Anda di halaman 1dari 9

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.

php/SENASBASA
(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Halaman 860-868 E-ISSN 2599-0519

POTRET KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT


DALAM NOVEL SI ANAK CAHAYA KARYA TERE LIYE

Novita Eka Miranda


Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang
vitamiranda28@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan latar belakang sosial ekonomi
masyarakat dalam novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye (2) mendeskripsikan permasalahan sosial
ekonomi masyarakat dalam novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye, (3) mendeskripsikan solusi
dalam menangani permasalahan sosial ekonomi masyarakat dalam novel Si Anak Cahaya karya
Tere Liye. Sastra dalam bentuk jenis apapun tercipta karena kehidupan manusia. Jenis metode yang
digunakan untuk penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra
dan analisis isi yang digunakan untuk menelakaah isi dari suatu objek. Objek yang dimaksud disini
adalah novel dengan judul Si Anak Cahaya karya Tere Liye dan diterbitkan oleh Republika
Penerbit. Hasil penelitian ini adalah berupa masalah-masalah yang ada pada novel Si Anak Cahaya
seperti adanya kemerosotan hasil panen, kurang adanya sumber daya manusia, solusi masyarakat
dalam menangani permasalahan tersebut adalah dengan cara berhemat, tidak menjual beras ke kota,
serta mencari pekerjaan sampingan. Tahap analisis data tersebut diawali dengan membaca novel,
pencatatan permasalahan, yang terakhir analisisis permasalahan. Apapun yang ditulis serta
diungkapkan pengarang adalah mengenai masalah hidup dan kehidupan manusia kisah yang
dihasilkan oleh pengarang merupakan gambaran dari kehidupan seseorang. Kehidupan tersebut
diwarnai dengan sikap, latar belakang, dan juga keyakinan pengarang.

Kata Kunci: sosiologi sastra, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat

PENDAHULUAN
Sastra merupakan hasil karya tiruan dalam berbagai kehidupan masyarakat di daerah
tertentu. Sastra merupakan pernyataan dari pengalaman manusia yang menhasilkan wujud
bahasa ekspresif dan mengesankan. Sastra menyajikan dari kehidupan manusia yang sebagian
besar berhubungan dengan keadaan sosial masyarakat yang ada . Sastra merupakan gambaran
atau rekaan dari sebuah usaha individu untuk menyelaraskan keadaan dirinya dan cara untuk
membarui masyarakat itu sendiri. Sebuah karya sastra muncul karena adanya sesuatu yang
menjadikan jiwa penulis mempunyai rasa atau imajinasi pada persoalan atau peristiwa yang
terjadi di dunia nyata, baik secara langsung yang dialami pengarang maupun kehidupan
sehari-hari yang ada di masyarakat. Persoalan yang ada itu sangat mempengaruhi sebuah
kejiwaan seorang pengarang sebuah karya sastra yang sehingga memunculkan konflik atau
permasalahan yang dapat mendorong pengarang untuk mewujudkan sebuah konflik dalam
bentuk karya sastra.Lelaki yang Menggenggam Belati
Karakter dan nilai yang terdapat dalam sebuah novel layak untuk diapresiasi
dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk pedoman hidup. Pemanfaatan tersebut dapat
membantu seseorang dalam hidup bermasyarakat yang baik (Anggraini, 2015). Bukan hanya
itu pembaca juga dapat memperoleh pengalaman lebih dalam melakukan apresiasi sebuah
karya sastra, seperti adalah dapat melatih pemahaman setiap pembaca (Anggraini, 2015).
Karya sastra tidak lepas dari berbagai aspek terutama aspek-aspek sosial masyarakat dan
karena seorang penulis adalah bagian dari masyarakat. Sebuah latar belakang yang ada
meliputi: tata caraLelaki yang Menggenggam Belatiatau aturan dalam kehidupan, adat-

860 | Halaman
istiadat, kebiasaan, sikap, serta cara berfikir. Dalam sebuah karya sastra disajikan gambaran
kehidupan, akan tetapi tidak semua disajikan namun hanya bagian tertentu saja seperti
aspekLelaki yang Menggenggam Belatisocial masyarakat dan juga perekonomian masyarakat
Dalam sebuah hidup bermasyarakat tidak lepas dengan namanya sosial masyarakat
dan juga perekonomian. Begitu pula dengan novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye di dalam
novel tersebut menceritakan berbagai aspek namun aspek yang lebih menonjol adalah asek
social masyarakat dan juga perekonomian masyarakat setempat. Dalam novel tersebut
dijelaskan bagaimana masyarakat setempat dalam menangani pereonomian yang sedang
merosot. Hal tersebut cocok untuk dikaji karena untuk menyadarkan masyarakat luar untuk
lebih cerdas dalam mengatur perekonomian serta selalu mensyukuri apapun yang ada dan
selalu berusaha terbaik untuk menjalani kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu novel
tersebut dapat dijadikan sebagai novel inspirasi atau motivasi karena terdapat sebuah
pelajaran yang dapat dijadikan sebagi inspirasi bagi setiap pembaca. Aspek-aspek yang
tercantumLelaki yang Menggenggam Belatidi dalam novel tersebut dapat dilihat dari perilaku
dan usaha para tokoh atau pemeran dalam menjalani kegiatan sehari-hari dalam
bermasyarakat meskipun dalam keadaan kesulitan. (Rahman, 2018)
Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan pendekatan yang sama namun dengan
objek novel yang berbeda. Yang dikaji oleh Anik Aniswanti dan Sri Wahyuningtyas dari
jurnal Caraka dengan judul jurnal yaitu “Aspek social dalam novel Partikel karya Dewi
Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Jurnal tersebut mengungkapkan aspek sosial dan juga
perubahan sosial tokoh utama. Meskipun penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan
yang sama dengan penelitian ini, namun kedua penelitian mempunya perbedaan. Jika dalam
penelitian sebelumnya menjelaskan perubahan sosial tokoh utama berbeda dengan penelitian
saat ini lebih menekankan pada masyarakat yang ada di dalam novel tersebut. Masyarakat
dan karya sastra mempunyai hubungan yang begitu erat. Hubungan masyarakat dan karya
sastra dapat di tuangkan atau diungkapkan melalui tulisan (Aditya, 2018)

METODE
Sebuah penelitian diperlukan sebuah metode. Metode yang diperlukan adalah deskriptif
kualitatif. Metode tersebut diperlukan untuk mendeskripsikan sebuah kalimat, wacana, dan kata
yang terdapat pada novel Si Anak cahaya. Data yang diperoleh dari metode deskriptif
kualitatifLelaki yang Menggenggam Belatiberupa kalimat dan paragraf. Penelitian ini juga
memerlukan metode analisisi isi yang mana metode ini digunakan unutk menganalisisi dan
memahami teks yang ada pada sebuah novel.
Sumber yang didapat pada penelitian ini berasal dari novel Si Anak Cahaya karya Tere
Liye. Wujud dari data yang diperoleh adalah kalimat atau paragraf yang mengandung aspek sosial
masyarakat yang ada pada novel tersebut. Sumber data ini dapat diperoleh juga melalui dialog yang
diucapkan oleh tokoh di dalam novel tersebut.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik simak dan catat. Teknik tersebut
dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca keseluruhan novel yang dikaji dengan
penuh penafsiran, dan mencatat kata, wacana, kalimat yang cocok dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif yang berguna untuk mengembangkan
data yang sudah didapatkan melalui sumber data (Ervita, Dewi, & Nabila, 2018). Tahapan yang
dapat dilakukan untuk mengkaji penelitian iniLelaki yang Menggenggam Belatiadalah dengan (1)
memilih objek kajian yang diteliti yaitu novel Si Anak Cahaya karya Tere Liye. (2) Membaca dan
memahami objek kajian tersebut. (3) Menganalisis isi novel dan permasalahan yang ada serta
menentukan pendekatan yang cocok dengan isi novel dan permasalahannya. Data yang diperoleh
ini berupa dialog, kalimat dan paragraf yang mengandung aspek atau unsur kehidupan sosial
ekonomi masayarakat yang terdapat pada novel Si Anak Cahaya. Keadaan sosial ekonomi adalah

861 | Halaman
sebuah keadaan yang diatur melalui aspek sosial serta menjadikan seseorang pada kondisi khusus
pada kehidupan bermasyarakat (Basrowi & Juariyah , 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Novel memang lebih mudah dibaca daripada sebuah cerpen. Dikatakan mudah karena
sebuh novel tidak dikaitkan dengan sebuah tanggung jawab dalam penyampaian sebuah makna
atau isi dan dikatakan sulit karena di dalam novel terdapat cakupan makna satu kesatuan yang luas
jika dibandingkan dengan sebuah cerpen. (Akbar, Winarni, & Andayani, 2013)
Secara keseluruhan novel karya Tere Liye memilki berbagai serial namun novel Si Anak
Cahaya ini merupakan mahkota dari serial buku lainnya yang dikarang oleh Tere Liye. Novel Si
Anak Cahaya ini menceritakan tentang anak yang bernama Nurmas yang memiliki petualang masa
kecil yang penuh keceriaan dan menakjubkan, dan sehingga seluruh kampung selalu mengingat
kejadian yang membuatnya resmi dipanggil Si Anak Cahaya. Namun meskipun novel tersebut
menceritakan seorang anak perempuan, di dalam novel tersebut tidak lepas dengan yang namanya
masyarakat. Di dalam masyarakat sendiri ada pula konflik yang dialaminya sehingga dalam
penelitian, peneliti lebih memfokuskan untuk mengkaji kejadian yang berada di masyrakat. Dalam
kehidupan sosial tidak lepas dengan yang namanya etika sosial dimana hal tersebut berkaitan
dengan hubungan atau interaksi dalam berperilaku di dalam kehidupan bermasyrakat yang telah
menjadi sebuah kebiasaan (Ambarwati, Wardah, & Sofian, 2019). Etika sosial berhubungan
erat dengan adanya nilai atau aspek sosial yang terdapat di kehidupan bermasyarakat.

1. Latar Belakang Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Novel Si Anak


CahayaLelaki yang Menggenggam BelatiKarya Tere Liye
Aspek sosial dalam sebuah tanggapan dalam sebuah karya sastra melalui keadaan sosial
masyarakat di luarnya atau di sekitarnya (Raharjo, Waluyo, & Saddhono, 2017). Kehidupan sosial
masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan diri sendiri. Dalam kegiatan sehari-hari
individu selalu melakukan interaksi sosial dengan individu lainnya atau golongan-golongan
tertentu yang terdapat di lingkungan sekitar. Hubungan atau interaksi yang dialami manusia
dalam sehari-hari dapat mewujudkan sebuah pola interaksi yang dapat memepengaruhi satu
sama lain sehingga hal tersebut bisa berubah menjadi suatu organisasi sosial dalam
masyarakat atau sering disebut dengan proses sosial (Pratiwi, 2012)
Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan yang terjadi di tahun 1950.Lelaki yang
Menggenggam BelatiMasyarakatnya masih banyak keterbatasan seperti peralatan dan
perlengkapan sekolah yang kurang mewadahi. Hal tersebut terlihat dalam kalimat berikut:

“Ceritaku ini terjadi tahun 1950-an. Ketika murid-murid sekolah rakyat belajar tanpa seragam,
kesekolah mengenakan baju yang dipakai sehari-hari, kaki telanjang tanpa sepatu, sabar dan grip
menjadi alat tulis di kelas” (liye, 2018)

Dapat dilihat dari kutipan di atas bahwa novel ini diangkat pada masa di mana usia
Republik Indonesia masih belia dan cerita tentang mengarungi dan mendaki keterbatasan. Bukan
hanya itu saja novel tersebut juga menggambarkan bahwa masyarakat yang ada pada novel tersebut
bertempat tinggal di sebuah kampung yang terletak di perhutanan dan jauh dari perkotaan serta
tidak ada lampu untuk penerangannya, hanya menggunakan sebuah obor yang membantu untuk
penerangan. Bahkan rumah-rumah masyarakat setempat masih menggunakan rumah panggung Hal
tersebut dapat dilihat dari kalimat berikut

“sinar itu menyapa pucuk-pucuk hutan, tiba di daun-daun kopi dan karet, sumber mata
pencaharian penduduk kampong kami. Sebagian lagi menembus ke dalam rumah panggung kami

862 | Halaman
melalui celah-celah genting. Sebagian lainnnya menyinari permukaan sungai di pinggir kampung”
(Liye, Si Anak Cahaya, 2018)

Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat
setempat sangatlah jauh dari kehidupan masa sekarang. Serta masyarakat yang tergambar dalam
novel tersebut sangatlah tergantung pada alam sekitar yang nampak dalam kehidupannya di hutan.
Namun meskipun masyarakat yang tergambar di dalam novel jauh dari kota atau kehidupan yang
sangat minim tetapi semangat masyarakatnya dalam menjalani kehidupan tetaplah berkobar
layaknya api yang menyala-nyala. Begitu juga dengan anak-anaknya yang semangat dalam
bersekolah, meskipun sekolah terssbut masih banyak kekurangan seperti guru pengajarnya. Akan
tetapi anak-anak tersebut sangatlah pandai-pandai meskipun banyak kekurangan dalam sistem
belajar mengajar, apalagi anak yang bernama Nurmas ia merupakan anak paling pandai di
kampong tersebut, ia tidak hanya pandai namun ia juga dijadikan sebagai panutan anak-anak orang
lain. Dengan semangat itulah masyarakat mampu menjalani kehidupan. Apapun bentuk
keterbatasannya bagi masyarakat tersebut harus diatasi agar tidak menjadi penghambat bagi semua
cita-cita anak negeri.
Dalam kehidupan bermsyarakat tidak lepas dari yang mamanya status sosial yang mana
status sosial ini merupakan kedududukan khusus yang telah dimiliki seseorang dalam kehidupan
bermsyarakat (pratiwi, safitri, & farika). Begitu pula dengan novel Si Anak Cahaya di dalam novel
tersebut masyarakat menganggap bahwa status sosial mereka adalah sama semua tidak ada yang
namanya orang kaya atau miskin, namun jika ada salah satu dari kerabat atau keluarga yang
melanjutkan pendidikan di kota masyarakat menganggap bahwa itu sebuah kebanggan tersendiri
karena tidak semua orang kampung bisa melanjutkan pendidikan ke kota. Kalimat tersebut dapat
dilihat dari pernayataan berikut

“Peristiwa ini selalu istimewa. Mamak benar jarang sekali ada anak kampung kami yang
melanjutkan sekolah di kota kabupaten” (liye, 2018)

Dari data di atas dapat dijelaskan mengapa anak-anak kampung yang sekolah di kota
menjadi sebuah kebanggaan sendiri. Karena pak Zen guru yang mengajar di kampung tersebut
telah menjelaskan atau mengingatkan pentingnya pendidikan, serta perlunya melanjutkan sekolah,
bahkan bukan hanya itu karena di kampung tersebut juga banyak keterbatasannya seperti kurang
adanya tenaga pendidik,. maka dari itu kalau ada anak kampung yang melanjutkan pendidikannya
ke kota menjadi peristiwa yang istimewah bagi masyarakat kampung tersebut dan karena itu
banyak warga yang berkumpul di stasiun untuk menyaksikan anak yang mau pergi ke kota.

2. Kondisi Sosial EkonomiLelaki yang Menggenggam BelatiMasyarakat


Kehidupan bernegara dan pembangunan adalah dua aspek yang mana saling
berkesinambungan satu sama lain. Hal tersebut dikarenakan agar suatu kenegaraan dapat
memepertahankan kehidupan negaranya dengan melakukan pembangunan. Di dalam sebuah
pembangunan terdapat aspek-aspek yang dapat dilakukan dengan cara: pemabangunan ekonomi,
sosial, budaya, serta politik (Andini, Soeaaidy, & Hayat). Namun pembangunan ekonomi
merupakan permasalahan yang banyak terjadi di sebuah lingkungan masyarakat. Hal tersebut
terjadi karena adanya arus globalisasi yang mengakibatkan memudarnya batas antar Negara dan
bergantung pada desa atau kampung. Desa atau kampung merupakan sebuah wilayah yang banyak
potensi alamnya. Dari sumber daya alam yang ada disekitar dapat digunakan sebagai sumber bahan
makanan dan penghasil barang mentah. Aspek ekonomi berkaitan dengan penghasilan dan
kekayaan masyrakat yang diperoleh dari suatu usahaya dalam menghasilkan pendapatan
(Murpratama, 2012). Hal tersebut di jalaskanLelaki yang Menggenggam Belatidalam novel bahwa
kehidupan masyarakat setempat adalah berada di kampung yang mana kampung tersebut berada di

863 | Halaman
naungan hutan-hutan dan sungai yang mana sangat dekat dengan sumber daya alam. Tidak heran
jika masyarakat tersebut sangatlah tertinggal perekonomiannya, namun meskipun perekonomian
tertinggal mereka mampu menjalani kehidupanLelaki yang Menggenggam Belatidengan
memanfaatkan dan menggunakan sumber daya yang ada yaitu sumber daya alam yang terletak
pada kampung mereka, seperti adanya hutan dan sungai-sungai, dengan adanya hal tersebut mereka
mampu mencari sayur-sayuran dan ikan untuk dijadikan makanan maupun dijual untuk memenuhi
kebutuhan lainnya.
Dijelaskan dalam novel tersebut bahwa masyarakat di kampung tersebut kebanyakan mata
pencarihannya adalah berladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena tempat tinggal
mereka sangat dekat dengan alam jadi dan jauh dari kota sehingga mereka lebih baik bekerja di
lading mereka sendiri daripada harus jauh-jauh ke kota. Namun ada juga yang bekerja sebegai
seorang penarik gerobak kerbau yang mana tugas mereka biasanya untuk mengantar masyarakat
pergi ke kota untuk belanja atau menjual hasil panen berladangnya tidak hanya itu saja penarik
gerobak kerbau juga biasanya berkerja sebagi kuli yang mana mereka juga membantu para penjual
atau pembeli untuk mengangkat barang-barangnya.
Pada novel tersebut menjelaskan musim panen yang mana musim panen tersebut ditunggu-
tunggu oleh penduduk atau masyarakat kampung setempat. Sebelum musim panen masyarakat
merawat jan menjaganya dengan baik mulai dari membersihkan hutan, menanam benih, menyiangi
rumput dan gulma , hingga menjaga tanaman padi dari serbuan babi hutan, burung, dan hama tikus.
penulis menegaskan bahwa seharusnya terbayar oleh adanya musim panen, namun sayang hasil
panen masyarakat tersebut tidaklah sebanyak tahun sebelumnya, jumlah karung goni lebih sedikit.
Awal tahun lalu panen mereka cukup bagus dan banyak membawa keuntungan. Namun pada saat
musim panen berikutnya semua masyarakat setempat mengalami kemerosotan hasil panen. Hal
tersebut teerlihat dari pernyataan berikut :

“sayang, hasil panen tahun ini tidak sebanyak tahun lalu, jumlah karung goni lebih sedikit.”
(Liye, Si Anak Cahaya, 2018)

Dalam novel tersebut dijelaskan bahwa kondisi perekonomian masyarakat setempat


mengalami kesulitan. Kondisi tersebut diketahui berawal dari tugas sekolah yaitu berhitung. Hal
tersebut awal mulanya hanya sepele hanya dianggap sebuah tugas saja namun tak di sangka hal
tersebut menjadi permasalahan yang besar bagi masyarakat setempat yang mana permasalahan
tersebut harus melibatkan kepala desa bukan hanya kepala desa saja masyarakat juga ikut terlibat
juga. Karena hal tersebut masyarakat mulai panik jika persediaan bahan pangan kampung tersebut
kurang. Tidak hanya itu masyarakat juga memikirkan apakah panenan tersebut akan cukup pada
panenan berikutnya, namun tidak ada yang menjamin karena musim panen tidaklah tentu
waktunya. Karena kejadian itu masyarakat harus berusaha sebaik mungkin menjaga
perekonomiannya hingga sampai panen berikutnya.
Dalam novel tersebut pula di jelaskan bahwa kondisi perekonomian mereka tidak seperti
biasanya yang mana hasil panen tersebut mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat
setempat tetap berusaha tenang dalam menghadapi perekonomian yang sedang merosot akibat
menurunnya gagal panen. Salah satu keluarga menduga kemerosatan panen tersebut akibat
banyaknya batang padi yang diterjang babi hutan, namun ada juga yang berpendapat kurang adanya
rasa bersyukur. Hal tersebut diucapkan pada dialog antara bapak, mamak dan Nurmas saat makan
malam.
.
”kau tahu penyebab merosotnya panen kita tahun ini, Nung?” Tanya bapak
“mungkin karena banyaknya batang padi yang diterjang babi hutan pak” aku mencoba menebak
jawaban.
“bisa jadi, tapi bukan itu, atau mamak punya jawaban lain” bapak menoleh ke mamak

864 | Halaman
“bisa jadi karena tahun kemarin kita tidak pandai bersyukur. Zakat tidak dibayarkan, masjid
banyak sepinya, tahayulntumbuh subur, jimat ada dimana-mana. Karena itulah tuhan menegur
kkta dengan sedikitnya hasil panen” jawab mamak serius (Liye, Si Anak Cahaya, 2018)

3. Solusi dalam Menangani Permasalah Sosial Ekonomi


Perekonomian merupakan hal terpenting yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Perekonomian merupakan tolak ukur kehidupan masyarakat. Perekonomian
adalah sesuatu aspek yang digunakan untuk mengelolah sebuah sumber daya yang terdapat pada
setiap individu maupun. Dalam mengatur sebuah perekonomian tidaklah mudah terdapatLelaki
yang Menggenggam Belatibeberapa hambatan atau ancaman yang mengacu pada perekonomian
masyarakat. Seperti halnya dalam novel Si Anak Cahaya yang mengalami kemerosotan
perekonomian, namun dari masalah tersebut pasti ada jalan keluar untuk memperbaiki semuanya.
Kajian novel tersebut menerangkan bahwa masyarakat setempat tidak tinggal diam mereka
melakukan berbagai cara untuk menjaga kestabilan perekonomiannya hingga hasil panen
berikutnya. masyarakat setempat melakukan rapat untuk mendiskusikan permasalahan yang
dialami masyarakat saat ini. Dalam rapat tersebut masyarakat mempunyai beberapa usulan antara
lain berhemat, terdapat pada kalimat

“yang pertama kita harus memulai berhemat sejak hari ini. Kurangi makan nasi ganti dengan
makanan lain seperti, jagung, singkong, ikan, atau apa saja yang bias dimakan.” (Liye, 2018)

Dari data tersebut dijelaskan bahwa masyarakat setempat mengalami kemerosotan panen,
dengan adanya permasalahan tersebut dilakukan lah sebuah solusi yaitu menghemat,dengan adanya
penghematan masyarakat setempat dapat menjaga perekonomiannya sampai panen berikutnya tiba,
dengan melakukan penghemat masyarakat mampu menghidupi keluarganya meskipun hal tersebut
harus mengurangi porsi makan, serta mengganti nasi dengan sumber daya alam yang berada pada
kampung mereka, seperti mengganti nasi dengan umbi-umbian, atau bahan lainnya. Namun hal
tersebut tidak lah langsung disetujui oleh masyarakat sekitar, ada yang menolak berbgai
alasanLelaki yang Menggenggam Belatiyang ada, namun kepala kampung tersebut membuat
penjelasan yang dapat dimasuk akal oleh masyarakat, dengan adanya penjelasan tersebut warga
pada setuju kalau dilakukan penghematan.
Bukan hanya berhemat masyarakat juga ada yang perpendapat lainnya yaitu bagi yang
menyimpan beras dari hasil panen-panen sebelumya tidak boleh menjual beras ke kota kabupaten.
Jika ingin menjual harus dijual ke kampung sendiri dengan menggunakan uang kas. Hal tersebut
untuk cadangan semua penduduk. Terdapat dalam pernyataan berikut.

“yang kedua, yang tidak kalah penting , kita tidak boleh menjual beras ke kota kabupaten” (Liye,
Si Anak Cahaya, 2018)

Data tersebut ditujukan agar masyarakat sekitar mempunyai sebuah cadangan beras untuk
sumber pangan seluruh keluarga sampai musim panen berikutnya, karena dalam situasi yang sulit
ini semua masyarakat harus saling membantu satu sama lain. Dengan adanya kesepakatan seperti
itu masyarakat akan terus bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya meskipun dalam situasi yang
sulit.
Terdapat satu usulan yang memang harus disampaikan yaitu dengan membuat surat
pernyataan kepada gubernur yang mana surat tersebut hanya berisi tentang bantuan beras atau
tentang paceklik panjang, dan kekurangan pangan. Namun disisi lain ada beberapa warga yang mau
mengusulkan agar gubernur memperbaiki jalan tanah menuju kampung agar jalan tersebut tidak
becek saat hujan, tidak mengepulkan debu kalau kemarau. Akan tetapi usulan perbaikan jalan di
tolak oleh kepala kampung karena hal teresbut masih tidak penting dan kepala kampung berfikir

865 | Halaman
kalau permintaan satu saja belum terpenuhi apalagi permintaan yang lainnya. Dengan apa yang
diutarakan kepala kampung semua masyarakat mengangguk yang artinya meraka menyetui apa
yang dikatakan kepala kampung. Rapat telah berakhur dengan kesepakatan-kesepakatan yang telah
disetujui masyarakat setempat.
Dalam kajian novel tersebut berbagai cara dilakukan masyrakat kampong tersebut untuk
mestabilkan perekonomiannya. Terutama salah satu keluarga yang terkenal di kampung tersebut
adalah keluarga yahid yang mana keluarga tersebut terkenal karena anaknya yang bernama Nurmas
yang sangat pandai di kampung mereka. Keluarga Yahid memulai untuk berhemat dengan menjual
ikan asap yang dibuat oleh mamak Nurmas yang hasil penjualannya akan dibelikan bumbu—
bumbu dapur atau bumbu masak. Nurmas dengan sangat semangat menjual ikan-ikan asap itu ke
pasar. Tak lama kemuadian dagangan Nurmas habis, Nurmas bertemu dengan teman-temannya
yang mana setelah menjual dagangan Nurmas dan teman-temannya berkeliling pasar, tapi tak
disangka sesuatu terjadi pada Nurmas yangLelaki yang Menggenggam Belatinama dompet yang
berisi uang hasil penjualan ikan asap hilang, uang tersebut sangat dibutuhkan agar bisa membeli
bumbu masak untuk penyedap makanan, namun Nurmas malah menghilangkannya. Dari situlah
Nurmas merasa bersalah kepada mamaknya karena ia berfikir keadaan perekonomian saat ini
dalam keadaan sulit. Mamak dan bapak Nurmas tidak tinggal diam ia pergi ke pasar untuk mencari
pekerjaan pembersih kotoran, sedangkan sang bapak bekerja sebagai kuli yang membantu
membawakan barang-barang pedagang atau pembeli. Hal tersebut disaksikan oleh Nurmas yang
mana ia langsung tak bisa menahan air matanya melihat kedua orang tuanya melakukan pekerjaan
seperti itu. Pernyataan berikut terdapat pada pernyatan sebagai berikut :

“Sudah menjadi tanggung jawab bapak dan mamakuntuk memenuhi keperluan rumah kita,
Nurmas. Menjadi kuli pasar misalnya, itu bukan pekerjaan yang hina. Ini juga pekerjaan yang
mulia, jangan keliru melihatnya, sungguh jangan. Saat kau menyaksikan mamak kau cemong oleh
kotoran kerbau, itulah bukti betapa besar kasih sayangnya pada kau” (Liye, 2018)

Dari kejadian itulah Nurmas berinisitif untuk melakukan sebuah kegiatan yang akan
mendapatkan uang, ia bertanya kepada pak zen selaku guru sekolah Nurmas, bukan hanya pak Zen
Nung juga bertanya kepada kakeh Brahim beliau adalah guru mengaji Nurmas, kakek Brahim
bercerita tentangsahabat nabi yang menjadi pedagang pada saat itu, oleh karena itu ia mempunyai
pandangan kalau ia akan berjualan, ia memilih berjualan di dalam stasium karena ia memperhatikan
hal-hal yang terjadi di stasiun. Stasiun yang ada di kampung tersebut bukanlah stasiun penumpang
yang resmi, melainkan hanya dijadikan titik pemeriksaan roda kereta. Dan kepala stasiun adalah
teknisi yang memeriksanya. Dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk memeriksa seluruh roda kereta.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan karena rute kereta di kampung tersebut mendaki bukit dan
berbelok-belok. Saat kereta berhenti penumpang yang ada di dalam kereta akan keluar karena
mereka merasa bosan di atas gerbong,Lelaki yang Menggenggam Belatiada juga untuk
melemaskan badan dengan berjalan-jalan, dan melihat pemandangan yang indah di kampung
tersebut. Jadi ia terfikirkan jika berjualan di dalam stasiun pasti dagangannya akan laku dengan luar
biasa karena saat kereta berhenti penumpang banyak yang turun dan boleh jadi penumpang tersebut
membutuhkan makanan dan minuman, hal tersebut dan hal tersebut tidak perlu modal banyak
cukup dengam membawa makanan dan minuman yang bisa dibuat di rumah. Namun hal tersebut
tidaklah mudah karena Nurmas dan kawan-kawannya harus membuat surat pernyataan yang akan
dikirim dan disetujui oleh kepala pengurus stasiun. Hal tersebut terus dilakukan oleh Nurmas dan
kawan-kawannya. Setelah beberapa minggu mendapat persetujuan Nurmas dan kawan-kawan
mendapat ijin untuk berjualan di dalam stasiun. Dagangan Nurmas dan kawan-kawan laris manis
dan mendapat keuntungan yang lumayan besar. Dengan begitu Nurmas mampu mengganti uang
mamaknya yang dihilangkan, tidak hanya itu kegiatan berjualan juga dapat membantu saat musim
paceklik atau musim sulit yang dialami masyarakat tersebut. Dalam hal tersebut kita bisa melihat

866 | Halaman
betapa besar usaha yang mereka lakukan dalam menghadapai kesulitan perekonomian demi
menghidupi keluarganya.

SIMPULAN
Kehidupan sosial masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan diri sendiri.
Dalam konsep sosiologi manusia disebut makhluk sosial yang mana manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu melakukan
hubungan atau interaksi sosial dengan orang lain atau kelompok-kelompok tertentu yang
terdapat di lingkungan. Dalam novel tersebut menceritakan tentang kehidupan yang terjadi di
tahun 1950.Lelaki yang Menggenggam BelatiDan dimana masyarakatnya masih banyak
keterbatasan seperti peralatan dan perlengkapan sekolah yang kurang mewadahi. Denga begitu
dapat dinyatakan bahwa kehidupan sosial yang terjdi di masyarakat setempat sangatlah jauh dari
kehidupan masa sekarang. Serta masyarakat yang tergambar dalam novel tersebut sangatlah
tergantung pada alam sekitar yang nampak dalam kehidupannya di hutan. Namun meskipun
masyarakat yang tergambar di dalam novel jauh dari kota atau kehidupan yang sangat minim tetapi
semangat masyarakatnya dalam menjalani kehidupan tetaplah berkobar layaknya api yang
menyala-nyala.Dengan semangat itulah masyarakat mampu menjalani kehidupan. Apapun bentuk
keterbatasannya bagi masyarakat tersebut harus diatasi agar tidak menjadi penghambat bagi semua
cita-cita anak negeri.
Negara dan pembangunan merupakan dua unsur yang saling berkesinambungan satu sama
lain. Hal ini terjadi dikarenakan suatu Negara agar dapat memepertahankan sebuah kehidupannya
serta selalu melakukan pembangunan. Pembangunan sendiri dapat dilakukan melaluiLelaki yang
Menggenggam Belatimacam-macam aspek yang ada seperti : pemabangunan ekonomi, sosial dan
budaya, serta politik Namun permasalahan pembangunan yang banyak terjadi yakni pembangunan
ekonomi. Dalam novel tersebut pula di jelaskan bahwa kondisi perekonomian mereka tidak seperti
biasanya yang mana hasil panen tersebut mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat
setempat tetap berusaha tenang dalam menghadapi perekonomian yang sedang merosot akibat
menurunnya gagal panen.Perekonomian merupakan hal terpenting yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Perekonomian merupakan tolak ukur kehidupan
masyarakat. Kajian novel tersebut menerangkan bahwa masyarakat setempat tidak tinggal diam
mereka melakukan berbagai cara untuk menjaga kestabilan perekonomiannya hingga hasil panen
berikutnya. masyarakat setempat melakukan rapat untuk mendiskusikan masalah kemerosotan hasil
panen yang dialami masyarakat saat ini. Dalam rapat tersebut masyarakat mempunyai beberapa
usulan antara lain berhemat. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat setempat dapat menjaga
perekonomiannya sampai panen berikutnya tiba.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut masyarakat setempat melakukan banyak solusi
seperti berhemat, bukan hanya berhemat masyarakat juga ada yang perpendapat lainnya yaitu bagi
yang menyimpan beras dari hasil panen-panen sebelumya tidak boleh menjual beras ke kota
kabupaten. Jika ingin menjual harus dijual ke kampung sendiri dengan menggunakan uang kas. Hal
tersebut untuk cadangan semua penduduk. Dalam kajian novel tersebut berbagai cara dilakukan
masyarakat kampong tersebut untuk mestabilkan perekonomiannya. Terutama salah satu keluarga
yang terkenal di kampung tersebut adalah keluarga yahid yang mana keluarga tersebut terkenal
karena anaknya yang bernama Nurmas yang sangat pandai di kampung mereka. Keluarga Yahid
memulai untuk berhemat dengan menjual ikan asap yang dibuat oleh mamak Nurmas yang hasil
penjualannya akan dibelikan bumbu—bumbu dapur atau bumbu masak. Serta menjadi kuli di pasar
dan juga menjadi pembersih kotoran kerbau. Nurmas melihat kejadian tersebut di pasar dari
kejadian itulah Nurmas berinisitif untuk melakukan sebuah kegiatan yang akan mendapatkan uang.
Nurmas mempunyai pandangan kalau ia akan berjualan, ia memilih berjualan di dalam stasium
karena ia memperhatikan hal-hal yang terjadi di stasiun. Stasiun yang ada di kampung tersebut

867 | Halaman
bukanlah stasiun penumpang yang resmi, melainkan hanya dijadikan titik pemeriksaan roda kereta.
Dan kepala stasiun adalah teknisi yang memeriksanya. Dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk
memeriksa seluruh roda kereta. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan karena rute kereta di
kampung tersebut mendaki bukit dan berbelok-belok. Saat kereta berhenti penumpang yang ada di
dalam kereta akan keluar karena mereka merasa bosan di atas gerbong,Lelaki yang Menggenggam
Belatiada juga untuk melemaskan badan dengan berjalan-jalan, dan melihat pemandangan yang
indah di kampung tersebut. Jadi ia terfikirkan jika berjualan di dalam stasiun pasti dagangannya
akan laku dengan luar biasa karena saat kereta berhenti penumpang banyak yang turun dan boleh
jadi penumpang tersebut membutuhkan makanan dan minuman, hal tersebut dan hal tersebut tidak
perlu modal banyak cukup dengam membawa makanan dan minuman yang bisa dibuat di
rumah.Dalam kajian tersebut dapat dilihat betapa besar usaha yang mereka tempuh demi
menghidupi keluarga mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S., Winarni, R., & Andayani. (2013). Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan
dalam Novel "Tuan Guru" Karya Salma Faris. Pendidikan Bahasa dan Sastra, 54-68.
Andini, U. H., Soeaaidy, M. S., & Hayat, A. (N.D.). Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dari
Desa Tertinggal Menuju Desa Tidak Tertinggal. Administrasi Publik, 7-11.
Anggraini, P. (N.D.). Representasi Karakter Cinta Indonesia dalam Novel Kaki Langit
Talumae dan Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran (Representasion of
Nationalism In Novel Kaki Langit Talumae And Its Development As A Learning
Media). 1-14.
Aditya, M. (2018). Kritis Sosial dalam Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail. Sastra, 10.
Akbar, S., Winarni, R., & Andayani. (2013). Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan
dalam Novel "Tuan Guru" Karya Salma Faris. Pendidikan Bahasa dan Sastra, 54-68.
Anggraini, P. (2015). Penerapan Model Lingkungan Sastra dan Pedagogi Reflektif dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Sastra. Keilmuan Bahasa, Sastra, dan
Pengajaran , 77-85.
Basrowi, & Juariyah , S. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur. Ekonomi dan Pendidikan, 53-81.
Ervita, S. E., Dewi, A. I., & Nabila, H. (2018). Makna dan Fungsi Mantra Kejawen Aji
Seduluran Bagi Kehidupankolektif Masyarakat Kecamatan Pager Rejo Kabupaten
Mojokerto Jawa Timur. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 89-97.
Liye, T. (2018). Si Anak Cahaya. Jakarta: Republika Penerbit. Sosial Ekonomi. (2019, Juni
23). Wikipedia.
Murpratama, D. A. (2012). Aspek Sosial dalam Novel "Pusaran Arus Waktu" Karya Gola
Gong: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di
SMA. Penelitian, 1-12.
Pratiwi, D. A., Safitri, I., & Farika, L. (N.D.). Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi W.S
Rendra: Kehidupan Masyarakat Di Indonesia. Cakrawala Linguista, 59-67.
pratiwi, P. H. (2012). Kehidupan Sosial Manusia. 1-15.
Rahman, H. A. (2018). Aspek Motivasi dalam Novel Pukat Serial Anak-anak Mamak Karya
Tere-Liye: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar di
Sma. 1-13.
Raharjo, Y. M., Waluyo, H. J., & Saddhono, K. (2017). Kajian Sosiologi Sastra dan
Pendidikan Karakter dalam Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta
Relevansinya dengan Materi Ajar di SMA. Pendidikan Indonesia, 16-27.
868 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai