Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mandiri

“KEPERAWATAN ANAK”

“RANGKUMAN IMUNISASI”

OLEH

NAMA : Serlinawati Djohar

NIM : 18144010081

KELAS/SEMESTER: B / III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020

1.
A. Imunisasi

1. Pengertian imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
jadi, imunisasi merupakan proses untuk meningkatkan system
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu yakni dengan cara
memasukkan vaksin (virus atau bakteri yang sudah dilemahkan,
dibubuh atau berbagai bagian dari bakteri atau virus telah diubah)

2. Jenis imunisasi

a. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah kondisi tubuh yang dapat membentuk


imunitasnya sendiri dengan cara memasukkan vaksin ke tubuhnya,
dengan begitu vaksin tersebut akan merangsang produksi antibodi
sendiri. Contohnya vaksin polio,vaksin polio yang sudah
dilemahkan, ketika masuk ke dalam tubuh, maka akan membuat
tubuh memiliki kekebalan yang lebih agar ketika polio menyerang,
tubuh sudah dapat melawan.

b. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah imunisasi yang terjadi saat tubuh


memperoleh imunitas dengan cara menyuntikkan serum pada tubuh
yang di dalamnya mengandung antibodi terhadap suatu penyakit .
Imunisasi ini biasanya diberikan saat dalam keadaan darurat yang
diperkirakan tidak ada waktu pembentukan antibody yang cukup
untuk melawan antigen yang masuk dalam tubuh. Contohnya
ketika seseorang digigit ular, maka akan diberikan serum antibisa.
3. Manfaat yang didapat dari pemberian imunisai diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang


disebabkan oleh penyakit menular yang sering terjangkit

b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta


biaya pengobatan jika anak sakit.

c. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan,


menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara.

4. Jenis vaksin imunisasi dasar

a. Vaksin BCG (Bacillius Calmette Guerine)


Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai
cakupan yang lebih luas, Kementerian Kesehatan RI
menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.

b. Hepatitis B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B
merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk
memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
pada bayinya.

c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)


Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan
sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.

d. Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program
pengembangan imunisasi (PPI) sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan yang tinggi.
e. Campak
Dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada
umur 9 bulan.

Jenis Waktu Jumlah Tempat Interval Reaksi


Imunisasi pemberian
Vaksin Sebelum 1 kali Intracutan Saat bayi berusia Reaksi Normal :
BCG usia 2 (lengan kanan) 2 bulan
(Bacillius bulan, Bakteri BCG ditubuh
Calmette optimal 2 bekerja dengan sangat
lambat. Setelah 2
Guerine) bulan.
minggu akan terjadi
pembengkakan kecil
merah di tempat
penyuntikan dengan
garis tengah 10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu
kemudian,
pembengkakan
menjadi abses kecil
yang kemudian
menjadi luka dengan
garis tengah 10 mm,
jangan berikan obat
apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau
bila akan ditutup
gunakan kasa kering.
Luka tersebut akan
sembuh dan
meninggalkan
jaringan parut tengah
3-7 mm.

Reaksi berat
Kadang terjadi
peradangan setempat
yang agak berat atau
abses yang lebih
dalam, kadang juga
terjadi pembengkakan
di kelenjar limfe pada
leher / ketiak, hal ini
disebabkan kesalahan
penyuntikan yang
terlalu dalam dan
dosis yang terlalu
tinggi.

Reaksi yang lebih


cepat
Jika anak sudah
mempunyai kekebalan
terhadap TBC, proses
pembengkakan
mungkin terjadi lebih
cepat dari 2 minggu,
ini berarti anak
tersebut sudah
mendapat imunisasi
BCG atau
kemungkinan anak
tersebut telah
terinfeksi BCG

Hepatitis 12 jam 3x Intramuskular Vaksin kedua Deman


B setelah lahir diberikan saat Lemah
dan memasuki bulan
didahului pertama,
pemberian kemudian ketiga
suntikan diberikan bulan
vitamin K1 antara 3-6.
minimal 30
menit
sebelumnya
DPT saat anak 3 kali Intramuskular 8-4 minggu Radang, nyeri
(Dhifteri berusia 2,3
Pertusis dan 4 bulan.
Tetanus) dapat di
vaksin
kembali
lagi pada
usia 18
bulan dan 5
tahun
sebagai
penguat.
lanjutan
vaksin di
berikan
kembali
usia 10-12
tahun anak
dan 18
tahum
Polio Saat anak 4kali Imunisasi polio oral/ Dosis
baru lahir Oral Polio Caccine penguat(Booster) Kemerahan, Demam
lalu (OPV) diberikan saat Ringan
diberikan usia mencapai 18 Bila anak sedang diare
pada usia 2, Intramuskular/subcutan bulan. ada kemungkinan
vaksin tidak bekerja
4, & 6
dengan baik karena
bulan. ada gangguan
imunisasi penyerapan vaksin
dilakukan oleh usus akibat diare
ulang pada berat.
usia 3 dan 6
tahun
Campak Anak 1 x dapat Subcutan Vaksin kembali Deman setelah
berusia 9 diberikan Lengan diberikan pada imunisasi dilakukan
bulan . bersamaa usia 18 bulan,
n dengan tetapi bila sudah panas dan kemerahan.
pemberian Anak-anak mungkin
mendapatkan
vaksin panas selama 1 – 3
vaksin MMR
lain tapi hari setelah 1 minggu
tidak maka vaksin
penyuntikan, kadang
dicampur kedua sudah
disertai kemerahan
dalam 1 tidak diberikan. seperti penderita
semprit. campak ringan.
5. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya sebagai
berikut:

a. Tuberculosis
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis dan mycobacterium bovis, yang pada umumnya sering
mengenai paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ-organ lainnya,
seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lainlain. Seseorang
yang terinfeksi mycobacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit
tuberculosis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah infeksi maka
terjadi respon imunitas selular yang dapat ditunjukkan dengan uji
tuberkulin (Satgas IDAI, 2008).

Gejala awal penyakit adalah badan lemas, terjadi penurunan berat badan,
demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah
batuk terus menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain
tergantung organ yang diserang.

b. Difteri
Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated desease
dan disebabkan oleh kuman corynebacterium diphteriae. Seorang anak
dapat terinfeksi difteria pada nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian
akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein selular dan
menyebabkan destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu
selaput/membran yang dapat menyumbat jalan nafas. Gejala awal
penyakit ini adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam
ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada
tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa
gangguan pernafasan yang berakibat kematian.

c. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit akut, bersifat fatal yang disebabkan oleh
eksotoksin yang diproduksi bakteri clostridium tetani yang umumnya
terjadi pada anak-anak. Perawatan luka, kesehatan gigi dan telinga
merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus disamping imunisasi
terhadap tetanus baik aktif maupun pasif.

Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang disertai kaku pada
leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Pada
bayi sering disertai gejala berhenti menetek antara 3 sampai dengan 28 hari
setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang hebat dan tubuh menjadi
kaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia
dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.

d. Pertusis atau Batuk Rejan


Pertusis adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
bordetella pertusis, yakni bakteri batang yang bersifat gram negatif dan
membutuhkan media khusus untuk isolasinya.

Gejala utama pertusis timbul saat terjadinya penumpukan lendir dalam


saluran nafas akibat kegagalan aliran oleh bulu getar yang lumpuh dan
berakibat terjadinya batuk paroksismal. Pada serangan batuk seperti ini,
pasien akan muntah dan sianosis, menjadi sangat lemas dan kejang.

Bayi dan anak prasekolah mempunyai risiko terbesar untuk terkena pertusis
termasuk komplikasinya. Pengobatannya dapat dilakukan dengan antibiotik
khususnya eritromisin dan pengobatan suportif terhadap gejala batuk yang
berat, sehingga dapat mengurangi penularan.
e. Campak (measles)
Campak yaitu penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang
sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan gejala panas, batuk, pilek,
konjungtivitis, bercak kemerahan diikuti dengan erupsi makulopapular
yang menyeluruh. Komplikasi campak adalah diarrhea hebat, peradangan
pada telinga dan infeksi saluran nafas (pneumonia).

f. Poliomielitis
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus poliomyelitis pada
medula spinalis yang secara klasik dapat menimbulkan kelumpuhan,
kesulitan bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Gejalanya ditandai
dengan menyerupai influenza, seperti demam, pusing, diare, muntah, batuk,
sakit menelan, leher dan tulang belakang terasa kaku.

Penyebaran penyakit melalui kotoran manusia (feses) yang terkontaminasi.


Kematian dapat terjadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera
ditangani.
g. Hepatitis-B
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis-B (VHB) yang dapat menyebabkan kematian. Biasanya tanpa
gejala, namun jika infeksi terjadi sejak dalam kandungan akan menjadi
kronis, seperti pembengkakan hati, sirosis dan kanker hati. Jika terinfeksi
berat dapat menyebabkan kematian. Gejala yang terlihat biasanya anak
terlihat lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi
kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata
(sclera) dan kulit.

Anda mungkin juga menyukai