Satuan Acara Bermain
Satuan Acara Bermain
BONEKA TANGAN
Oleh
2020
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN “BONEKA TANGAN”
A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak
yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang
lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Fungsi bermain pada anak diantaranya, pertama, membantu perkembangan
sensorik dan motorik. Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktivitas anak
dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya. Kedua, membantu perkembangan kognitif,
perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada
saat anak bermain, maka anak mencoba melakukan berkomunikasi dengan bahasa anak,
mampu memahami objek permainan. Ketiga, meningkatkan sosialisasi anak, proses
sosialisasi dapat terjadi melalui permainan. Keempat, meningkatkan kreativitas, bermain
juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreativitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan.
Kelima, meningkatkan kesadaran diri, bermain pada anak akan memberikan
kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan
orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau
belajar mengatur prilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain. Keenam,
mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan
nyaman sehingga adanya stress dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain
dapat menghibur diri anak terhadap dunianya. Ketujuh, mempunyai nilai moral pada
anak, bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya dirumah, disekolah
dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang
memiliki aturaan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di
rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang
diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan
suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan
bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami
akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan
(distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa
merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1. Mengurangi dampak Hospitalisasi
2. Anak mudah bersosialisasi dengan lingkungan
3. Melanjutkan perkembangan
4. Orang tua mengerti manfaat bermain untuk anak
5. Bisa merasa tenang selama dirawat.
6. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat.
C. SASARAN
Pasien anak di ruang anak RSU UMM umur 3-6 tahun dan orang tua.
D. Alasan kelompok memilih Usia Pre school
Alasan kelompok memilih usia pre school karena anak yang dirawat di ruangan
anak rata-rata berumur 3-6 tahun (masa pre school) .
Prinsip Bermain
1. Tidak banyak mengeluarkan energi secara fisik, singkat (dalam waktu 30
menit), dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan kemungkinan terjadi infeksi silang
3. Kelompok umur yang sama
4. Permainan yang dilakukan tidak bertentangan dengan program perawatan dan
pengobatan
5. Melibatkan orang tua.
6. Menggunakan alat permainan edukatif sesuai tumbuh kembang anak.
E. Media (Alat yang digunakan)
1. Boneka tangan
2. Handphone
3. Handrub
F. Pengorganisasian
Moderator : Wiwik Safitri
Leader : Sri Wulan SC
Fasilitator : Badriyanti
Fasilitator : Putra Rifita
G. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Peserta Waktu
Persiapan
a. Mempersiapkan tempat
b. Mempersiapkan peserta - -
H. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
- Kesiapan tempat kegiatan di ruang anak
- Kesiapan alat kegiatan
- Kesiapan peserta kegiatan
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
- Antusiasme peserta kegiatan
- Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya
- Kejelasan materi yang disampaikan serta kegiatan yang dilakukan
c. Evaluasi Hasil
- Pemahaman orang tua terhadap materi yang disampaikan
- Kecemasan dan kesedihan anak berkurang
- Pengenalan cara mencuci tangan yang benar
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempratikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas
yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif maka
sepatutnya diperlukan suatu kebutuhan bagi dirinya sebagaimana kebutuhan lainnya
seperti kebutuhan makan, kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-
lain. Bagi orang tua bermain pada anak harus selalu diperhatikan sebagaimana
memperhatikan terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya. Dengan bermain anak akan
selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan dari fisik, emosional dan
mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan
penuh inovatif.
Banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami perlambatan
yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak termasuk
didalamnya adalah kebutuhan bermain, yang seharusnya masa tersebut merupakan masa
bermain yang diharapkan menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan
perkembangan karena masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin maka tentu
akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak.
Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingat dalam
proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas
anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan
proses kematangan perkembangan. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya
kebutuhan bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan.
C. Manfaat Bermain
Adapun manfaat dari bermain bagi anak:
a. Anak dapat kesempatan untuk mengembangkan diri, baik perkembangan fisik
(melatih keterampilan motorik kasar dan motorik halus), perkembangan
psikososial (melatih pemenuhan kebutuhan emosi) serta perkembangan kognitif
(melatih kecerdasan)
b. Bermain merupakan sarana bagi anak untuk bersosialisasi
c. Bermain bagi anak adalah untuk melepaskan diri dari ketegangan
d. Bermain merupakan dasar bagi pertumbuhan mentalnya
e. Melalui bermain anak-anak dapat mengeluarkan energi yang ada dalam dirinya
kedalam aktivitas yang menyenangkan
f. Melalui bermain anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya seluas mungkin
g. Melalui bermain anak-anak dapat berpetualang menjelajah lingkungan dan
menemukan hal-hal baru dalam kehidupan
h. Melalui bermain anak dapat belajar bekerjasama, mengerti peraturan, saling
berbagi dan belajar menolong sendiri dan orang lain serta menghargai waktu.
i. Bermain juga merupakan sarana mengembangkan kreatifitas anak
j. Bermain dapat mengembangkan keterampilan olahraga dan menari
k. Melatih konsentrasi atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu
a. Tujuannya adalah :
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Alat-alat untuk menggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6) Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
a. Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
b. Alat permainan yang dianjurkan :
1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
E. Kelompok Memilih Permainan apa
Kelompok memilih permainan boneka tangan
F. Alasan Kelompok Memilih Permainan
1. Melatih anak mendengar cerita dan berbicara
2. Boneka tangan dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan
dengan memilih karakter-karakter yang dapat mewakili pesan yang ingin
disampaikan.
3. Membuat anak belajar berkomunikasi, ajarkan anak ikut bermain boneka
tangan sehingga ia akan belajar untuk memainkan perannya dengan berbicara.
4. Membuat anak menjadi kreatif, saat anak bermain boneka tangan ia akan
berusaha mengeluarkan ide-ide cerita untuk karakter yang dimainkan.
5. Lebih menarik dari cerita biasa
6. Melatih kesabaran
7. Melatih motorik halus dan kasar, melatih koordinasi mata dan tangan, untuk
motorik kasar seperti gerakan-gerakan yang dilakukan.
8. Pengembangan keterampilan kognitf
Ketika bermain boneka tangan, anak akan mengenal karakter dari boneka dan
cerita
G. Teknik Cara Bermain
1. Sebelum memulai bermain menyampaikan materi terkait bermain serta tata
cara permainan yang akan dilakukan
2. Membagikan boneka tangan kepada peserta
3. Memulai bermain peran
4. Setelah selesai fasilitator memberikan pujian kepada anak.
Kupu –Kupu : “ haduh pagi-pagi gini enaknya ngapain ya , sepi banget sih mana ya
panda kok belum datang, aku panggil dulu deh pandaaaaa… pandaaaa…. Haduh gak
ada yang jawab nih, wah itu kayaknya ada kambing deh”
Kupu-kupu : “ hay kambing , aku boleh Tanya nggak ?”
Kambing : “iyaa boleh kenapa”
Kupu-kupu : “ gini aku sedang mencari si panda tapi dari tadi aku lihat kok nggak
ada ya, kira-kira dimana ya ada yang tau nggak ?”
Kambing : “ gak tauu ya dimana”
Kupu-kupu : “ emm, ya sudah kita panggil bareng-bareng ya ,
pandaaa….pandaaaa… “
Panda :” eh iya ada apa ini kok rame sekali seru ya keliatannya”
Kupu-kupu :” iya ini aku sama kambing lagi nyariin kamu, ih panda aku liat kok
tangan kamu kotor banget sih”
Panda : “ hehehe iya nih aku habis bersih-bersih belum cuci tangan”
Kupu-kupu : “ gak boleh ya nanti banyak kumannya , gimana kalok sekarang kita
cuci tangan bersama-sama ya, gimana kambing setuju nggak ?
Kambing : “ setujuuu”
Kupu-kupu : “ oke ayuk kita mulai aku punya lagu cuci tangan loo ayok kita mulai “
(mulai mencuci tangan)
Panda : “wah tanganku sekarang bersih dan harum ya “
Kupu-kupu : “ iya dong sekarang tangannya sudah bersih jadi harus dibiasakan buat
cuci tangan yang baik dan benar biar terbebas dari berbagai macam penyakit, gimana
kambing bisa nggak cuci tangannya ?”
Kambing : bisa dong
Kupu-kupu : “yasudah aku lupa hari ini mau pergi ke pasar sama temanku aku
pulang dulu yaa sampai ketemu lagi panda dan kambing”
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Aziz Alimul. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta. Salemba
Medika
Potter And Perry. (1999). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta. EGC
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/19/bermain-bagi-pasien-anak-di-rumah-
sakit/
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. (2003). Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA: Mosby.