Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EPIDEMILOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENYAKIT HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

1. AHWATI MUTHALIB 70200118037


2. SUCI PERMATA SARY 70200118062
3. MUTIA ALIVIA 70200118069

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta
pertolongan sehingga makalah kami pada mata kuliah ini telah selesai hingga waktu yang telah
ditentukan.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita hanturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia yang paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab kami
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak
terutama bagi kalian para pembaca.

Makassar, 11 April 2020

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian hipertensi .................................................................................... 3
B. Epidemiologi hipertensi ............................................................................... 4
C. Patofisiologis hipertensi ............................................................................... 4
D. Klasifikasi hipertensi ................................................................................... 6
E. Faktor resiko hipertensi................................................................................ 8
F. Upaya pencegahan hipertensi .................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah satu jenis
penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta
orang. Sebanyak 10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.
Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh
dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada
tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang
dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta
penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang pada
tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan
tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui
faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hari hipertensi di dunia
diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh WHO sejak 2005.

1
2

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit hipertensi?
3. Bagaimana patofisiologis penyakit hipertensi?
4. Apa –apa saja klasifikasi penyakit hipertensi?
5. Apa saja factor resiko terjadinya penyakit hipertensi?
6. Bagaimana upaya pencegahan dari penyakit hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami penyakit hipertensi
2. Untuk mengetahui dan memahami epidemiologi penyakit hipertensi
3. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologis dari penyakit hipertensi
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja klasifikasi dari penyakit hipertensi
5. Untuk mengetahui dan memahami faktor resiko terjadinya penyakit hipertensi
6. Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan dari penyakit hipertensi
D. Manfaat
Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular, makalah ini dibuat untuk memberikan uraian atau gambaran tentang penyakit
hipertensi, bagaimana jalan penyakitnya, gejala – gejala klinisnya bahkan faktor resiko
hipertensi itu sendiri serta pencegahan yang bisa dilakukan pada penyakit hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut
sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa
disertai pengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny
Sustrani, dkk, 2004).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat
memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak
diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi
dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2002).
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit
jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah
suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut
Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High
Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :

3
4

Klasifikasi tekanan darah


tekanan sistolik diastolik
normal < 130 < 85
pre hipertensi 130 - 139 85 - 89
stadium I (ringan) 140 - 159 90 - 99
stadium II (sedang) 160 - 179 100 - 109
stadium III (berat) 180 - 209 110 - 119
stadium IV (sangat berat) >210 > 120
Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002).
B. Epidemiologi hipertensi
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejalayang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung
koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telahmenjadi
masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di indonesia maupun di beberapa
negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah
pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah.Diperkirakan sekitar
80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang,tahun 2025 dari sejumlah
639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensisaat ini dan pertambahan
penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak
dikumpulkan dan menunjukkan di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar
penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6
smpai dengan 15%, tetapi angka prevalensi yang rendahterdapat Ungaran, Jawa Tengah
sebesar 1,8% dan Lembah Balim Pegunungan JayaWijaya, Irian Jaya sebesar 0,6%
sedangkan angka prevalensi tertinggi di TalangSumatera Barat 17,8%.
C. Patofisiologis hipertensi
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi
5

NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler
yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Anggraini, 2008).

Angiontensin I

Angiontensi I Enzyme (ACE)

Angiontensin II

Sekresi hormone ADH rasa haus Stimulasi sekresi aldosterone dari


koorteks ardinal

Urin sedikit pekat & osmolariratas


Ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsi di tubulus ginjal

mengentalkan

Konsentrasi NaCl di
pembuluh darah
Menarik cairan intraseluler ekstraseluler

Volume darah Diencerkan dengan volume ekstra seluler

Tekanan darah Volume darah

Tekanan darah
6

D. Klasifikasi hipertensi
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran rata – rata dua kalai atau lebih
pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan. Beberapa klasifikasi hipertensi :
1. Klasifikasi menurut Joint National Commite 7
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education Program merupakan
sebuah organisasi yang terdiri dari 46 professionalm sukarelawan, dan agen federal.
Mereka mencanangkan klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh 33
ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).
Table 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention,
Detection,Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
kategori kategori tekanan darah dan / atau tekanan darah
tekanan darah tekanan darah sistolik (mmHg) diastol
menurut JNC menurut JNC (mmHg)
7 6
Normal optimal < 120 atau < 80
Pra-Hipertensi 120 - 139 atau 80 -89
- normal < 130 dan < 85
- normal - tinggi 130 -139 atau 85 - 89
Hipertensi Hipertensi
Tahap 1 Tahap 1 140 -159 atau 90 - 99
Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100
- Tahap 2 160 - 179 atau 100 - 109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang sebelumnya


dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan peningkatan resiko komplikasi
kardiovaskuler. Data ini mendorong pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra
hipertensi.
2. Klasifikasi menurut WHO (World Health Organization)
7

WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah


mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi,
hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat.
Tabel 2
Klasifikasi hipertensi menurut WHO
kategori tekanan darah sistol tekanan darah diastol
(mmHg) (mmHg)
optimal
normal < 120 < 80
normal - tinggi < 130 < 85
130 - 139 85 - 89
tingkat 1 (hipertensi ringan) 140 – 159 90 – 99
sub-group : perbatasan 140 - 149 90 - 94
tingkat 2 (hipertensi sedang) 160 - 179 100 - 109
tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
sub-group : perbatasan 140 - 149 < 90

3. Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya :


a. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga
dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya
tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan
maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan
tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
b. Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit
secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang
melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan
relaksasi diantara dua denyutan.
8

c. Klasifikasi Hipertensi Menurut Sebabnya Dibagi Menjadi Dua, yaitu sekunder


dan primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifiknya
dapat diketahui.
d. Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi :
1. Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-
gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up.
2. Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya
disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-
organ seperti otak, jantung dan ginjal.
E. Faktor Resiko
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a. genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dengan orang tua
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
b. jenis kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.
Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi lebih
banyak terjadi pada perempuan.
c. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit
putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang kulit hitam
ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin
lebih besar.
d. Penyakit ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah dengan beberapa cara, yaitu:
1. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan
tekanan darah ke normal.
9

2. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan
air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
3. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
e. Obat – obatan
Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB), Kortikosteroid,
Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan Kayu manis (dalam jumlah sangat besar),
termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi) secara terus menerus (sering)
dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Minuman yang mengandung
alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi.
f. Preeklampsi pada kehamilan
Preeklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan
ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Preeklamsi terjadi sebagai akibat dari
gangguan fungsi organ akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang
mengakibatkan iskemia plasenta (ari-ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan
darah yang membawa nutrisi ke janin.
g. Keracunan timbal akut
Timbal bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle, serta
menyebabkan aminosiduria, sehingga timbul kelainan pada ginjal (Peradangan
dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal) bisa menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
a. Stress
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatik. Adapun stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
b. Obesitas
10

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan


dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada
populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai
peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Obesitas terutama pada
tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.
c. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam yang
tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang
secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam tinggi
yang dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang dapat terdeteksi adalah
lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi kedalam takaran sendok makan
adalah lebih dari dua sendok makan.
d. Merokok
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor risiko
hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan faktor risiko yang
potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi
khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
e. Kurang olahraga
Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
F. Upaya pencegahan hipertensi
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya
terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut
lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jantung
terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keperluan tubuh kita
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan
lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
dan menjadikannya tebal dan kaku.
4. Pertahankan berat badan ideal
11

5. Olahraga secara teratur


6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat, rendah lemak, kaya vitamin dan mineral alami
8. Promosi kesehatan
9. Proteksi dini : kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko
10. Diagnosis dini : screening, pemeriksaan/check-up
11. Pengobatan tepat : segera mendapatkan pengobatan komperhensif dan kausal awal
keluhan
12. Rehabilitasi : upaya perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisa diobati
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membentuknya.
Klasifikasi menurut hipertensi menurut WHO dibedakan menjadi 4 yaitu normal,
pre hipertensi, hipertensi stage 1, hipertensi stage 2, hipertensi sulit disadari oleh
seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala ringan hipertensi adalah
pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala.
Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (genetic,jenis kelamin, etnis, penyakit gnjal, obat – obatan,
preeklampsi dan keracunan timbal akut) dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi
(stress, obesitas, nutrisi, merokok dan kurang berolahraga)
Patofisiologis adalah saat mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosterone akan
mengurangi eksresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsetrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Komplikasi yang terjadi pada penderita hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal
ginjal, ensefalopati dan kejang. Penatalaksanaan hipertensi adalah dengan terapi tanpa
obat (diet, latihan fisik dan edukasi psikologi) dan gterapi obat (prngobatan dan follow
up). Cara mencegah pola makan, diet rendah sodium, aktifitas fisik, tidak minum alcohol
dan berhenti merokok, meningkatkan konsumsi buah dan sayur dan menurukan asupa
lemak.

12
13

B. Saran
Dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi, hendaknya seseorang menerapkan
pola hidup sehat. Baik dari segi penerapan pola makan, mencakup menghindari makanan
yang berisiko meningkatkan tekanan darah, hindari pemicu stress (stressor), serta asupan
nutrisi yang seimbang. Selain itu aktifitas fisik seperti olahraga secara teratur, agar tidak
terjadi obesitas. Hindari kebiasaan yang berakibat buruk seperti merokok serta konsumsi
alkohol. Dalam pencegahan hipertensi pada usia dewasa, hendaknya pencegahan dimulai
sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2001.Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: kanisius


Sobel, Barry J, et all. 1999. Pedoman klinis diagnosis dan terapi. Jakarta: hipokrates
A, Basjiruddin. The Mnagement of Hypertension to Prevent stroke. Dept of Neurology Medical
Faculty University of Andalas: Medan
Irwan.2017. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: CV.Absolute Media.

14

Anda mungkin juga menyukai