Disusun Oleh:
Nama : 1. Muhammad Akbar Rizky (1021911070)
2. Muhammad Diki (1021911047)
3. Syafulloh Akbar (1021911020)
Kelas: 2 A
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “menjelajahi dunia
pustaka” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan kali ini, kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu, diantaranya:
Harapan penulis dalam makalah kali ini adalah agar penulis dapat memberi
pengetahuan mengenai materi menjelajahi dunia pustaka Bahasa Indonesia
kepada pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, agar dapat mengevaluasi dan meningkatkan
kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1. Latar belakang.........................................................................................................2
1.1 Permasalahan.........................................................................................................2
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................2
1.3 Keaslian Penelitian.................................................................................................3
1.4 Manfaat Ketelian....................................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI................................................................4
2. Tinjauan Pustaka.....................................................................................................4
2.1 Landasan Teori.......................................................................................................4
2.1.1 Kesalahan Dalam Pengukuran...........................................................................6
2.2.2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Untuk Rumah Tinggal............................20
2.2.3 Persyaratan Kelistrikan Dan Penyalurannya (SPLN)....................................20
BAB III............................................................................................................................24
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................24
3. Bahan atau Materi Penelitian................................................................................24
3.1 Alat Penelitian....................................................................................................25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................25
3.3 Langkah Penelitian.............................................................................................26
BAB IV............................................................................................................................28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................28
4 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik......................................................................28
4.1 Nilai Rata-Rata.....................................................................................................32
4.2 Rangkuman Kesalahan........................................................................................32
4.3 pemyimpangan rata-rata.....................................................................................33
iii
4.4. Distribusi Kesalahan Normal atau Mungkin....................................................34
4.5 Kualitas Tegangan Listrik Pada Konsumen......................................................36
BAB V.............................................................................................................................37
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................37
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................37
5.2 Saran.....................................................................................................................37
Daftar Pustaka................................................................................................................37
LAMPIRAN....................................................................................................................39
BAB 1
3
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai
perbedaaan jumlah muatan dalam satuan volt. Multimeter juga dapat
digunakan sebagai pengukur arus. Cara memasangnya adalah seri terhadap
beban yang akan diukur arusnya, pengukur arus ampermeter ini juga
mempunyai hambatan dalam seperti halnya voltmeter yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu rangkain. Arus listrik timbul
karena adanya suatu elektron satu arah dari suatu beban atau zat akibat
pengaruh gaya dari luar dalam ampere. Satu ampere adalah jumlah muatan
listrik dari 6.24 X elektron yang mengalir melalui sautu titik tertentu selama 1
detik.
Hubungan antara tegangan, aus dan hambatan ini disebut hukum
ohm,ditemukan oleh George simon ohm dan dipublikasikan pada
sebuah paper pada tahun 1820. The galuanik circuit investigated
mathematicaly. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar metal pada rangkain.
1.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu.
1. Apakah pengertian dari tegangan?
2. Bagaimana proses adanya tegangan?
3. Bagaimana keadaan tegangan apabila ditambah beban?
4. Bagaimana terjadinya tegangan sehingga tegangan selalu berubah-ubah?
5. Kesalahan apa saja yang terjadi apabila melakukan pengukuran ini?
3
1.3 Keaslian Penelitian
Pengukuran tegangan lsitrik berdasarkan pengetahuan peneliti sebagai
kampus terpadu universitas untuk menentukan keaslian penelitian peneliti dan
penulis penelitian dengan judul " bangka belitung", peneliti yakin tidak ada
penelitian yang memiliki judul yang sama dengan penelitian saya, tapi
mungkin ada penelitian serupa dengan penelitian yg ditulis oleh peneliti,
seperti:
Mengukur tegangan untuk menentukan besarnya tegangan yang
mengalir ‘Penelitian ini memiliki kesamaan variabel terkait, yaitu
penyelesaian tugas dari mata kuliah pengukuran dan instrumentasi besaran
listrik, tetapi ada perbedaan variabel bebasnya, yaitu tegangan akan naik dan
turun apabila banyak benada elektronik yang dihidupkan, yaitu mahasiswa
fisika univesitas jambi dan penulis melakukan pengukuran di Jl.Gandaria 1,
Gg H Umar Perumahan Gandaria Mas No 16 pada hari Jumat tanggal 21
Februari sampai dengan Sabtu 22 Februari 2020
BAB II
TINJUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
3
2. Tinjauan Pustaka
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke
dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran
(Basyaruddin, Noor Cholis; 1995; 1).Listrik merupakan kebutuhan primer
manusia saat ini.Karena zaman sekarang semua peralatan berbasis elektronik
sehingga memungkinkan penggunaan daya yang besar setiap harinya.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme
3
halnya voltmeter yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu
rangkain. Arus listrik timbul karena adanya suatu elektron satu arah dari suatu
beban atau zat akibat pengaruh gaya dari luar dalam ampere. Satu ampere
adalah jumlah muatan listrik dari 6.24 X elektron yang mengalir melalui
sautu titik tertentu selama 1 detik. Hubungan antara tegangan, aus dan
hambatan ini disebut hukum ohm,ditemukan oleh George simon ohm dan
dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820. The galuanik circuit
investigated mathematicaly. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain.
Listrik berasal dari kata electrical, electric, elecricity. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, listrik adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan
leh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk
menghasilkan panas atau cahaya untuk menjalankan mesin. Menurut Kamus
Fisika, listrik merupakan suatu gejala yang diakibatkan oleh adanya gerak
dari muatan-muatan (elektron-elektron atau ion-ion) yang menimbulkan gaya
listrik. Sedangkan menurut Wikipedia, listrik adalh kondisi dari suatu partikel
subatomik terteentu, yakni elektron dan proton yang berakibat adanya gaya
tarik dan gaya tolak diantaranya. Dengan kt dan proton yang berakibat adanya
gaya tarik dan gaya tolak diantaranya. Dengan kata lain, listrik adalah aliran
elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah pengantar. Atau menurut
pengertian lainnya, listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui
kabel. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal
luas, seperti petir, medan listrik dan arus listrik. Listrik biasanya digunakan di
dalam segaala aspek kehidupan. Listrik dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Listrik Statis
Listrik Statis adalah listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya
terbatas. Listrik Statis mempelajari sifat-sifat muatan listrik. Pada listrik statis,
aliaran perpindahan elektron terjadi karena digosokan atau di gerakan.
Parameter untuk mengukur listrik statis cukup sulit, karena tidak mudah
mengukur arus, tegangan, daya dan hambatan misalnya pada penggaris plastik
yang menarik sobekan-sobekan kertas.
2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis lebih banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Listrik dinamis adalah listrik yang mengalir, yang disebabkan oleh sumber arus
listrik yang menghasilkan beda potensial (tinggi ke rendah). Pada listrik
dinamis, terjadi perpindahan elektron secara belanjut yang dihantarkan oleh
bahan konuktor. Parameter untuk mengukur listrik dinamis yaitu dengan alat
ukur baku. Tegangan biasa disebut juga beda potensial. Menurut Kamus Fisika,
beda potensial adalah perbedaan potenial antara dua titik yang sama dengan
3
perubahan energi, saat satu satuan muatan positif bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dalam medan listrik. Satuan beda potensial adalah volt (V). Satu
volt berarti ada perubahan energi sebesar satu joule jika ada muatan bergerak
sebesar satu coulomb. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu
tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Sehingga arah arus listrik kovensional di dalam suatu konduktor mengalir dari
tegangan tinggi menuju tegangan rendah. Analogi untuk menjelaskan tegangan
secara sederhana, misalnya energi yang diperlukan untuk menggerakkan air
dala pipa sama dengan tekanan dikali volume air yang bergerak. Hal ini senada
dalam dunia elektronik, energi yang diperlukan untuk menggerakan elektron
dalam konduktor sama dengan besar tegangan dikali jumlah muatan yang
bergerak.
Tegangan listrik sangat praktis digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu sumber energi listrik untuk melakukan usaha. Semakin besar tegangan
listrik antara dua titik, maka semakin besar arus yang bisa mengalir.
Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat
tingkatan. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik,
yaitu voltmeter dan osiloskop. Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus
dalam sirkuit ketika dilewatkan melalui resistor dengan nilai tertentu.
Sedangkan osiloskop kerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur
utuk membelokkan elekton di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta
grafik dari elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar
tegangan yang diukur. Arus listrik terjadi karena adanya loncatan elektron
bebas yang meloncat dari daerah yang kelebihan elektron ( negatif ) ke daerah
yang kekurangan elektron ( positif ) . Arah gerak elektron ini berlawanan
dengan arah arus listrik.
3
elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektonik. Sebuah
instrumen elektronik dapat berupa sebuah alat konstruksinya sederhana
dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar untuk arus
searah. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan
instrumen yang lebih terpercaya dan lebih teliti semakin meninngkat yang
kemudian menghasilkan perkembangan baru dalam perencanaan dan
pemakaian. Untuk menggunakan intrumen-intrumen ini secara cermat, kita
perlu memahami prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan
apakah instrumen tersebut sesuai untuk pemakaian yang telah
direncanakan.
Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan
didefinisikan sebagai berikut:
Instrumen : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau kebesaran
suatu kuantitas atau variabel.
Ketelitian (accuracy) : Harga terdekat dengan masa suatu
pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang
ukur.
Ketepatan (precision) : Suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu
harga tertentu bagi sebuah variabel ketepatan (presisi) merupakan suatu
ukuran tingkatan yan menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada
pengukuran yang dilakukan secara berturutan.
Sensitivitas (sensitivy) : Perbandingan antara sinyal keluaran atau
respons intrumen terhadap perubahan masukan atau variabrl yang diukur.
Resolusi (resulusi) : Perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
kepada mana instrumen akan memberikan respons (tanggapan).
Kesalahan (error) : Penyimpangan variabel yang diukur dari harga
(nilai) sebenarnya.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk memperkecil efek kesalahan-
kesalahan ini. Misalnya, untuk memperoleh pengukuran yang tepat,,
disarankan agar melakukan beberapa kali pengamatan dan bukan hanya
mengandalkan satu pengamatan. Cara lain, di samping mengunakan
imstrumen yang berbeda untuk pengukuran yang sama adalah menguasai
teknik yang baik untuk memperinggi ketelitian. Walaupun cara-cara ini
cenderung mempertinggi ketelitian pengukuran melalui penurunan
kesalahan karena lingkungan atau kesalahan acak (random error), mereka
tidak dapat dianggap sebagai kesalahan instrumental.
3
Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil
pengukuran terhadap harga yang sebenarnya, sedangkan ketepatan
(presisi) menyatakan tingkat kesalahan didalam sekelompok pengukuran
atau sejumlah instrumen.
Untuk menunjukkan perbedaan anatara ketelitian dan ketepatan,
bandingkan dua buah voltmeter dari pembuatan dan model yang sama.
Kedua voltmeter tersebut mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya
tajam dan juga dilengkapi dengan cermin untuk menghidari beda
lihat(paraklasis), selain itu skala masing-masing voltmeter telah
dikalibrasi(ditera) secara seksama. Dengan demikian, kedua alat ini dapat
dibaca pada ketepatan yang sama. Jika nilai tahanan deret didalam satu-
satu voltmeter berubah banyak, membaca nya bisa mengakibatkan
kesalahan yang cukup besar. Karena itu ketelitian kedua voltmeter tersebut
dapat berbeda sama sekali (untuk menentukan voltmeter mana yang
menghasilkan kesalahan, diperlukan perbandingan terhadap voltmeter
standar).
Ketepatan terdiri dari dua karakteristik, yaitu
kesesuaian(conformity) dan jumlah angka yang berarti(significant figures)
terhadap mana suatu pengukuran dapat dilakukan. Sebagai contoh, sebuah
tahanan yang besarnya 138457 ohm setelah diukur dengan ohm meter
secara konsisten dan berulang menghasilkan 1,4 mega ohm. Dalam hal ini
hasil yang diberikannya adalah pembacaan yang lebih mendekati harga
yang sebenarnya berdasarkan penksiran. Walaupun dalam ini tidak
terdapat penyimpangan-penyimpangan, kesalahan yang diakibatkan oleh
pembatasan terhadap pembacaan skala adalah suatu kesalahan
presisi(precision). Contoh yang diberikan menunjukkan peroleh ketepatan;
sebab angka-angka yang berarti belum dibicarakan. Dengan cara yang
sama presisi merupakan sesuatu yang perlu, tetapi belum cukup untuk
persyaratan ketelitian.
Siswa pemula cenderung mencatat pembacaan alat ukur
berdasarkan harga yang dilihatnya. Mereka tidak sadar bahwa ketelitian
suatu pembacaan tidak perlu dijamin oleh ketepatannya. Kenyataannya,
cara-cara pengukuran yang baik menuntut sikap yang selalu ragu tentang
ketelitian hasil pengukuran. Dalam pekerjaan yang kritis, latihan yang baik
menunjukkan bahwa pegamat yang melakukan satu rentetan pengukuran
yang tidak saling bergantungan dengan menggunakan instrumen atau cara-
cara pengukuran yang berbeda, tidak dipengaruhi oleh kesalahan-
kesalahan sistematis yang sama. Ia juga harus memastikan bahwa
instrumen-instrumen yang digunakannya berfungsi baik dan telah
3
dikalibrasi terhadap suatu standar yang telah diketahui, dan tidak ada
pengaruh luar yang mempengaruhi ketelitian pengukuran
3
menggunakan menggunakan kesalahan yang mungkin(range of possible
error). Dengan cara ini tegangan dapat dituliskan menjadi 117,1±0,005
volt; yang menunjukkan bahwa nilai tegangan terletak antara 117,05 dan
117,15 volt.
Jika jumlah pengukuran yang independen(tidak saling
bergantungan) dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan hasil paling
baik tersebut dinyatakan dalam nilai rata-rata dari semua pembacaan; dan
rangkuman kesalahan yang mungkin merupakan penyimpangan
terbesar(largest deviation) dari nilai rata-rata tersebut.
Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat ketelitian yang
berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang
paling kecil ketelitiannya. Banyaknya angka-angka berarti dalam perkalian
bisa bertambah dengan cepat tetapi, sekali lagi diingatkan bahwa yang
diperlukan dalam jawaban hanya angka-angka berarti yang memenuhi.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang
sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang
sebenarya dan bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam
pengukuran. Langkah pertama yang diperlukan untuk menguranginya
adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga
dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang
sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang
sebenarya dan bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam
pengukuran. Langkah pertama yang diperlukan untuk menguranginya
adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga
dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan
umumnya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :
Kesalahan- kesalahan umum (gross-errors): kesalahan kebanyakan
disebabkan oleh kesalahan manusia diantaranya adalah kealahan
pembacaan alat ukur,peneyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penafsiran.
Kesalahan-kesalahan sistematis (sistematic errors) : disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan atau
adanya bagian-bagian dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau
pemakai.
Kesalahan-kesalahan yang tak sengaja (random errors): diakibatkan oleh
penebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak
3
Masing-masing kelompok kesalahan ini akan dibahas secara
ringkas dengan menyarankan beberapa metode untuk memperkecil dan
menghilangkannya.
b) Kesalahan sistematis
Jenis-jenis kesalahan ini biasanya dibai menjadi dua bagian
1) kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan kekurangan dari
instrumen itu sendiri
2) kesalahan-kesalahan lingkungan yang disebabkan oleh keadaan-
keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen (instrumental errors) merupakan
kesalahan yang tidak dapat dihindarkan karena struktur mekanisnya
misalnya didalam alat ukur d’arsonval, gosokn beberapa komponen yang
bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak
tepat jenis kesalahan instrumental lainnya adalah kesalahan kalibrasi yang
mengakibatkan pembacaan instrumen yang selalu tinggi atau terlalu
rendah sepajang seluruh skala (kegagalan mengembalikan jarum penunjuk
ke-nol sebelum melakukan pengukuran memiliki efek yang
serupa).Kesalahan - kesalahan intrumen dapat dihindari dengan cara :
3
(2). Menggunakan faktor-faktr koreksi setelah mengetahui banyaknya
kesalahan instrumental
d. Jenis-Jenis Kesalahan
3
bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah
pertama yang diperlukan untuk menguranginya adalah mempelajari
kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga dapat ditentukan
ketelitian hasil akhir.
3
e) Kesalahan sistematis
Jenis-jenis kesalahan ini biasanya dibai menjadi dua bagian
3) kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan kekurangan dari
instrumen itu sendiri
4) kesalahan-kesalahan lingkungan yang disebabkan oleh keadaan-
keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen (instrumental errors) merupakan
kesalahan yang tidak dapat dihindarkan karena struktur mekanisnya
misalnya didalam alat ukur d’arsonval, gosokn beberapa komponen yang
bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak
tepat jenis kesalahan instrumental lainnya adalah kesalahan kalibrasi yang
mengakibatkan pembacaan instrumen yang selalu tinggi atau terlalu
rendah sepajang seluruh skala (kegagalan mengembalikan jarum penunjuk
ke-nol sebelum melakukan pengukuran memiliki efek yang
serupa).Kesalahan - kesalahan intrumen dapat dihindari dengan cara :
3
telah diperhitungkan. Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil pada
percobaan pengukuran yang telah direncakan secara baik; tetapi menjadi
penting pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Misalkan
suatu tegangan akan diukur oleh sebuah voltmeter yang dibaca setiap
setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada kondisi-kondisi
lingkungan yang sempurna dan telah dikalibrasikan secara tepat sebelum
pengukuran, akan diperoleh hasil prmbacaan yang sedikit berbeda selama
periode pengamatan. Perubahan yang tidak dapat dikoreksi dengan cara
kalibrasi apapun dan juga oleh cara pengontrolan yang ada.
3
– 1 Dengan : 𝜎 = Deviasi Standar ∑ 𝑑𝑛 = Jumlah nilai deviasi rata-rata; N
= Jumlah data pembacaan
f. Kemungkinan Kesalahan
Distribusi kesalahan normal
Pada Tabel 1-1, baca daftar 50 pembacaan tegangan yang dilakukan
pada selang waktu yang diperingkat dan paling sedikit dicatat pada setiap
kenaik- sebuah 0,1 volt. Tegangan nominal tegangan yang bertambah
adalah 100,00 volt. Hasil rentetan pengukuran ini dapat disajikan dengan
grafik dalam bentuk diagram balok atau histogram.
Jumlah 50
3
pembacaan dengan selang 0,05 Volt, distribusi pengamatan akan tetap
simetri terhadap nilai tengah dan bentuk histogram akan tetap sesuai
dengan bentuk sebelumnya. Dengan data yang semakin banyak pada
kenaikan-kenaikan pengukuran yang semakin kecil, kontur histogram
akhirnya akan menjadi kurva yang lembut, seperti yang diperhitungkan
oleh garis-garis patah pada Gambar 1-1. Kurva yang membentuk lonceng
ini aisebut kurva Gauss.Makin tajam dan semakin sempit kurva tersebut,
seseorang pengamat dapat mengklaim lebih tepatnya nilai pembacaan
sebenarnya paling mungkin adalah nilai tengah atau pem- bacaan rata-rata.
3
ditampilkan pada Gambar 1-1 dalam mana nilai yang paling mungkin dari
tegangan yang sebenamya adalah nilai rata-rata 100,0
3
rata. Nilai-nilai yang sehubungan dengan penyimpangan-penyimpangan
lainnya dinyatakan dalam σ diberikan pada
Tabel 1-2.
0,6745 0,5000
1,0 0,6828
2,0 0,9546
3,0 0,9972
3
2.2.2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Untuk Rumah Tinggal
Sistem penyaluran untuk setiap rumah yang berikan oleh
perusahaan listrik negara (PLN) yaitu 220 volt utuk setiap rumah
Status
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
mencabut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317) dan dinyatakan tidak berlaku.
Latar Belakang
3
c. bahwa penyediaan tenaga listrik bersifat padat modal dan teknologi dan
ditingkatkan;
keselamatan ketenagalistrikan;
Dasar Hukum
”Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 20, dan Pasal
33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
3
kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan usaha penyediaan tenaga
listrik.
Hipotesis
3
Pengukuran Tegangan Listrik Adalah Usaha menyatakan sifat jumlah
energy yang mengalir di suatu benda atau di rumah dan hasil akhirnya
dinyatakan ke dalam bentuk angka atau harga.Dalam melakukan pengukuran
tegangann listrik ini menggunakan instrument yang berupa multimeter.
Pada llistrik terdapat arus AC dan DC, dimana arus AC (Alternating
Current) merupakan arus listrik yang arah dan besar arusnya berubah-ubah
secara bolak-balik oleh waktu. Sedangakan arus DC (Direct Current) yaitu
arah arus bolak balik yang tidak berubah-ubah oleh waktu atau lebih dikenal
dengan arus searah.Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya
disebut dengan tegangan DC (tegangan searah) sedangkan sumber tegangan
listrik yang bervariasi secara berkala dengan waktu disebut dengan tegangan
AC (tegangan bolak balik).Contoh dari teganga DC adalahBaterai dan
pencatu daya (power supply) yang menghasilkan tegangan DC 1,5V, 9V,
24V.sedangkan contoh dari tegangan AC adalah peralatan elektronik rumah
tangga dan industri. Tegangan AC standar yang digunakan di Indonesia
adalah 220V, sedangkan di negara lain ada yang menggunakan 100V, 110V
ataupun 240V.
Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering
disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik
adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik,
semakin tinggi tegangan listriknya maka semakin besar energi potensial yang
dikarenakan semakin banyak elektron yang dilepaskan.
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b) Data penelitian
Data yang mendukung dalam melakukan penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek data.
Seperti hasil pengukuran dari stop kontak yang mana data tegangan
langsung dari objek data. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dengan mengetahui tegangan dari membaca refrensi buku yang ada
3
3.1 Alat Penelitian
1. Multimeter
Waktu penelitian dilakukan selama 24 jam. Dari jam 19.30 s/d 19.30 lagi.
3
3.3 Langkah Penelitian
3
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
19:30 216
19:40 218
19:50 212
20:00 219
20:10 220
20:20 221
20:30 215
20:40 211
20:50 217
21:00 222
21:10 218
21:20 216
21:30 217
21:40 210
21:50 214
22:00 217
22:10 215
3
22:20 220
22:30 219
22:40 220
22:50 212
23:00 218
23:10 216
23:20 219
23:30 220
23:40 220
23:50 220
0:00 215
0:10 213
0:20 210
0:30 212
0:40 215
0:50 220
1:00 218
1:10 217
1:20 216
1:30 218
1:40 219
1:50 214
2:00 219
2:10 210
2:20 217
2:30 219
3
2:40 215
2:50 213
3:00 219
3:10 220
3:20 219
3:30 216
3:40 214
3:50 217
4:00 213
4:10 210
4:20 216
4:30 212
4:40 217
4:50 220
5:00 217
5:10 219
5:20 215
5:30 217
5:40 214
5:50 212
6:00 216
6:10 218
6:20 213
6:30 217
6:40 218
6:50 217
3
7:00 216
7:10 212
7:20 210
7:30 217
7:40 218
7:50 219
8:00 218
8:10 220
8:20 219
8:30 215
8:40 218
8:50 215
9:00 214
9:10 217
9:20 218
9:30 213
9:40 215
9:50 217
10:00 214
10:10 218
10:20 218
10:30 216
10:40 217
10:50 218
11:00 217
11:10 216
3
11:20 214
11:30 217
11:40 219
11:50 217
12:00 215
12:10 216
12:20 217
12:30 220
12:40 220
12:50 217
13:00 215
13:10 217
13:20 214
13:30 218
13:40 218
13:50 214
14:00 219
14:10 213
14:20 215
14:30 216
14:40 219
14:50 216
15:00 218
15:10 215
15:20 214
15:30 218
3
15:40 219
15:50 216
16:00 217
16:10 212
16:20 215
16:30 218
16:40 216
16:50 214
17:00 219
17:10 217
17:20 216
17:30 219
17:40 214
17:50 212
18:00 210
18:10 219
18:20 217
18:30 218
18:40 214
18:50 218
19:00 219
19:10 210
19:20 220
19:30 217
3
4.1 Nilai Rata-Rata
έx
a) E rata-rata = x=
n
31.370
x=
145
x=216,3448 volt
5,6552−6,3448
x́=
2
3
4.3 pemyimpangan rata-rata
Deviasi standar
σ=√(∑d)/n
3
PERHITUGAN DISTRIBUSI t
PT PLN menyatakan standar tegangan listrik kesetiap rumah yaitu
sebesar 220 volt dua orang melakukan pengukuran tegangan dirumah dan
mengambil data 144 sampel ujilah hasil sampe tersebut apakah terdistribusi
normal dengan signifikan 95%.
Penyelesaian :
Dari data diatas maka ada derajat kebebasannya yaitu 143 sampel
dan 1 yag tidak bebas lalu mencari T0 dengan menggunaka persamaan :
x́ μ
T0 ¿
S √n
216,3
=
14,69 √ 145
47,586
=
14,69 √145
47,586
=
176,28
= 0.269volt
3
JUMLAH 145
30
25
25
JUMLAH PEMBACAAN
21
20 19
16
15 13 14 13
10 8
6 7
5
1 1 1
0
221 213 212 220 216 218 217 219 215 214 210 211 222
PEMBACAAN TENGANGAN
Pembahasan:
Dalam pembahasan ini yaitu membahas tentang pengukuran besaran listrik yang
dilakukan di perumahan gandaria mas yaitu rumah rekan kami, kami membahas
semuanya di sana, dan mengukur selama 24 jam. Dalam pengukuran terdapat
bnyak kesalahan, terutama pada kesalahan di instrumen. Instrumen tersebut
membantu peningkatan keterampilan manusia dan dalam banyak hal
memungkinkan.seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak
diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak dapat
menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai
sebuh alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau kebesaran dari suatu
kuantitas atau variabel. Instrumen elektronik, yang namanya disesuaikan dengan
perkataan “ elektronik “ yang terkandung di dalamnya, didasarkan pada prinsip-
prinsip listri atau elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektonik.
Sebuah instrumen elektronik dapat berupa sebuah alat konstruksinya sederhana
dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar untuk arus searah.
Dalam instrumen itu juga dapat terjadi kesalahan, seperti yang kami alami saat
mengukur, salah dalam ketepatan pembacaan, dan juga ada sedikit masalah di alat
ukurnya.
Dari diagram di atas bisa dilihat bahkan kami mendapatkan data sebanyak
145 data yang di ukur setiap menit. Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran
diperoleh dari banyaknya angka-angka berarti(significant figures). Angka-angka
yang berarti tersebut memberikan informasi yang aktual(nyata) mengenai
3
kebesaran ketepatan dan ketelitian pengukuran. Makin banyak angka-angka
berarti, ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.
Sebagai contoh, jika nilai sebuah nilai ketahanan dinyatakan sebesar 68Ω
ini berarti bahwa tahanan tersebut akan lebih mendekati 68Ω daripada 67 atau
69Ω. Selanjutnya jika disebutkan nilai tahanan nilai tahanan adalah 68,0Ω, berarti
nilai tahanan tersebut lebih mendekati 68,0Ω daripada 67,9 atau 68,1Ω. Pada
tahanan 68Ω terdapat dua angka yang berarti, sedangkan pada tahanan 68,0Ω
terdapat tiga angka berarti. Dikatakan bahwa tahanan 68,0Ω yaitu yang memiliki
angka berarti lebih banyak, mempunyai ketepatan lebih tinggi daripada tahanan
68Ω.
3
BAB V
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan percobaan kelompok kami, dalam pengukuran listrik ini
adalah jika listrik di rumah voltnya sebesar 220V maka tidak setiap detik
tegangannya 220V tegangannya bisa lebih dari 220V dan bisa juga kurang dari
220V, setiap detik tegangan memiliki perubahan, maka di sini kami menilai setiap
berapa menit untuk mencatat nilai tegangnnya dan membuat tabelnya yaitu yg
berjumlah 145 data, dalam pengukuran kami mendapati berbagai kesalahan-
kesalahan. Dalam pengukuran ini kami menggunakan istilah yaitu seperti
(instrumen, ketepatan, sensitivitas, resolusi, kesalahan)
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami ialah lakukan dengan cara yg teliti lagi dan
gunakan multimeter yang benar, agar penempatannya sesuai dan benar,
lakukanlah dengan lebih memperbanyak data, misalkan ambillah nilai dari selang
waktu 5 menit, agar lebih bnyak datanya, agar bisa lebih akurat dalam
menentukan rata-ratanya. Dan jangan lupa untuk memakai perlengkapan seperti
sandal, agar saat mengukur bila ada kabel yang terklupas kita tidak jadi groundnya
3
Daftar Pustaka
Rockis, Gary and Glen Mazur., 2001, Basic Permanent Magnet Generator,
Second Edition American Technical Publishers. Inc., New York.
Subekti, Ridwan Arif., Anjar Susatyo, dan Puji Irasari.,2011, Perancangan dan
Analisis Prototip Unit Turbin Generator Tipe Submersible Skala Piko
Hidro untuk Aplikasi pada Sungai Datar, Pusat Penelitian Tenaga
Listrik dan Mekatronik LIPI, Bandung.
3
LAMPIRAN
3
3
3
3