Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI PADA LANSIA

OLEH

KELOMPOK 2

RETNO YELFI
SUSANA SUSILAWATI
FEMI YANTI
ZULKARNAEN LUBIS

STIKes PERINTIS PADANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NON REGULER
2017/2018
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI PADA LANSIA

A. Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya sendiri dan untuk mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain serta cara individu memandang dirinya secara utuh baik secara fisikal,
emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Konsep diri juga dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian
seseorang terhadap dirinya sendiri dan kemampuan untuk menilai orang atau benda lain
seperti menilai dirinya sendiri.
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya
dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri
meliputi penampilan, kesesuaian dengan seks atau jenis kelamin, perilaku, dan gengsi yang
diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri
dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga diri dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri dapat berkembang menjadi 2 aspek yaitu positif dan negative. Konsep
diri akan berkembang positif jika seseorang dapat memperlakukan dirinya secara positif
dalam segi apapun, selalu berfikir positif tentang dirinya sendiri. Misalnya yakin akan
kemampuan dirinya sendiri, dengan seseorang itu yakin akan dirinya sendiri maka seseorang
akan terlihat optimis dan percaya diri dalam menghadapi segala hal. Sedangkan jika konsep
diri dikembangkan dengan sesuatu yang negative akan berdampak negative pula pada diri
sendiri. Misalnya, jika seseorang selalu menanamkan rasa rendah diri dan tidak percaya diri
maka konsep diri yang muncul pada dirinya adalah selalu malu, merasa dirinya lemah, selalu
gagal dan terlihat menarik diri.
Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh.

Gangguan Konsep Diri


Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negative. Dimana
individu tidak bisa menguasai dirinya sendiri meliputi ide, pikiran dan perasaannya untuk
berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain.
Gangguan Konsep diri : Kekacauan yang terjadi pada individu dalam melihat citra
tubuh, penampilan peran atau identitas personalnya
Gangguan konsep diri paling banyak dialami oleh lansia karena pada lansia seseorang
sudah mulai kehilangan konsep dirinya. Jika seseorang yang masih muda sudahmengalami
gangguan konsep diri itu menandakan seseorang tersebut mengalami gangguan pada jiwanya.

B. Macam-macam konsep diri


1. Citra diri
Gambaran diri atau citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan
dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu
memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya.
Pandangan yang realistis terhadap dirinya manerima dan mengukur bagian tubuhnya akan
lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat,
1992).
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991).
Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita–cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya)
dan kepada siapa ingin dilakukan.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991).
4. Peran
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).
5. Identitas
6. Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian
yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang
utuh (Stuart and Sudeen, 1991).

Ciri-ciri Konsep Diri yang Positif


1. Mempunyai penerimaan diri yang baik.
2. Mengenal dirinya sendiri dengan baik.
3. Dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya.
4. Mampu menghargai dirinya sendiri.
5. Mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar.
6. Mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
7. Mampu menempatkan diri di dalam lingkungan.

Ciri-ciri Konsep Diri yang Negatif


1. Peka terhadap kritik.
2. Responsif terhadap pujian.
3. Hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan apapun dan
siapapun.
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
5. Pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan).
6. Tidak dapat menerima kekurangan dirinya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri


1. Penampilan diri.
2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam
penilaian individu terhadap dirinya.
3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas- tugas dapat
menambah rasa percaya diri.
4. Lingkungan.
5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6. Usia.
7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan sumber
KD perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra kewanitaannya.

C. Gangguan konsep diri antara lain


1.Gangguan citra diri
Gangguan citra diri adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang
sering kontak dengan tubuh. Pada lansia hal tersebut mulai terjadi perubahan citra
tubuh pasti akan terjadi. Perubahan-perubahan tersebut merupakan stressor bagi tiap
orang.
Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan fungsi
berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan gerak, makan,
kegiatan. Makna dan objek yang sering kontak, penampilan dan berubah.
Tanda dan gejala gangguan citra diri :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negatif pada tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan

2. Gangguan Ideal Diri


Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan
tidak realistis ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. pada
lansia sering terjadi gangguan ideal diri karena lansia merasa ideal dirinya sukar
dicapai karena keterbatasan yang dialami pada lansia dan selalu menuntut ideal
dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa
menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada
hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan jalan-jalan, padahal
penyakitnya membatasi gerak dia.

3.Gangguan Harga Diri


Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan
perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera
kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. .Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan.

4. Gangguan Peran
Gangguan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan
oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada lansia yang
mengalami gangguan peran ia merasa gagal karena ditinggal anaknya setelah
menikah. Perannya sebagai orang tua dianggapnya gagal ia merasa anaknya tidak mau
mengurus orangtuanya dan merasa anaknya menjauh darinya, hilangnya peran sebagai
pekerja, perubahan peran karena penyakit.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
2. Ketidakpuasan peran
3. Kegagalan menjalankan peran yang baru
4. Ketegangan menjalankan peran yang baru
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

5. Gangguan Identitas
Gangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri.
Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan. Lansia juga dapat mengalami gangguan identitas karena
biasanya pada lansia sulit untuk mengambil keputusan sendiri dan ragu dalam
mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan diserahkan pada anaknya.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1. Tidak ada percaya diri
2. Sukar mengambil keputusan
3. Ketergantungan
4. Masalah dalam hubungan interpersonal
5. Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan
6. Projeksi (menyalahkan orang lain).

Faktor resiko penyimpangan konsep diri


1. Personal Identity Disturbance.
a. Perubahan perkembangan
b. Trauma
c. Ketidaksesuaian Gender
d. Ketidaksesuaian kebudayaan
2. Body Image Disturbance
a. Kehilangan salah satu fungsi tubuh
b. Kecacatan
c. Perubahan perkembangan
3. Self Esteem Dusturbance
a. Hubungan interpersonal yang tidak sehat
b. Gagal mencapai perkembangan yang penting
c. Gagal mencpaai tujuan hidup
d. Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu
e. Perasaan tidak berdaya
4. Altered Role Peformance

Anda mungkin juga menyukai