Anda di halaman 1dari 47

Pengukuran & Instrumentasi Besaran Listrik

Disusun Oleh:
Nama : 1. Muhammad Akbar Rizky (1021911070)
2. Muhammad Diki (1021911047)
3. Syafulloh Akbar (1021911020)

Kelas: 2 A

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Dalam Portal Kampus Terpadu UBB, Kel. Balunijuk, Kec.
Merawang, Pangkalpinang, Bangka Belitung
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “menjelajahi dunia
pustaka” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan kali ini, kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu, diantaranya:

1. Bapak Muhammad Jumnahdi, S.T., M.T. selaku dosen


mata kuliah pengukuran & instrumental besaran listrik.

2. Rekan sesama kelompok yang telah bekerja sama dalam


penyusunan makalah ini.

3. Teman-teman kelas 2B jurusan Teknik Elektro Universitas


Bangka Belitung yang telah memberikan dukungan.

Harapan penulis dalam makalah kali ini adalah agar penulis dapat memberi
pengetahuan mengenai materi menjelajahi dunia pustaka Bahasa Indonesia
kepada pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, agar dapat mengevaluasi dan meningkatkan
kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Balunijuk, 21 February 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1. Latar belakang.........................................................................................................2
1.1 Permasalahan.........................................................................................................2
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................2
1.3 Keaslian Penelitian.................................................................................................3
1.4 Manfaat Ketelian....................................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI................................................................4
2. Tinjauan Pustaka.....................................................................................................4
2.1 Landasan Teori.......................................................................................................4
2.1.1 Kesalahan Dalam Pengukuran...........................................................................6
2.2.2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Untuk Rumah Tinggal............................20
2.2.3 Persyaratan Kelistrikan Dan Penyalurannya (SPLN)....................................20
BAB III............................................................................................................................24
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................24
3. Bahan atau Materi Penelitian................................................................................24
3.1 Alat Penelitian....................................................................................................25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................25
3.3 Langkah Penelitian.............................................................................................26
BAB IV............................................................................................................................28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................28
4 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik......................................................................28
4.1 Nilai Rata-Rata.....................................................................................................32
4.2 Rangkuman Kesalahan........................................................................................32
4.3 pemyimpangan rata-rata.....................................................................................33

iii
4.4. Distribusi Kesalahan Normal atau Mungkin....................................................34
4.5 Kualitas Tegangan Listrik Pada Konsumen......................................................36
BAB V.............................................................................................................................37
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................37
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................37
5.2 Saran.....................................................................................................................37
Daftar Pustaka................................................................................................................37
LAMPIRAN....................................................................................................................39

BAB 1

3
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Tegangan adalah suatu beda potensial  antara dua titik yang mempunyai
perbedaaan jumlah muatan dalam satuan volt. Multimeter juga dapat
digunakan sebagai pengukur arus. Cara memasangnya adalah seri terhadap
beban yang akan diukur arusnya, pengukur arus ampermeter ini juga
mempunyai hambatan dalam seperti halnya voltmeter yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu rangkain. Arus listrik timbul
karena adanya suatu elektron satu arah dari suatu beban atau zat akibat
pengaruh gaya dari luar dalam ampere. Satu ampere adalah jumlah muatan
listrik dari 6.24 X elektron yang mengalir melalui sautu titik tertentu selama 1
detik.
Hubungan antara tegangan, aus dan hambatan ini disebut hukum
ohm,ditemukan oleh George simon ohm dan dipublikasikan pada
sebuah paper pada tahun 1820. The galuanik circuit investigated
mathematicaly. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar metal pada rangkain.

1.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu.
1. Apakah pengertian dari tegangan?
2. Bagaimana proses adanya tegangan?
3. Bagaimana keadaan tegangan apabila ditambah beban?
4. Bagaimana terjadinya tegangan sehingga tegangan selalu berubah-ubah?
5. Kesalahan apa saja yang terjadi apabila melakukan pengukuran ini?

1.2 Batasan Masalah


Sesuai permasalahan diatas adapun penulis melampirkan batasan masalah
yaitu :
1. Penulis menjelasakan apa pengertian dari teangan listrik dan pembagian
listrik (statis dan dinamis).
2. Penulis melampirkan proes terjadinya tegangan listrik.
3. Menjelaskan perubahan dari tegangan apabla ditambah beban.
4. Penulis menjelaskan mengapa tegangan selalu berubah dalam selang
waktu .penuliskan menjelaskan apa kesalahan apa saja yang terjadi dalam
proses pengukuran dan cara menghitung kesalahan tersebut.

3
1.3 Keaslian Penelitian
Pengukuran tegangan lsitrik berdasarkan pengetahuan peneliti sebagai
kampus terpadu universitas untuk menentukan keaslian penelitian peneliti dan
penulis penelitian dengan judul " bangka belitung", peneliti yakin tidak ada
penelitian yang memiliki judul yang sama dengan penelitian saya, tapi
mungkin ada penelitian serupa dengan penelitian yg ditulis oleh peneliti,
seperti:
Mengukur tegangan untuk menentukan besarnya tegangan yang
mengalir ‘Penelitian ini memiliki kesamaan variabel terkait, yaitu
penyelesaian tugas dari mata kuliah pengukuran dan instrumentasi besaran
listrik, tetapi ada perbedaan variabel bebasnya, yaitu tegangan akan naik dan
turun apabila banyak benada elektronik yang dihidupkan, yaitu mahasiswa
fisika univesitas jambi dan penulis melakukan pengukuran di Jl.Gandaria 1,
Gg H Umar Perumahan Gandaria Mas No 16 pada hari Jumat tanggal 21
Februari sampai dengan Sabtu 22 Februari 2020

1.4 Manfaat Ketelian


Adapun manfaat dari pegukuran kita dapat mengetahui berapa standar
tegangan listrik yang diberikan PLN untuk setiap rumah, pengukuran ini juga
memberikan manfaat kita untuk mengetahui mengapa tegangan selalu berubah
untuk setiap selang waktu dan juga membeikan pengetahuan tentang jenis
kesalahan apa saja waktu kita melalukan pengukuran.

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari tegangan.
2. Untuk mengetahui prose adanya tegangan.
3. Untuk mengetahui standar listrik dari PLN.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

3
2. Tinjauan Pustaka
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke
dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran
(Basyaruddin, Noor Cholis; 1995; 1).Listrik merupakan kebutuhan primer
manusia saat ini.Karena zaman sekarang semua peralatan berbasis elektronik
sehingga memungkinkan penggunaan daya yang besar setiap harinya.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan


listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).Itu adalah pengertian multimeter
secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).

Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk


memindahkan unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering disebut
dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik adalah
ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik. Suatu
benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain
karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya muatan
yang terdapat dalam suatu benda.

2.1 Landasan Teori


Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
yang telah diakui secara internasional (si). Hubungan antara tegangan dan
arus secara umum dinyatakan dengan hukum ohm,yaitu : V=IR. Dimana:
V=tegangan (volt), i= arus (ampermeter), dan R=hambatan (ohm). Hasil
pengukuran arus dan tegangan dengan menggunakan alat ukur harus
memenuhi hasil rumusan hukum ohm.Tegangan adalah suatu beda potensial
antara dua titik yang mempunyai perbedaaan jumlah muatan dalam satuan
volt. Multimeter juga dapat digunakan sebagai pengukur arus. Cara
memasangnya adalah seri terhadap beban yang akan diukur arusnya,
pengukur arus ampermeter ini juga mempunyai hambatan dalam seperti

3
halnya voltmeter yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu
rangkain. Arus listrik timbul karena adanya suatu elektron satu arah dari suatu
beban atau zat akibat pengaruh gaya dari luar dalam ampere. Satu ampere
adalah jumlah muatan listrik dari 6.24 X elektron yang mengalir melalui
sautu titik tertentu selama 1 detik. Hubungan antara tegangan, aus dan
hambatan ini disebut hukum ohm,ditemukan oleh George simon ohm dan
dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820. The galuanik circuit
investigated mathematicaly. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain.
Listrik berasal dari kata electrical, electric, elecricity. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, listrik adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan
leh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk
menghasilkan panas atau cahaya untuk menjalankan mesin. Menurut Kamus
Fisika, listrik merupakan suatu gejala yang diakibatkan oleh adanya gerak
dari muatan-muatan (elektron-elektron atau ion-ion) yang menimbulkan gaya
listrik. Sedangkan menurut Wikipedia, listrik adalh kondisi dari suatu partikel
subatomik terteentu, yakni elektron dan proton yang berakibat adanya gaya
tarik dan gaya tolak diantaranya. Dengan kt dan proton yang berakibat adanya
gaya tarik dan gaya tolak diantaranya. Dengan kata lain, listrik adalah aliran
elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah pengantar. Atau menurut
pengertian lainnya, listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui
kabel. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal
luas, seperti petir, medan listrik dan arus listrik. Listrik biasanya digunakan di
dalam segaala aspek kehidupan. Listrik dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Listrik Statis
Listrik Statis adalah listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya
terbatas. Listrik Statis mempelajari sifat-sifat muatan listrik. Pada listrik statis,
aliaran perpindahan elektron terjadi karena digosokan atau di gerakan.
Parameter untuk mengukur listrik statis cukup sulit, karena tidak mudah
mengukur arus, tegangan, daya dan hambatan misalnya pada penggaris plastik
yang menarik sobekan-sobekan kertas.

2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis lebih banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Listrik dinamis adalah listrik yang mengalir, yang disebabkan oleh sumber arus
listrik yang menghasilkan beda potensial (tinggi ke rendah). Pada listrik
dinamis, terjadi perpindahan elektron secara belanjut yang dihantarkan oleh
bahan konuktor. Parameter untuk mengukur listrik dinamis yaitu dengan alat
ukur baku. Tegangan biasa disebut juga beda potensial. Menurut Kamus Fisika,
beda potensial adalah perbedaan potenial antara dua titik yang sama dengan

3
perubahan energi, saat satu satuan muatan positif bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dalam medan listrik. Satuan beda potensial adalah volt (V). Satu
volt berarti ada perubahan energi sebesar satu joule jika ada muatan bergerak
sebesar satu coulomb. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu
tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Sehingga arah arus listrik kovensional di dalam suatu konduktor mengalir dari
tegangan tinggi menuju tegangan rendah. Analogi untuk menjelaskan tegangan
secara sederhana, misalnya energi yang diperlukan untuk menggerakkan air
dala pipa sama dengan tekanan dikali volume air yang bergerak. Hal ini senada
dalam dunia elektronik, energi yang diperlukan untuk menggerakan elektron
dalam konduktor sama dengan besar tegangan dikali jumlah muatan yang
bergerak.
Tegangan listrik sangat praktis digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu sumber energi listrik untuk melakukan usaha. Semakin besar tegangan
listrik antara dua titik, maka semakin besar arus yang bisa mengalir.
Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat
tingkatan. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik,
yaitu voltmeter dan osiloskop. Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus
dalam sirkuit ketika dilewatkan melalui resistor dengan nilai tertentu.
Sedangkan osiloskop kerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur
utuk membelokkan elekton di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta
grafik dari elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar
tegangan yang diukur. Arus listrik terjadi karena adanya loncatan elektron
bebas yang meloncat dari daerah yang kelebihan elektron ( negatif ) ke daerah
yang kekurangan elektron ( positif ) . Arah gerak elektron ini berlawanan
dengan arah arus listrik.

2.1.1 Kesalahan Dalam Pengukuran


a. Definisi
Umumnya, di dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai
suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel.
Instrumen tersebut membantu peningkatan keterampilan manusia dan
dalam banyak hal memungkinkan.seseorang untuk menentukan nilai dari
suatu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut,
manusia tidak dapat menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen
dapat didefinisikan sebagai sebuh alat yang digunakan untuk menentukan
nilai atau kebesaran dari suatu kuantitas atau variabel. Instrumen
elektronik, yang namanya disesuaikan dengan perkataan “ elektronik “
yang terkandung di dalamnya, didasarkan pada prinsip-prinsip listri atau

3
elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektonik. Sebuah
instrumen elektronik dapat berupa sebuah alat konstruksinya sederhana
dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar untuk arus
searah. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan
instrumen yang lebih terpercaya dan lebih teliti semakin meninngkat yang
kemudian menghasilkan perkembangan baru dalam perencanaan dan
pemakaian. Untuk menggunakan intrumen-intrumen ini secara cermat, kita
perlu memahami prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan
apakah instrumen tersebut sesuai untuk pemakaian yang telah
direncanakan.
Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan
didefinisikan sebagai berikut:
Instrumen : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau kebesaran
suatu kuantitas atau variabel.
Ketelitian (accuracy) : Harga terdekat dengan masa suatu
pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang
ukur.
Ketepatan (precision) : Suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu
harga tertentu bagi sebuah variabel ketepatan (presisi) merupakan suatu
ukuran tingkatan yan menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada
pengukuran yang dilakukan secara berturutan.
Sensitivitas (sensitivy) : Perbandingan antara sinyal keluaran atau
respons intrumen terhadap perubahan masukan atau variabrl yang diukur.
Resolusi (resulusi) : Perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
kepada mana instrumen akan memberikan respons (tanggapan).
Kesalahan (error) : Penyimpangan variabel yang diukur dari harga
(nilai) sebenarnya.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk memperkecil efek kesalahan-
kesalahan ini. Misalnya, untuk memperoleh pengukuran yang tepat,,
disarankan agar melakukan beberapa kali pengamatan dan bukan hanya
mengandalkan satu pengamatan. Cara lain, di samping mengunakan
imstrumen yang berbeda untuk pengukuran yang sama adalah menguasai
teknik yang baik untuk memperinggi ketelitian. Walaupun cara-cara ini
cenderung mempertinggi ketelitian pengukuran melalui penurunan
kesalahan karena lingkungan atau kesalahan acak (random error), mereka
tidak dapat dianggap sebagai kesalahan instrumental.

b. Ketelitian dan Ketepatan

3
Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil
pengukuran terhadap harga yang sebenarnya, sedangkan ketepatan
(presisi) menyatakan tingkat kesalahan didalam sekelompok pengukuran
atau sejumlah instrumen.
Untuk menunjukkan perbedaan anatara ketelitian dan ketepatan,
bandingkan dua buah voltmeter dari pembuatan dan model yang sama.
Kedua voltmeter tersebut mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya
tajam dan juga dilengkapi dengan cermin untuk menghidari beda
lihat(paraklasis), selain itu skala masing-masing voltmeter telah
dikalibrasi(ditera) secara seksama. Dengan demikian, kedua alat ini dapat
dibaca pada ketepatan yang sama. Jika nilai tahanan deret didalam satu-
satu voltmeter berubah banyak, membaca nya bisa mengakibatkan
kesalahan yang cukup besar. Karena itu ketelitian kedua voltmeter tersebut
dapat berbeda sama sekali (untuk menentukan voltmeter mana yang
menghasilkan kesalahan, diperlukan perbandingan terhadap voltmeter
standar).
Ketepatan terdiri dari dua karakteristik, yaitu
kesesuaian(conformity) dan jumlah angka yang berarti(significant figures)
terhadap mana suatu pengukuran dapat dilakukan. Sebagai contoh, sebuah
tahanan yang besarnya 138457 ohm setelah diukur dengan ohm meter
secara konsisten dan berulang menghasilkan 1,4 mega ohm. Dalam hal ini
hasil yang diberikannya adalah pembacaan yang lebih mendekati harga
yang sebenarnya berdasarkan penksiran. Walaupun dalam ini tidak
terdapat penyimpangan-penyimpangan, kesalahan yang diakibatkan oleh
pembatasan terhadap pembacaan skala adalah suatu kesalahan
presisi(precision). Contoh yang diberikan menunjukkan peroleh ketepatan;
sebab angka-angka yang berarti belum dibicarakan. Dengan cara yang
sama presisi merupakan sesuatu yang perlu, tetapi belum cukup untuk
persyaratan ketelitian.
Siswa pemula cenderung mencatat pembacaan alat ukur
berdasarkan harga yang dilihatnya. Mereka tidak sadar bahwa ketelitian
suatu pembacaan tidak perlu dijamin oleh ketepatannya. Kenyataannya,
cara-cara pengukuran yang baik menuntut sikap yang selalu ragu tentang
ketelitian hasil pengukuran. Dalam pekerjaan yang kritis, latihan yang baik
menunjukkan bahwa pegamat yang melakukan satu rentetan pengukuran
yang tidak saling bergantungan dengan menggunakan instrumen atau cara-
cara pengukuran yang berbeda, tidak dipengaruhi oleh kesalahan-
kesalahan sistematis yang sama. Ia juga harus memastikan bahwa
instrumen-instrumen yang digunakannya berfungsi baik dan telah

3
dikalibrasi terhadap suatu standar yang telah diketahui, dan tidak ada
pengaruh luar yang mempengaruhi ketelitian pengukuran

c. Angka-Angka Yang Berarti


Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari
banyaknya angka-angka berarti(significant figures). Angka-angka yang
berarti tersebut memberikan informasi yang aktual(nyata) mengenai
kebesaran ketepatan dan ketelitian pengukuran. Makin banyak angka-
angka berarti, ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.
Sebagai contoh, jika nilai sebuah nilai ketahanan dinyatakan
sebesar 68Ω ini berarti bahwa tahanan tersebut akan lebih mendekati 68Ω
daripada 67 atau 69Ω. Selanjutnya jika disebutkan nilai tahanan nilai
tahanan adalah 68,0Ω, berarti nilai tahanan tersebut lebih mendekati
68,0Ω daripada 67,9 atau 68,1Ω. Pada tahanan 68Ω terdapat dua angka
yang berarti, sedangkan pada tahanan 68,0Ω terdapat tiga angka berarti.
Dikatakan bahwa tahanan 68,0Ω yaitu yang memiliki angka berarti lebih
banyak, mempunyai ketepatan lebih tinggi daripada tahanan 68Ω.
Tetapi sering terjadi bahwa banyaknya angka yang belum tentu
menyatakan ketepatan pengukuran. Bilangan-bilangan besar dengan
angka-angka nol sebelum titik desimal sering digunakan pada penaksiran
jumlah penduduk atau uang. Misalnya, jika jumlah penduduk sebuah kota
dilaporkan dalam enam angka sebanyak 380.000, ini bisa diartikan bahwa
penduduk yang sebenarnya adalah antara 379.000 sampai 390.000, karena
dalam hal ini jumlah penduduk hanya dapat dilaporkan dalam dua angka
berarti, maka diperlukan cara untuk menentukan jumlah yang besar.
Bentuk penulisan teknis yang lebih tepat adalah menggunakan
perpangkatan sepuluh, misalnya 38x104 atau 3,8x105. Disini ditunjukkan
bahwa jumlah penduduk hanya teliti sampai dua angka yang berarti.
Ketidakpastian yang disebabkan oleh angka-angka nol disebelah kiri titik
desimal biasanya diatasi dengan tanda penulisan ilmiah(scientific notation)
yaitu dengan menggunakan perpangkatan sepuluh. Misalnya dengan
menuliskan kecepatan cahaya 186.000 mil per sekon, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah bagi orang yang berlatar belakang teknik, tetapi
walaupun dituliskan dalam bentuk 1,86x105 mil/sekon juga tidak akan
mengakibatkan keragu-raguan adalah lazim untuk mecatat suatu hasil
pengukuran dengan menggunakan semua angka yang kita yakini paling
mendekati hasil sebenarnya. Misalnya jika sebuah voltmeter dibaca 117,1
volt; maka ini menunjukkan bahwa penaksiran yang paling baik menurut
pengamat lebih mendekati ke 117,1 volt daripada 117,0volt atau 117,2
volt. Cara lain untuk menyatakan hasil pengukuran ini adalah

3
menggunakan menggunakan kesalahan yang mungkin(range of possible
error). Dengan cara ini tegangan dapat dituliskan menjadi 117,1±0,005
volt; yang menunjukkan bahwa nilai tegangan terletak antara 117,05 dan
117,15 volt.
Jika jumlah pengukuran yang independen(tidak saling
bergantungan) dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan hasil paling
baik tersebut dinyatakan dalam nilai rata-rata dari semua pembacaan; dan
rangkuman kesalahan yang mungkin merupakan penyimpangan
terbesar(largest deviation) dari nilai rata-rata tersebut.
Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat ketelitian yang
berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang
paling kecil ketelitiannya. Banyaknya angka-angka berarti dalam perkalian
bisa bertambah dengan cepat tetapi, sekali lagi diingatkan bahwa yang
diperlukan dalam jawaban hanya angka-angka berarti yang memenuhi.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang
sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang
sebenarya dan bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam
pengukuran. Langkah pertama yang diperlukan untuk menguranginya
adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga
dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang
sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang
sebenarya dan bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam
pengukuran. Langkah pertama yang diperlukan untuk menguranginya
adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga
dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan
umumnya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :
 Kesalahan- kesalahan umum (gross-errors): kesalahan kebanyakan
disebabkan oleh kesalahan manusia diantaranya adalah kealahan
pembacaan alat ukur,peneyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penafsiran.
 Kesalahan-kesalahan sistematis (sistematic errors) : disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan atau
adanya bagian-bagian dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau
pemakai.
 Kesalahan-kesalahan yang tak sengaja (random errors): diakibatkan oleh
penebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak

3
Masing-masing kelompok kesalahan ini akan dibahas secara
ringkas dengan menyarankan beberapa metode untuk memperkecil dan
menghilangkannya.

a) Kesalahan –kesalahan umum (kecerobohan, gross-errors)


Kelompok kesalahan ini terutama disebabakan oleh kekeliruan
manusia dalam melakukan pembacaan atau pemakaian instrumen dan
dalam pencatatan serta penafsiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia
terlibat dalam melakukan pengukuran, kesalahn jenis tidak dapat
dihindari;namun walaupun jenis kesalahan ini tidak mungkin dihilangkan
secara keseluruhan. mempengaruhinya perlu dilakukan dibeberapa
kesalahan umum dapat mudah diketahui
Kesalahan umum yang sering oleh pemulaaadalah pemakain
instrumen yang tidak sesuai. Umumnya instrumen-instrumen penunjuk.
Berubah kondisi sampai bats tertentu setelah digunakan mengukur sebuah
rangkain yang lengkap dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah.
Sebagai contoh sebuah voltmeter yang telah dikalibrasi dengan baik dapat
menghasilkan pembacaan yaang salah bila dihubungkan antara dua titik
didalam sebuah rangkaian tahanan tinggi. Sedangkan bila voltmeter
dihubungkan kesebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaan
bisa berlainan bergantung pada jenis voltmeter yang digunakan.

b) Kesalahan sistematis
Jenis-jenis kesalahan ini biasanya dibai menjadi dua bagian
1) kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan kekurangan dari
instrumen itu sendiri
2) kesalahan-kesalahan lingkungan yang disebabkan oleh keadaan-
keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen (instrumental errors) merupakan
kesalahan yang tidak dapat dihindarkan karena struktur mekanisnya
misalnya didalam alat ukur d’arsonval, gosokn beberapa komponen yang
bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak
tepat jenis kesalahan instrumental lainnya adalah kesalahan kalibrasi yang
mengakibatkan pembacaan instrumen yang selalu tinggi atau terlalu
rendah sepajang seluruh skala (kegagalan mengembalikan jarum penunjuk
ke-nol sebelum melakukan pengukuran memiliki efek yang
serupa).Kesalahan - kesalahan intrumen dapat dihindari dengan cara :

(1). Pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu

3
(2). Menggunakan faktor-faktr koreksi setelah mengetahui banyaknya
kesalahan instrumental

(3). Mengalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar

Kesalahan-kesalahan karena ingkungan( invironmental errors)


disebabkan oleh keadaan luar yang mempengaruhi alat ukur termasuk
keadaa-keadaan disekitar instrumen seperti: efek perubahan kelembaban,
tetakan udara luar atau medan magnetik atau medan elektrostatik.
Dengan demikian, suatu perubahan ppada temperatur sekeliling
instrumen menyebabkan perubahan sifat kekenyalan pegas yang terdapat
didalam mekanisme kumparan kutar yang denga demikian
mempengaruhi pembacaan instrumen. Cara-cara yang tepat untuk
mengurangi efek-efek ini diantaranya adalah pengkondisian udara,
penyegean komponen-komponen instrumen tertentu secara rapat
sekali ,pemakaian pelindunng manetik dan lain-lain.

c) Kesalahan – kesalahan acak ( randoms errors)


Kesalahan- kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak diketahui dan terjadi walaupun semua kesalahan-kesalahan
sistematis telah diperhitungkan. Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya
kecil pada percobaan pengukuran yang telah direncakan secara baik; tetapi
menjadi penting pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
Misalkan suatu tegangan akan diukur oleh sebuah voltmeter yang dibaca
setiap setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada kondisi-
kondisi lingkungan yang sempurna dan telah dikalibrasikan secara tepat
sebelum pengukuran, akan diperoleh hasil prmbacaan yang sedikit berbeda
selama periode pengamatan. Perubahan yang tidak dapat dikoreksi dengan
cara kalibrasi apapun dan juga oleh cara pengontrolan yang ada.

d. Jenis-Jenis Kesalahan

Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna,


tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarya dan
bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah
pertama yang diperlukan untuk menguranginya adalah mempelajari
kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga dapat ditentukan
ketelitian hasil akhir.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna,
tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarya dan

3
bgaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah
pertama yang diperlukan untuk menguranginya adalah mempelajari
kesalahan-kesalahan tersebut,dimana dari hal ini juga dapat ditentukan
ketelitian hasil akhir.

Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan


umumnya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :

 Kesalahan- kesalahan umum (gross-errors): kesalahan kebanyakan


disebabkan oleh kesalahan manusia diantaranya adalah kealahan
pembacaan alat ukur,peneyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penafsiran.
 Kesalahan-kesalahan sistematis (sistematic errors) : disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan atau
adanya bagian-bagian dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau
pemakai.
 Kesalahan-kesalahan yang tak sengaja (random errors): diakibatkan oleh
penebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak
Masing-masing kelompok kesalahan ini akan dibahas secara
ringkas dengan menyarankan beberapa metode untuk memperkecil dan
menghilangkannya.

d) Kesalahan –kesalahan umum (kecerobohan, gross-errors)


Kelompok kesalahan ini terutama disebabakan oleh kekeliruan
manusia dalam melakukan pembacaan atau pemakaian instrumen dan
dalam pencatatan serta penafsiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia
terlibat dalam melakukan pengukuran, kesalahn jenis tidak dapat
dihindari;namun walaupun jenis kesalahan ini tidak mungkin dihilangkan
secara keseluruhan. mempengaruhinya perlu dilakukan dibeberapa
kesalahan umum dapat mudah diketahui
Kesalahan umum yang sering oleh pemulaaadalah pemakain
instrumen yang tidak sesuai. Umumnya instrumen-instrumen penunjuk.
Berubah kondisi sampai bats tertentu setelah digunakan mengukur sebuah
rangkain yang lengkap dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah.
Sebagai contoh sebuah voltmeter yang telah dikalibrasi dengan baik dapat
menghasilkan pembacaan yaang salah bila dihubungkan antara dua titik
didalam sebuah rangkaian tahanan tinggi. Sedangkan bila voltmeter
dihubungkan kesebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaan
bisa berlainan bergantung pada jenis voltmeter yang digunakan.

3
e) Kesalahan sistematis
Jenis-jenis kesalahan ini biasanya dibai menjadi dua bagian
3) kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan kekurangan dari
instrumen itu sendiri
4) kesalahan-kesalahan lingkungan yang disebabkan oleh keadaan-
keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen (instrumental errors) merupakan
kesalahan yang tidak dapat dihindarkan karena struktur mekanisnya
misalnya didalam alat ukur d’arsonval, gosokn beberapa komponen yang
bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak
tepat jenis kesalahan instrumental lainnya adalah kesalahan kalibrasi yang
mengakibatkan pembacaan instrumen yang selalu tinggi atau terlalu
rendah sepajang seluruh skala (kegagalan mengembalikan jarum penunjuk
ke-nol sebelum melakukan pengukuran memiliki efek yang
serupa).Kesalahan - kesalahan intrumen dapat dihindari dengan cara :

(1). Pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu

(2). Menggunakan faktor-faktr koreksi setelah mengetahui banyaknya


kesalahan instrumental

(3). Mengalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar

Kesalahan –kesalahan karena ingkungan( invironmental errors)


disebabkan oleh keadaan luar yang mempengaruhi alat ukur termasuk
keadaa-keadaan disekitar instrumen seperti: efek perubahan kelembaban,
tetakan udara luar atau medan magnetik atau medan elektrostatik.
Dengan demikian, suatu perubahan ppada temperatur sekeliling
instrumen menyebabkan perubahan sifat kekenyalan pegas yang terdapat
didalam mekanisme kumparan kutar yang denga demikian
mempengaruhi pembacaan instrumen. Cara-cara yang tepat untuk
mengurangi efek-efek ini diantaranya adalah pengkondisian udara,
penyegean komponen-komponen instrumen tertentu secara rapat
sekali ,pemakaian pelindunng manetik dan lain-lain.

f) Kesalahan – kesalahan acak ( randoms errors)


Kesalahan- kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang
tidak diketahui dan terjadi walaupun semua kesalahan-kesalahan sistematis

3
telah diperhitungkan. Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil pada
percobaan pengukuran yang telah direncakan secara baik; tetapi menjadi
penting pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Misalkan
suatu tegangan akan diukur oleh sebuah voltmeter yang dibaca setiap
setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada kondisi-kondisi
lingkungan yang sempurna dan telah dikalibrasikan secara tepat sebelum
pengukuran, akan diperoleh hasil prmbacaan yang sedikit berbeda selama
periode pengamatan. Perubahan yang tidak dapat dikoreksi dengan cara
kalibrasi apapun dan juga oleh cara pengontrolan yang ada.

e. Analisis Statistik (Statiscal Analysis)


analistik statistik terhadap data pengukuran adalah pekerjaan yang
biasa sebab dia memungkinkan penentuan ketidakpastian hasil pengujian
akhir secara analitis. Hasil dari pengkuran dengan metoda tertentu dapat
diramalkan berdasarkan data contoh dalam forum sample data tanpa
memliki informasi (keterangan) yang lengkap mengenai semua faktor-
faktor gangguan, agar cara-cara statistik dan keterangan yang diberikannya
(interprestasi), bermanfaat, biasanya diperlukannya pengukuran yang
banyak.juga dalam hal ini, kesalahan-kesalahan sistematis harus kecil
dibandingkan terhadap kesalahan-kesalahan acak, sebab pengerjaan data
secara statistik tidak dapat menghilangkan suatu prasangka tertentu yang
selalu terdapat dalam semua pengukuran.

1. Nilai rata-rata (arithmetic mean) X̅= ∑ 𝑥 𝑛 Dengan : X̅= nilai rata-rata ∑


𝑥 = jumlah nilai pembacaan 𝑛 = jumlah data pembacaan 2. Penyimpangan
terhadap nilai rata-rata Penyimpangan (deviasi) adalah selisih antara suatu
pembacaa terhadap nilai rata-rata dalam sekelompok pembacaan. 𝑑𝑛 = 𝑋𝑛
−X̅Dengan : 𝑋𝑛 = nilai ke-n X̅= nilai rata-rata data 𝑑𝑛= deviasi ke-n 3.
Penyimpangan rata-rata (average deviation) Deviasi rata-rata adalah suatu
indikasi ketepatan instrumen-instrumen yang digunakan untuk
pengukuran. D = ∑ │𝑑│ 𝑛 Dengan : D = deviasi rata-rata ∑ │𝑑│= jumlah
nilai mutlak penyimpangan nilai data N = jumlah data pembacaan 4.
Deviasi standar Deviasi standar (root-mean-square) merupakan cara yang
untuk menganalisa kesalahan-kesalahan acak statistik. Deviasi standar
memiliki dua jenis, yaitu deviasi standar 8 populasi dan deviasi standar
sampel. Perbedaan dua deviasi standar tersebut yaitu nilai n yang
durangkan dengan 1 untuk deviasi standar seperti berikut. 𝜎 = √ ∑ 𝑑𝑛 2 𝑛

3
– 1 Dengan : 𝜎 = Deviasi Standar ∑ 𝑑𝑛 = Jumlah nilai deviasi rata-rata; N
= Jumlah data pembacaan

f. Kemungkinan Kesalahan
 Distribusi kesalahan normal
Pada Tabel 1-1, baca daftar 50 pembacaan tegangan yang dilakukan
pada selang waktu yang diperingkat dan paling sedikit dicatat pada setiap
kenaik- sebuah 0,1 volt. Tegangan nominal tegangan yang bertambah
adalah 100,00 volt. Hasil rentetan pengukuran ini dapat disajikan dengan
grafik dalam bentuk diagram balok atau histogram.

TABEL 1-1 Daftar Pembacaan Tegangan

Pembacaan Tegangan ( Volt ) Jumlah Pembacaan ( Volt )


99.7 1
99.8 4
99.9 12
100.0 19
100.1 10
100.2 3
100.3 1

Jumlah 50

( Sumber: William David Cooper, 1985 )

Histogram dalam mana jumlah digambar pengamatan terhadap masing-


masing pembacaan tegangan. Histogram pada Gambar 1-1 menyatakar
data dari tabel 1-1.

Pada Gambar 1-1, jumlah pembacaan terbanyak (19) terletak pada


nilai tengah 100 Volt, sedangkan pembacaan-pembacaan nilainya hampir
simetri pada kedua sisi nilai tengah tersebut. Seandainya pembacaan yang
lebih banyak dilakukan dengan kenaikan yang lebih kecil, misalnya 200

3
pembacaan dengan selang 0,05 Volt, distribusi pengamatan akan tetap
simetri terhadap nilai tengah dan bentuk histogram akan tetap sesuai
dengan bentuk sebelumnya. Dengan data yang semakin banyak pada
kenaikan-kenaikan pengukuran yang semakin kecil, kontur histogram
akhirnya akan menjadi kurva yang lembut, seperti yang diperhitungkan
oleh garis-garis patah pada Gambar 1-1. Kurva yang membentuk lonceng
ini aisebut kurva Gauss.Makin tajam dan semakin sempit kurva tersebut,
seseorang pengamat dapat mengklaim lebih tepatnya nilai pembacaan
sebenarnya paling mungkin adalah nilai tengah atau pem- bacaan rata-rata.

Gambar 1-1 Histogram yang menunjukkan frekuensi terjadinya


pembacaan 50 tegangan berdasarkan tabel 1-1. Kurva patah-patah
menyatakan batas histogram bila dilakukan pembacaan yang banyak
dengan pertambahan yang kecil.(Sumber: William David Cooper,
1985 )

Kurva distribusi kesalahan pada Gambar 1-2 didaarkan pada hukum


Normal dan menunjukkan suatu datribusi kesalahan yang simetris. Kurva
besar ini dapat dilihat sebagai bentuk yang membatasi histogram yang

3
ditampilkan pada Gambar 1-1 dalam mana nilai yang paling mungkin dari
tegangan yang sebenamya adalah nilai rata-rata 100,0

Gambar 1-2 Kurva untuk hukum normal. Bagian yang digelapkan


menunjukkan daerah kesalahan yang mungkin, dimana r = 0,6745 σ ( William
David Cooper )

g. Kesalahan yang mungkin


Luasan yang dibentuk oleh kurva kemungkinan gaus dalam gambar
1-2 diantara ∞ dan -∞, menyatakan semua jumlah pengamatan. Luasan yang
dibatasi antara + σ dan 9 – σ menyatakan kasus-kasus yang selisihnya dari
nilai rata-rata tidak akan melebihi deviasi standar. Integrasi luasan yang
dibatasi oleh kurva dalam batas-batas kurang lebih σ menghasilkan jumlah
total semua kasus didalam batas-batas tersebut.Untuk data yang tersebar
secara normal, berdasarkan ditribusi Gauss diperoleh bahwa hampir 68% dari
semua kasus-kasus tersebut berada dalam daerah + σ dan – σ dari nilai rata-

3
rata. Nilai-nilai yang sehubungan dengan penyimpangan-penyimpangan
lainnya dinyatakan dalam σ diberikan pada

Tabel 1-2.

Deviasi ( + ) Bagian luasan total yang


(σ) Tercakup

0,6745 0,5000

1,0 0,6828

2,0 0,9546

3,0 0,9972

( Sumber: William David Cooper, 1985 )

Jika misalnya sejumlah tahanan-tahanan yang nilai nominalnya


100 diukur dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 100,00 ꭥ, maka dengan
deviasi standar sebesar 0,20 ꭥ kita mengetahui bahwa pada pukul rata,
sebanyak 68% (atau sekitar dua pertiga) dari semua tahanan mempunyai nilai
(harga) yang terletak didalam batas-batas kurang lebih 0,20 ꭥ dari nilai rata-
rata. Dengan demikian, terdapat sekitar dua banding satu kemungkinan bahwa
nilai setiap tahanan yang dipilih dari kumpulan secara acak, akan terletak
diantara batas-batas tersebut. Jika dibandingkan perbedaan yang lebih besar.

Penyimpangan dapat diperbesar sampai batas kurang lebih 2 σ


yang dalam hal ini adalah kurang lebih 0,40 ꭥ. Sesuai dengan tabel 1-2, hal
ini sekarang mengandung 95% dari semua kasus dan memberikan perbedaan
sepuluh banding satu yaitu bahwa setiap tahanan yang dipilih secara acak
terletak dalam batas-batas kurang lebih 0,40 ꭥ dari nilai rata-rata 100,00 ꭥ.

3
2.2.2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Untuk Rumah Tinggal
Sistem penyaluran untuk setiap rumah yang berikan oleh
perusahaan listrik negara (PLN) yaitu 220 volt utuk setiap rumah

2.2.3 Persyaratan Kelistrikan Dan Penyalurannya (SPLN)


Persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku
pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No
30 tahun 2009.

Status
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
mencabut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317) dan dinyatakan tidak berlaku.

Latar Belakang

Pertimbangan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


adalah:

a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat


adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa tenaga listrik mempunyai peran yang sangat penting dan strategis
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional maka usaha penyediaan
tenaga listrik dikuasai oleh negara dan penyediaannya perlu terus
ditingkatkan sejalan dengan perkembangan pembangunan agar tersedia
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, merata, dan bermutu;

3
c. bahwa penyediaan tenaga listrik bersifat padat modal dan teknologi dan

sejalan dengan prinsip otonomi daerah dan demokratisasi dalam tatanan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara maka peran

pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyediaan tenaga listrik perlu

ditingkatkan;

d. bahwa di samping bermanfaat, tenaga listrik juga dapat membahayakan

sehingga penyediaan dan pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan

keselamatan ketenagalistrikan;

Dasar Hukum
”Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 20, dan Pasal
33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”

Penjelasan Umum UU Ketenagalistrikan


Pembangunan sektor ketenagalistrikan bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa guna mewujudkan
tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur
yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tenaga listrik, sebagai salah satu
hasil pemanfaatan kekayaan alam, mempunyai peranan penting bagi negara dalam
mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Mengingat arti penting tenaga listrik bagi negara dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang dan sejalan dengan ketentuan
dalam Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Undang-Undang ini menyatakan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan

3
kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan usaha penyediaan tenaga
listrik.

Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan usaha penyediaan


tenaga listrik yang pelaksanaannya dilakukan oleh badan usaha milik negara dan
badan usaha milik daerah. Untuk lebih meningkatkan kemampuan negara dalam
penyediaan tenaga listrik, Undang-Undang ini memberi kesempatan kepada badan
usaha swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha
penyediaan tenaga listrik. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, Pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan izin usaha
penyediaan tenaga listrik.
Berbagai permasalahan ketenagalistrikan yang saat ini dihadapi oleh
bangsa dan negara telah diantisipasi dalam Undang-Undang ini yang mengatur,
antara lain, mengenai pembagian wilayah usaha penyediaan tenaga listrik yang
terintegrasi, penerapan tarif regional yang berlaku terbatas untuk suatu wilayah
usaha tertentu, pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan
telekomunikasi, multimedia, dan informatika, serta mengatur tentang jual beli
tenaga listrik lintas negara yang tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
Dalam rangka peningkatan penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat
diperlukan pula upaya penegakan hukum di bidang ketenagalistrikan. Pemerintah
dan pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan, termasuk pelaksanaan
pengawasan di bidang keteknikan.
Selain bermanfaat, tenaga listrik juga dapat membahayakan. Oleh karena
itu, untuk lebih menjamin keselamatan umum, keselamatan kerja, keamanan
instalasi, dan kelestarian fungsi lingkungan dalam penyediaan tenaga listrik dan
pemanfaatan tenaga listrik, instalasi tenaga listrik harus menggunakan peralatan
dan perlengkapan listrik yang memenuhi standar peralatan di bidang
ketenagalistrikan.

Hipotesis

3
Pengukuran Tegangan Listrik Adalah Usaha menyatakan sifat jumlah
energy yang mengalir di suatu benda atau di rumah dan hasil akhirnya
dinyatakan ke dalam bentuk angka atau harga.Dalam melakukan pengukuran
tegangann listrik ini menggunakan instrument yang berupa multimeter.
Pada llistrik terdapat arus AC dan DC, dimana arus AC (Alternating
Current) merupakan arus listrik yang arah dan besar arusnya berubah-ubah
secara bolak-balik oleh waktu. Sedangakan arus DC (Direct Current) yaitu
arah arus bolak balik yang tidak berubah-ubah oleh waktu atau lebih dikenal
dengan arus searah.Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya
disebut dengan tegangan DC (tegangan searah) sedangkan sumber tegangan
listrik yang bervariasi secara berkala dengan waktu disebut dengan tegangan
AC (tegangan bolak balik).Contoh dari teganga DC adalahBaterai dan
pencatu daya (power supply) yang menghasilkan tegangan DC 1,5V, 9V,
24V.sedangkan contoh dari tegangan AC adalah peralatan elektronik rumah
tangga dan industri. Tegangan AC standar yang digunakan di Indonesia
adalah 220V, sedangkan di negara lain ada yang menggunakan 100V, 110V
ataupun 240V.
Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering
disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik
adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik,
semakin tinggi tegangan listriknya maka semakin besar energi potensial yang
dikarenakan semakin banyak elektron yang dilepaskan.

3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. Bahan atau Materi Penelitian


1. Bahan penelitian
a) Objek penelitian
Objek penelitian adalah pengukuran suatu tegangan listrik dikost
dalam jangka waktu 24 jam dalam jangka waktu pengukuran 10 menit
sekali. Dalam penelitian ini tegangan yg dihasilkan berbeda-beda,
dilakukannya penelitian ini dalam rangka untuk mengetahui tegangan-
tegangan yang digunakan dikost tersebut.
Tegangan listrik merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sebuah sumber tegangan listrik yang konstan biasanya disebut dengan
tegangan DC (Tegangan searah) sedangkan sumber tegangan listrik yang
bervariasi secara berkala dengan waktu disebut dengan tegangan AC
(Tegangan bolak-balik).

b) Data penelitian
Data yang mendukung dalam melakukan penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek data.
Seperti hasil pengukuran dari stop kontak yang mana data tegangan
langsung dari objek data. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dengan mengetahui tegangan dari membaca refrensi buku yang ada

3
3.1 Alat Penelitian
1. Multimeter

Multitester adalah sebuah peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur


komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere), Tegangan
listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian
listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO
meter (Ampere, Voltage, Ohm).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

No. Meteran : 86039828396

Alamat : Jalan Gandaria 1, Gg H.Umar

Perumahan Gandaria Mas No.16

Hari/Tanggal : Jumat 21 Februari 2020 – 22 Februari 2020

Waktu penelitian dilakukan selama 24 jam. Dari jam 19.30 s/d 19.30 lagi.

3
3.3 Langkah Penelitian

1. Persiapkan alat ukur seperti multimeter/ Multitester atau Avometer


2. Arahkan saklar selector menunjukkan  250 VAC atau 1000 Volt. Hal ini
karena tegangan yang kita perkirakan tidak melebihi 250 maka kita bisa
memakai x250 saja.
3. Selanjutnya tempelkan pencolok merah atau bahasa kerennya Probe red ke
salah satu lubang cabang listrik dirumah.
4. Selanjutnya pencolok hitam tempelkan ke lubang satunya. Biasanya
disebut fuse dan ground.
5. Perhatikan arah jarum multimeter menunjuk kearah berapa?. Lihat nilai 0
– 250 ya.
6. Karena selektor diarahkan ke 250 maka nilai yang ditunjuk adalah
tegangan listrik dirumah. Jika kita mengarahkan saklar selektor ke 1000, maka
cara menghitungnya adalah: 1000 dibagi skala maksimum (250) dikali dengan
nilai yang ditujuk.

3
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik

No. Meteran : 86039828396


Alamat : Jalan Gandaria 1, Gg H.Umar
Perumahan Gandaria Mas No 16
Hari/Tanggal : Jumat 21 Februari 2020 - Sabtu 22 Februari 2020

Pukul (WIB) Tegangan (Volt)

19:30 216

19:40 218

19:50 212

20:00 219

20:10 220

20:20 221

20:30 215

20:40 211

20:50 217

21:00 222

21:10 218

21:20 216

21:30 217

21:40 210

21:50 214

22:00 217

22:10 215

3
22:20 220

22:30 219

22:40 220

22:50 212

23:00 218

23:10 216

23:20 219

23:30 220

23:40 220

23:50 220

0:00 215

0:10 213

0:20 210

0:30 212

0:40 215

0:50 220

1:00 218

1:10 217

1:20 216

1:30 218

1:40 219

1:50 214

2:00 219

2:10 210

2:20 217

2:30 219

3
2:40 215

2:50 213

3:00 219

3:10 220

3:20 219

3:30 216

3:40 214

3:50 217

4:00 213

4:10 210

4:20 216

4:30 212

4:40 217

4:50 220

5:00 217

5:10 219

5:20 215

5:30 217

5:40 214

5:50 212

6:00 216

6:10 218

6:20 213

6:30 217

6:40 218

6:50 217

3
7:00 216

7:10 212

7:20 210

7:30 217

7:40 218

7:50 219

8:00 218

8:10 220

8:20 219

8:30 215

8:40 218

8:50 215

9:00 214

9:10 217

9:20 218

9:30 213

9:40 215

9:50 217

10:00 214

10:10 218

10:20 218

10:30 216

10:40 217

10:50 218

11:00 217

11:10 216

3
11:20 214

11:30 217

11:40 219

11:50 217

12:00 215

12:10 216

12:20 217

12:30 220

12:40 220

12:50 217

13:00 215

13:10 217

13:20 214

13:30 218

13:40 218

13:50 214

14:00 219

14:10 213

14:20 215

14:30 216

14:40 219

14:50 216

15:00 218

15:10 215

15:20 214

15:30 218

3
15:40 219

15:50 216

16:00 217

16:10 212

16:20 215

16:30 218

16:40 216

16:50 214

17:00 219

17:10 217

17:20 216

17:30 219

17:40 214

17:50 212

18:00 210

18:10 219

18:20 217

18:30 218

18:40 214

18:50 218

19:00 219

19:10 210

19:20 220

19:30 217

Rata-Rata Volt (Volt) 216,3448 V

Deviasi Standar (Volt) 220 V

3
4.1 Nilai Rata-Rata
έx
a) E rata-rata = x=
n
31.370
x=
145

x=216,3448 volt

4.2 Rangkuman Kesalahan


b) Rangkuman kesalahan = Emaksimum-Erata-rata
= 222 – 216,3448
= 5,6552 volt

Teatapi juga = Erata-rata – Eminimum


= 216,3448 - 210
= 6,3448 volt
Maka rangkuman kesalahan rata-rata menjadi

5,6552−6,3448
x́=
2

x́=± 0,6896 Volt

3
4.3 pemyimpangan rata-rata

 No Persamaan hasil frekuensi


d1 210 – 216,3 -6,,3 7
d2 211 – 216,3 -5,3 1
d3 212 – 216,3 -4,3 8
d4 213 – 216,3 -3,3 6
d5 214 – 216,3 -2,3 13
d6 215 – 216,3 -1,1 14
d7 216 – 216,3 -0,3 16
d8 217 – 216,3 1,3 25
d9 218 – 216,3 2,3 21
d10 219 – 216,3 3,3 19
d11 220 – 216,3 4,3 13
d12 221 – 216,3 5,3 1
d13 222 – 216,3 6,3 1

Deviasi standar

Tentukanlah deviasi standar dari dentetatan hasil pengukuran diatas menggunakan


persamaan:

σ=√(∑d)/n

√ 2808 =14,69 volt


13

3
PERHITUGAN DISTRIBUSI t
PT PLN menyatakan standar tegangan listrik kesetiap rumah yaitu
sebesar 220 volt dua orang melakukan pengukuran tegangan dirumah dan
mengambil data 144 sampel ujilah hasil sampe tersebut apakah terdistribusi
normal dengan signifikan 95%.

Penyelesaian :
Dari data diatas maka ada derajat kebebasannya yaitu 143 sampel
dan 1 yag tidak bebas lalu mencari T0 dengan menggunaka persamaan :

x́ μ
T0 ¿
S √n

216,3
=
14,69 √ 145

47,586
=
14,69 √145

47,586
=
176,28

= 0.269volt

4.4. Distribusi Kesalahan Normal atau Mungkin


4.5.1. Distribusi kesalahan normal

NO PEMBACAAN TEGANGAN (Volt) JUMLAH PEMBACAAN


1 221 1
2 213 6
3 212 8
4 220 13
5 216 16
6 218 21
7 217 25
8 219 19
9 215 14
10 214 13
11 210 7
12 211 1
13 222 1

3
  JUMLAH 145

30
25
25
JUMLAH PEMBACAAN

21
20 19
16
15 13 14 13

10 8
6 7
5
1 1 1
0
221 213 212 220 216 218 217 219 215 214 210 211 222
PEMBACAAN TENGANGAN

Pembahasan:

Dalam pembahasan ini yaitu membahas tentang pengukuran besaran listrik yang
dilakukan di perumahan gandaria mas yaitu rumah rekan kami, kami membahas
semuanya di sana, dan mengukur selama 24 jam. Dalam pengukuran terdapat
bnyak kesalahan, terutama pada kesalahan di instrumen. Instrumen tersebut
membantu peningkatan keterampilan manusia dan dalam banyak hal
memungkinkan.seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak
diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak dapat
menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai
sebuh alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau kebesaran dari suatu
kuantitas atau variabel. Instrumen elektronik, yang namanya disesuaikan dengan
perkataan “ elektronik “ yang terkandung di dalamnya, didasarkan pada prinsip-
prinsip listri atau elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektonik.
Sebuah instrumen elektronik dapat berupa sebuah alat konstruksinya sederhana
dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar untuk arus searah.
Dalam instrumen itu juga dapat terjadi kesalahan, seperti yang kami alami saat
mengukur, salah dalam ketepatan pembacaan, dan juga ada sedikit masalah di alat
ukurnya.

Dari diagram di atas bisa dilihat bahkan kami mendapatkan data sebanyak
145 data yang di ukur setiap menit. Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran
diperoleh dari banyaknya angka-angka berarti(significant figures). Angka-angka
yang berarti tersebut memberikan informasi yang aktual(nyata) mengenai

3
kebesaran ketepatan dan ketelitian pengukuran. Makin banyak angka-angka
berarti, ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.
Sebagai contoh, jika nilai sebuah nilai ketahanan dinyatakan sebesar 68Ω
ini berarti bahwa tahanan tersebut akan lebih mendekati 68Ω daripada 67 atau
69Ω. Selanjutnya jika disebutkan nilai tahanan nilai tahanan adalah 68,0Ω, berarti
nilai tahanan tersebut lebih mendekati 68,0Ω daripada 67,9 atau 68,1Ω. Pada
tahanan 68Ω terdapat dua angka yang berarti, sedangkan pada tahanan 68,0Ω
terdapat tiga angka berarti. Dikatakan bahwa tahanan 68,0Ω yaitu yang memiliki
angka berarti lebih banyak, mempunyai ketepatan lebih tinggi daripada tahanan
68Ω.

4.5 Kualitas Tegangan Listrik Pada Konsumen


Kualitas tegangan pada konsumen terhadap standart tegangan dari PLN
kurang dari Standar tegangan PLN yaitu 220 volt dan pada konsumennya 207 volt
jadi tegangan pada konsumen lebih rendah dari standar PLN. Hubungan antara
tegangan dan arus secara umum dinyatakan dengan hukum ohm,yaitu : V=IR.
Dimana: V=tegangan (volt), i= arus (ampermeter), dan R=hambatan (ohm). Hasil
pengukuran arus dan tegangan dengan menggunakan alat ukur harus memenuhi
hasil rumusan hukum ohm.Tegangan adalah suatu beda potensial  antara dua titik
yang mempunyai perbedaaan jumlah muatan dalam satuan volt. Multimeter juga
dapat digunakan sebagai pengukur arus. Cara memasangnya adalah seri terhadap
beban yang akan diukur arusnya, pengukur arus ampermeter ini juga mempunyai
hambatan dalam seperti halnya voltmeter yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran arus suatu rangkain. Arus listrik timbul karena adanya suatu elektron
satu arah dari suatu beban atau zat akibat pengaruh gaya dari luar dalam ampere

3
BAB V
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan percobaan kelompok kami, dalam pengukuran listrik ini
adalah jika listrik di rumah voltnya sebesar 220V maka tidak setiap detik
tegangannya 220V tegangannya bisa lebih dari 220V dan bisa juga kurang dari
220V, setiap detik tegangan memiliki perubahan, maka di sini kami menilai setiap
berapa menit untuk mencatat nilai tegangnnya dan membuat tabelnya yaitu yg
berjumlah 145 data, dalam pengukuran kami mendapati berbagai kesalahan-
kesalahan. Dalam pengukuran ini kami menggunakan istilah yaitu seperti
(instrumen, ketepatan, sensitivitas, resolusi, kesalahan)

5.2 Saran
Saran dari kelompok kami ialah lakukan dengan cara yg teliti lagi dan
gunakan multimeter yang benar, agar penempatannya sesuai dan benar,
lakukanlah dengan lebih memperbanyak data, misalkan ambillah nilai dari selang
waktu 5 menit, agar lebih bnyak datanya, agar bisa lebih akurat dalam
menentukan rata-ratanya. Dan jangan lupa untuk memakai perlengkapan seperti
sandal, agar saat mengukur bila ada kabel yang terklupas kita tidak jadi groundnya

3
Daftar Pustaka

Asy’ari, Hasyim.,Jatmiko., dan Aziz Ardiatmoko., 2012, Desain Generator


Listrik Magnet Permanen Kecepatan Rendah untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Angin atau Bayu(PLTB), Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi 2012 ( SNATI 2012) 15-16 Juni 2012,
Yogyakarta.

Jati.,Dimas Waluyo . , Tejo Sukmadi , dan , Karnoto, (2010), Perancangan


Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Magnet Permanenjenis
Neodymium (Ndfeb) Dengan Variasi Celah Udara, Jurusan Teknik
Elektro , Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

Kingsley, Fitzgerald.,1990, Mesin-mesin Listrik, Edisi keempat Alihbahasa


Umans Achyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kristyanto, Rudyana., Perancangan Generator DC Magnet Permanen Barium
Ferit Putaran Rendah Untuk Aplikasi Listrik Tenaga Angin
Menggunakan Finite Element Methode Magnetics (FEMM) Software,
digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13788, diakses 10 April 2013.

Rockis, Gary and Glen Mazur., 2001, Basic Permanent Magnet Generator,
Second Edition American Technical Publishers. Inc., New York.

Subekti, Ridwan Arif., Anjar Susatyo, dan Puji Irasari.,2011, Perancangan dan
Analisis Prototip Unit Turbin Generator Tipe Submersible Skala Piko
Hidro untuk Aplikasi pada Sungai Datar, Pusat Penelitian Tenaga
Listrik dan Mekatronik LIPI, Bandung.

Young, DH and Roger A. Rfeedman., 1999, Fisika Universitas Jilid 2, Edisi


kesepuluh alih bahasa Patursilaban, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Young, DH and Roger A. Rfeedman, 2013, Pengukuran Kecepatan Angin


wilayah Jawa-Barat, Dinas Kementrian Lingkungan hidup Jawa-
Barat, Http/Lingkungan_Hidup@ jabar, diakses pada 05 Juni 2013.

Sumantri,Retno, Posting Rabu 20 Feb. 2013, Sistem Keamanan Rumah


menggunakan Internet, Http//Sumantri-Retno.Blogspot.com., diakses
pada 10 Maret 2014.

Cooper, William D. 1994. Instrumen Elektron dan Teknik Pengukuran. Jakarta :


Erlangga.

3
LAMPIRAN

3
3
3
3

Anda mungkin juga menyukai