MESIN AC
By : Budic Utom
http://nisguru.blogspot.com
1 Prinsip Dasar Operasi Motor AC
Gambar 1
1.1.1 Prinsip dasar motor
Motor merupakan equipment atau alat yang dapat mengubah daya listrik menjadi daya
mekanik. Apabila pada penghantar yang dialiri listrik dan terletak diantara dua buah kutub
magnet (kutub utara dan selatan), maka pada penghantar tersebut akan terjadi gaya yang
dapat menggerakan penghantar tersebut. Seperti diperlihatkan gambar 1.
Dalam gambar 1 diperlihatkan sebuah lingkaran kawat a b c d diputar antara dua kutub
suatu magnit yang sisi a b dan c d akan memotong garis gaya sehingga dalam kawat
tersebut akan terjadi aliran induksi Sesuai dengan kaidah tangan kanan maka ganis gaya
yang arahnya dari kiri ke kanan sehingga a b memotong Q dari bawah ke atas jadi aliran
arus induksi akan mengalir dari a ke b. Bagian c d memotong garis gaya dan atas ke bawah
sehingga arus induksi mengalir dari c ke d. Aliran induksi dalam kedua kawat akan
memperkuat. Apabila kumparan melakukan setengah Derkisanan a b memotong garis gaya
ke atas kemudian pada setengah putaran akan memotong garis gaya dan atas ke bawah
sehingga ggl yang ditimbulkan akan berlawanan arahnya.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh dari cara kerja sebuah motor DC. Motor DC
dapat dikatakan juga sebuah transducer. Karena motor DC ini menghasilkan output berupa
putaran dengan inputnya berupa energi listrik yang banyak digunakan pada sistem
pengaturan.
Motor DC banyak digunakan untuk beban-beban ringan saja, hal ini karena besarnya daya
motor yang dihasilkan sangat kecil dibanding dengan motor AC.
Untuk menjalankan sebuah motor DC dapat dilihat pada gambar 2. Suatu tegangan sumber
positif dihubungkan dengan kutub positif motor dan kutub negatif sumber dihubungkan kutub
negatif motor maka motor akan bergerak searah jarum jam atau clock wise (CW). Jika
hubungan ini dibalik artinya kutub positif tegangan dihubungkan dg kutub negatif motor dan
kutub negatif sumber dihubungkan dengan kutub positif motor maka akan terjadi perubahan
putaran yaitu berlawanan dengan arah jarum jam atau CCW (counter clock wise).
Perubahan ini disebabkan oleh arah arus yang mengalir.
Sumber + +
tegangan Motor
DC - -
DC
Gambar 2
Untuk cara pengoperasian pada motor ac dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
1.2 Prinsip operasi motor ac
Gambar 3
Gambar 4
Untuk cara kerja atau prinsip dari operasi motor ac sama dengan motor dc dimana terdapat
suatu perbedaan dari medan magnet.
Dalam motor induksi fasa tunggal ( motor ac) medan magnetnya naik turun (bergelombang)
dari A – C dan C- A seperti terlihat pada gambar 4. GGL induksi dalam kumparan rotor
dapat dilihat pada gambar 5. kopel akan dihasilkan menurut arah jarum jam pada satu sisi
dari rotor dan dari sisi yang berlawanan akan dihasilkan kopel yang arahnya berlawanan
dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan kopel resultan adalah nol. Ini berarti bahwa
motor induksi satu fasa tidak dapat start sendiri. Jadi pada gerak awal rotornya perlu
dibantu.
Ggl yang dihasilkan dalam penghantar rotor dapat dilihat dalam gb 4 dan akan terjadi kopel
dalam satu arah saja sehingga rotor berputar dengan sendirinya.
Gambar 5
Medan yang dihasilkan oleh arus rotor akan timbul dalam arah B – D (atas) atau B – D
(bawah) tergantung dari pada cycle seperti diperlihatkan pada gambar 3. Karena adanya
pergeseran fasa 90° dengan fasa terhadap medan utama maka hal tersebut disebut medan
silang. Karena induktansi yang tinggi dan tahanan yang rendah dari penghantar rotor. Garis-
garis gaya dari medan rotor ketinggalan 90° listrik. Ini berarti bahwa medan utama adalah
nol. Sedangkan medan rotor ada pada maksimum.
2 Pengoperasian motor tiga fasa
Konstruksi/komponen motor induksi tiga fasa tidak berbeda dengan dengan motor induksi
satu fasa yaitu terdiri dari bagian stator dan bagian rotor seperti gb 6.
Gambar 6
Item Nama
1 Pelat pejal Stator
2 Gulungan/kumparan stator
3 Rumah stator
4 Pelat pejal rotor
5 Gulungan rotor
6 Silinder /poros rotor
7 Rumah rotor bagian depan
8 Rumah rotor bagian belakang
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 10
2.1.2 Bagian rotor
Bentuk rotor motor induksi 3 fasa sama dengan rotor motor DC, yaitu terdiri dari pelat-pelat
yang dipejalkan berbentuk silinder. Di sekelilingnya terdapat saluran-saluran, dalam saluran
tersebut ditempatkan batang-batang kawat. Batang kawat tersebut biasanya dibuat dari
tembaga atau loyang campur aluminium. Ujung-ujung batang itu dikeling pada kepingan
logam yang berbentuk cincin yang dibuat dari bahan yang sama seperti batang-batang
kawat seperti diperlihatkan pada gambar 11a. dan 11b.
Gambar 11.a
Gambar 11.b
Seluruh batang-batang kawat dengan kepingan itu bentuknya seperti suatu sangkar. Sesuai
dengan bentuk di atas maka rotor semacam ini dinamakan rotor sangkar. Gambar 11a dan
11b. memperlihatkan rotor sangkar berganda yang disekeliling rotornya terdapat dua macam
saluran. Saluran yang lebih besar ditempatkan agak ke dalam sedangkan saluran yang kecil
ditempatkan di tepi rotor. Pada setiap saluran ditempatkan batang-batang kawat yang
terpasang pada rotor menjadi berganda. Ujung-ujung batang kawat yang kecil maupun yang
besar dihubung singkatkan dengan cincin seperti diperlihatkan pada gambar 12.
Gambar 12.
2.2 Bermacam-macam tipe dari motor tiga fasa.
Ada dua macam tipe motor induksi tiga fase yaitu motor rotor sangkar dan motor slipring.
Motor rotor sangkar yang dimaksud adalah motor asinkron 3 fasa. Motor rotor sangkar
mempunyai gulungan yang rotornya selalu dihubung singkat maka motor ini dinamakan
motor hubung singkat. Apabila arus putar dialirkan pada gulungan statornya maka akan
timbul suatu medan putar dalam statornya. Penghantar rotor yang ada disekililing stator
akan dipotong arus gaya medan putar stator sehingga dalam penghantar rotor tersebut akan
dibangkitkan ggl. Arah ggl dalam penghantar rotornya dapat ditentukan dengan kaidah
tangan kanan. Dengan kaidah tangan kanan pada gambar 13 penghantar a diinduksikan ggl
yang arahnya menuju ke kita, sedangkan penghantar b diinduksikan ggl yang arahnya
meninggalkan kita.
Gambar 13
Sedangkan arah gaya tolaknya ditentukan dengan kaidah tangan kiri. Pada penghantar a
arahya kekanan dan pada penghantar b arahnya ke kiri. Karena pada setiap penghantar
rotor akan terjadi gaya-gaya sehingga akan terjadi suatu kopel yang menyebabkan rotor
berputar kekanan. Jadi arah putar rotor akan sama dengan arah putar lapangan putar.
Untuk penjelasan dari rotor maupun stator sama dengan penjelasan diatas.
2.2.2 Motor slipring
Perbedaan motor slipring dengan motor rotor sangkar hanya pada konstruksinya dimana
gulungan pada motor slipring tidak dihubung singkat secara langsung. Sedangkan untuk
prinsip kerjanya sama dengan motor rotor sangkar. Motor slipring dilengkapi dengan 3 buah
cincin geser yang dipasang pada poros motor seperti pada gambar 14a, 14b dan14 c.
Gambar 14a.
Gambar 14b.
Gambar 14c.
Bentuk dari stator motor slipring tidak jauh beda dengan stator motor sangkar. Sedangkan
pada gulungan rotornya sama dengan gulungan statornya yang dapat dihubung bintang
maupun segitiga.
Bila rotornya sedang berputar maka gulungan rotornya dapat dihubungkan singkat melalui
tiga buah penghambat yang dapt diatur melalui tiga buah cincin geser (slipring) yang
dipasang pada poros. Karena adanya cincin geser itu maka motor ini dinamakan motor slip
ring.
Adapun konstruksi gulungan dari stator dan rotor dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15.
2.3 Pemilihan motor tiga fasa .
Didalam kita menggunakan ataupun merancang suatu mesin yang digunakan untuk kerja
tertentu, tidak luput dari bagaimana kita harus memilih motor yang tepat untuk mendapatkan
hasil yang bagus dari mesin serta long live dari mesin tersebut. Jika kita salah memilih maka
hasil yang didapatkan dari mesin tersebut sangat kecil. Karena motor tidak bekerja sesuai
dengan bebannya.
Baik motor DC maupun AC terdapat sebuah label seperti gambar 16. Label ini penting untuk
membantu para perancang agar motor yang dipilih sesuai dengan bebannya.
2 3
4
5
Gambar 16.
Item Nama
1 Nomor type motor
2 Tegangan Supply
3 Besarnya arus motor
4 Daya keluaran motor
5 Faktor Daya
6 Putaran motor
Motor tentunya mempunyai tegangan sumber agar dapat bekerja. Tegangan sumber ini
disesuaikan dengan besarnya gulungan stator maupun rotor. Jika salah memberikan
tegangan sumber pada motor maka akan terjadi kerusakan pada motor diantaranya :
2. Arus Motor
Yang dimaksud arus motor disini adalah besarnya arus yang dikonsumsi/diserap oleh
kumparan-kumparan rotor maupun stator. Jadi apabila dari sumber tegangan dimana arus
yang diberikan kurang maka motor tidak sanggup bekerja sesuai dengan beban yang
diberikan bahkan motor tidak akan bekerja sama sekali. Jadi bagaimana solusinya ?
Apabila pada label tertera 1,5 A maka sediakan arus sumber sebesar 1,5 ampere atau lebih.
3. Daya keluaran
4. Putaran motor
Sebelum kita memilih motor bagaimana kecepatan yang kita inginkan, apakah lambat atau
cepat. Jika kita ingin menggerakkan sebuah belt maka dapat kita gunakan kecepatan yang
lambat sehingga dipilih putaran yang kecil.
5. Faktor daya
Faktor daya atau Cos ϕ digunakan untuk mengetahui keadaan tegangan dan arus pada
kumparan rotor dan stator.
- Apabila Cos ϕ = 1 keadaan tegangan dan arus pada gulungan rotor bersama-sama
mencapai harga nol dan maksimum.
Kelima faktor diatas merupakan landasan bagaimana cara kita memilih motor untuk
beban yang digunakan.
2.4 Penyambungan motor tiga fasa
Motor-motor dengan daya yang lebih kecil dari 5 PK dapat dijalankan langsung dengan
menghubungkan ke jala-jala, tetapi untuk motor yang dayanya lebih besar, start mula harus
diatur, yaitu dengan menyambung motor tersebut dengan sumber tegangan yang diatur
bertahap sehingga arus mulanya dapat diperkecil.
Cara untuk mendapatkan arus start yang kecil dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain dengan menghubungkan belitan stator motor mula-mula secara bintang (star)
dan ketika sudah jalan normal dalam hubung segitiga (delta). Cara ini dikenal dengan mula
jalan (start) start delta.
Banyak digunakan untuk motor rotor sangkar dengan daya kecil dari 5 HP. Starter DOL
dapat dilakukan dengan cara mekanis dan cara magnetis dengan menggunakan saklar
magnet (kontaktor) seperti pada gambar 17.
Gambar 17.
2. Mula jalan secara bintang segitiga
Cara ini adalah cara yang biasa dipakai untuk mengurangi arus start. Seperti pada gambar
18.
Gambar 18.
3. Mula jalan dengan autotransformator
Starter melalui autotransformator akan mengurangi tegangan motor waktu start mulai.
Selama periode start motor dihubungkan pada autotransformator dengan tegangan yang
rendah, berarti arus yang diambil motor pun kecil kopel motor lebih kecil dibandingkan bila
motor dihubungkan langsung dengan jala-jala. Dapat dilihat pada gambar 19. system
sambungannya.
Gambar 19.
4. Mula jalan dengan resistor sisi primer (stator)
Pengurangan tegangan ke motor dapat dilakukan dengan menambah resistor seri terhadap
starter motor. Bila motor dijalankan arus yang diambil adalah besar dan ini dapat
menimbulkan goncangan dari starter serta terjadinya trip pengaman beban lebih yang terlalu
cepat.
Dengan memasang resistor secara seri kita dapat mengatur tegangan ke motor secara
bertahap dan otomatis. Cara ini dilakukan pada motor yang besar. Starter dengan resistor
primer dapat dilakukan otomatis satu tingkat atau lebih tergantung besarnya daya motor
yang dijalankan.
Gambar 20.
5. Mula jalan dengan resistor sisi sekunder (Rotor)
Cara ini kebanyakan dilakukan pada motor rotor belitan. Untuk menjalankan motor dengan
rotor belitan dapat dilakukan dengan memasang resistor seri dengan belitan rotor motor
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 21.
3 Pengoperasian motor satu fasa
3.1 Konstruksi motor satu fasa.
Konstruksi motor induksi satu fasa tidak sama dengan motor DC yang kumparan statornya
dibuat hanya untuk satu fasa yang digulung sedemikian rupa sehingga apabila dialiri arus
akan membentuk kutub-kutub yang berpasangan. Sedangkan rotornya digunakan rotor
sangkar. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 22.
5
1
4
3
Gambar 22
Item Nama
1 Gulungan Stator
2 Gulungan rotor
3 Tutup
4 Terminal
5 saluran
3.1.1 Gulungan Stator
Untuk motor satu fase, gulungan stator dilewatkan sebuah pelat-pelat pejal yang melingkar.
Untuk bentuk sambungannya agak berbeda dengan motor tiga fase, dimana tidak terdapat
hubungan delta maupun segitiga. Jadi gulungan dapat langsung dihubungkan dengan
sumber tegangan.
Begitu juga dengan gulungan rotornya sama dengan gulungan statornya. Dimana gulungan
akan dilewatkan pada sebuah lempengan besi pejal yang ujung kedua gulungan terdapat
sebuah cincin ring sebagai penguhubung gulungan dengan sumber tegangan.
Pada jenis motor ini selain kutub-kutubnya digulung juga setengah dari kutubnya diberi
cincin yang tebal sehingga merupakan kumparan Bantu. Pada saat fluks dalam inti kutubnya
naik induksi akan terjadi dan pada cincin akan terjadi arus mengalir. Arus ini akan
membangkitkan fluks di bagian yang bercincin yang ketinggalan. Perubahan ini
mengakibatkan kuat kutub berpindah tempat dari bagian yang tidak bercincin ke bagian
yang bercincin secara berkala (periodik) sehingga menimbulkan momen kopel yang lemah
pada bagian kutub yang bercincin. Sehingga kutub-kutub yang tidak bercincin akan
menghasilkan momen kopel yang berlawanan yang akhirnya motor berputar.
Gambar 23
2. Motor Splet Phasa
Pada stator motor ini terdapat dua gulungan yaitu gulungan utama dan gulungan bantu.
Kumparan utama dibuat dari kawat yang lebih besar daripada kawat untuk kumparan
bantuannya. Hal ini akan memberikan induktansi yang tinggi dan tahanan yang rendah.
Kumparan bantu dibuat dari kawat yang lebih kecil dan dipasang diatas kumparan utama.
Gambar 24
3. Motor Capasitor
Motor capasitor dibuat umumnya sama seperti motor splet phasa, perbedaan yang pokok
pada motor capasitor menggunakan kondensator. Jenis motor ini lebih popular dibanding
dengan motor 1 phasa lainnya karena motor capasitor lebih tahan lama.
Motor ini mempunyai kondensator yang dihubungkan deret dengan kumparan Bantu tanpa
sakelar sentrifugal. Jadi motor ini pada saat dialiri arus kumparan Bantu, kondensator
bersama-sama dengan kumparan utama menerima aliran arus tersebut. Hasil kompensasi
kumparan Bantu dengan kondensator ternyata sudut fasa tidak begitu tepat 90° listrik.
Gambar 25.
5. Motor Capasitor Type II
Motor ini dilengkapi dengan sakelar sentrifugal yang dihubungkan deret dengan kumparan
Bantu dan kondensator. Saklar sentrifugal akan memutuskan kumparan Bantu dan
kondensator pada saat putaran mencapai penuh ( ± 75%).
Gambar 26
Motor ini mempunyai dua buah kondensator yang kedua condensatornya bekerja sewaktu
star. Akan tetapi, setelah motor berputar hampir mencapi putaran penuh salah satu dari
kondensator diputuskan oleh sakelar sentrifugal. Hal ini akan membuat sudut antara fasa
kumparan Bantu dan utama pada saat star 90° listrik. Sewaktu berputar motor hanya
dengan satu kondensator yang terhubung akan tetapi garis-garis gaya tetap mempunyai
perbedaan sudut 90° satu sama lainnya. Selama berputar garis-garis gaya rotor dan garis-
garis gaya kumparan Bantu merupakan suatu kombinasi untuk membuat garis-garis gaya
dengan pembuatan yang sama terhadap garis-garis gaya kumparan utama. Dan kedua garis
gaya tersebut tetap mempunyai perbedaan sudut 90° terhadap satu sama lainnya.
Gambar 27
2. Arus Motor
3. Daya keluaran
4. Putaran motor
5. Faktor daya
Selain itu juga dapat diperhatikan karakteristik dari motor satu fasa. Dengan mengetahui
karakteristik suatu motor listrik satu fasa berarti kita dapat memilih motor listrik satu fasa
yang paling tepat untuk digunakan pada suatu keperluan pemasangan instalasi mesin listrik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karakteristik motor meliputi dari kelima faktor
tersebut dengan cara melakukan pengukuran-pengukuran untuk mengetahui nilai dari
karakteristik motor.
1
2 3
4
5
6
Gambar 28
Item Nama
1 Nomor type motor
2 Tegangan Supply
3 Besarnya arus motor
4 Daya keluaran motor
5 Faktor Daya
6 Putaran motor
Seperti contoh pada label gambar 28. Spesifikasi-spesifikasi tersebut menunjukkan kepada
kita bahwa mesin dapat memberikan daya 2,2 kW terus-menerus pada tegangan 220 V.
Oleh karena itu, motor memerlukan arus sebesar 12,5 A.
Tabel dibawah merupakan salah satu besarnya daya pada tiap motor.
Untuk menjalankan motor listrik ini perlu peralatan dan pengamanan. Pengontrolan motor
listrik menurut fungsinya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pengontrolan saat mulai jalan
(starting), pengontrolan saat motor jalan seperti pengaturan kecepatan dan pembalikan arah
putaran dan pengtontrolan saat pemberhentian (stoping).
Untuk pengawatan dan pengoperasian motor listrik satu fasa dapat dilakukan secara manual
digunakan alat penghubung atau sakelar. Gambar 29 merupakan contoh pengawatan dan
pengoperasian secara manual.
Gambar 29
Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen
kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya.
Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis
paling mudah dengan menggunakan alat penghubung sakelar magnet yang biasa dikenal
dengan kontaktor. Gambar 30 merupakan salah satu contoh bentuk pengawatan dan
pengoperasian secara semi otomatis.
Gambar 30
Untuk membalik motor ac 1 fasa sama seperti membalik putaran motor DC, yaitu dengan
cara membalik arah arus pada salah satu gulungan statornya yaitu gulungan utamanya
atau gulungan bantuanya. Pada table diberikan contoh sambungan motor-motor induksi satu
fasa.
SAMBUNGAN MOTOR-MOTOR SATU FASA
Jenis Putar Kanan Putar Kiri Keterangan
motor
Shaded GU=Gulungan
Utama
GB=Gulungan
Bantu
c = Capasitor
S= Sentrifugal
Split
Phasa
Motor
Capasitor
Type1
Motor
Capasitor
Type II
Motor
Capasitor
Type Ill
4 Diagnosa Malfungsi Motor AC.
4.1 Kesalahan umum pada motor satu dan tiga fasa
Didalam menganalisa sebuah penyebab tidak bekerjanya sebuah motor terlebih dahulu
harus mengetahui gambaran umum gejala-gejalanya.
Didalam keadaan menggerakkan beban, motor dapat mengalami kenaikan temperatur yang
tinggi. Hal ini dapat terjadi karena :
Hal ini dapat terjadi karena tegangan dan sumber arus mengalami penurunan. Artinya arus
sumber yang masuk ke motor lebih kecil dibandingkan dengan arus yang dibutuhkan oleh
motor itu sendiri. Sehingga daya motor akan turun juga.
Untuk mengetahui penurunan putaran dapat digunakan alat yaitu tacho meter.
Over load trip terjadi saat motor mengalami beban yang sangat besar. Dimana secara tiba-
tiba arus motor akan lebih meningkat dari sebenarnya. Karena arus yang tersedia lebih kecil
dari yang dibutuhkan maka saluran pada jalur akan mengalami putus hubungan. Jika pada
suatu saluran dihubungkan dengan sebuah MCB dengan arus 2 A, apabila arus pada motor
meningkat menjadi lebih besar dari 2 A maka MCB akan memutus jalur hubungan antara
sumber tegangan dengan motor.
Saat motor akan dijalankan maupun sedang bekerja tiba-tiba motor tidak dapat bekerja, hal
ini dapat disebabkan karena :
Didalam rangkaian antara sumber tegangan dan motor terdapat kerusakan/putusnya kabel
penghubung. Atau dikarenakan konektor tidak terhubung dengan benar dan switch/sakelar
mengalami kerusakan.
2. Kesalahan pemilihan fuse
Fuse dapat berfungsi sebagai pemutus hubung singkat jika arus yang mengalir lebih besar
dari harga yang ditentukan. Untuk itu jika arus yang mengalir dari sumber ke motor yang
dilewatkan pada sebuah fuse maka fuse akan mengalami kerusakan.
3. Salah penyambungan
Open circuit atau terlepasnya hubungan gulungan pada stator maupun rotor dengan
tegangan sumber. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada ring-ring gulungan rotor
maupun stator.
Short circuit dapat terjadi pada motor yang menerima beban yang berlebihan sehingga tiap-
tiap kabel akan mengalami panas sehingga lapisan pelindung gulungan terkelupas.
Akibatnya nilai induktansi pada motor akan berubah sehingga GGL pada motor akan
berubah.
6. Lilitan terground
Seharusnya lilitan rotor dan stator mendapatkan kutub L dan N. Tetapi apabila salah satu di
groundkan maka akan mengalami kebocoran arus sehingga akan terjadi hubung singkat.
Antara kumparan stator dan rotor terdapat celah-celah agar keduanya tidak bergesakkan.
Apabila celah-celah tersebut tidak ada atau stator dan rotor saling bergesekkan maka akan
terjadi loncatan bunga api sehingga keluar asap pada motor tersebut. Untuk membuat celah
biasanya digunakan sebuah bearing. Jika bearing ini rusak atau tidak alignment maka celah
akan tertutup.
Bagaimanakah kita dapat mendiagnosa suatu kesalahan secara tepat dan benar. Tentunya
dibutuhkan suatu prosedur yang sesuai.
Cari kerusakan
MOTOR
NORMAL
Gambar 31
4.2.1 Diagnosa kerusakan
Dari hasil diagnosa, kita coba menganalisa bagaimana kerusakan terjadi. Dengan
mengetahui konstruksi dari motor maupun cara kerja motor dapat dibuat suatu daftar
bagaimanakah kerusakan itu terjadi. Sehingga dapat diketahui bagaimana kita akan
memperbaiki mesin tersebut. Untuk perbaikan perlu dilakukan susunan perencanaannya.
Hal ini untuk menghindari kesalahan didalam perbaikannya nanti. Perencanaan tersebut
dapat meliputi :
Untuk memastikan agar perbaikan tsb benar maka dilakukan pengetesan. Pengetesan
dapat dilakukan secara manual yaitu motor dapat diputar dengan tangan apakah putaran
motor halus dan dapat diberikan sumber tegangan. Pengetesan lainnya dapat dihubungkan
dengan rangkaian. Apabila motor tidak terdapat kerusakan lagi maka komponen yang kita
ganti sudah tepat.
Dari langkah-langkah prosedur tersebut dapat dibuat suatu work instruction untuk
perbaikan serupa, agar nantinya untuk memudahkan dalam hal perbaikan.
Reference Document:
Prepared by Approved by:
Effective Date from: To: Permanent
Gambar 33
5 Prinsip Pengoperasian Mesin Synchronous.
5.1 Konstruksi motor synchronous
Motor synchronous ini secara penampilan maupun konstruksi sama seperti generator,
perbedaannya yaitu pada motor synchronous terdapat roda gila. Maksud dari adanya roda
gila ini adalah untuk menghasilkan redaman dari gerakan rotor dengan kata lain mengurangi
osilasi.
Input untuk motor ini adalah sinyal AC satu fasa yang disalurkan pada rotor dan tegangan ini
dihubungkan dengan gulungan stator. Sedangkan output dari motor ini adalah posisi dari
rotornya. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 34. (a) dan (b).
5.2 Teori operasi dan aplikasi dari motor synchronous serta pengaruh medan eksitasi.
Motor synchronous, seperti namanya, menunjukkan motor yang berputar pada kecepatan
konstan mulai tanpa beban sampai beban-penuh. Kecepatannya adalah sama dengan
kecepatan medan-magnet putar. Motor sinkron menggunakan stator satu-fase atau tiga-fase
untuk membangkitkan medan magnet-putar dan rotor elektromagnetis yang disuplai dengan
arus searah. Rotor bertindak seperti magnet dan ditarik oleh medan stator yang berputar.
Penarikan akan menghasilkan torsi pada rotor dan menyebabkan rotor berputar dengan
medan. Motor sinkron tidak dapat berputar (start sendiri) dan harus dibawa pada kecepatan
yang mendekati kecepatan sinkron sebelum motor dapat terus berputar sendiri.
Pada motor sinkron tiga-fase (Gambar 34), rotor biasanya mempunyai dua lilitan: lilitan ac
yang kemungkinan jenis sangkar tupai atau jenis rotor lilit dan lilitan dc. Lilitan rotor ac
membawa rotor sampai mendekati kecepatan sinkron, di mana lilitan rotor dc dibebani
energi dan motor mengunci satu langkah dengan medan yang berputar. Lilitan stator sama
dengan lilitan fase banyak, sangkar tupai dan motor rotor lilit.
Motor sinkron tidak dapat distart dengan medan dc yang dibebani tenaga. Pada keadaan ini,
torsi bolak-balik dihasilkan pada rotor. Pada saat medan stator menyapu pada rotor,
cenderung menyebabkan rotor mencoba berputar - pertama kali pada arah yang berlawanan
dengan arah putaran medan berputar, dan kemudian dengan arah yang sama. Aksi ini
terjadi sedemikian cepat sehingga rotor tetap diam.
Untuk menjalankan (start) motor sinkron, rotor dihilangkan tenaganya. Motor dijalankan
dengan cara yang sama sepenti motor sangkar tupai atau rotor lilit tergantung pada
konstruksi rotor. Apabila rotor mencapai hampir 95% kecepatan sinkron, arus searah
diberikan pada lilitan penguat. Arus searah menghasilkan kutub utara selatan yang pasti
pada rotor, yang mengunci pada medan magnet putar dan stator dan memutar rotor pada
kecepatan sinkron.
Motor sinkron tiga-fase dapat digunakan untuk perbaikan faktor daya. Motor yang
dioperasikan dengan cara itu disebut kapasitor sinkron. Motor sangkar tupai dan motor rotor
lilit adalah jenis motor induksi yang menyebabkan faktor daya ketinggalan. Faktor daya yang
ketinggalan itu dapat dikoreksi dengan pemberian penguat lebih dari rotor motor sinkron.
Hal ini akan membuat faktor daya yang mendahului membatalkan faktor daya ketinggalan
dari motor induksi. Medan dc yang dibebani penguatan kurang akan menghasilkan faktor
daya ketinggalan (jarang digunakan). Apabila medan yang umumnya dibebani penguatan,
motor sinkron akan berputar pada faktor daya. Motor sinkron biasanya digunakan untuk
menggunakkan beban yang menghendaki putaran konstan dan jarang starting dan stopping.
Jenis beban yang umum adalah generator dc, blower, dan kompresor.
Generator ac dibuat dengan medan magnet diam atau berputar. Jenis medan diam biasanya
kapasitas kilovolts, amperenya relatif kecil dan ukuran kerja tegangan rendah.
Jenis ini mirip dengan generator dc kecuali jenis ini mempunyai slips ring sebagai pengganti
komutator (Gambar 36). Kutub menonjol (salient pole) membangkitkan medan dc, yang
dipotong oleh jangkar yang berputar. Jangkar mempunyai lilitan yang mempunya terminal
yang dihubungkan dengan slips ring yang dipasang pada poros. Seperangkat sikat bergeser
pada slip ring sehingga kita dapat menghubungkan jangkar dengan beban luar. Generator
ac tidak dapat mensuplai arus medan sendiri. Penguat medan harus arus searah, dan
karena itu harus disuplai dari sumber luar. Jangkar diputar oleh sumber daya mekanis,
misalnya mesin diesel.