Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Pengembangan
Kurikulum SD
Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana

Dr. Cepi Riyana, M.Pd

Oleh
Novalda Pertiwi
1907186

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah dalam hati
hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai dari segala apapun
didunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang dengan tema “Metode Pembelajaran pada Sekolah Dasar”.
Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang menjadi
tauladan agung sepanjang masa Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat dan
pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan berpedoman
dengan petunjuknya.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Teori
Pengembangan Kurikulum. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari tidak sedikit
tentunya kendala, hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat keyakinan dan
kerja keras juga bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi
dengan sebaik-baiknya sehingga terselesaikan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Metode Pembelajaran...................................................................................3
B. Ciri-ciri Metode yang Baik........................................................................................4
C. Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Penggunaan Suatu Metode Pembelajaran 4
D. Prinsip-prinsip Metode Dalam Proses Belajar Mengajar...........................................5
E. Macam Metode Pembelajaran ...................................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia mengalami perubahan sangat cepat yang mempengaruhi kehidupan
dalam bermasyarakat dan sistem pendidikan. Sistem pendidikan mengalami beberapa
kali perubahan dalam hal perencanaan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan atas. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh karakter peserta didik
yang dan kebutuhan dunia secara global.
Dengan adanya berbagai perubahan tersebut, sudah dipastikan kegiatan
pembelajaran dalam sekolah juga mengalami perubahan. Hal tersebut dilakukan oleh
karena agar tercapainya tujuan dalam kurikulum yang sudah ditetapkan. Tujuan dapat
dicapai melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat serta cara
belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dan sesuai dengan cara peserta
didik belajar dapat membuat peserta didik mudah dalam menerima materi dan ilmu
yang disampaikan oleh guru. Transfer ilmu dan penerapan karakter peserta didik
dapat dicapai jika guru menggunakan metode pembelajaran yang menunjung hal-hal
tersebut.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terdahulu
sudah tidak bisa atau membutuhkan pembaharuan dalam penerapannya di masa ini.
Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan atau pergeseran kebutuhan, karakter,
dan peningkatan dalam bidang teknologi dan social dalam dunia. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran sebelumnya sudah seharusnya digantikan atau
dikemas kembali supaya dapat diterima dengan baik oleh peserta didik tanpa
kehilangan ilmu atau materi yang akan disampaikan. Terutama pada peserta didik
sekolah dasar yang masih memiliki keingan besar untuk bisa bermain dan belajar.
Bahkan Departemen tenaga kerja Amerika Serikat menyatakan bahwa 65% anak-anak
yang saat ini berada di bangku sekolah dasar akan bekerja dan menjalani profesi yang
saat ini belum ada. Dengan demikian, perubahan dalam menerapkan metode
pembelajaran atau pengemasan kembali metode pembelajaran yang sudah ada sangat
diharapkan untuk proses pembelarajan saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode pembelajaran?
2. Apa saja ciri-ciri, prinsip serta hal yang harus diperhatikan dalam penerapan
metode pembelajaran?
3. Apa saja metode pembelajaran dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan
1. Memberikan wawasan mengenai hakikat dari Metode Pembelajaran.
2. Memberikan wawasan mengenai ciri, prinsip dan hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan metode pada proses pembelajaran.
3. Memberikan wawasan terkait macam-macam metode dalam sekolah dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Metode Pembelajaran
Dalam KBBI metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sama halnya
seperti yang disampaikan oleh Djamarah, SB (2008:51) menyatakan bahwa suatu cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang dimaksud
dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu tujuan dalam kurikulum seperti yang
disampaikan oleh (Oemar Hamalik, 2009:26) bahwa metode adalah cara untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum, dan di
dalam metode terdapat prosedur.
Menurut Nana dan Erliana (2012:167) metode pembelajaran memiliki arti
yang lebih sempit, berfokus pada proses belajar-mengajar untuk bahan ajar dan tujuan
pembelajaran tertentu yang lebih terbatas. Agar tujuan tercapai maka metode
memiliki tahapan atau prosedur, sama halnya dengan Oemar, Uno (2011:2)
menyatakan bahwa metode adalah cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berisi tahapan atau prosedur pembelajaran. Pendapat Oemar dan Uno diperjelas oleh
Ismail (2008:8) bahwa metode sebagai cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai
dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Menurut, Wina
Senjaya (2008:127) metode adalah a way in achieving something atau cara yang
digunakan untuk melaksanakan strategi.
Dengan demikian metode dalam pembelajaran merupakan salah satu bagian
dari proses pembelajaran yang digunakan dan disesuaikan dengan materi
pembelajaran dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai pada proses
pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Nana dan Erlina (2012:168) menyataan
bahwa semua metode adalah baik dan tepat untuk mengajarkan suatu bahan,
mengembangan sesuatu kemampuan, tetapi kurang baik atau kurang tepat untuk
mengajarkan, mengembangkan kemampuan lain.
Dari seluruh definisi mengenai metode diatas dapat dikatakan metode
merupakan suatu bagian dari pembelajaran yang digunakan atau sebuah jalan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang tidak ada
kesempurnaan didalamnya karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Karena beberapa metode bisa digunakan pada suatu materi pembelajaran dengan

3
efektif dan efisien tetapi tidak dapat digunakan pada materi pembelajaran yang
lainnya dengan efektif dan efisien.

B. Ciri-Ciri Metode Yang Baik Dalam Proses Belajar Mengajar


Metode dalam penggunaannya memiliki kekurangan dan kelebihan yang tepat jika
digunakan pada materi tertentu. Guru harus dengan tepat memilih dan memilah
metode yang tepat untuk digunakan. Adapun, ciri-ciri metode pembelajaran yang baik
menurut Pupuh Faturohman dan M. Sobry Sutikno (2007:56) yaitu:
1. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan
materi.
2. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan
murid pada kemampuan praktis.
3. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
4. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
5. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan
proses pembelajaran.

C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan Suatu Metode


Pembelajaran
Dalam menggunakan metode pembelajaran terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Menurut Abu
Ahmadi dan Prasetya (1997:53) hal-hal tersebut yaitu:
1. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
murid.
2. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
murid.
3. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
5. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

4
7. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai serta
sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.

D. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Dalam Proses Belajar Mengajar


Terdapat beberapa hal yang menjadi pokok bahasan untuk menentukan metode
dalam proses pembelajaran, adapun menurut Tahar Yusuf & Saiful Anwar (1997:56-
59) prinsi-prinsip tersebut sebagai berikut :
1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat
dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa
jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan
yang jelas akan tidak terarah.
2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada anak
memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru agar memperhatikan
waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan emosi kecepatan
menangkap pelajaran, serta pembawaan dan faktor lingkungan.
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan
memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan
pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar verbalistik.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman
menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman
nyata dalam suatu proses belajar mengajar.
5. Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat
bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai
manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan
sehari-hari.
6. Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa
henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan
dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan
sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk belajar
cepat berakhir.

5
E. Macam Metode Pembelajaran Sekolah Dasar
Secara garis besar menurut Nana dan Erliana (2012:168-178) menyatakan bahwa
metode pembelajaran terbagi atas dua kelompok yaitu pembelajaran teori dan
pembelajaran praktik. Pembelajaran teori dibedakan pula menjadi pembelajaran
ekspositori seperti ceramah, tanya-jawab, dan demonstrasi; pembelajaran kegiatan
kelompok seperti diskusi, diskusi panel, kerja kelompok, simulasi, bermain peran, dan
seminar, dan pembelajaran berbuat seperti eksperimen, pengamatan, penelitian
sederhana, dan pemecahan masalah. Penjelasannya ialah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Ekspositori
a. Metode Ceramah (lecture/speech)
Ceramah merupakan metode penyampaian bahan ajar secara lisan dari
guru kepada para siswa dengan penyampaian yang tersusun sistematis
mulai dari pemberian informasi, identifikasi dan klaifikasi maslaah,
penyajian, analisis masalah, stimulasi semangat, sampai kemunculan ide-
ide baru, dilengkap dengan ilustrasi, dan contoh-contoh nyata dalam
kehidupan.
Ceramah yang baik dilengkapi dengan penggunaan alat peraga/media,
bahan bacaan serta adanya dialog dengan peserta dalam bentuk tanya
jawab dan diskusi.
b. Metode Tanya-Jawab
Tanya jawab dapat digunakan bersamaan dengan metode ceramah.
Pertama-tama dalam tanya jawab sebaiknya diarahkan pada kelas secara
keseluruhan, bila tidak ada yang merespons baru kepada perorangan.
Tanya jawab digunakan untuk memperdalam, mengetahui penguasaan, dan
menilai kemajuan siswa.
Metode tanya jawab disebut dengan metode Sokrates, karena Socrates
filosof klasik Yunani yang terkenal menggunakan metode tersebut untuk
mengajarkan siswanya berfilsafat fan berpikir serta radikal. Dalam
penggunaannya, siswa ditanya terus menerus sampai tidak tahu lagi
jawabannya.
c. Metode demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu metode pembelajaran yang berbentuk
penyajian atau persentasi bagaimana cara suatu alat bekerja, bagaimana
cara mengerjakan sesuatu, memecahkan sesuatu masalah, bagaimana

6
berperilaku, memberikan layanan dan sebagainya. Objek yang
didemonstrasikan bias alat atau juga aktivitas.
Demonstrasi diadakan untuk;
1) Mengkongkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak
2) Mengajakan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur
atau alat baru yang tepat.
3) Menyakinkan bahwa prosedur, alat tersebut adalah bias
digunakan.
4) Membangkitkan minat menggunakan prosedur, alat tersebut
Pada akhir demonstrasi hendaknya diadakan tanya0jawab atau diskusi
serta penyimpulan tentang manfaat/kebaikan dan keterbatasannya.
2. Metode Pembelajaran Kegiatan Kelompok
a. Metode Diskusi
Diskusi merupakan suatu percakapan atau pembahasan terarah tentang
suatu topik, masalah ataupun isu yang menarik perhatian semua peserta,
yang dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah,
menghimpun ide, dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan
masalah.
Diskusi yang baik bukan berbentuk tanya jawab diantara dua peserta,
tetapi satu isu, pertanyaan atau masalah yang ditanggapi oleh seluruh
peserta. Penilaian dalam proses pembelajaran dengan metode diskusi dapat
berkenaan denga isi pendapat, konsep dalam pertanyaan, dan jawaban, bias
juga berkenaan dengan, logika berpikir, sistematika dan susunan Bahasa.
b. Metode Diskusi Panel
Bedanya dengan diskusi biasa, metode diskusi panel biasanya agak luas
dan umum dibandingkan dengan diskusi biasa, daoat berupa isu, masalah,
temuan, perkembangan atau gagasan-gagasan baru, tetapi boleh juga
konsep ataupun teori-teori yang terkait dengan mata pelaajran.
c. Metode Seminar
Seminar diawali dengan penyajian makalah dari pemakalah dan sanggahan
atau bantahan dari peyanggah. Pemakalah dan penyanggah bias dari siswa
dalam kelas tersebut,kelas yang lebih tinggi ataupun narasumber lain.
Setelah selesai pemaklah dan peyanggah mengemukakan makalah dan
sanggahannya, dilanjutkan diskusi oleh seluruh peserta.

7
3. Pembelajaran Berbuat
a. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok merupakan suatu tugas dari guru untuk dikerjakan secara
berkelompok, biasanya dalam kelompok kecil, yang dapat dilaksanakan di
dalam atau di luar jam pembelajaran.
Hasl kerja kelompok dibuat dalam bentuk tulisan, disajikan dan
didiskusikan di kelas dan dinilai oleh guru. Guru memberikan komentar
dan masukan-masukan perbaikan dan penyempurnaan yang bersifat
persuasive (mendidik).
b. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode percobaan sederhana yang
dilakukan peserta didik secara individua tau berkelompok. Dari setiap
percobaan yang dilakukan peserta didik diharapkan dapat menarik sebuah
kesimpulan. Proses percobaan dimulai dengan mulai melakukan
perencanaan, pelaksanaan, temuan-temuan sampai pada kesimpulan dibuat
dalam sbeuha laporan.
Laporan-laporan yang dibuat siswa disajikan dan didiskusikan dikelas.
Hasil-hasil karya siswa, proses diskusi seperti penyajian, pertanyaan,
jawaban, penjelasan, dan penguasaan isi, kemampuan berfikir. Semuanya
diberi penghargaan berupa nilai yang bobotnya disesuaikan dengan tingkat
kesukarannya. Tugas yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan
dan kemampuan siswa.
c. Metode Pengamatan (Observation)
Berbeda dengan eksperimen yang memiliki Batasan-batasn pada objek
yang diuji-coba. Dalam metode pengamatan, tidak ada penyamaan
karakteristik atau objek-objek yang berpengaruh. Pengamatan benar-benar
dilakukan dengan alami, sebagaimana adanya. Pengamatan dapat
dilakukan terhadap karakteristik, spesifikasi, pertumbuhan tanaman,
kebiasaan dan perilaku binatang, kebiasaan dan perilaku orang dalam
berbagai lingkungan dan situasi. Tugas para siswa sebagai pengamat hanya
mencatat apa-apa yang nampak, perubahan, perkembangan yang terjadi,
penyebab perubahan, akibat perubahan, dan lain-lain.

8
d. Metode pemecahan masalah (problem solving)
Metode pemecahan masalah merupakan salah satu metode untuk
mengembangkan kempuan berpikir tinggi. Dalam pembelajaran
pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas
untuk memecahkan masalah. Kalua mungkin masalah diidentifikasi dan
dipilih oleh siswa sendiri, tetapi apabila tidak mungkin guru bias
mengidentifikasi sejumlah masalah dan menyerahkan pada siswa untuk
memilihnya. Masalah yang diidentifikasi hendaknya yang penting dan
sering dilihat oleh siswa dalam hidupnya.
Langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum, terdapat lima
langkah.
1) Merumuskan dan membatasi masalah
2) Merumuskan dugaan atau pertanyaan
3) Pengumpulan dan pengolahan pendapat data.
4) Membuktikan dugaan atau menjawab pertanyaan.
5) Merumuskan alternative pemecahan.

4. Metode Pembelajaran Praktik di Sekolah Dasar


Sekolah dasar merupakan jenjang Pendidikan awal yang memberikan dasar
bagi perkembangan selanjutnya, perkembangan kompetensi dasar dan aspek-aspek
kepribadian siswa. Dalam sekolah dasar berkarya lebih tepat disebut
pravokasional atau prakarya, perkembangannya lebih diarahkan pada segi
apresiasi, membangkitkan minat, rasa suka, rasa senang, rasa cinta terhadap
bidang seni, olahraga dan keterampilan atau prakarya tertentu.
Peningkatan prestasi dicapai melalui penguasaan keterampilan-keterampilan
teknis, latihan yang intensif, ketekunan dan disiplin kerja. Perkembangan apresiasi
lebih menekankan segi perasaab dan motivasi. Keterampilan yang dipelajari
hendaknya menarik minat, dan perhatian siswa.
Pada Sekolah Dasar tingkat tinggi dapat diberikan pelatihan keterampilan
teknologi dasar, pertanian dasar, dan peternakan dasar. Mereka dilatih bukan
untuk mahir tetapi agar biasa bekerja dengan menggunakan alat-alat dalam bidang
tersebut. Latihan-latihan tersebut tidak diarahkan supaya peserta didik terampil
tetapi lebih diarahkan supaya mereka senang dan bisa menggunakan alat dan

9
melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Selain senang mereka juga terampil,
bahkan juga berprestasi itu lebih baik, tetapi tidak menjadi target utama.
Demikianlah macam-macam metode dalam proses pembelajaran yang
diungkapkan oleh Nana dan Erliana. Oleh karena banyaknya metode yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, menurut Afandi,dkk (2013:83-124) yang
menyatakan bahwa metode dibagi menjadi:
1. Metode Karya Wisata (Out door)
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identic dengan
pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas.
Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara
sistematis dan sistemik. Sering dalam implementasi outdoor, siswa tidak
memiliki panduan belajar sehingga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan
manfaatnya. Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga
lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti rasa senang
dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa.
Karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan sumber bahan
pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar
kelas/sekolahan, memiliki perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada
guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran
berbasis kontekstual. (Anitah, 2008: 5.29)
Menurut Muslisch M (2009:239) Pembelajaran luar kelas adalah guru
mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan
dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. melalui pembelajaran
luar kelas peran guru adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar
siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.
2. Metode Talking Stick
Suprijono. A (2010: 109-110) menyatakan satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta menuntut siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran yaitu metode Talking Stick. Pembelajaran dengan
metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan
pendapat. pembelajaran dengan metode Talking Stick diawali oleh penjelasan
guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi
kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang

10
cukup untuk aktivitas ini. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik
menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian
seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik lainnya, seyogianya diiringi
musik. langkah akhir dari metode Talking Stick adalah guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah
dipelajarinya. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan
peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.
Teknis pelaksanaan metode Talking Stick sebagai mana tercantum dalam
buku panduan materi sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Nasional 2006 dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat,
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi,
c. Setelah selesai membaca materi pelajaran, siswa diperintahkan untuk
menutup buku,
d. Guru mengambil tongkatdan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya hingga seluruh siswa mendapat bagian
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru,
e. Guru memberikan kesimpulan,
f. Melakukan evaluasi, dan
g. Menutup pelajaran.

3. Metode Simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata
simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation
artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja) Hasibuan dan Moedjiono
(2008: 27). Sedangkan menurut Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40)
simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran,
terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah

11
laku. Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam
situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi
yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihan-latihan dalam
bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27-28) ada beberapa langkah-
langkah dalam penggunaan metode simulasi, yaitu:
a. Penentuan topik dan tujuan simulasi;
b. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan
disimulasikan;
c. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan
dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.
d. Pemilihan pemegang peranan;
e. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan;
f. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada
kelompok dan pemegang peranan;
g. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi:
h. Pelaksanaan simulasi;
i. Evaluasi dan pemberian balikan;
j. Latihan ulang.
4. Metode Brainstroming
Menurut Hasibuan, (2008: 21) Brainstorming adalah mendorong kelompok
menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera.Setiap anggota kelompok
mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota
kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya
pada diri sendiri dalam menyumbangkan ide-ide yang ditemukannya yang
dianggap benar.
Menurut, Muhaimin (2010: 124), metode Brainstorming digunakan untuk
menyimpulkan sejumlah pendapat dalam satu tim pada kerangka pikir yang sama.
Brainstorming merupakan metode yang sangat membantu dalam mencari
solusi dalam suatu masalah yang membutuhkan kreativitas tinggi dalam
penyelesaiannya. Dengan metode ini akan dihasilkan berbagai kemungkinan
proses solusi yang bisa dilakukan atau ide-ide yang dapat di evaluasi, diranking
dan diprioritaskan untuk dilaksanakan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode merupakan suatu bagian dari pembelajaran yang digunakan atau
sebuah jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang
tidak ada kesempurnaan didalamnya karena setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan. Karena beberapa metode bisa digunakan pada suatu materi pembelajaran
dengan efektif dan efisien tetapi tidak dapat digunakan pada materi pembelajaran
yang lainnya dengan efektif dan efisien.
Ciri-ciri metode yang baik yaitu yang bersifat luwes, fleksibel, fungsional dan
dapat mengembangkan materi serta memberikan keleluasaan kepada siswa dan
menjadikan guru untuk tetap dapat dihormati. Dalam menerapkan metode
pembelajaran terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, mulai dari materei,
peserta didik, waktu dan juga kemampuan guru dalam merealisasikan metode
tersebut. Prinsip yang digunakan dalam menerapkan metode pembelajaran yaitu
prinsip motivasi, kematangan, fungsional, dan penggembiraan. Terdapat banyak
macam dalam metode pembelajaran, dinataranya diskusi, tanya jawab, karya wisata
dan sebagainya yang setiap metode tersebut dapat dikembangkan kembali.

B. SARAN
Masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini,
diharapkan bagi mahasiswa untuk lebih melengkapinya dengan refrensi yang lain.
Bagi guru dapat menjadi informasi tambahan mengenai metode pembelajaran yang
akan diimplementasikan dalam kelas dan proses pembelajaran, ataupun memberikan
masukan berupa metode yang lainnya atau menambahkan metode yang ada dengan
pengemasan yang terbaru.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi – Joko Tri Prastya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Afandi dkk . (2013). Model-model Pembelajaran. Semarang: Sultan Agung Press.

Anitah S, Dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Djamarah, S. B. (2008). Strategi belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah. B. Uno. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, J.J dan Moedjiono. (2008). Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ismail. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail.

Muhaimin, dkk.2010. Manajemen Pendidikan Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah atau Madrasah.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Muslisch, M. (2009). Melakukan PTK Itu Mudah. Jakarata: Bumi Aksara

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung: Rafika Aditama.

Suprijono A.(2010). Cooperative Learning. Yogyakarta :PustakaPelajar.

Syaodih, Nana dan Erliana (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT
Refika Aditama
Tahar Yusuf & Saiful Anwar. (1997). Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tinerdja,T., Faridli,EM Dan Harmianto, S.(2011). Model –Model Pembelajaran Inovatif.
Bandung :Alfabeta.
Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

14

Anda mungkin juga menyukai