Anda di halaman 1dari 12

APORAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA

MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS (PEGAS)


DISUSUN OLEH :
NAMA: YUANITA M.R
KELAS: XII IPA 1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


SMA NEGERI 8 BATAM TAHUN AJARAN 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan,  


Tanggal    : 
Oleh        : 

1.    Suroto S.Si


(Guru pembimbing)    : ______________________________________
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah  SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga praktikan bisa
menyelesaikan laporan ujian praktikum fisika yang berjudul “MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS
(PEGAS). Laporan ini disusun sebagai bukti otentik dari ujian praktek fisika tahun ajaran 2011-2012
yang dilaksanakan di laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam.

Tidak lupa praktikan mengucapkan terimakasih kepada:


1.    Dra. Ibu Dwi Sulistyani selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Batam.
2.    Suroto S.Si selaku guru pembimbing.
3.    Majelis guru yang mendukung pembuatan karya tulis.
4.    Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan do’a.
5.    Teman-teman XII IPA yang membantu praktikan menyelesaikan laporan ini.

Praktikan berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, sehingga mampu mendefinisikan
konstanta pegas dan menghitung yang berfariasi bentuk dan ukurannya.
Praktikan menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu praktikan memohon maaf
jika ada kesalahan dalam pembuatan laporan. Oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan laporan dimasa
mendatang.

Batam, 8 Maret 2012

Yuanita M.R

MOTTO

Santai dalam Penampilan, Serius dalam Pemikiran


Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN……………………………….…….………….………………………1
KATA PENGANTAR………………………………..…………………………………………….2
MOTTO………………………………………...………….…………………………………….….3
DAFTAR ISI……………………………………………...…...……………………………..……..4
JUDUL PRAKTIKUM……………………………………………………………………………..5
TUJUAN PERCOBAAN………………………………...........................................................……5
LANDASAN TEORI…………………………………………...…..………………………………5
ALAT DAN BAHAN…………………………………..………………………………..………….7
A.    Alat ………………………………...……………………………………………………7
B.    Bahan………………...………………...………………………………..………………7
PROSEDUR PERCOBAAN…………………………………………….…………………..……..8
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………………..……9
A.    Hasil…………………………………………………………..………………………....9
B.    Analisa / Pembahasan……………….…….……………………………….…………10
KESIMPULAN…………………………………………………...……………………….………18
KRITIK DAN SARAN……………...………………………..…………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..…………………………………..…..20

I.    JUDUL PRAKTIKUM


MENENTUKAN KONSTANTA PEGAS (PEGAS)

II.    TUJUAN PERCOBAAN


a.    Menentukan tingkat elastisitas pada bahan
b.    Menentukan besarnya konstanta pegas
c.    Menentukan hubungan massa dengan konstanta pegas

III.    LANDASAN TEORI


Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar
gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik
dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang
sama, pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik
setiap pegas. Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k).

Hukum Hook menyatakan bahwa jika pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut
akan bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis,
hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan
sebagai berikut:
F = k x 
Keterangan :
F = gaya yang bekerja (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas    

      Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang disusun seri atau paralel. Untuk pegas
yang disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-masing pertambahan
panjang pegas . Sehingga pertambahan total x adalah:  x = x1 + x2.
Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan panjang masing-masing pegas sama.
Yaitu: x1 = x2 = x3. dengan demikian: Kp = k1 + k2
Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hook hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku   untuk
daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan
tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi.
Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas penampang yang dikenainya.
Sebelum diregangkan dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah
diregangkan energi potensialnya berubah menjadi: E = kx2

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis
sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati
batas hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti
semula. Jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. Tapi hukum Hooke tidak berlaku
pada daerah antara batas hukum Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat
besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan
ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut akan
berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda
tersebut akan patah.

Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L) suatu benda bergantung
pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam
konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang
yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. 

Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (misalnya besi), tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan mengalami
pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan
batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang
berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang
benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda,
makin besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan
panjangnya. 

IV.    ALAT DAN BAHAN


a.    Alat
1.    statif → sebanyak 4 buah

2.    baut besar → sebanyak 2 buah

3.    sekrup besar →sebanyak 2 buah

b.    Bahan
1.    Dinamometer → sebanyak 5 buah

2.    Beban → sebanyak 2 buah

3.    Sekrup besar → sebanyak 2 buah


4.    Penggaris → sebanyak 1 buah

5.    Neraca pegas → sebanyak satu buah

V.    PROSEDUR PERCOBAAN


1.    Susun rangkaian pegas secara seri seperti gambar.
2.    Tentukan panjang awal pegas dan tulis nilainya.
3.    Timbanglah massa beban dan catat massanya.
4.    Pasanglah beban pada bawah pegas.
5.    tentukan panjang akhir pegas dan catat nilainya.
6.    tentukan nilai kostanta pegas karet dengan menggunakan persamaan.

VI.    HASIL DAN PEMBAHASAN

a.    HASIL

NO    NAMA BENDA    MASSA BEBAN (m)    PANJANG AWAL (lo)    PANJANG AKHIR (lt)    ∆X
1    Balok besi    0,036 kg    7,5 cm    12.10-3    63.10-3
2    Skrup panjang kurus    0,0058 kg    7,5 cm    4.10-3    71.10-3
3    Balok besar kayu    0,061 kg    7,5 cm    14.10-3    61.10-3
4    Skrup panjang 
besar    0,0228 kg    7,5 cm    1.10-3    74.10-3
5    Skrup panjang kecil    0,0235 kg    7,5 cm    9.10-3    66.10-3

TUGAS AKHIR
1.    Tentukan besarnya konstanta pegas pada masing-masing variasi beban!
2.    Tentukan besarnya energi potensial!
● Tugas akhir akan dibahas didalam analisa laporan.
b.    ANALISA / PEMBAHASAN

Pada tanggal 8 Maret 2012 telah diadakan sebuah praktikum yang berjudul menentukan Konstanta
pegas, yang dilaksanakan di laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam dan dibimbing oleh guru bidang
studi yang bertujuan untuk:
Untuk melaksanakan sebuah praktikum, praktikan diberi waktu selama 2 jam untuk menyelesaikan
praktikum. Untuk melaksanakan praktikum praktikum dituntut untuk serius dan memiliki ketelitian
yang tinggi supaya data yang diperoleh benar dan efektif.

Sebelum melakukan percobaan, langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan seperti: statif, baut besar, sekrup besar,dinamometer, beban, sekrup besar, dan
penggaris. Selanjutnya praktikan menyusun rangkaian  menjadi seperti berikut:
  
Dalam praktikum, ada dua macam susunan pegas yaitu seri dan paralel. Pegas yang disusun secara
seri mengalami regangan yang cukup panjang atau lebih besar nilai pertambahan panjangnya.
Sedangkan pegas yang disusun secara paralel hanya sedikit mengalami perubahan atau regangan
tidak terlalu panjang. Hal ini sesuai dengan rumus bahwa secara seri k = F/2x = k/2, sedangkan
secara paralel k =k = 2k.
Setelah itu praktikan menentukan massa beban menggunakan alat ukur yaitu neraca 3 lengan. Beban
yang digunakan yaitu balok besi, sekrup panjang kurus, balok kayu besar, sekrup panjang besar, dan
sekrup panjang kecil. Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan neraca digital.
Karena neraca digital sudah terbukti keakuratan pengukurannya. 

Cara mencari massa beban dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah, pertama letakkan
beban keatas permukaan besi pada neraca lengan. Geserkan beban paling depan pada neraca
lengan untuk mengetahui apakah beban yang digunakan memiliki massa antara 1 sampai 10 gram,
dan geserkan beban kedua pada neraca lengan untuk mengetahui apakah beban yang digunakan
memiliki massa 10 sampai 100 gram dan beban ketiga yang digunakan untuk mengetahiu apakah
beban yang digunakan memiliki beban lebih dari 100 gram. 

Karena kurangnya ketersediaan neraca lengan di SMA Negeri 8 Batam, membuat praktikan harus
nenunggu praktikan yang lain secara bergiliran untuk mengukur beban yang digunakan, sehingga
waktu yang tersedia tersita karena menunggu. Hal ini adalah salah satu kesulitan dalam menjalankan
praktikum dari tahun- ketahun. Seharusnya sekolah harus melengkapi alat- alat yang digunakan
untuk praktikum atau memperbanyak alat-ala tersebut supa praktikum bisa berjalan dengan lancar
dan tepat waktu.

Pada penelitian yang pertama ini, praktikan mendapatkan massa bada balok besi sebesar 36,0 gram
atau 0,036 kg, selanjutnya massa sekrup panjang kurus sebesar 5,8 gram atau 0,0058 kg, massa
balok kayu sebesar 61,0 gram atau 0,061 kg, massa sekrup panjang besar sebesar 22,5 gram atau
0,0228 kg dan massa sekrup panjang kurus sebesar 23,5 gram atau 0,0235 kg. Lalu praktikan
mencatat hasilnya pada tabel yang tersedia.

Langkah selanjutnya praktikan menggantung sebuah neraca pegas pada statif untuk menentukan
panjang awal pada pegas. Sama halnya seperti pembahasan diatas, karena jumlah statif yang
disediakan oleh sekolah sangat terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah kelompok praktikum yang
ada, maka praktikan lagi-lagi harus menunggu praktikan yang lain untuk melakukan penelitian.
Praktikan harus menunggu praktikan yang lain selama kira-kira 15 menit untuk menggunakan statif.
Sehingga waktu yang tersedia terbuang sia-sia. 
Setelah praktikan menggantungkan pegas pada statif, kemudian praktikan memasang beban pada
bawah pegas dan menggantungnya. Pada saat menggantung beban, praktikan tidak boleh
menggantungkan secara langsung beban tersebut pada pengait pegas atau langsung diletakkan
pada pengait. Karena bisa menyebabkan pengait pada neraca pegas mengalami kerusakan . 
karena pengaitnya sangat kecil atau bisa menimbulkan kerusakan seperti lecet-lecet. Jadi, praktikan
menggunakan plastik kecil yang tipis dan ringan seperti kantong teh obeng  untuk menggantungkan
benda. 
Caranya, beban yang akan digantung pada neraca pegas dimasukkan kedalam kantong teh obeng
satu persatu. Setelah itu, gantungkan tali pada kantong teh obeng yang berisi beban pada pengait
pegas. Setelah semua beban di gantung, praktikan mencatat data yang di peroleh  satu per satu pada
tabel yang tersedia.

 Untuk mengukur panjang awal pada pegas dalam praktikum ini praktikan menggunakan penggaris.
Karena penggaris mempunyai ketelitian 0,1 mm selain itu penggaris juga mudah untuk dipahami.
Sebaiknya penggaris yang digunakan harus panjang  supaya lebih mudah dalam melakukan
penghitungan. Panjang awal pada pegas yang didapat adalah 7,5 cm atau 0,075 m.

Dalam penelitian mencari panjang akhir harus dilakukan secara seksama dan teliti. Dalam penelitian
yg  selanjutnya praktikan mendapatkan panjang akhir pada pegas dengan beban balok besi sebesar
53.10-3, panjang akhir pada beban sekrup panjang kurus sebesar 71.10-3. panjang akhir pada beban
balok kayu sebesar 51.10-3, panjang akhir pada beban sekrup panjang besar sebesar 74.10-3, dan
panjang akhir pada beban sekrup panjang kurus adalah 66.10-3. Lalu praktikan mencatat hasilnya
pada tabel yang tersedia.
Setelah praktikan selesai menghitung massa beban, panjang awal dan panjang akhir dari semua
beban yang digunakan, selanjutnya praktikan menghitung besarnya ∆x atau selisih antara panjang
akhir (Lt) dan panjang awal (Lo)  dengan rumus:  ∆x = Lt- Lo

Dengan menggunakan rumus tersebut praktikan dapat menghitung selisih panjang akhir (Lt) dan
panjang awal(Lo) dan mencatat semua hasilnya pada lembar tabel yang tersedia yang nantinya ∆x
akan digunakan untuk menghitung besarnya konstanta pegas dan besarnya energi potensial pegas.

Untuk menghitung besarnya konstanta pegas menggunakan rumus sebagai berikut: F =


F………………………….1
M.g = k. ∆x………………2
k= m.g …………………...3
      ∆x

Dimana : F = Gaya pegas


M = Massa beban
g = Grafitasi bumi
k = konstanta pegas
 ∆x = Selisih antara panjang akhir (Lt) dan panjang awal (Lo) 

Sebelum menghitung semua nilai konstanta pegas, pastikan semua satuan yang telah diukur dalam
satuan Sistem Internasional (SI), supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan
memperlambat penyelesaian praktikum. Setelah memastikan semua data yang diperoleh dalam
satuan SI, praktikan akan memulai menyelesaikan penghitungan.

Untuk mengitung nilai konstanta pegas adalah dengan memasukkan semua data yang telah diperoleh
pada rumus konstanta pegas (k). Masukkan nila massa pada beban pertama (m1), grafitasi bumi ( g
= 10 m/s) dan selisih panjang akhir dan panjang awal pada rumus konstanta pegas tersebut. Untuk
mempermudah penghitungan semua data yang ada praktikan menggunakan kalkulator. Karena
disamping cepat hasil yang didapat juga efisien. Caranya, masukkan nilai massa, grafitasi bumi dan
selisih antara panjang akhir dan panjang awal .
Hasil dari penghitungan konstanta pegas pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 
                        
a.    Balok besi
k= m.g
      ∆x

 = 0,036.10  = 5,71
    63.10-3

b.    Sekrup panjang kurus


k= m.g
      ∆x

  =0,0058.10 = 0,8169
     71.10-3

c.    Balok besar kayu


k= m.g
      ∆x

  = 0,061.10 = 10
     61.10-3

d.    Sekrup panjang besar


k= m.g
      ∆x

  = 0,0228.10  = 3,081
     74.10-3

e.    Sekrup panjang kecil


k= m.g
      ∆x

 = 0,0235.10 = 3,56
    66.10-3

              Untuk  mencari besarnya energi potensial sangat mudah. Jauh lebih mudah dari mencari
nilai konstanta pegas karena semua data-data yang ada dapat langsung dimasukkan kedalam rumus
ini. Caranya, masukkan nilai ∆x lalu kuadratkan dengan menggunakan kalkulator untuk mempercepat
penghitungan data. Lalu kalikanlah ∆x yang telah dikuadratkan tersebut dengan konstanta pegas
yang telah dihitung tadi. Setelah mendapatkan hasilnya kalilah hasil perkalian antara ∆x dengan
konstanta pegas dengan angka setengah atau 0,5 atau bisa juga dengan cara dibagi dengan dua.

    Dan hasil penghitungan besarnya energi potensial adalah sebagai berikut :
a.    balok besi
Ep = ½ . k . (∆x)2
                                               = ½ . 5,71 . (63.10-3)2 
     = 11334.10-6 joule            
b.    sekrup panjang kurus
Ep = ½ . k . (∆x)2
       = ½ . 0,8169 . (71.10-3)2 
     = 2059.10-6  joule
c.    balok besar kayu
Ep = ½ . k . (∆x)2
       = ½ . 10 . (61.10-3)2
        = 18605.10-6 joule
d.    sekrup panjang besar
Ep = ½ . k . (∆x)2
     = ½ . 3,081. (74.10-3)2
     = 8433.10-6  joule    
e.    sekrup panjang kecil
Ep = ½ . k . (∆x)2 
     = ½ . 3,56 . (66.10-3)2
     = 7753.10-6 joule
Berdasarkan kajian teori yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa sebuah pegas yang diregangkan
dengan satu gaya, maka pegas akan bertambah panjang. Jika gaya yang digunakan untuk menarik
suatu kawat tidak terlalu besar, maka perpanjangan pegas adalah sebanding dengan gaya yang
bekerja.
 Semakin besar konstanta pegas atau semakin kaku sebuah pegas, maka semakin besar gaya yang
diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas atau
semakin kecil konstanta pegas, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Konstanta pegas menggambarkan kekakuan pegas. Semakin besar konstanta yang dimiliki, pegas
semakin kaku dan semakin susah untuk diregangkan atau ditekan. Begitu pula sebaliknya, jika
konstanta pegas kecil, maka pegas tersebut semakin mudah diregangkan atau ditekan.

Besarnya massa beban pada masing-masing benda ternyata sangat berpengaruh dalam pertambaan
panjang pegas. Jika semakin besar massa beban, maka pegas akan semakin memanjang. Begitu
juga sebaliknya jika semakin kecil besarnya massa benda maka tarikan pegas tidak terlalu panjang.

Dalam praktikum, ada dua macam susunan pegas yaitu rangkaian seri dan paralel. Perbedaan
susunan rankaian dalam praktikum juga sangat berpengaruh terhadap pertambahan panjang pegas.
Jika pegas disusun secara seri maka akan mengalami regangan yang cukup panjang atau lebih besar
nilai pertambahan panjangnya. Sedangkan pegas yang disusun secara paralel hanya sedikit
mengalami regangan atau mengalami perubahan sedikit saja. 

Jika massa beban diganti menjadi yang lebih besar maka pertambahan panjang pada pegas akan
semakin besar adan akan berpengaruh pada hasil penghitungan konstanta pegas, yaitu konstanta
pegas akan semakin besar. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan
panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. 

Pegas atau gulungan kawat juga sangat berpengaruh dalam melakukan penelitian. Terkadang jika
dalam suatu praktikum kesediaan alat –alat tidak memenuhi, maka pegas dapat diganti dengan karet.
Namun praktikum kali ini laboraturium IPA SMA Negeri 8 Batam praktikan menggunaka pegas.
Sehingga hasil pengambilan data cukup efisien.  Tetapi pegas yang digunakan bisa saja terbuat dari
bahan yang berbeda, atau panjangnya berbeda atau luas penampangnya berbeda. Misalnya:  

  
Pada pegas (a), dan (c) terbuat dari bahan yang sama, (b), dan (d ) panjangnya sama tetapi luas
penampangnya berbeda, (a), dan (c) luas penampangnya sama tetapi panjangnya berbeda.

Dengan demikian, apabila pegas-pegas tersebut dikenai gaya yang sama, maka akan menghasilkan
pertambahan panjang yang berbeda. Dan pegas yang terbuat dari alumunium akan mengalami
pertambahan panjang lebih besar dari pada pegas yang terbuat dari baja.

Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertambahan panjang pegas, berbanding
lurus dengan besar gaya tarik pada pegas, dan panjang pegas mula-mula, serta berbanding terbalik
dengan luas penampang pegas dan kelenturan pegas.
Dari pembahasan yang sudah diuraikan diatas, maka dapat dikatakan bahwa karet dan pegas   
adalah benda elastis. Karet dikatakan benda elastis karena setelah karet ditarik dan dilepaskan dapat
kembali ke bentuk semula, begitu juga pegas apabila ditarik maka meregang atau memanjang, dan
jika dilepaskan akan kembali ke bentuk yang semula.

Setelah praktikan selesai menghitung besarnya nilai konstanta pegas dan besarnya energi potensial
pegas, maka penulisan laporan pun selesai. Dengan demikian praktikan dapat menaarik beberapa
kesimpulan pada percobaan kali ini. 

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang diperoleh oleh praktikan dalam percobaan menentukan
konstanta pegas:
1.    Setiap bahan memiliki nilai konstanta pegas yang berbeda-beda.
2.    apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan, maka pegas tersebut akan kembali kebentuk
awalnya.
3.    besarnya konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas.
4.    semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula konstanta pegasnya.
5.    konstanta pegas berbanding lurus denga massa dan grafitasi bumi berbanding terbalik dengan
∆x.
Dalam praktikum ini praktikan tidak mengalami kesulitan karena alat-alat dan bahan yang digunakan
untuk praktikum mudah didapatkan dan harganya relatif murah. Tapi sebaiknya sebelum memulai
praktikum atau dengan kata lain sebelum praktikan memasuki laboraturium untuk membawa semua
alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum supaya praktikum bisa berjalan dengan lancar.
Dan untuk mempermudah dalam penghitungan data sebaiknya para praktikan membawa alat hitung
seperti kalkulator, supaya mempercepat penghitungan dan hasil yang diperoleh juga efisien.
VII.    KESIMPULAN

Dari percobaan yang berjudul “Menentukan Konstanta Pegas (pegas)”, dapat diambil kesimpulan 
sebagai berikut:
1.    Setiap bahan memiliki konstanta pegas yang berbeda.
2.    apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan maka pegas tersebut akan kembali ke bentuk
awalnya.
3.    besarnya konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi potensial pegas.
4.    Semakin besar nilai konstanta, maka nilai energi potensial yang didapat juga semakin besar.
Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar nilai energi potensial.
5.    Sifat elastis adalah sifat bahan yang selalu berusaha menghambat perubahan bentuknya dan
cenderung mengenbalikanyya ke bentuk semula. Benda yang memiliki sifat ini dinamakan dengan
benda elastis.
6.    Perubahan panjang suatu pegas berbanding lurus (linier) dengan gaya tarik atau gaya tekan
yang diberikan pada pegas tersebut.
7.    semakin berat beban yang digunakan semakin besar pula konstanta pegasnya.
8.    konstanta pegas berbanding lurus dengan massa dan gravitasi bumi serta berbanding terbalik
dengan ∆x.
9.    jika sebuah pegas ditarik oleh gaya yang besarnya tidak melebihi batas elastisitas pegas, pegas
tersebut bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang maka mempengaruhi pegas
tersebut.
10.    jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.

VIII.    KRITIK DAN SARAN


Pada praktikum fisika yang telah dilaksanakan di laboraturium IPA, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan: 
1.    fasilitas diruang praktikum kurang memadai, sehingga saat siswa melakukan praktikum harus
bergantian dan menunggu kelompok yang lain selesai menggunakan alat.
2.    sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan harus dilengkapkan agar
memudahkan untuk melakukan percobaan.
3.    sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di dalam praktikum telah tersedia secara
lengkap, sehingga waktu praktikum tidah habis untuk menyiapkan alat-alat praktikum.
4.    sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, guru pembimbing mengawasi dengan tegas  supaya
situasi saat melakukanpraktikum tidak bising dan terjadi keributan.

Anda mungkin juga menyukai