Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TERAPI INSTRUMENTAL PANTING TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN


HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
SEJAHTERABANJARBARU
TAHUN 2019

Elfram Herlianus. S1, Dyah Trifianingsih2, Dwi Martha Agustina3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
Elfram16@gmail.com, dwy.martha1405@gmail.com, dya3vee@yahoo.com

INTISARI

Latar Belakang : Kejadian hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah


yang menyebabkan kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik di atas 149/90 mmHg,
keluhan pusing, sakit kepala akibat penyakit hipertensi dapat berlangsung terus-
menerus dan semakin lama semakin memberat. Tanpa disadari hal ini dapat
mengakibatkan komplikasi seperti penyakit jantung, kerusakan otak maupun ginjal.
Sehingga diperlukan pengobatan yang lama bahkan seumur hidup, salah satu metode
non farmakologi yang dapat mengatasi hipertensi yaitu terapi musik.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh terapi instrumental panting terhadap
tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi
Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan (eksperimen semu) dengan
pendekatan pre test and post test nonequivalent control group. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Nonprobability Sampling dengan jenis Consecutive Sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 26 orang lansia. Pengambilan data menggunakan lembar
observasi. Analisis data menggunakan Uji t (Paried Sample t test).
Hasil: Hasil uji t kelompok perlakuan tekanan darah sistole pretest dan posttest Sig (2-
tailed) p-value=0,003(<0,05) Ha diterima. Rata-rata tekanan darah sistole pretest 172
mmHg, posttest 162 mmHg dengan standar deviasi pretest 4.673, posttest 10.121.
Tekanan darah diastole pretest Sig (2-tailed) P-value=0,002(<0,05) Ha diterima. Rata-
rata tekanan darah diastole pretest 103 mmHg, posstest 97 mmHg dengan standar deviasi
pretest 3.178, posttest 3.712.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh terapi musik panting antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole dalam satuan
mmHg.
Keywords : Hipertensi, instrumental, Lansia

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram
Herlianus S, Dwi Martha Agustina, Dyah Trifianingsih)

PENDAHULUAN 75 tahun ke atas sebesar (63,8%). Didapat


melalui kuesioner terdiagnosis tenaga
Hipertensi merupakan gangguan sistem kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tenaga kesehatan atau sedang minum obat
tekanan darah sistolik dan diastolik. sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum
Penyebab hipertesi terbagi menjadi 2 yaitu obat sendiri. Responden yang mempunyai
hipertensi primer dan sekunder. Semakin tekanan darah normal tetapi sedang minum
bertambahnya umur maka semakin tinggi obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi hipertensi
pula resiko terjadinya hipertensi hal ini di Indonesia sebesar (25,8% + 0,7 %) 26,5%.
terjadi karena jantung memompa darah Aceh 21,5%, Sumatra Selatan 26,1%, Jambi
melewati pembuluh darah yang sempit setiap 24,6%, Lampung 24,7%, DKI Jakarta 20,0%,
detiknya yang mengakibatkan arteri besar Jawa Barat 29,4%, Jawa Tengah 26,4%, DI
kehilangan kelenturannya dan menajadi kaku Yogyakarta 25,7%, Sulawesi Utara 27,1%,
sehingga tidak dapat mengembang. Tanpa Sulawesi Tengah 28,7%, Sulawesi Selatan
disadari hal ini dapat mengakibatkan 28,1%, Nusa Tenggara Barat 24,3%, Nusa
komplikasi pada organ-organ vital seperti Tenggara Timur 23,3%, Maluku 24,1%,
otak, ginjal dan jantung (Triyanto, 2014). Maluku Utara 21,2%, Papua Barat 20,5%,
Papua 16,8%. Di Pulau Kalimantan ternyata
Badan Kesehatan Dunia (WHO) Kalimatan Selatan berada di peringatkat
mencatat pada tahun 2013 sedikitnya 972 pertama prevalensi hipertensi yaitu sebesar
juta kasus Hipertensi, diperkirakan menjadi (30,8%), Kalimantan timur (29,6%),
1,15 miliar kasus pada tahun 2025 atau kalimatan barat (28,3%) kalimatan tengah
sekitar 29% dari total penduduk dunia (26,7%) (Riskesdas, 2013).
menderita hipertensi. WHO menyebutkan
negara ekonomi berkembang memiliki Keluhan pusing, sakit kepala, gangguan
penderita hipertensi sebesar 40% (639 juta penglihatan, akibat penyakit hipertensi dapat
jiwa) sedangkan negara maju hanya 35% berlangsung secara terus-menerus dan
(333 juta jiwa), di wilayah Afrika berada di semakin lama-lama semakin memberat.
posisi puncak penderita hipertensi, yaitu Namun demikian kebanyakan penyakit
sebesar 40%. Di wilayah Amerika sebesar hipertensi merupakan penyakit kronis dengan
35% dan di Asia Tenggara 36%. Di wilayah karakteristik tekanan darah cederung naik
Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta turun dalam waktu yang lama, sehingga
orang setiap tahunnya (Widiyani, 2013). diperlukan pengobatan yang lama bahkan
seumur hidup. Hipertensi yang diderita dapat
Di Indonesia banyaknya lansia yang beragam mulai dari ringan sampai berat.
menderita hipertensi diperkirakan 15 juta Perasaan pusing, rasa berat di tengkuk, mata
orang tetapi hanya 4% yang merupakan berkunang-kunang, mudah lelah dapat
hipertensi terkontrol. Hal ini diperkirakan menggangu kemampuan mereka dalam
akan meningkat kejadian hipertensi sebanyak melakukan aktivitas sehari-hari (Endang,
80% pada tahun 2025 mendatang. Prevalensi 2014).
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar Mengonsumsi obat merupakan salah
25,8%. Hipertensi berdasarkan umur 15-24 cara untuk menurunan tekanan darah, secara
tahun sebesar (8,7%), 25-34 tahun (14,7%), umum obat tekanan darah Angiotensin
35-44 tahun (24,8%), 45-54 tahun (35,6%), Converting Enzyme (ACE), Agiostensin
55-64 tahun (45,9%) 65-74 tahun (57,6%), Receptor Blocker (ARBSc), beta-blocker,
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

calcium chanel blocker, direct renin gelombang bunyi di luar menjadi potensial
inhibitor, diuretic, vasodilator aksi di nervus auditorius. Bunyi dikirimkan
(Simadibrata,et.al 2006). Penanganan sebagai impuls menuju ke korteks auditorius
hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap yaitu di korteks pendengaran primer area
kompleks karena tekanan darah cederung brodman 41 di bagian superior lobus
tidak stabil. Penyakit ini menyebabkan temporalis. Dari semua bagian korteks lobus
tingginya biaya pengobatan dikarenakan temporal sebagai area asosiasi auditorius,
angka kunjungan ke Dokter, perawatan di sinyal neurohormonal diterima oleh
Rumah Sakit, penggunaan obat jangka amigdala. Di amigdala sinyal kembali
panjang. Penanganan hipertensi dapat dijalarkan ke area korteks yang sama yaitu
dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas, korteks asosiasi auditorius, ke hipokampus,
Posyandu maupun Praktik Tenaga septum, ke thalamus dan khususnya
Kesehatan. Namun demikian, angka kehipotalamus. Sinyal dari hipotalamus akan
hipertensi masih saja tinggi yaitu urutan ke-2 diteruskan melalui jalur HPA aksis.
penyakit terbanyak (Afrila, 2015).
Hipotalamus akan mempengaruhi
Salah satu metode non farmakologi pituitary anterior dengan memproduksi
yang dapat mengatasi masalah tekanan darah corticoid relasing factor, yang berpengaruh
yaitu menggunakan terapi musik. pada penurunan produksi adreno
Menurunkan efek samping obat, serta corticosteroid hormone (Gyton&hall, 2010).
memperbaiki kondisi pembuluh darah dan Karena alunan musik yang dihasilkan akan
jantung. (Hayes, E dan Kee J. 2009). Terapi menstimulus tubuh untuk memproduksi
relaksasi merupakan terapi non farmakologi molekul Nitric Oxside (NO) yang berkerja
dalam menurunan tekanan darah. Relaksasi pada tonus pembuluh darah yang dapat
merupakan salah satu tindakan yang dapat menurunkan tekanan darah, merupakan
dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. kesenian rakyat (Folk Art) salah satu musik
Apabila tekanan darah terlalu tinggi, dengan tradisional yang berasal dari Kalimantan
adanya relaksasi maka pembuluh darah selatan. Panting adalah salah satu alat musik
menjadi rileks dan terjadi vasodilatasi yang berasal dari daerah tapin, cara
pembuluh darah sehingga akan menyebabkan memainkannya dengan cara di
tekanan darah turun kembali normal panting/dipetik seperti memainkan gitar,
(Muttaqin, 2009, hlm.117). bentuknya seperti gambus arab tetapi yang
membedakan dari panting ini ukurannya
Terapi musik dapat meningkatkan sedikit lebih kecil (Laras Pirukya,2014).
imunitas tubuh suasana yang dihasilkan oleh
musik akan mempengaruhi sistem kerja Keungulan dari terapi musik panting
hormon manusia, bila kita mendengar musik merupakan salah satu tradisi yang diwariskan
yang baik/positif maka hormon yang dari satu generasi kegenarasi berikutnya
meningkatkan imunitas tubuh akan secara turun temurun merupakan salah satu
berproduksi di dalam tubuh, menstimulasi kekayaan budaya yang perlu di pertahankan,
kerja otak, meningkatkan daya ingat dengan karena mayoritas penduduk kalimatan adalah
menyanyi menghafalkan lirik lagu, akan suku banjar jadi menyesuaikan budaya yang
melatih daya ingat, konsentrasi, dan ada, agar lebih ramah, suka, lebih familiar
emosional (Dian Natalia, 2015). ditelinga masyarakat suku banjar, dan
kemungkinan besar dapat diterima oleh
Pengaruh musik panting dalam masyarakat suku banjar. Pesan-pesan moral
menurunkan tekanan darah musik yang yang terkandung dalam musik panting
diperdengarkan akan diterima oleh sistem memuat nilai religious, pendidikan, estetis,
pendengaran secara garis besar meliputi adat istiadat dalam sebuah lagu. Pesan moral
membrane timpani, maleus, incus, stapes, yang disampaikan melalui musik agar
vestibule, koklea. Telinga akan mengubah
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

anggota masyarakat tidak berbuat jahat, pendekatan pre test and post test
menghormati orang tua (Suryana, 2015). nonequivalent control group. satu kelompok
perlakuan, sedangkan kelompok lain adalah
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan kelompok kontrol sebagai pembanding.
oleh Praew Kotrunchin pada tahun 2018 pada
pasien hipertensi primary dan secondary di Tempat Dan Waktu Penelitian
Rumah Sakit Srinagarind, Khon Kaen,
Thailand, didapatkan hasil mendengarkan Penelitian ini dilaksanakan di Panti
musik instrumental khas rakyat Thailand Sosial Tresna Werdha Budi sejahtera
menunjukkan tekanan darah sistolik (SBP) Banjarbaru. Waktu penelitian ini dilakukan
dan tekanan darah diastolik (DBP) dalam pada tanggal 27 Maret - 30 April tahun 2019.
kelompok mendengarkan musik berkurang
secara signifikan dibandingkan dengan Variabel penelitian
baseline. Terapi ini dapat digunakan secara
bergantian atau bersamaan dengan Variabel independen dalam penelitian
pengobatan farmakologis penurunan tekanan ini adalah terapi musik instrumental panting.
darah secara signifikan pada pasien Variabel dependen dalam penelitian ini
hipertensi. adalah penurunan tekanan darah pada lansia.

Berdasarkan hasil wawancara dari 10 Populasi


orang lansia yang mengalami hipertensi 7
lansia sering merasakan sakit kepala bagian Populasi dalam penelitian ini 110
belakang, pusing, pandangan kabur, 3 orang orang lansia laki-laki sebanyak 55 orang
lansia mengatakan tidak merasakan adanya dan perempuan 55 orang data satu tahun
keluhan saat tekanan darah tinggi. Lansia terakhir bulan Oktober 2017 sampai Oktober
yang megalami tekanan darah tinggi teratur 2018 terdapat 26 orang lansia dengan
minum obat amlodipine yang diberikan hipertensi di Panti Sosial Tresna Werda Budi
perawat sebanyak 1 kali sehari di pagi hari. Sejahtera Banjarbaru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Sampel


tingginya kejadian hipertensi di Kalimantan
Selatan khususnya lansia yang berada di Sampel pada penelitian ini 20 orang
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera lansia dengan hipertensi stadium 2 di Panti
Banjarbaru, serta belum adanya Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
implementasi non farmakologi tentang terapi Banjarbaru.
musik khususnya khas Kalimantan yaitu
“panting” maka peneliti tertarik melakukan Teknik Sampling
penelitian tentang “Pengaruh Terapi Musik
Instrumental Panting Terhadap Penurunan Teknik sampling pada penelitian ini
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan menggunakan non probability sampling
Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha dengan jenis consecutive sampling. Kriteria
Budi Sejahtera Banjarbaru. inkslusi lansia asli suku banjar, hipertensi
stadium II, tidak mengalami gangguan fungsi
METODOLOGI PENELITIAN pendengaran. Kriteria eksklusi lansia yang
mengalami komplikasi penyakit seperti
Jenis Dan Rancangan Penelitian stroke hemogragik.

Jenis penelitian yang digunakan adalah


penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu (quasi experiment) dengan
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

Instrument Penelitian kelenturannya dan menjadi kaku setiap


darah yang dipompa oleh jantung melewati
Pengumpulan data menggunakan pembuluh darah yang sempit hal ini salah
lembar obsevasi tekanan darah dan satu yang menyebabkan meningkatnya
sphygmomanometer digital. tekanan darah.

Analisa Data
Hal tersebut sependapat dengan
Analisis univariat dilakukan untuk Noviyanti (2015) dan setyaningsih (2013)
menggambarkan distribusi frekuensi masing- bahwa dengan bertambahnya usia hampir
masing baik variabel bebas, variabel terikat setiap individu mengalami kenaikan tekanan
maupun deskripsi karakteristik responden. darah. Tekanan darah sistolik akan terus
Analisis bivariat menggunakan uji t (paried meningkat pada usia 80 tahun dan tekanan
sample t test). darah diastolik akan meningkat pada usia
55-60 tahun. Menurut Julianti (2005) faktor
HASIL usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi
karena dengan bertambahnya umur maka
a. Karakteristik Responden semakin tinggi mendapat resiko hipertensi.
1. Usia responden Ini sering disebabkan oleh perubahan
Gambar 1. Distribusi Frekuensi alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi
Karakteristik Responden jantung, pembuluh darah dan hormone.
Berdasarkan Usia.
2. Jenis Kelamin
Gambar 2 Distribusi Frekuensi
10 9 Usia
8 Karakteristik Responden
8 Berdasarkan Jenis Kelamin.
6
perlakuan Jenis Kelamin
4
2 kontrol 8 7
2 1 6
6
0 4 perlakuan
60-74 tahun75-90 tahun 4 3
kontrol
2
0
Berdasarkan gambar di atas Laki-laki Perempuan
menunjukan bahwa subjek penelitian pada
kelompok perlakuan yang berusia 60-74
tahun sebanyak 8 orang dan 2 orang subjek Berdasarkan gambar di atas
penelitian berusia 75-90 tahun, sedangkan menunjukan bahwa subjek penelitian pada
subjek penelitian pada kelompok kontrol kelompok perlakuan berjenis kelamin laki-
yang berusia 60-74 tahun sebanyak 9 orang laki sebanyak 3 orang dan 7 orang atau
dan 1 orang subjek penelitian berusia 75-90 subjek penelitian berjenis kelamin
tahun. perempuan, sedangkan pada kelompok
kontrol yang berjenis kelamin laki-laki
Hal ini sesuai dengan pendapat sebanyak 4 orang dan 6 orang subjek
Triyanto (2014) hipertensi dapat menyerang penelitian berjenis kelamin perempuan.
semua umur tidak terkecuali pada lansia,
semakin bertambahnya umur maka semakin Pada penelitian ini responden
tinggi pula resiko terjadinya hipertensi hal perempuan lansia lebih banyak mengalami
ini terjadi karena arteri besar kehilangan hipertensi dibandingkan dengan responden
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

lansia laki-laki di Panti Sosial Tresna


No Pretest MA Posttest MA
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Respo P P
nden
Hal ini sependapat dengan Triyanto Sist Diast Sist Dia
(2014), perbandingan antara pria dan wanita, ole ole ole stol
ternyata wanita lebih banyak menderita e
hipertensi. Dari laporan ugiri di jawa tengah P1 177 100 125 158 93 114
didapatkan prevalensi 6% dari pria dan 11%
P2 171 105 127 160 100 120
pada wanita. Di daerah perkotaan semarang
didapatkan 7,5% pada pria dan 10% pada P3 165 100 121 158 94 115
wanita.
P4 169 102 124 150 98 115
Jenis kelamin juga sangat erat
P5 179 109 132 185 95 125
kaitannya terhadap terjadinya hipetensi
dimana pada masa muda dan paruh baya P6 170 100 123 160 104 122
lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki
dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 P7 178 105 129 159 96 117
tahun, ketika seseorang wanita mengalami
menopause. Perempuan akan mengalami P8 175 100 125 168 92 117
peningkatan resiko tekanan darah tinggi P9 168 106 126 152 100 117
setelah menopause yaitu usia di atas 45
tahun. Perempuan yang belum menopause P10 173 104 127 170 98 122
dilindungi oleh hormone estrogen yang
berperan daalam meningkatkan kadar High Nilai 179 109 132 185 104 125
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol maks
Nilai 165 100 121 150 92 114
HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL
min
(Low Density Lipoprotein) mempengaruhi
Mean 172 103 162 97
terjadinya proses ateroklorosis dan
mengakibatkan tekanan darah tinggi SD 4.67 3.17 10.1 3.71
(Novianingtyas, 2014) 3 8 21 2

1. Analisis Univariat
Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-
Data Berdasarkan Hasil Pengukuran rata tekanan darah sistolik sebelum terapi
Tekanan Darah Menggunakan Alat musik instrumental panting adalah 172
Sphygmomanometer Digital Sebelum Dan mmHg, setelah intervensi 162 mmHg.
Sesudah Subjek Mendapat Perlakuan Terapi Tekanan darah sistolik terendah sebelum
Musik Instrumental Panting. intervensi adalah 165 mmHg dan tekanan
darah sistolik tertinggi 179 mmHg, setelah
Tabel 1 Data Hasil Pengukuran intervensi tekanan darah sistole terendah 150
Tekanan Darah Sistole Dan Diastole mmHg dan tertinggi 185 mmHg.
Kelompok Perlakuan.
Sedangkan untuk nilai rata-rata
tekanan darah diastole sebelum terapi musik
instrumental panting adalah 103 mmHg,
setelah intervensi 97 mmHg. Tekanan darah
diastole terendah sebelum intervensi adalah
100 mmHg dan tekanan darah diastole
tertinggi 109 mmHg, setelah intervensi
tekanan darah diastole terendah 92 mmHg
dan tertinggi 104 mmHg.
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

Untuk nilai MAP tertinggi pada


kelompok perlakuan sebelum terapi musik Sedangkan untuk nilai rata-rata
instrumental panting adalah 132 mmHg tekanan darah diastole hasil pretest adalah
setelah intervensi 126 mmHg dan nilai 103,1 mmHg, setelah posttest 99,6 mmHg.
MAP terendah sebelum terapi musik Tekanan darah diastole terendah hasil pretest
instrumental panting adalah 121 mmHg adalah 100 mmHg dan tekanan darah
setelah intervensi 114 mmHg. diastole tertinggi 107 mmHg, hasil posttest
tekanan darah diastole terendah 96 mmHg
Tabel 2 Data Hasil Pengukuran dan tertinggi 104 mmHg.
Tekanan Darah Sistole Dan Diastole
Kelompok Kontrol. Untuk nilai MAP tertinggi pada
kelompok kontrol hasil pretest adalah 130
No Pretest MA Posttest MA
mmHg , hasil posttest 126 mmHg dan nilai
Respo P P
nden
MAP terendah hasil pretest 121 mmHg,
Sist Dias Sist Diast setelah posttest 117 mmHg.
ole tole ole ole
K1 178 104 128 173 100 124 Didalam penelitian ini semua
responden megonsumsi obat penurun
K2 169 100 123 160 98 118 tekanan darah yaitu amlodipine, indikasi
obat amlodipine merupakan salah satu jenis
K3 170 102 124 165 100 121
obat antihipertensi golongan penghambat
K4 165 100 121 160 96 117 kalsium, obat ini berkerja dengan
melemaskan dan melebarkan pembuluh
K5 160 105 123 175 99 124 darah, sehingga dapat memperlancar aliran
darah menuju jantung dan mengurangi
K6 178 107 130 176 101 126
tekanan darah dalam pembuluh darah.
K7 178 106 130 168 104 125
Obat ini juga mengahalangi kadar
K8 172 102 125 168 100 122 kalsium yang masuk ke sel otot halus di
dinding pembuluh darah jantung, kalsium
K9 163 100 121 159 97 117
akan membuat otot dinding pembuluh darah
K10 166 105 125 162 101 121 berkontraksi sehingga pembuluh darah akan
menjadi lemas. Kontraindikasi obat
Nilai 178 107 130 176 104 126 amlodipine hipersensitifitas atau reaksi
maks alergi reaksi yang bersifat patologis yang
Nilai 160 100 121 159 96 117 ditimbulkan oleh sistem imun yang dapat
min menimbulkan gejala yang tidak diinginkan,
Mean 170 103 167 100 hipotensi tekanan darah rendah.
SD 6.55 2.64 6.43 2.27
7 4 3 1 Dosis obat amlodipine untuk orang
dewasa 5-10 mg perhari. Dosis untuk orang
tua yaitu 2,5 mg perhari sedangkan dosis
Berdasarkan tabel 2 diketahui nilai untuk anak-anak dan remaja adalah 2,5-5 mg
rata-rata tekanan darah sistolik pada perhari. Efek samping dari penggunaan obat
kelompok kontrol hasil pretest adalah 170 ini ialah merasa lelah atau pusing, jantung
mmHg, hasil posttest 167 mmHg. Tekanan berdegup kencang, merasa mual dan tidak
darah sistolik terendah hasil pretest adalah nyaman dibagian perut, pergelangan kaki
160 mmHg dan tekanan darah sistolik bengkak.
tertinggi 178 mmHg, setelah posttest
tekanan darah sistole terendah 159 mmHg Menurut Fatimah (2010) klarifikasi
dan tertinggi 176 mmHg. hipertensi pada lansia stadium 1 tekanan
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

sistolik 140-159 mmHg dan tekanan


diastolik 90-99 mmHg, stadium 2 tekanan 3. Analisis Bivariat
sistolik 160-179 mmHg dan tekanan
diastolik 100-109 mmHg, stadium 3 tekanan Uji Normalitas dilakukan
sistolik 180-209mmHg dan tekanan diastolik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova(KS)
110-119 mmHg sedangkan untuk stadium 4 dan Shapiro-Wilk (SW), dengan kriteria yang
tekanan sistolik 210 mmHg bahkan lebih digunakan untuk mengetahui data
dan tekanan diastolik 120 mmHg atau lebih. berditribusi normal apabila nilai sig yang
diperoleh dari perhitungan > 0,05 sebaran
Manfaat mendengarkan musik dinyatakan normal. Hasil uji normalitas dapat
(Djohan,2006) musik akan menstimulus dilihat pada tabel di bawah ini:
hipotalamus sehingga menghasilkan
perasaan tenang yang akan berpengaruh Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data
pada produksi endorphin, kortisol serta
katekolamin dalam mekanisme pengaruh Kel Pretest Posttest uji ket
tekanan. omp
ok Sist diast sistol diasto
Gyuton & Hall (2010) musik yang ole ole e le
diperdengarkan akan diterima oleh sistem Perl 0,77 0,10 0,120 0,809 SW nor
akua 9 5 mal
pendengaran secara garis besar meliputi
n
membrane timpani, maleus, iscus, stapes dan Kon 0,32 0,20 0,232 0,777 SW nor
vestibule serta koklea. Telinga mengubah trol 4 1 mal
gelombang bunyi menjadi potensial aksi di
nervous auditorius. Bunyi dikirimkan
sebagai impuls menuju ke korteks Berdasarkan tabel 3 diperoleh data
pendengaran primer area brodman 41 pretest dan posttest pada uji Shapiro-Wilk
dibagian superior lobus temporalis. Dari (SW) seluruh data berdistribusi normal.
semua bagian korteks lobus temporal
sebagai area asosiasi auditorius, sinyal Uji hipotesis menggunakan paired
neurohormonal akan diterima oleh amigdala. sample t-test untuk mengetahui pengaruh
Di amigdala sinyal kembali d salurkan ke terapi musik instrumental panting terhadap
korteks auditorius kemudian ke hipokampus, kelompok ekperimen yang mendapatkan
septum, ke thalamus khususnya ke perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak
hipothalamus. mendapatkan perlakuan. Untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh terapi musik
Sinyal dari hipotalamus akan instrumental panting terhadap penurunan
diteruskan melalui jalur HPA aksis. tekanan darah penderita hipertensi stadium 2
Hipotalamus akan mempengaruhi pituitary di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
anterior dengan memproduksi corticoid Sejahtera Banjarbaru. Uji hipotesis
releasing factor (CRF), sehingga menggunakan uji t (Paired Sample t-test)
berpengaruh pada penurunan produksi yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
adreno corticosteroid hormone (ACTH). berikut :

Jika terdapat penurunan produksi


ACTH maka kortisol yang dihasilkan oleh
korteks adrenal berkurang, sehingga
penurunan kadar kortisol berpengaruh pada
penurunan tekanan darah, denyut jantung
dan frekuensi nafas serta menimbulkan
respon positif.
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) darah sistole pretest dan posttest. Sedangkan
Kelompok Perlakuan pada hasil tekanan darah diastole pretest dan
posttest kelompok kontrol ada pengaruh
Paired t t tabel Sig Ket yang signifikan terhadap penurunan tekanan
sample t-test hitun (2- darah penderita hipertensi (kelompok
g tailed
)
kontrol) di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Pre sistole 1,520 1,83311 0,163 Tida Sejahtera Banjarbaru.
kontrol k
Post sistole sign PEMBAHASAN
kontrol ifika
n Penelitian ini dilakukan di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
Pre diastole 7,000 1,83311 0,000 Sig
Banjarbaru. Intervensi musik instrumental
kontrol
panting dilakukan selama 26 hari berturut-
Post diastole
kontrol turut, data pre test yang digunakan diambil
pada hari pertama pelaksanaan yaitu tanggal
27 Maret 2019 dan data posttest yang
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4 digunakan diambil pada hari terakhir
di atas diperoleh nilai t hitung < t tabel pelaksanaan yaitu tanggal 30 April 2019
(1,83311). Kemudian dari hasil nilai sig (2- subjek penelitian pada penelitian ini yaitu
tailed) diperoleh bahwa seluruh nilai anggota Panti Sosial Tresna Werdha Budi
probabilitasnya < 0,05. Maka dapat Sejahtera Banjarbaru yang mengalami
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang hipertensi dengan jumlah total 20 yang
signifikan terhadap penurunan tekanan darah kemudian dibagi atas 2 kelompok yaitu
penderita hipertensi (kelompok perlakuan) kelompok perlakuan (intervensi dengan
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi musik instrumental panting) sebanyak 10
Sejahtera Banjarbaru. orang dan kelompok kontrol (tanpa
perlakuan/intervensi) sebanyak 10 orang.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Kelompok Kontrol sistole
175 172
Paired t t tabel Sig Ket 170
sample t- hitung (2- 170 167
test tailed)
instrumental
Pre sistole 4,065 1,83311 0,003 Sig 165 162
instrumental kontrol
Post sistole 160
instrumental
155
Pre diastole 4,279 1,83311 0,002 Sig
instrumental pretest posttest
Post
diastole
instrumental Gambar 3 Diagram Penurunan
Tekanan Darah Sistole Kelompok
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 5 di Perlakuan/Instrumental Dan Kontrol
atas diperoleh nilai t hitung < t tabel
(1,83311). Kemudian dari hasil nilai sig (2-
tailed) diperoleh bahwa seluruh nilai
probabilitasnya >0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak


ada pengaruh yang signifikan pada tekanan
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

Netty Herawati (2018) menyatakan


Diastole
104 103103 musik merupakan stimulus yang unik yang
dapat mempengaruhi respon fisik dan
102 psikologi pendengar serta merupakan
100 100 instrumental intervensi yang efektif untuk meningkatkan
97 relaksasi fisikologis yang diidentifikasi
98 kontrol dengan penurunan nadi, respirasi dan tekanan
96 darah hal ini terjadi karena musik dapat
94 merangsang pengeluaran endorphine dan
pretest posttest serotin yang dapat membuat tubuh merasa
lebih rileks. Karena musik klasik bersifat
rileks dengan tempo atau irama pelan dan
Gambar 4 Diagram Penurunan irama yang dihasilkan memilik tempo 60
Tekanan Darah Diastole Kelompok ketukan permenit.
Perlakuan/Instrumental Dan Kontrol
Berdasarkan hasil tersebut dapat
Berdasarkan gambar 4 menjelaskan diartikan bahwa ada pengaruh yang
nilai rata-rata tingkat penurunan tekanan signifikan dari terapi musik instrumental
darah sistole dan diastole dari masing-masing panting terhadap tekanan darah penderita
kelompok yang di bagi menjadi 2 kelompok. hipertensi stadium 2 di Panti Sosial Tresna
Kelompok perlakuan (mendengarkan musik Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
instrumental panting) dan kelompok kontrol dibandingkan kelompok kontrol tidak
(tanpa perlakuan). Dari diagram tersebut terdapat pengaruh yang signifikan untuk
tekanan darah sistole mengalami penurunan tekanan darah sistole hasil pretest dan
sebesar 10 mmHg (172 – 162 mmHg), pada posttest, sedangkan hasil tekanan darah
kelompok kontrol juga mengalami penurunan diastole pretest dan posttest ada pengaruh
sebesar 3 mmHg (170 – 167 mmHg). yang signifikan dari terapi musik
Selanjutnya tekanan darah diastole pada instrumental panting terhadap tekanan darah.
kelompok perlakuan mengalami penurunan
sebesar 6 mmHg (103 – 97 mmHg) dan pada Manfaat mendengarkan musik panting
kelompok kontrol mengalami penurunan di pagi hari baik untuk mengawali hari para
sebesar 3 mmHg (103 – 100 mmHg). lansia yang mengalami tekanan darah tinggi
karena musik panting tak hanya berupa seni
Menurut Tangsel Bekiro (2013) yang digunakan untuk bersenang-senang.
sebuah RCT dari Studi yang telah dilakukan Tetapi juga bisa memberikan berbagai
bahwa mendengarkan musik selama 30 macam manfaat untuk kesehatan.
terbukti dapat menurunkan tekanan, music
klasik turki memilik efek yang positif pada Memperdengarkan musik panting di
tekanan darah dan tingkat kecemasan pada pagi hari dapat memeberikan efek positif
usia lanjut. Hasil dalam penelitian ini bagi tubuh, baik secara fisik maupun mental.
penurunan nilai rata-rata tekanan darah Dengan mendegarkan musik panting di pagi
sistolik adalah 13 mmHg pada kelompok hari agar menjadi lebih santai, sehingga
terapi musik dan 6 mmHg pada kelompok mood menjadi lebih baik untuk para lansia
kontrol, ulasan lain menyatakan bahwa dengan tekanan darah tinggi.
mendengarkan musik memilik efek untuk
mengurangi rasa sakit dan kecemasan pasca Saat para lansia diperdengarkan musik
operasi, dan menurunkan tekanan darah panting tampak tersenyum, tertawa,
sistolik dan denyut jantung pada pasien mengerakan anggota tubuh seperti
setelah bedah torak. menggerakan jari tangan, menggelengkan
kepala, mengikuti ritme musik panting
hingga berjoget bersama.
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

(2-tailed) = 0,000 yang berarti nilai


Manfaat terapi musik panting dapat probabilitasnya < 0,05 bahwa Ha di
menurunkan tekanan darah melalui ritmik terima ada pengaruh.
musik yang stabil memberi irama teratur
pada sistem kerja jantung, menstimulasi Saran
kerja otak untuk melakukan proses analisa 1. Bagi Lansia di PSTW Banjarbaru
terhadap musik panting, meningkatkan Diharapkan pada pasien lansia
imunitas tubuh dari suasana yang yang menderita hipertensi
ditimbulkan oleh musik panting. mendapatkan salah satu cara metode
non farmakologi dengan pola hidup
KESIMPULAN DAN SARAN sehat seperti mendengarkan terapi
musik.
Kesimpulan 2. Panti Sosial Tresna Werdha Budi
1. Hasil rata-rata tekanan darah sistole dan Sejahtera Banjarbaru
diastole lansia di Panti Sosial Tresna Hasil dari penelitian ini
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru yang diharapkan dapat memberikan
mengalami hipertensi stadium II sebelum informasi bagi pihak pengelola panti
dilakukan intervensi musik panting pada sosial dalam membuat rencana
kelompok perlakuan tekanan darah intervensi dalam melakukan terapi
sistole 172,5 mmHg dan diastole 103,1 musik instrumental panting pada
mmHg, pada kelompok kontrol tekanan lansia yang mengalami tekanan darah
darah sistole 169,9 mmHg dan diastole tinggi.
103,1 mmHg. 3. Perawat Gerontik
2. Hasil rata-rata tekanan darah sistole dan Perawat dapat menjadikan hasil
diastole pada lansia dengan hipertensi penelitian sebagai prosedur dalam
stadium II sesudah dilakukannya pemberian asuhan keperawatan
intervensi musik panting di Panti Sosial hipertensi berupa terapi musik
Tresna Werdha Budi Sejahtera instrumental panting pada lansia.
banjarbaru pada kelompok perlakuan 4. Peneliti Selanjutnya
162 mmHg dan diastole 97 mmHg, Diharapkan penelitian ini dapat
pada kelompok kontrol 166,6 mmHg menjadi sumber informasi dan referensi
dan diastole 99,6 mmHg. bagi peneliti selanjutnya yang akan
3. Hasil analisa tekanan darah sebelum mengambil topik serta ruang lingkup
dan sesudah dilakukan terapi musik tentang intervensi musik.
instrumental panting pada lansia dengan
hipertensi stadium II di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera DAFTAR PUSTAKA.
Banjarbaru pada kelompok perlakuan
didapatkan hasil pretest dan posttest Afandi, A. (2015). Terapi Musik
tekanan darah sistole Sig (2-tailed) = Instrumental Classic Penurunan
0,003 dan tekanan darah pretest dan Tekanan Darah Pada Pasien stroke.
posttest diastole Sig (2-tailed) = 0,002
yang berarti seluruh nilai Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan Keperawatan
probabilitasnya < 0,05 bahwa Ha Klien dengan Gangguan
diterima ada pengaruh, sedangkan pada SistemKardiovaskular dan
kelompok kontrol pretest dan posttest hematologi. Salemba Medika,
tekanan darah sistole Sig (2-tailed) = Jakarta.
0,163 yang berarti nilai probabilitasnya
> 0,05 bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan Ha ditolak, untuk pretest dan
posttest tekanan darah diastolenya sig
Pengaruh Terapi Instrumental Panting Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di Panti Soasial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Tahun 2019 (Elfram Herlianus S, Dwi Martha
Agustina, Dyah Trifianingsih)

Bekiroglu, Tansel, (2013). Effect Turkish Suryana, Rima. (2015). Nilai-Nilai Sosial
Classical Music On Blood Presure : Dalam Penyajian Musik Panting DI
A Randomized Controlled Trial In Banjarmasin...(https://www.google.c
Hypertensive Elder;y Patients. om/search?client=firefoxb&q=rima+
Turkey : Elsevier. suryana+jurnal+nilai+nilai+musik+p
anting+pada+tahun+, diakses tanggal
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metode 25 November 2018).
Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Trans Info Media. Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan
Keperawatan Bagi Penderita
Dian, Natalina. (2013). Terapi Musik Bidang Hipertensi secara Terpadu.
Keperawatan. Jakarta : Mitra Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wacana Media.
Widuri, H. (2010). Asuhan Keperawatan
DinKes. (2018). Data Hipertensi di Kota Pada Lanjut Usia Di Tatanan Klinik.
Banjarmasin : Banjarmasin. Yogyakarta : Fitramaya.
Diperoleh pada tanggal 18 Oktober.

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut


Usia Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik. Jakarta :
Trans Info Media.

Herawati, Netty. (2018). Pengaruh Terapi


Musik Klasik Terhadap
Penenurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Simpang Rumbio Wilayah
Kerja Puskesmas KTK KOTA
SOLOK. Solok : Menara Ilmu.

Im, Oun Supap. (2018). Effect Of Thai


Instrumental Folk Music On Blood
Pressure : A Randomized Controlled
Trial In Stage-2 Hypertensive
Patient. Thailand : Elsevier.

Noviyanti. (2015). Hipertensi :


Kenali,Cegah, Dan Obati.
Yogyakarta : Notebook

Pirukya, Laras, (2014). Musik Panting Di


Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
Perubahan Dan Kontinuitas : UGM

RISKESDAS, Riset Kesehatan Dasar.


(2013). Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai