¾ Seseorang yang tercinta dan tersayang
dihatiku yang selalu memberikan
semangat dan motivasi .
¾ Sahabat-sahabat Az-Zahra Kost yang
menemani hari-hari sepiku.
¾ Almamater tercinta dan teman-teman
Akuntansi D3 2004.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
Semarang.
5. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Dosen Penguji atas saran dan kritik yang sangat
6. Dwoyo Widyono, S.E, Direktur PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal yang telah
7. Bapak, ibu dan semua keluarga besar tercinta atas kasih sayang, dorongan
vi
8. Sahabat-sahabat di AZ-ZAHRA kost dan teman-teman Akuntansi D3 2004 untuk
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis.
semoga penyusunan Tugas Akhir ini akan memberikan manfaat bagi pembaca dan
Penulis
vii
SARI
Endang Triyana. 2007. Analisis Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal Tahun 2004-2006. Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.105 halaman.
viii
mengalami kerugian yang dipengaruhi oleh biaya bunga, biaya administrasi dan
umum, biaya personalia, dan biaya PPAP. BOPO juga mengalami penurunan karena
pendapatan operasional yang dihasilkan bank lebih kecil daripada biaya operasional
yang ditanggung oleh bank. Cash Ratio pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
tahun 2004-2006 sehat berarti bank memiliki kemampuan dalam mengelola asset
yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar pada waktunya. LDR
juga mengalami kecenderungan peningkatan yang signifikan selama tahun 2004-2006
sehingga dana yang diterima oleh bank mengalami kenaikan baik dari tabungan,
deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam menyalurkan
kreditnya meningkat
Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat kesehatan pada PD.
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004-2006 untuk komponen Capital,
Management, Liquidity cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Untuk komponen Asset Quality dan Earning mengalami peningkatan pada tahun
2004-2005, tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan karena bank rugi. Adapun
saran yang diberikan yaitu, PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal segera melakukan
pembentukan tim penagihan kredit yang tidak lancar kepada para nasabah dan
menjual asset yang tidak produktif untuk menutup kerugian.
ix
DAFTAR ISI
x
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................ 43
3.4 Metode Pengumpulan Data........................................................... 44
3.5 Metode Analisis Data.................................................................... 46
3.5.1 Analisis Kuantitatif .............................................................. 46
3.5.2 Analisis Kualitatif ................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 55
4.1 Deskripsi Objek Penelitian............................................................ 55
4.1.1 Gambaran Umum PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal 55
4.1.2 Sejarah Berdirinya PD. Bank Pasar Kabupaten Tegal....... 56
4.1.3 Struktur PD. Bank Pasar Kabupaten Tegal........................ 57
4.1.4 Tugas dan Wewenang PD. Bank Pasar Kabupaten
Tegal.................................................................................. 60
4.1.5 Visi dan Misi PD. Bank Pasar Kabupaten Tegal ............... 67
4.1.6 Lokasi dan Wilayah Kerja PD. Bank Pasar Kabupaten
Tegal.................................................................................. 67
4.2 Analisis Tingkat Kesehatan Bank ................................................. 67
4.3 Pembahasan................................................................................... 68
4.3.1 Permodalan......................................................................... 69
4.3.2 Kualitas Aktiva Produktif .................................................. 75
4.3.2.1 Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
terhadap Total Aktiva Produktif ........................... 75
4.3.2.2 Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan yang
Wajib Dibentuk ..................................................... 78
4.3.3 Manajemen.......................................................................... 80
4.3.4 Rentabilitas.......................................................................... 82
4.3.4.1 Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-rata
Volume usaha........................................................ 83
4.3.4.2 Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional ........................................................... 84
4.3.5 Likuiditas ........................................................................... 86
xi
4.3.5.1 Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar .......... 86
4.3.5.2 Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana
yang Diterima oleh Bank ...................................... 88
4.4 Hasil Penilaian Kuantitatif ............................................................. 91
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 102
5.1 Simpulan ....................................................................................... 102
5.2 Saran .............................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 4.15 Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal Tahun 2004.......................................... 91
Tabel 4.16 Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal Tahun 2004.......................................... 93
Tabel 4.17 Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal Tahun 2004.......................................... 96
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Laporan Laba Rugi Komparatif PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
Tahun 2004-2006
Lampiran 4 Neraca Komparatif PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal Tahun
2004-2006
xvi
17
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank
1
2
kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat
lembaga tersebut.
Juni 1983 telah mendorong dunia perbankan untuk berkembang dengan pesat
baik dari sisi jumlah Bank, jumlah Kantor Bank sampai ke jumlah BPR.
mencatat perkembangan jumlah BPR dan Kantor BPR di Jawa Tengah yang
industri perbankan.
juga diikuti oleh sumber daya manusia sebagai pengelola lembaga tersebut.
Hal ini sangat penting sehubungan dengan keberlangsungan usaha lembaga ini
kontribusi dan berperan aktif dalam menata perekonomian nasional yang lebih
yang kurang sehat. Seringkali manajemen BPR mengambil jalan pintas dalam
secara terburu-buru. Hal ini akan menyebabkan masalah kredit macet yang
solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
berkepentingan.
1998 menjelaskan bahwa PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal merupakan
banyaknya kredit liar di pasar. Sebagai bentuk usaha perusahaan daerah, BPR
sebesar 40% dari laba setelah pajak untuk disetorkan ke kas daerah sebagai
Dari data Laporan Kualitas Aktiva Produktif pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal dapat diketahui bahwa tahun 2004 kredit yang tidak
lancar (macet) sebesar 19%, tahun 2005 sebesar 20% dan tahun 2006 sebesar
bawah dimana hasil usahanya sering tidak menentu, menjadikan PD. BPR
yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan adalah mutlak dilakukan
agar terhindar dari permasalahan yang selalu terulang dari tahun ke tahun
yaitu tingginya kredit macet yang dapat mengakibatkan bank menjadi tidak
kebangkrutan.
6
jelas tentang kesehatan bank. Oleh karena itu, penulis mengambil judul
Kabupaten Tegal?
Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 secara
Kabupaten Tegal.
Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 secara
7
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
LANDASAN TEORI
deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang
tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana dan
8
9
rakyat banyak.
bank meliputi:
1. Bank Umum
Pemerintah.
secara langsung.
1. Denomination Divisibility
2. Maturity Flexibility
3. Liquidity Tranformation
Adalah dana yang disimpan oleh para penabung (SSU) kepada bank
4. Risk Diversification
kecil.
kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas
serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan
perekonomian nasional.
(system reward) yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100. Hasil
Tingkat kesehatan bank digolongkan dalam empat kategori yaitu: sehat, cukup
b. Komposisi permodalan.
bank.
bank.
aktiva produktif.
b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit.
Produktif (PPAP).
a. Manajemen umum.
(BOPO).
Management/ ALMA)
komponen:
dengan cara:
faktor.
dengan reward system yaitu memberikan nilai kredit 0 sampai dengan 100
17
PAKMEI 1993, menurut tingkat kesehatan bank nilai dan predikat tersebut:
Nilai Predikat
81 − 100 Sehat
66 – < 81 Cukup Sehat
51 – < 66 Kurang Sehat
0 – < 51 Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR
terhadap resiko pasar. Selain itu terdapat perbedaan antara BPR dengan Bank
Umum pada penilaian faktor permodalan dan faktor manajemen. Pada faktor
pada pihak manajemen BPR lebih sedikit daripada pertanyaan yang diajukan
berkaitan juga dengan keterbatasan dari usaha yang boleh dilakukan BPR,
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR,
1. Permodalan (Capital)
kerugian.
modal sendiri yang yang diperlukan yang mungkin timbul dari penanaman
1) Pengertian Modal
sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan
19
operasionalnya. Dana bank terdiri dari dana (modal) sendiri dan dana
asing.
dari dalam bank itu sendiri; terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap.
berikut:
1. Modal Inti
a. Modal disetor
Modal disetor yaitu modal yang telah disetor secara riil dan
b. Agio saham
nominalnya.
c. Modal sumbangan
hukum koperasi .
d. Cadangan umum
laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak
yang berlaku.
e. Cadangan tujuan
Bank Indonesia.
2. Modal Pelengkap
dibentuk tidak dari laba setelah pajak, serta pinjaman yang sifatnya
dapat berupa:
atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau utang dan
d. Pinjaman subordinasi
berikut:
pinjaman.
tersebut.
modal).
aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan
a. 0% dikalikan dengan:
1) Kas
bersangkutan
25
pemerintah daerah.
c. 50 % dikalikan dengan:
cara:
nilai sebesar 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan
1 hingga minimum 0.
4) Penilaian Permodalan
antara modal dan ATMR biasa disebut Capital Adequancy Ratio (CAR)
Rasio CAR
Nilai Kredit (NK) = + 1 (maksimal 100)
0,1
Hasil dari penilaian faktor permodalan terlihat pada Tabel 2.2 di bawah
ini.
nasabah, loanable funds dari bank yang terbesar diberikan dalam bentuk
28
yang juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed
termasuk:
penanaman lainnya.
Dibentuk (PPAPWD)
kerugian dari setiap penanaman dana yang dilakukan bank, maka bank
sebagai berikut:
menjadi angka kredit yaitu untuk rasio 22,5% atau lebih diberi
Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 25% dari
Indonesia.
PPAP
Rasio KAP 2 (PPAP) = × 100%
PPAP yang Wajib Dibentuk
Hasil Rasio
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2
Sehat 0,00% − ≤ 10,35% ≥ 81,00%
Cukup Sehat > 10,35% − ≤12,60% ≥ 66,00% − <81,00%
Kurang Sehat > 12,60% − ≤14,85% ≥ 51,00% − <66,00%
Tidak Sehat > 14,85% < 51%
Sumber: SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/97
(sound banking business) atau dikelola secara tidak sehat. Selain itu
Hasil penilaian faktor manajemen terlihat pada Tabel 2.4 di bawah ini:
Rasio pertama adalah rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume
usaha yang disebut dengan rasio Return on Asset (ROA). Yang dimaksud
atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015%
Rasio ROA
Nilai Kredit (NK) = (maksimal 100)
0,015
Biaya Operasional
Rasio Rentabilitas 2 (BOPO) = × 100%
Pendapatan Operasional
100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan
Hasil penilaian faktor rentabilitas terlihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:
Hasil Rasio
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2
Sehat > 1,215% ≤ 93,52%
Cukup Sehat > 0,999% − ≤ 1,215% > 93,52% − ≤ 94,72%
Kurang Sehat > 0,765% − ≤ 0,999% > 94,72% − ≤ 95,92%
Tidak Sehat ≤ 0,765% > 95,92%
Sumber: SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR/97
likuid apabila:
2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari butir satu
Alat Liquid
Rasio Likuiditas 1 (Cash Rasio) = × 100%
Hutang Lancar
penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan yang sudah
dimilikinya.
Rasio CR
Nilai Kredit (NK) = (maksimal 100)
0,05
37
kredit 0, dan dari setiap kenaikan 0,05 nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimal 100.
bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan
b. Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3
c. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih
dari 3 bulan.
d. Modal inti.
e. Modal pinjaman.
sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk penurunan
100.
faktor CAMEL.
Hasil penilaian faktor likuiditas terlihat pada Tabel 2.6 di bawah ini:
Hasil Rasio
Kriteria
Rasio 1 Rasio 2
Sehat > 4,05% ≤ 94,75%
Cukup Sehat > 3,30% − ≤ 4,05% > 94,75% − ≤ 98,5%
Kurang Sehat > 2,55% − ≤ 3,30% > 98,5% − ≤ 102,25%
Tidak Sehat ≤ 2,55% > 102,25%
Sumber: SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR/97
39
dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun bagi pengawas
1. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolan bank telah
yang berlaku
bank akan menggantikan peran pemilik dana, apabila dana yang dipakai tidak
kembali baik pada saat jatuh tempo maupun karena pemakai dana tidak
berarti bank akan menggantikan peran pemakai dana untuk dapat memakai
dana setiap saat diperlukan. Hubungan antara pihak bank dan pihak para
pemakai jasa bank tentu harus terjaga untuk menjamin kelangsungan usaha
40
kelangsungan usahanya.
dalam hal ini adalah PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal merupakan
kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik dan pengelola, masyarakat
pengguna jasa bank, maupun Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas
bank. Penilaian tingkat kesehatan bank sangat penting dilakukan karena bank
Tahun 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha
tingkat kesehatan itu sendiri didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas
berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Rasio yang diperoleh dari hasil penilaian faktor dan komponen tersebut
selanjutnya diberi kredit 0 sampai dengan 100. Nilai kredit yang diperoleh dari
yang meliputi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan oleh penulis pada PD. BPR Bank Pasar
maupun swasta serta para bakul di pasar-pasar dan di desa-desa dalam rangka
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal yang diukur dari faktor CAMEL (Capital,
1. Data Primer
43
44
langsung yang dilakukan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal,
yang berupa:
2. Data Sekunder
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh berupa laporan
terlampir.
1. Metode Dokumentasi
harus dijawab (diisi) oleh para responden berkaitan dengan data yang
1. Manajemen Umum
a. Strategi/ sasaran
b. Struktur
c. Sistem
d. Kepemimpinan
2. Manajemen Risiko
a. Risiko Likuiditas
b. Risiko Kredit
c. Risiko Operasional
d. Hukum
3. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan
46
direktur dan bagian keuangan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
4. Metode Kepustakaan
kuliah, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang
akan dibahas dalam tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk
kesimpulan.
a. Permodalan (Capital)
yang berasal dari dalam bank itu sendiri; terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap.
aktiva yang diberikan bobot risiko yang terkandung pada aktiva itu
panjang.
Rasio CAR
Nilai Kredit (NK) = + 1 (maksimal 100)
0,1
48
Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah sebesar 25% dari
berikut:
menjadi angka kredit yaitu untuk rasio 22,5% atau lebih diberi
PPAP
Rasio KAP 2 (PPAP) = × 100%
PPAP yang Wajib Dibentuk
c. Rentabilitas (Earning)
100.
Rasio ROA
Nilai Kredit (NK) = (maksimal 100)
0,015
Biaya Operasional
Rasio Rentabilitas 2 (BOPO) = × 100%
Pendapatan Operasional
rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
maksimal 100.
d. Likuiditas (Liquidity)
Ratio)
Alat Liquid
Rasio Liquiditas 1 (Cash Rasio) = × 100%
Hutang Lancar
51
Rasio CR
Nilai Kredit (NK) = (maksimal 100)
0,05
Tabel 3.1:
52
akan tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan
yaitu:
b. Struktur 2 indikator
c. Sistem 4 indikator
d. Kepemimpinan 3 indikator
d. Hukum 3 indikator
berikut:
sistem nilai kredit atau reward system yang dinyatakan dalam nilai
lepas daripada perkembangan perbankan nasional yang sejak Paket Oktober (Pakto)
1988 menunjukkan perkembangan yang saat sangat pesat. Hal ini terlihat pada
peningkatan jumlah BPR yang jumlahnya semakin bertambah terus dari tahun ke tahun.
pengusaha ekonomi lemah yang produktif yang beroperasi baik di pedesaan maupun di
perkotaan.
lama dan BPR gaya baru, BPR sebelum Pakto dan setelah Pakto serta BPR BKD dan
BPR non BKD. Namun pada pembahasan ini, pengelompokkan BPR didasarkan pada
aspek kepemilikan BPR yaitu: BPR yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan BPR
BPR yang dimiliki Pemeritah Daerah terdiri dari PD. BPR Bank Pasar dan
BPR BKK. Komposisi kepemilikan untuk PD. BPR Bank Pasar 100% sahamnya
merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota, sedangkan BPR BKK
dengan komposisi 50% milik Pemerintah Provinsi, 35% milik Pemerintah Kabupaten
55
57
atau Kota dan 15% milik Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah. Sedangkan
bagi BPR swasta kepemilikan dan pendiriannya 100% dimiliki oleh pihak swasta.
dan yang terakhir berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal
Nomor 3 Tahun 1998 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun
1994 tentang Perusahaan Daerah BPR Bank Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal
yang telah disahkan oleh Gubernur Jawa Tengah Nomor 188.3/130/1998 pada tanggal
13 Mei 1998.
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal sebelumnya merupakan Seksi Komisi dari
menjadi Badan Usaha Milik Daerah yang berdiri sendiri. Setelah Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI tentang izin usaha sebagai Bank Pasar turun, mulai tanggal 1
April 1982 PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal melepaskan diri dari Dipenda hingga
sekarang.
Desember 1981. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal sebelumnya merupakan Seksi
diupayakan untuk menjadi Badan Usaha Milik Daerah yang berdiri sendiri. Setelah
Surat Keputusan Menteri Keuangan RI tentang izin usaha sebagai Bank Pasar turun,
58
mulai tanggal 1 April 1982 PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal melepaskan diri dari
tanggal 14 Mei 1998 tersebut, PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal secara langsung
pedagang, pengusaha golongan ekonomi lemah yang produktif dan pegawai negeri
maupun pegawai swasta serta para bakul di pasar-pasar dan di desa-desa. Sebagai
bentuk usaha Perusahaan Daerah, BPR Bank Pasar memberikan pembagian laba kepada
Pemda Dati II Tegal sebesar 40% dari laba setelah pajak untuk setoran ke kas daerah
Perkembangan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dari tahun ke tahun
telah mengalami peningkatan pelayanan yang lebih baik dan telah melaksanakan
memperbaiki kinerja dan manajemen pengelolaan. Keberadaan PD. BPR Bank Pasar
Tegal melalui pelayanannya juga mulai terlihat dapat diterima di semua lapisan
masyarakat terutama bagi masyarakat yang menanamkan dananya maupun bagi para
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
pegawai-pegawai mulai dari tingkat yang atas sampai dengan yang bawah. Dengan cara
ini, maka akan terbina sistem tata kerja yang kokoh dan teratur sesuai dengan job
BPR harus disesuaikan dengan penggolongan tipe BPR. Struktur organisasi PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal yang masih berlaku disesuaikan dengan jumlah asset
Halamabbbbn
untuk bagan
61
4.1.4 Tugas dan Wewenang pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
sebagai berikut :
1. Dewan Pengawas
2. Direksi
mempunyai fungsi :
Pengawas.
c. Menyusun dan menyampaikan rencana kerja tahunan dan anggaran BPR kepada
kegiatan BPR tiap-tiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Daerah atau melalui
Dewan Pengawas.
e. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang terdiri atas neraca dan
perhitungan laba rugi BPR kepada Kepala Daerah atau melalui Dewan
a. Direktur Utama
b. Direktur
Pembagian tugas antara Direktur utama dan Direktur ditetapkan dengan keputusan
berikut :
PD. BPR Bank Pasar, menyelenggarakan tata kerja dan prosedur dari unit-unit
yang berlaku serta pengawasan keamanan dan ketertiban PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal.
63
e. Mengadakan supervisi atas agunan dan lain-lain jaminan yang diterima oleh PD.
4. Bagian Umum
5. Bagian Kredit
Bagian Kredit mempunyai tugas melakukan penyaluran dana dan pemberian kredit
calon nasabah.
kewenangannya.
d. Sub Bagian Progaram Hubungan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dengan
kelompok (PHBK)
6. Bagian Dana
pengembangan dana PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal. Untuk melaksanakan
bawahnya.
7. Bagian Kas
8. Bagian Pembukuan
investasi, kredit konsumsi, program hubungan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
f. Melakukan penagihan secara intensif dan semaksimal mungkin atas kredit yang
telah dihapuskan.
Bagian Kredit Usaha Kecil mempunyai tugas mencari nasabah, menyalurkan dana
4.1.5 Visi dan Misi PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
1. Visi
2. Misi
4.1.6 Lokasi dan Wilayah Kerja PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
Lokasi gedung kantor PD. Bank Pasar Kabupaten Tegal yang berstatus milik
sendiri sangat strategis yaitu di Jalan Ahmad Yani No. 11 Procot Slawi Telp: (0283)
491570 tepatnya di depan Terminal Bus Slawi. Jumlah loket-loket untuk melayani para
buah loket yang mempunyai lokasi menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Tegal.
BPR memberikan pinjaman untuk umum dan pegawai negeri maupun swasta. Untuk
pinjaman umum minimal Rp 500.000,00 dengan bunga 3% dan untuk pegawai negeri
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu
Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga mengeluarkan peraturan
mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Bank
indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity (CAMEL)
dengan empat kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Berdasarkan laporan keuangan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal yang
terdapat dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi merupakan salah satu yang akan digunakan
dalam penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu penilaian tentang permodalan, kualitas aktiva
Melihat posisi keuangan yang diketahui dari hasil laporan keuangan tersebut PD.
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mengalami kondisi yang naik dan turun selama 3 tahun.
Penilaian atas tingkat kesehatan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dilakukan dengan
dapat memberikan tolok ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan
bagaimana manajemen bank yang bersangkutan serta untuk menilai apakah pengelolaan bank
4.3 Pembahasan
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
4.3.1 Permodalan
modal minimum 8% dari ATMR yang telah ditetapkan oleh Bank of Internatioanal
Settlements (BIS). Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yaitu pos-pos aktiva
yang diberikan bobot resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri. Ketentuan rasio
antara modal dan ATMR biasa disebut Capital Adequancy Ratio (CAR) atau Rasio
bank secara efisien dan mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan serta apakah kekayaan bank semakin bertambah atau semakin berkurang.
perhitungannya:
Tabel 4.1
Perhitungan ATMR Tahun 2004
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ATMR pada tahun 2004, untuk kas yang
memiliki bobot resiko 0% dengan nominal 31.834 memiliki resiko 0, berarti kas
dalam perusahaan tidak mengandung risiko. Untuk antar bank aktiva memiliki bobot
risiko 20% dari nilai nominal 1.361.554 yaitu sebesar 272.311. Sedangkan untuk
aktiva-aktiva lain yang mengandung risiko seperti kredit yang diberikan, aktiva tetap
71
dan inventaris, dan rupa-rupa aktiva memiliki bobot risiko 100% dari nilai
nominalnya.
Tabel 4.2
Perhitungan ATMR Tahun 2005
Dalam Ribuan Rupiah
2005
Keterangan Bobot
Nominal ATMR
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
1. Aktiva Neraca
1.1 Kas 0% 145.928 0
1.2 Antar Bank Aktiva 20% 877.010 175.502
1.3 Kredit yang Diberikan 100% 8.893.499 8.893.499
1.4 Aktiva Tetap dan Inventaris 100% 515.130 515.130
1.5 Rupa-rupa Aktiva 100% 32.812 32.812
Jumlah ATMR 9.616.845
Sumber: PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ATMR pada tahun 2005, untuk kas yang
memiliki bobot resiko 0% dengan nominal 145.928 memiliki resiko 0, berarti kas
dalam perusahaan tidak mengandung risiko. Untuk antar bank aktiva memiliki bobot
risiko 20% dari nilai nominal 877.010 yaitu sebesar 175.502. Sedangkan untuk
aktiva-aktiva lain yang mengandung risiko seperti kredit yang diberikan, aktiva tetap
dan inventaris, dan rupa-rupa aktiva memiliki bobot risiko 100% dari nilai
nominalnya.
Tabel 4.3
Perhitungan ATMR Tahun 2006
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ATMR pada tahun 2006, untuk kas yang
memiliki bobot resiko 0% dengan nominal 168.064 memiliki resiko 0, berarti kas
dalam perusahaan tidak mengandung risiko. Untuk antar bank aktiva memiliki bobot
risiko 20% dari nilai nominal 2.768.822 yaitu sebesar 549.764. Sedangkan untuk
aktiva-aktiva lain yang mengandung risiko seperti kredit yang diberikan, aktiva tetap
dan inventaris, dan rupa-rupa aktiva memiliki bobot risiko 100% dari nilai
nominalnya.
Tabel 4.4
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Tahun 2004
Dalam Ribuan Rupiah
2004
Keterangan Bobot
Nominal ATMR
I. Modal
1. Modal Inti
1.1 Modal Disetor 100% 1.171.752 1.171.752
1.2 Modal Sumbangan 100% - -
1.3 Cadangan Umum 100% 177.783 177.783
1.4 Cadangan Tujuan 100% 115.802 115.802
1.5 Laba Ditahan 100% - -
1.6 Laba Tahun Lalu 100% - -
1.7 Rugi tahun Lalu 100% - -
1.8 Laba Tahun Berjalan setelah THP 50% 166.046 83.023
1.9 Rugi Tahun Berjalan 100% - -
1.10 Kekurangan PPAP 100% 567.046 567.046
1.11 Jumlah Modal Inti 2.198.843 2.115.819
2. Modal Pelengkap
2.1 PPAP (max 1,25%xATMR) 1,25% 43.158
2.2 Modal Pinjaman 100% -
2.3 Pinjaman Subordinasi 100% -
2.4 Jumlah Modal Pelengkap 43.158
3. Jumlah Modal (1.11+2.4) 2.158.977
II. Modal Minimum ( 8%xATMR) 781.111
III. Kelebihan Modal 1.377.866
Sumber: PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
Dari tabel 4.4 dapat dilihat data perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum tahun 2004, aktiva-aktiva yang mengandung risiko pada modal disetor,
cadangan umum, cadangan tujuan, dan kekurangan PPAP memiliki bobot risiko
73
100% dari nilai nominal aktiva. Sedangkan untuk laba tahun berjalan memiliki bobot
Tabel 4.5
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Tahun 2005
Dari tabel 4.5 dapat dilihat data perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum tahun 2005, aktiva-aktiva yang mengandung risiko pada modal disetor,
cadangan umum, cadangan tujuan, dan kekurangan PPAP memiliki bobot risiko
100% dari nilai nominal aktiva. Sedangkan untuk laba tahun berjalan memiliki bobot
Tabel 4.6
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Tahun 2006
Dari tabel 4.6 dapat dilihat data perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum tahun 2006, aktiva-aktiva yang mengandung risiko pada modal disetor,
cadangan umum, cadangan tujuan, dan rugi tahun berjalan memiliki bobot risiko
jumlah modal yang tersedia sehingga mempunyai kelebihan modal. Hal ini berarti
peluang bagi PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal masih luas dalam menyalurkan
kredit kepada masyarakat. Dengan kondisi tersebut PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal dituntut untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat
75
yang bersumber dari tabungan dan deposito untuk menghindari terjadinya kredit
bermasalah.
Tabel 4.7
Penilaian Permodalan Tahun 2004-2005
1. Tahun 2004 rasio CAR yang dihasilkan 14,11%. Hal ini berarti bahwa bank
mampu untuk menjamin setiap Rp 1.000,00 kerugian yang mungkin akan terjadi
dari penanaman modal sendiri sebesar Rp 141,1. Berdasarkan kriteria BI, rasio
CAR tahun 2004 dinilai sehat karena lebih dari 8% dan mampu menyediakan
dana 14,11% dari ATMR yaitu sebesar Rp 9.763.982 sehingga apabila bank
2. Tahun 2005 rasio CAR yang dihasilkan 15,72% dan mengalami kenaikan 1,61%.
Hal ini berarti bahwa bank mampu untuk menjamin setiap Rp 1.000,00 kerugian
yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri sebesar Rp 157,2.
Berdasarkan kriteria BI, rasio CAR tahun 2005 dinilai sehat karena lebih dari 8%
dan mampu menyediakan dana 15,72% dari ATMR yaitu sebesar Rp 6.125.191
76
kewajibannya.
3. Tahun 2006 rasio CAR yang dihasilkan 18,67% dan mengalami kenaikan 2,95%.
Hal ini berarti bahwa bank mampu untuk menjamin setiap Rp 1.000,00 kerugian
yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri sebesar Rp 186,7.
Berdasarkan kriteria BI, rasio CAR tahun 2006 dinilai sehat karena lebih dari 8%
dan mampu menyediakan dana 18,67% dari ATMR yaitu sebesar Rp 9.616.845
kewajibannya.
terjadi pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dari sejumlah aktiva
tetap yang telah ditanamkan baik dalam kredit, surat berharga, penyertaan
keuntungan.
77
Tabel 4.8
Perbandingan Komposisi Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap
Aktiva Produktif Tahun 2004-2005
923.781
Rasio (2004) = × 100% = 10,36%
8.916.593
1.184.743
Rasio (2005) = × 100% = 12,13%
9.770.509
78
1.691.266
Rasio (2006) = × 100% = 13,19%
12.816.059
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 10,36%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang ditanamkan pada aktiva produktif terdapat risiko kegagalan
bunga sebesar 35% per tahun, jadi tingkat pengembalian kredit pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal dinilai baik karena selisih antara bunga per tahun dengan
prosentase risiko gagalnya pengembalian kredit masih terdapat 24,64% dari total
kriteria BI, maka kualitas aktiva produktif pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 12,13%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang ditanamkan pada aktiva produktif terdapat risiko kegagalan
bunga sebesar 35% per tahun, jadi tingkat pengembalian kredit pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal dinilai baik karena selisih antara bunga per tahun dengan
prosentase risiko gagalnya pengembalian kredit masih terdapat 22,87% dari total
kriteria BI, maka kualitas aktiva produktif pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar 13,19%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang ditanamkan pada aktiva produktif terdapat risiko kegagalan
bunga sebesar 35% per tahun, jadi tingkat pengembalian kredit pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal dinilai tidak baik karena selisih antara bunga per tahun
dengan prosentase risiko gagalnya pengembalian kredit masih terdapat 21,81% dari
Berdasarkan kriteria BI, maka kualitas aktiva produktif pada PD. BPR Bank Pasar
kewajiban bank untuk membentuk PPAP yang cukup untuk menutup resiko
Tabel 4.9
Perbandingan Komposisi PPAP terhadap PPAPWD tahun 2004-2006
Dibentuk.
PPAP
Rasio PPAP = × 100%
PPAPWD
43.158
Rasio (2004) = × 100%% = 7,07%
610.618
11.239
Rasio (2005) = × 100% = 2,81%
399.771
58.063
Rasio (2006) = × 100% = 5,57%
1.043.299
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 7,07%. Hal ini berarti bahwa dari setiap
Rp 1.000,00 PPAPWD yang ditetapkan oleh BI, maka PD. BPR Bank Pasar
sebesar Rp 70,7, jadi masih terdapat kerugian Rp 926,3 dan kerugian tersebut
secara langsung akan mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh pihak bank.
PPAP pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai tidak sehat karena
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 2,81%. Hal ini berarti bahwa dari setiap
Rp 1.000,00 PPAPWD yang ditetapkan oleh BI, maka PD. BPR Bank Pasar
sebesar Rp 28,1 jadi masih terdapat kerugian Rp 997,19 dan kerugian tersebut
secara langsung akan mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh pihak bank.
PPAP pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai tidak sehat karena
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar 5,57%. Hal ini berarti bahwa dari setiap
Rp 1.000,00 PPAPWD yang ditetapkan oleh BI, maka PD. BPR Bank Pasar
sebesar Rp 5,57 jadi masih terdapat kerugian Rp 994,43 dan kerugian tersebut
secara langsung akan mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh pihak bank.
PPAP pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai tidak sehat karena
4.3.3 Manajemen
dan manajemen resiko. Penilaian didasarkan pada jawaban atas daftar pertanyaan
yang terdiri dari 25 pertanyaan. Penilaian atas jawaban dibutuhkan sebagai berikut:
1. Kondisi lemah = 0
3. Kondisi baik = 4
82
Tabel 4.10
Penilaian Aspek Manajemen Tahun 2004-2006
Jumlah Tahun
Manajemen
Pertanyaan 2004 2005 2006
1. Manajemen Umum 10 23 27 29
2. Manajemen Resiko 15 31 33 41
Jumlah 54 60 70
NK 106,8 120,3 138,1
NK Max 100 100 100
Nilai Akhir = Bobot x NK 10,68 12,03 13,81
Kurang Kurang Cukup
Indikator
Sehat Sehat Sehat
Sumber: PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
1. Tahun 2004 dapat diketahui bahwa nilai manajemen umum adalah sebesar 23%
resiko pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal berada dalam kondisi kurang
sehat artinya pada tahun yang bersangkutan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal kurang mampu untuk mengatur bank baik dalam segi strategi, struktur,
sistem, kepemimpinan maupun setiap resiko yang timbul pada setiap aktivitasnya
2. Tahun 2005 dapat diketahui bahwa nilai manajemen umum adalah sebesar 27%
resiko pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal berada dalam kondisi kurang
sehat artinya pada tahun yang bersangkutan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal kurang mampu untuk mengatur bank baik dalam segi strategi, struktur,
sistem, kepemimpinan maupun setiap resiko yang timbul pada setiap aktivitasnya
3. Tahun 2006 dapat diketahui bahwa nilai manajemen umum adalah sebesar 29%
resiko pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal berada dalam kondisi cukup
sehat artinya pada tahun yang bersangkutan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal cukup mampu untuk mengatur bank baik dalam segi strategi, struktur,
sistem, kepemimpinan maupun setiap resiko yang timbul pada setiap aktivitasnya
4.3.4 Rentabilitas
adalah total aktiva dan laba itu sendiri. Rentabilitas adalah kemampuan bank dalam
1. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha
b. Untuk setiap kenaikan 0,115% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimal 100.
2. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama
b. Untuk setiap penurunan sebesar 0,08% mulai dari 100% nilai kredit ditambah 1
4.3.4.1 Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-rata Volume Usaha (ROA)
Pasar Kabupaten Tegal dalam menghasilkan laba sebelum pajak dengan total
Tabel 4.11
Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Rata-rata Volume Usaha (ROA)
Tahun 2004-2006
Perhitungan rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) yaitu:
212.208
Rasio (2004) = × 100% = 1,96%
10.481.901
229.004
Rasio (2005) = × 100% = 2,19%
10.453.142
− 805.482
Rasio (2006) = × 100% = -1,76%
12.452.380
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 1,96%. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp. 1.000,00 modal yang ditanamkan pada aktiva produktif mampu untuk
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.5, maka ROA pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal berada dalam kondisi sehat karena lebih dari 1,22% standar
penilaian BI.
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 2,19%. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp. 1.000,00 modal yang ditanamkan pada aktiva produktif mampu untuk
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.5, maka ROA pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal berada dalam kondisi sehat karena lebih dari 1,22% standar
penilaian BI.
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar -1,76%. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp 1.000,00 modal yang ditanamkan pada aktiva produktif mampu untuk
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.5, maka ROA pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal berada dalam kondisi tidak sehat karena kurang dari 1,22%
Tabel 4.12
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Tahun 2005-2006
Biaya Operasional
Rasio (BOPO) = × 100%
Pendapatan Operasional
2.591.829
Rasio (2004) = × 100% = 92,16%
2.812.436
2.847.819
Rasio (2005) = × 100% = 92,17%
3.089.907
4.008.708
Rasio (2006) = × 100% = 124,73%
3.213.898
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 92,16%. Hal ini berarti untuk
BOPO PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 92,17%. Hal ini berarti untuk
BOPO PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar 123,73%. Hal ini berarti untuk
BOPO PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dinilai tidak sehat karena rasionya
4.3.5 Likuiditas
b. Untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.
88
Tabel 4.13
Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar Tahun 2004-2006
Alat Liquid
Cash Rasio = × 100%
Hutang Lancar
1.393.388
Rasio (2004) = × 100% = 23,88%
5.834.303
1.022.938
Rasio (2005) = × 100% = 13,78%
7.423.420
2.916.866
Rasio (2006) = × 100% = 28,98%
10.064.774
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 23,88%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 hutang lancar pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dijamin
89
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka Cash Ratio pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya lebih dari 4,05% standar penilaian
BI.
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 13,78%. Hal ini berarti setiap
Rp. 1.000,00 hutang lancar pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dijamin
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka Cash Ratio pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya lebih dari 4,05% standar penilaian
BI.
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar 28,98%. Hal ini berarti setiap
Rp. 1.000,00 hutang lancar pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dijamin
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka Cash Ratio pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya lebih dari 4,05% standar penilaian
BI.
4.3.5.2 Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan seberapa jauh
likuiditasnya.
90
b. Untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit dikalikan
Tabel 4.14
Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima oleh Bank
Tahun 2004-2006
Dalam Ribuan Rupiah
Tahun
Keterangan
2004 2005 2006
Kredit yang Diberikan
Kredit yang Diberikan 8.916.593 8.893.499 10.067.236
Turun Naik
Naik/Turun Kredit (%) -
0,26% 13,20%
Dana yang Diterima
Tabungan 2.333.596 2.536.193 3.112.352
Deposito Berjangka 3.492.950 4.874.000 6.941.000
Pinjaman yang Diterima - 22.166.666 3.499.931
Modal Inti 2.115.819 1.500.374 1.066.326
Jumlah 7.942.365 8.932.734 11.123.178
Naik Naik
Naik/Turun Dana yang Diterima (%) -
12,47% 24,52%
Rasio LDR 112,67% 99,56% 90,51%
Naik Turun
Naik/Turun Rasio LDR (%) -
13,11% 9,05%
NK = (115 - Rasio) x 4 10,94 98 62
NK Max 100 100 100
Nilai Akhir = Bobot x NK 0,55 4,9 3,1
Indikator Tidak Sehat Kurang Sehat Sehat
Sumber: PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
Perhitungan rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank yaitu:
11.123.178
Rasio (2006) = × 100% = 90,51%
10.067.236
1. Tahun 2004 rasio yang dihasilkan sebesar 112,27%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang diterima bank mampu untuk menyalurkan kembali pada
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka rasio LDR pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai tidak sehat karena rasionya lebih dari 94,75% standar
penilaian BI.
2. Tahun 2005 rasio yang dihasilkan sebesar 99,56%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang diterima bank mampu untuk menyalurkan kembali pada
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka rasio LDR pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai kurang sehat karena rasionya lebih dari 94,75% standar
penilaian BI.
3. Tahun 2006 rasio yang dihasilkan sebesar 90,51%. Hal ini berarti setiap
Rp 1.000,00 dana yang diterima bank mampu untuk menyalurkan kembali pada
30/12/KEP/DIR/97 pada tabel 2.6, maka rasio LDR pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dinilai sehat karena rasionya lebih dari 94,75% standar
penilaian BI.
92
Setelah perhitungan kelima indikator tingkat kesehatan bank pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal, hasil perhitungan kelima indikator tersebut dikalikan dengan bobot
masing-masing indikator, kemudian nilai kredit tersebut dapat dikurangi dengan nilai kredit
yang berasal dari ketentuan tingkat kesehatan bank yang ditetapkan BI.
berikut:
Tabel 4.15
Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal Tahun 2004
Nilai
Komponen Rasio NK NK Max Bobot Indikator
Akhir
PERMODALAN
Rasio CAR 14,11% 142 100 30% 30 Sehat
KUALITAS AKTIVA
PRODUKTIF
1. Rasio KAP 10,36% 81 100 25% 20,25 Cukup Sehat
2. Rasio PPAP 7,07% 7,07 100 5% 0,35 Tidak Sehat
MANAJEMEN
1. Manajemen Umum 23% 57,5 100 10% 5,75 Kurang Sehat
2. Manajemen Resiko 31% 49,3 100 10% 4,93 Kurang Sehat
RENTABILITAS
1. ROA 1,96% 130 100 5% 5 Sehat
2. BOPO 92,16% 98 100 5% 4,9 Sehat
LIKUIDITAS
1. Cash Ratio 23,88% 477 100 5% 5 Sehat
2. LDR 112,67% 10,94 100 5% 0,55 Tidak Sehat
Total Nilai 76,73 Cukup Sehat
Sumber: Data Sekunder yang Diolah
Dari tabel 4.15, maka dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal pada tahun 2004 memiliki bobot 76,73 yang berarti cukup sehat
30/12/KEP/DIR/97 dalam tabel 2.1. Permodalan 14,11% (sehat) karena nilai PPAP yang
cukup rendah sehingga mengakibatkan modal inti menjadi bertambah. ATMR cenderung
93
mengalami peningkatan yang tidak dapat diimbangi oleh modal inti yang dapat diperoleh
dengan cara menambah modal dari pemilik, cadangan dana operasional, cadangan likuid
kebutuhan kas jangka pendek dan cadangan kesejahteraan karyawan. Peningkatan ATMR
yang terjadi menyebabkan meningkat pula resiko yang terjadi pada aktiva yang dimiliki oleh
bank.
Rasio KAP sebesar 10,36% (cukup sehat) artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal mampu untuk mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang
diberikan apabila nasabah debitur gagal mengembalikan sebagian atau seluruhnya kredit
yang diterima dari bank.. Rasio PPAP sebesar 7,07% (tidak sehat) artinya PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal dalam penyediaan dana untuk PPAP masih terlalu kecil, apabila
terjadi kerugian akibat penanaman aktiva produktif maka bank tidak mampu untuk menutup
kerugian tersebut sehingga laba yang dihasilkan menjadi berkurang sebesar kerugian yang
belum tertutup oleh PPAP yang dibentuk oleh bank tersebut. Pada tahun ini PD. BPR Bank
peraturan PBI No. 8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang ditetapkan BI.
Manajemen sebesar 54% (kurang sehat) artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal yang dihasilkan kurang baik sehingga terjadi penurunan kinerja manajemen dalam
mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan bank sehingga tidak dapat dioptimalkan
dan mengalami penurunan dalam pengaturan likuiditasnya yang berakibat pemberian kredit
dan pengawasan kegiatan operasional tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
ROA sebesar 1,96% (sehat) artinya biaya operasional pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal dapat seimbang dengan pendapatan operasional yang diperoleh sehingga
bank memperoleh laba yang cukup besar. Rasio BOPO sebesar 92,16% (sehat) artinya
94
pendapatan operasional yang dihasilkan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal lebih
Cash Ratio sebesar 23,88% (sehat) artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
memiliki kemampuan dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban
yang harus dibayar pada waktunya. Rasio LDR sebesar 112,67% (tidak sehat) artinya dana
yang diterima oleh PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mengalami penurunan, baik dari
tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam menyalurkan
kreditnya menurun.
Tabel 4.16
Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal Tahun 2005
Nilai
Komponen Rasio NK NK Max Bobot Indikator
Akhir
PERMODALAN
Rasio CAR 15,72% 158 100 30% 30 Sehat
KUALITAS AKTIVA
PRODUKTIF
1. Rasio KAP 12,13% 69 100 25% 17,25 Cukup Sehat
2. Rasio PPAP 2,81% 2,81 100 5% 0,14 Tidak Sehat
MANAJEMEN
1. Manajemen Umum 27% 67,5 100 10% 6,75 Kurang Sehat
2. Manajemen Resiko 33% 52,8 100 10% 5,28 Kurang Sehat
RENTABILITAS
1. ROA 2,19% 146 100 5% 5 Sehat
2. BOPO 92,17% 98 100 5% 4,9 Sehat
LIKUIDITAS
1. Cash Ratio 13,78% 276 100 5% 5 Sehat
2. LDR 99,56% 62 100 5% 3,1 Kurang Sehat
Total Nilai 77,42 Cukup Sehat
Sumber: Data Sekunder yang Diolah
Dari tabel 4.16, maka dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal pada tahun 2005 memiliki bobot 77,42 yang berarti cukup sehat
peningkatan sebesar 1,61% dibandingkan tahun 2004 karena nilai PPAP yang cukup rendah
peningkatan yang tidak dapat diimbangi oleh modal inti yang dapat diperoleh dengan cara
menambah modal dari pemilik, cadangan dana operasional, cadangan likuid kebutuhan kas
jangka pendek dan cadangan kesejahteraan karyawan. Peningkatan ATMR yang terjadi
menyebabkan meningkat pula resiko yang terjadi pada aktiva yang dimiliki oleh bank.
Rasio KAP sebesar 12,13% (cukup sehat) mengalami peningkatan sebesar 1,77%
dibandingkan tahun 2004 artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mampu untuk
mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang diberikan apabila
nasabah debitur gagal mengembalikan sebagian atau seluruhnya kredit yang diterima dari
bank. Rasio PPAP sebesar 2,81% (tidak sehat) mengalami penurunan sebesar 4,26%
dibandingkan tahun 2004 karena nilai PPAP turun sebesar Rp 31.919.067,99 artinya PD.
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dalam penyediaan dana untuk PPAP masih terlalu kecil,
apabila terjadi kerugian akibat penanaman aktiva produktif maka bank tidak mampu untuk
menutup kerugian tersebut sehingga laba yang dihasilkan menjadi berkurang sebesar
kerugian yang belum tertutup oleh PPAP yang dibentuk oleh bank tersebut. Pada tahun ini
PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal belum melaksanakan ketentuan-ketentuan PPAPWD
sesuai dengan peraturan PBI No. 8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang ditetapkan BI.
2004, tetapi masih dalam kondisi kurang sehat artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
yang dihasilkan kurang baik sehingga terjadi penurunan kinerja manajemen dalam mengatur
strategi dalam usaha pencapaian tujuan bank sehingga tidak dapat dioptimalkan dan
96
mengalami penurunan dalam pengaturan likuiditasnya yang berakibat pemberian kredit dan
tahun 2004 artinya biaya operasional pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dapat
seimbang dengan pendapatan operasional yang diperoleh sehingga bank memperoleh laba
yang cukup besar yang dipengaruhi oleh biaya yang ditanggung bank berkurang yaitu biaya
bunga, biaya administrasi dan umum, biaya personalia, dan biaya PPAP. Rasio BOPO
sebesar 92,17% (sehat) mengalami peningkatan sebesar 0.01% dibandingkan tahun 2004
artinya pendapatan operasional yang dihasilkan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal
diabndingkan tahun 2004 artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal memiliki
kemampuan dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus
dibayar pada waktunya. Rasio LDR sebesar 99,56% (kurang sehat) mengalami penurunan
sebesar 13,11% dibandingkan tahun 2004 artinya dana yang diterima oleh PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal mengalami penurunan, baik dari tabungan, deposito berjangka, modal
Tabel 4.17
Kuantitatif Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal Tahun 2006
Nilai
Komponen Rasio NK NK Max Bobot Indikator
Akhir
PERMODALAN
Rasio CAR 18,66% 188 100 30% 30 Sehat
KUALITAS AKTIVA
PRODUKTIF
1. Rasio KAP 13,19% 30 100 25% 5,5 Kurang Sehat
2. Rasio PPAP 5,57% 5,57 100 5% 0,28 Tidak Sehat
MANAJEMEN
1. Manajemen Umum 29% 72,5 100 10% 7,25 Cukup Sehat
2. Manajemen Resiko 41% 65,6 100 10% 6,57 Cukup Sehat
RENTABILITAS
1. ROA -1,76% -117 100 5% -5 Tidak Sehat
2. BOPO 124,73% -297 100 5% -5 Tidak Sehat
LIKUIDITAS
1. Cash Ratio 28,98% 580 100 5% 5 Sehat
2. LDR 90,51% 98 100 5% 4,9 Sehat
Total Nilai 49,5 Tidak Sehat
Sumber: Data Sekunder yang Diolah
Dari tabel 4.17, maka dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan bank pada PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal pada tahun 2006 memiliki bobot 49,5 yang berarti tidak sehat
peningkatan sebesar 2,94% dibandingkan tahun 2005 karena nilai PPAP yang cukup rendah
peningkatan yang tidak dapat diimbangi oleh modal inti yang dapat diperoleh dengan cara
menambah modal dari pemilik, cadangan dana operasional, cadangan likuid kebutuhan kas
jangka pendek dan cadangan kesejahteraan karyawan. Peningkatan ATMR yang terjadi
menyebabkan meningkat pula resiko yang terjadi pada aktiva yang dimiliki oleh bank.
Rasio KAP sebesar 13,19% (kurang sehat) mengalami peningkatan sebesar 1,06%
dibandingkan tahun 2005 artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal kurang mampu
98
untuk mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang diberikan apabila
nasabah debitur gagal mengembalikan sebagian atau seluruhnya kredit yang diterima dari
bank. Hal ini berarti komposisi aktiva produktif dikalsifikasikan perlu ditekan dan
penggunaan aktiva produktif diperketat, karena akan mempengaruhi tingkat Net Perfoming
Loan (NPL). Dengan kata lain, meningkatnya rasio NPL maka aktiva produktif bank tersebut
tidak dikelola secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyaluran kredit
tahun 2005, walaupun nilai PPAP naik menjadi Rp 58.063.353,00 kondisinya masih tidak
sehat artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal dalam penyediaan dana untuk PPAP
masih terlalu kecil sehingga kerugian akibat penanaman aktiva produktif dan bank tidak
mampu untuk menutup kerugian tersebut sehingga laba yang dihasilkan menjadi berkurang
sebesar kerugian yang belum tertutup oleh PPAP yang dibentuk pada tahun sebelumnya.
Untuk mengatasi hal ini bank harus melakukan analisis kredit lebih ketat dalam artian bahwa
kredit hanya diberikan pada orang yang benar-benar memegang teguh janjinya untuk
melakukan kewajiban membayar kembali dana berikut bunganya, serta meningkatkan mutu
karyawan dalam seminar-seminar pengelolaan kredit. Pada tahun ini PD. BPR Bank Pasar
peraturan PBI No. 8/19/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang ditetapkan BI sehingga bank
2005, sehingga kondisinya menjadi cukup sehat artinya kinerja manajemen pada PD. BPR
99
Bank Pasar Kabupaten Tegal mengalami peningkatan dalam mengatur strategi dalam usaha
pencapaian tujuan bank sehingga tidak dapat di optimalkan dan mengalami peningkatan
dalam pengaturan likuiditasnya yang berakibat pemberian kredit dan pengawasan kegiatan
operasional telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kepercayaan nasabah terhadap bank
untuk menyimpan dan meminjam uang ataupun pemanfaatan jasa lainnya sangat ditentukan
oleh kinerja bank tersebut. Hal itu dapat diartikan bahwa etos kerja sangat berpengaruh untuk
meciptakan karakteristik suatu bank dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
dibandingkan tahun 2005 artinya biaya operasional pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten
Tegal lebih besar dari pendapatan operasional yang diperoleh sehingga bank mengalami rugi
yang cukup besar yang dipengaruhi oleh biaya yang ditanggung bank bertambah yaitu biaya
bunga, biaya administrasi dan umum, biaya personalia, dan biaya PPAP. Untuk
operasionalnya. Rasio BOPO sebesar 124,73% (tidak sehat) mengalami peningkatan sebesar
32,56% dibandingkan tahun 2005 artinya pendapatan operasional yang dihasilkan PD. BPR
Bank Pasar Kabupaten Tegal lebih kecil daripada biaya operasional yang ditanggung oleh
bank karena terjadi pembengkakan biaya operasional pada beban PPAP yang ditanggung
bank cukup besar dan biaya bunga yang ditanggung bank dari pinjaman pihak ketiga
diabndingkan tahun 2005 artinya PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal memiliki
kemampuan dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus
dibayar pada waktunya. Rasio LDR sebesar 90,51% (sehat) mengalami penurunan sebesar
100
9,05% dibandingkan tahun 2005 artinya dana yang diterima oleh PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal mengalami kenaikan, baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti
yang berarti kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya meningkat. Kondisi yang baik
ini harus dipertahankan, salah satunya dengan cara bank membentuk tim independen yang
bertugas mengawasi pemberian kredit dan meningkatkan pelayanan terhadap nasabah agar
BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal Tahun 2004-2006 dapat dilihat pada grafik 4.1:
100
90
80
70
60
Nilai
50
40
30
20
10
0
2004 2005 2006
Tahun
Pada grafik 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan bank pada PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal pada tahun 2004 memiliki bobot nilai sebesar 76,73 yang berarti
cukup sehat berdasarkan kriteria penggolongan tingkat kesehatan pada SK DIR BI No.
30/12/KEP/DIR/97 dalam tabel 2.1. Hal ini berarti kinerja pada PD. BPR Bank Pasar
Kabupaten Tegal sudah cukup baik dan kegiatan operasional bank telah sesuai dengan
Tingkat kesehatan bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal pada tahun
2005 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2004 dengan bobot nilai sebesar
77,73 tetapi bank masih dalam kondisi cukup sehat berdasarkan kriteria penggolongan
tingkat kesehatan pada SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR/97 dalam tabel 2.1. Hal ini berarti
kinerja pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal sudah cukup baik dengan adanya
peningkatan pada faktor likuiditas sehingga bank memiliki kemampuan dalam mengelola
asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar pada waktunya dan
Namun, tingkat kesehatan bank pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal pada
tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun 2005
dengan bobot nilai sebesar 49,5 yang berarti dalam kondisi tidak sehat berdasarkan kriteria
penggolongan tingkat kesehatan pada SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR/97 dalam tabel 2.1.
Hal ini berarti kinerja pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tidak baik dengan adanya
penurunan pada faktor kualitas aktiva produktif karena bank tidak mampu mengatasi resiko
usaha yang terkandung pada komponen kredit yang diberikan apabila nasabah debitur gagal
mengembalikan sebagian atau seluruhnya kredit yang diterima dari bank. Kondisi bank
bertambah buruk dengan adanya penurunan faktor rentabilitas sehingga bank mengalami
kerugian sebesar Rp 805.481.778,00 karena biaya yang ditanggung bank cukup besar yaitu
biaya bunga, biaya administrasi dan umum, biaya personalia, dan biaya PPAP.
PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal merupakan lembaga perbankan milik
pinjaman bagi pedagang, pengusaha golongan ekonomi lemah yang produktif dan pegawai
negeri maupun pegawai swasta serta para bakul di pasar-pasar dan di desa-desa. Dengan
102
adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan masyarakat ekonomi menengah dapat
memanfaatkanya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya sehingga taraf hidup
Oleh karena itu, PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mempunyai loket-loket
sebanyak 22 buah loket yang lokasinya menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Tegal untuk
kembali dana yang telah dipinjam ke bank. Akan tetapi, loket-loket tersebut sebagian besar
sudah tidak digunakan lagi (ditutup) karena banyak nasabah yang tidak membayar
kewajibannya yang menyebabkan kredit macet. Usaha yang dapat dilakukan PD. BPR Bank
Pasar Kabupaten Tegal untuk memperbaiki tingkat kesehatannya adalah dengan menjual
asset-asset yang tidak produktif seperti loket-loket yang sudah ditutup untuk menambah
modal bank.
103
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Tingkat kesehatan PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004-2006 untuk
a. Permodalan
Permodalan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004-2006
pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko, serta
KAP pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal menunjukkan adanya
penurunan pada tahun 2006 dengan kriteria tidak sehat karena adanya penyaluran
kredit yang cukup tinggi, kemudian menyebabkan naiknya cadangan yang wajib
dibentuk oleh bank akibat dari beberapa pengembalian kredit yang kurang lancar,
c. Manajemen
Manajemen pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal menunjukkan adanya
peningkatan pada tahun 2006 dengan kriteria cukup sehat dibandingkan tahun
mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan bank sehingga dapat dioptimalkan
102
104
pemberian kredit dan pengawasan kegiatan operasional telah sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
d. Rentabilitas
ROA pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mengalami penurunan pada
tahun 2006 dengan kriteria tidak sehat karena biaya operasional yang ditanggung
bank tidak seimbang dengan pendapatan operasional yang diperoleh sehingga bank
operasional yang dihasilkan bank lebih kecil daripada biaya operasional yang
ditanggung oleh bank dan terjadi pembengkakan biaya operasional pada beban PPAP
e. Likuiditas
Cash Ratio pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun 2004-2006
termasuk dalam kriteria sehat berarti bank memiliki kemampuan dalam mengelola
asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar pada waktunya.
Rasio LDR pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal mengalami kecenderungan
penigkatan yang signifikan selama tahun 2004-2006 sehingga dana yang diterima
oleh bank mengalami kenaikan baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti
2. Perkembangan tingkat kesehatan pada PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal tahun
peningkatan yang cukup signifikan. Untuk komponen Asset Quality dan Earning
105
mengalami peningkatan pada tahun 2004-2005, tetapi pada tahun 2006 mengalami
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal segera menjual asset-asset yang tidak produktif
2. Dalam pemberian kredit kepada nasabah, PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Tegal harus
lebih ketat dalam artian bahwa kredit hanya diberikan pada nasabah yang benar-benar
memegang teguh janjinya untuk melakukan kewajiban membayar kembali dana berikut
bunganya.
106
DAFTAR PUSTAKA
Tri Santoso, Rudy. 1997. Mengenal Dunia Perbankan. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Gandapradja, Permadi. 2004. Dasar dan Prinsip Pengawasan Pengawasan Bank. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama .
Taswan, S.E., M.Si. 2006. Manajemen Perbannkan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Djumhana, Muhammad. 1996. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Handayani, Sri. 2004. Analisis Tingkat Kesehatan pada PD. BPR-BKK di Kabupaten Tegal.
Skripsi. Semarang FIS UNNES.
Kurniawan, M. Yusuf. 2006. Analisis Capital, Asset Quality, Management, Earning and
Liquidity sebagai Alat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Perusda BPR Bank Pasar
Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang FIS UNNES.
105