PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima
belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Beban global
untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan
kualitas hidup, produktivitas yang menurun, ketidak hadiran di sekolah,
peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan
kematian. (Muchid dkk,2007)
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2 Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen,
seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi,
dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
3 Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik
(Smeltzer & Bare, 2002).
1 Faktor predisposisi
Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga
dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi
ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma Bronkhial jika
terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran
pernapasannya juga bisa diturunkan
a. Faktor presipitasi
1) Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :
a) Inhalan : yang masuk melalui saluran
pernapasan Contoh : debu, bulu binatang,
serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
b) Ingestan : yang masuk melalui mulut Contoh :
makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan
kulit Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang
dingin sering mempengaruhi Asma. Atmosfir yang
4
mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan Asma. Kadangkadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti musim hujan,
musim kemarau.
3) Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi
pencetus serangan Asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan Asma yang sudah ada.
Disamping gejala Asma yang timbul harus segera
diobati penderita Asma yang mengalami stres atau
gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stresnya belum diatasi maka gejala belum bisa
diobati.
4) Lingkungan kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu
lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau
cuti.
5) Olah raga atau aktifitas jasmani
Sebagian besar penderita Asma akan
mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan Asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai aktifitas tersebut.
5
2.3 Patofiologi Asma
6
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama
eksirasi menekan bagian luar bronkiolus.
Karena, bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan
selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan
obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya
dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.
Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada klien
dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat pula
adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam tinggi
dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan asma
intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor pencetus yang
tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik, dan emosi (stress)
dapat memacu serangan asma
7
8
BAB III
KASUS
1. Pengkajian
Ny.A umur 45 tahun jenis kelamin perempuan beralamat di cilandak
diantar oleh keluarganya ke UGD RSUD Pasar Minggu pada tanggal 20
september 2019 pada jam 20.00 WIB dengan keluhan sesak napas dan batuk
berdahak.
Waktu timbulnya serangan sesak sering terjadi tiba-tiba dan terjadi di
malam hari,klien juga mengatakan pada saat tidur malam posisi yang di gunakan
yaitu posisi setengah duduk,serangan asma terjadi jika ia merasa kedinginan, atau
terkena paparan debu, dan ketika serangan terjadi gejala lain yang di timbulkan
yaitu flu dan batuk berdahak.
Ny. A juga mengatakan ketika batuk sulit untuk mengeluarkan dahak,
apabila asmanya kambuh usaha yang dilakukan yaitu meminum obat yang sudah
di beli di apotik sebelumnya.Ny. A mengatakan pernah melakukan pemeriksaan
Tes Sputum hasilnya normal, Ny. A sudah beberapa kali masuk RS dengan
penyakit yang sama dan keluarganya memiliki riwayat penyakit Asma.
Terdapat bunyi suara napas tambahan wheezing. Ny. A nampak sesak,
batuk dan berdahak dengan konsistensi kental dan berwarna kuning. Tekanan
darah: 100/80mmHg, Respirasi: 28x/ menit, Nadi: 100x /menit, Suhu: 36,5˚C
9
FORMAT PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cilandak
Suku/ Bangsa : Betawi / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 20 September 2019
Tanggal Pengkajian : 20 September 2019
No. Registrasi : 534671
Nama : Tn.D
Usia : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Cilandak
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
c. Riwayat Kesehatan
10
melakukan pemeriksaan Tes Sputum hasilnya normal, Ny. A
sudah beberapa kali masuk RS dengan penyakit yang sama dan
keluarganya memiliki riwayat penyakit Asma.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga: Ny.A mengatakan terdapat
anggota keluarga yang menderita penyakit asma bronchial.
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki Meninggal
= Perempuan Meninggal
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Tinggal Serumah
= Klien
11
d. Pola Kesehatan Fungsional
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit:
Ny.A mengatakan makan 3x sehari, habis 1 piring
dengan menu makan nasi, sayur-mayur, dan lauk-pauk.
Dalam 1 hari Ny.A minum 8 gelas ukuran sedang.
b. Selama sakit:
Ny.S mengatakan makan 3x sehari, habis 1 piring
dengan menu yaitu nasi, sayur mayur,dan lauk-
pauk.Dalam 1 hari Ny.A minum 8 gelas ukuran sedang,
hanya saja jika mau makan dan minum Ny.A dibantu
oleh keluarganya.
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit:
Ny.A BAB kurang lebih sehari 1x dengan konsistensi
sedikit lembek dan BAK kurang lebih 4 kali sehari
dengan warna jernih dan berbau khas.
b. Selama sakit:
Ny.A BAB sehari 1x, dengan konsistensi sedikit
lembek.BAK seperti biasa 4 kali sehari, dalam satu kali
BAK Ny.A mengeluarkan urin sampai 400 cc. Dalam
satu hari ada 1600 cc.
Kemampuan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Amblulasi/ROM -
12
Keterangan : 0 : Mandiri 1 : Di bantu sebagian 2 : Di bantu orang
lain 3 : Di bantu orang dan peralatan 4 : Ketergantungan / tidak
mampu.
13
9. Pola reproduksi seksual
Ny.A mengatakan menstruasinya lancar setiap bulan nya
selama 1 minggu
e. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-Tanda Vital :
1. Tekanan Darah : 100/80mmHg,
2. Pernapasan : 28x/menit
3. Nadi : 100x/menit,
4. Suhu : 36,5 °C
c. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : Mesochepal, tidak ada jejas, rambut hitam, bersih.
2. Wajah : Bentuk oval, tidak ada luka, tidak berjerawat.,
klien terlihat lemas
3. Mata : Penglihatan normal, konjungtiva tidak anemis,
sklera ikterik, pupil isokor.
4. Hidung : Penciuman normal, tidak ada polip.suara nafas
terdengar wheezing, terdapat sekret berlebih dengan
konsistensi kental berwarna kuning
5. Telinga : Telinga simetris, tidak ada serumen, pendengaran
baik.
6. Mulut : Mulut bersih, tidak ada karies gigi dan gigi
palsu,tidak ada stomatitis, membrane mukosa bibir
lembab
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
8. Jantung :
a. Inspeksi : Ictus cordic tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordic teraba
c. Perkusi : Normal
d. Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I dan II murni
9. Paru :
a. Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri
simetris
b. Palpasi : Bunyi fremitus kanan dan kiri sama
14
c. Perkusi : Bunyi paru sonor
d. Auskultasi : Terdengar suara tambahan wheezing
karena terdapat adanya sekret pada bronkus.
10. Abdomen :
a. Inspeksi : Dinding perut cekung dari dada, tidak ada
lesi.
b. Auskultasi : Terdengar bising usus 15x/menit
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
penumpukan cairan.
d. Perkusi : Tympani
11. Ekstremitas :
Pada ekstremitas atas terpasang IV line RL di tangan
sebelah kanan 20 tetes/menit, turgor kulit baik, dan tidak
ada jejas, tidak ada odema. Ekstremitas bawah tidak ada
oedema, turgor kulit baik, tidak adanya jejas di kaki.
Kekuatan ekstremitas atas dan bawah sedikit melemah.
Kekuatan otot : 4 4
4 4
Keterangan :
Skala 0: Otot tak mampu bergerak
Skala 1: Terdapat sedikit kontraksi 7otot namun tidak didapatkan
gerakan.
Skala 2: Dapat menggerakkan otot sesuai perintah tapi jika disuruh
ditahan sedikit saja sudah tidak mampu bergerak.
Skala 3: Dapat menggerakan otot dengan tahanan minimal.
Skala 4: Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5: Bebas bergerak.
f. Terapi Medik
1. IVFD : RL 20 tpm
2. Oksigen : 3 Liter / Menit
3. Inhalasi : Combivent/ 8 jam 2,5 ml, 3-4 kali perhari diberikan
4. Inj Ranitidin 1 Amp /12 jam /iv
5. Aminofilin 1 amp /12jam /iv
6. Ambroxol 3x1 tablet
15
2. Analisa Data
16
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus dalam
jumlah berlebihan.
4. Intervensi Keperawatan
5. Implementasi Keperawatan
no Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Respon hasil
/jam keperawatan
1. Jum’at 20, Ketidak 1. Memonitor 1. Ttv :
Td:100/80mmH
september efektifan tanda-tanda
g
jam 20.30 Bersihan vital. Rr: 28×/menit
N: 90 ×/menit
WIB jalan napas
Sh: 36.5˚C
berhubungan
20.35 wib dengan 2. Memberikan
17
penumpukan posisi 2. Pasin lebih
nyaman dengan
mucus dalam senyaman
posisi
jumlah mungkin. semifowler
20.40 WIB berlebihan 3. Mengkalobora
sikan
3. 1 ampul obat
pemberian
combiventdosisy
obat nebulizer ang diberi
2,5ML, 3 sampai
sesuai
4 kali per hari
program diberikan
terapi
20.55 WIB 4. Melelatih 4. Nampak sulit
untuk melekukan
batuk efektif
batuk efektif
karena, Nn T
baru pertama
kali melakukan.
2 Memberikan 2 Ny. A
08.05 WIB
posisi mengatakan
18
Senyaman lebih nyaman
mungkin. dengan posisi
semi fowler
10.00 WIB
3 Mengkolabora 3 1 ampul obat
sikan combivent dosis
pemberian yang diberi 2,5
obat nebulizer ML, 3 sampai 4
sesuai kali per hari
program diberikan.
terapi
10.30 WIB
6. Evaluasi keperawatan
N Hari/tanggal/ Diagnosa keperawatan Evaluasi
o jam
1. Jum’at, 20 Ketidak efektifan bersihan jalan Subjektif :
- Ny. A mengatakan
september napas berhubungan dengan
masih merasa sesak
2019 21.30 mucus dalam jumlah berlebihan. nafas
- Ny. A mengatakan
WIB
masih batuk dan
sulit untuk
mengeluarkan
dahak
Objektif :
- Klien terlihat lemas
- Ny. A Nampak
terlihat sesak
nafas,
19
- batuk klien terlihat
berdahak. Sputum
kental dan
berwarna kuning
pernapasan
- Ttv :
Td : 100/80 mmHg,
Rr :28˟/menit
N : 90˟/menit
Sh : 36,5˚C
Assesment :
masalah Ny. A belum
teratasi
Planning :
- intervensi di
lanjutkan
- memonitor tanda-
tanda vital
- melatih batuk
efektif,
- memberikan posisi
yang nyaman,
- kaloborasi
pemberian obat
inhalasi,
- pantau batuk
efektif, frekuensi
nafas, irama nafas,
dan bunyi nafas
20
- tv:
Td: 100/ 70 mmHg
Rr : 18˟/menit
N : 89˟/menit
Sh: 37,5˚C
- Klien Nampak
tidak terlihat sesak,
Nampak tidak
batuk, tidak
terdapat bunyi
napas tambahan.
Assesment :
masalah Ny. A
teratasi.
P : intervensi dihentikan
21