Anda di halaman 1dari 3

Izin Perkawinan dan Perceraian

1. Izin Perkawinan
Izin Perkawinan lebih dari 1 (Satu) kali bagi Pegawai Negeri Sipil  berdasarkan
pada :

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan


2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan
dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor :
08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
 

Dalam Pasal 4 huruf  PP 45 Tahun 1990

 PNS Pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin
lebih dahulu dari pejabat.
 PNS wanita tidak diizinkan untuk menjadi isteri kedua/ketiga/keempat
 Permintaan Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara
tertulis
 Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3),
harus dicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan
izin untuk beristri lebih dari seorang.
 

Izin untuk beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh pejabat
apabila memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan
ketiga syarat kumulatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan
ayat (3) PP 10 Tahun 1983

Syarat alternatif sebagai berikut :


1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri;
2. Isteri mendapatkan cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan atau
3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
 

Syarat Kumulatif sebagai berikut :


1. Ada persetujuan tertulis dari isteri
2. PNS Pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup
untuk membiayai lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya yang
dibuktikan dengan surat keterangan pajak penghasilan; dan
3. Ada jaminan tertulis dari PNS yang bersangkutan bahwa ia akan
berlaku adil terhadap isteri dan anak-anaknya.
 
Syarat pengajuan izin perkawianan lebih dari satu sebagai berikut :
1. Surat permohonan dari yang bersangkutan disertai dengan alasan
2. Surat persetujuan tertulis dari isteri bernateri
3. Surat pernyataan berpenghasilan cukup untuk membiayai lebih dari
dari seorang istri dan anak-anaknya
4. Surat keterangan pajak penghasilan
5. Surat pernyataan siap berlaku adil bermaterai
6. BA hasil pemeriksaan dari atasan langsung yang bersangkutan
pemohon dan termohon
7. Surat pengantar dari Ka. SKPD kepada Bupati Batang tembusan BKD
Kab. Batang
 

2. Izin Perceraian
Izin perceraian diberikan bagi PNS yang mengajukan gugat cerai terhadap
isterinya, apabila keduanya sama-sama sebagai PNS selaku Pengugat akan
diberikan Izin Perceraian sedangkan PNS yang Tergugat mendapatkan Surat
Keterangan. PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin
lebih dahulu dari Pejabat, permintaan untuk memperoleh izin diajukan secara
tertulis dan dicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan
izin perceraian dimaksud.

PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin tertulis lebih
dahulu dari Pejabat, PNS hanya dapat melakukan perceraian apabila ada
alasan-alasan yang sah yaitu salah satu atau lebih alasan yaitu :

1. Salah satu pihak berbuat zina yang dibuktikan dengan :


2. Keputusan Pengadilan
3. Surat Keterangan dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang
telah dewasa yang melihat perzinahan itu. Surat pernyataan tersebut
diketahui oleh pejabat serendah-rendahnya Camat.
4. Perzinahan itu diketahui oleh satu pihak (suami atau isteri) dengan
tertangkap tangan
5. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat atau penjudi yang
sukar disembuhkan yang dibuktikan dengan :
6. Surat Pernyataan dari (dua) orang saksi yang telah dewasa yang
mengetahui perbuatan itu diketahui Camat
7. Surat keterangan dari Dokter atau polisi yang menerangkan bahwa
menurut hasil pemeriksaan,yang bersangkutan telah menjadi
pemabok, pemadat atau penjudi yang sukar disembuhkan/diperbaiki
8. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah,
surat pernyataan dari Kepala Desa/Kelurahan diketahui Camat
9. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun
atau hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah
perkawinan yang dibuktikan dengan Keputusan Pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
10. Salah satu pihak melakukan KDRT yang dibuktikan
dengan visum dari dokter Pemerintah
11. Antara suami dan isteri terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi
dalam rumah tangga yang dibuktikan dengan surat pernyataan
dari Kepala Desa/Kelurahan yang disahkan oleh Camat

Anda mungkin juga menyukai