Anda di halaman 1dari 22

A.

      Ciri-ciri Animalia : 
1. Merupakan organisme eukariotik
2. Multiseluler / metazoa
3. Heterotrof
4. Tidak memiliki dinding sel, plastida dan klorofil
5. Motil / bergerak aktif
B.      Klasifikasi Hewan
Ø  Berdasarkan jaringan penyusun tubuh
·         Parazoa : tidak punya jaringan penyusun tubuh. Contoh : porifera
·         Eumetozoa : punya jaringan penyusun tubuh. Contoh : cnidarian (hewan berongga),,
ctenophore (ubur-bur), Platyhelminthes (cacing pipih), nematode (cacing benang), annelida
(cacing), Mollusca (hewan bertubuh lunak)

Ø  Berdasarkan simetri tubuh dalm eumetozoa


·      Bilateral simetri : mempunyai bagian tubuh yang tersusun melingkar. Hewan dengan
simetri radial ini hanya mempunyai bagian puncak yang disebut sisi oral dan bagian dasar
yang disebut sisi aboral. Hewan yang termasuk dalam kelompok ini
meliputi Porifera,Coelenterata, dan Echinodermata.
·      Radial simetri : bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Hewan
bersimetri bilateral ini mempunyai sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi kepala atau
sisi depan yang disebut anterior  dan sisi ekor atau sisi belakang yang disebut posterior.
Ø Terdapat 3 lapisan embrionik dalam tubuh eumetozoa (lapisan nutfah yang terbentuk saat
proses gastrulasi)

·      Ektoderm : Lapisan terluar menjadi system saraf pusat


·      Endoderm :Lapisan terdalam menjadi saluran pencernaan
·      Mesoderm : Lapisan diantara ectoderm dan endoderm menjadi otot

Ø  Berdasarkan jumlah lapisan sel tubuh


·         Diploblastik : memiliki lapisan endoderm dan ectoderm. Contoh : coelenterate filum cnidaria
dan ctenophora
·         Triploblastik: memiliki lapisan ectoderm, endoderm dan mesoderm. Contoh : semua
eumetozoa kecuali coelenterate
Berdasarkan rongga tubuh diplobastik dibagi menjadi 3
·          Aselomata : yaitu hewan yang belum mempunyai rongga tubuh, artinya tubuhnya padat
tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. Pada hewan semacam ini mesoderm membentuk
struktur yang kompak sehingga selom (rongga tubuh) tidak terbentuk. Contoh Aselomata,
yaitu Platyhelminthes atau cacing pipih.
·         Pseudoselomata : Hewan semacam ini mempunyai rongga tubuh semu, mesodermnya belum
membentuk rongga yang sesungguhnya karena mesodermnya belum terbagi menjadi lapisan
dalam dan lapisan luar.Rongga yang terbentuk berisi cairan yang memisahkan alat
pencernaan dengan dinding tubuh bagian luar. Hewan yang termasuk Pseudoselomata adalah
Porifera dan Nemathelminthes (cacing gilig).
·          Selomata : Pada hewan semacam ini, mesoderm dipisahkan oleh rongga tubuh yang
terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Hewan Selomata
meliputi Annelida sampai Chordata.
Ø      Organisasi Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, animalia dibagi :
1. Invertebrata → tidak memiliki vertebrae (tulang belakang)
2. Vertebrata → memiliki vertebrata

A. PORIFERA (Hewan Berpori)


Berasal dari kata Porus = lubang / pori 
 a. Ciri-ciri :
    1. berpori
    2. memiliki rongga tubuh (yang dinamakan spongosoel)
    3. tubuh simetris radial, adapula yang asimetris
    4. tubuh tersusun atas 2 lapis sel(diploblastik)
    5. memiliki sistem saluran air 
    6. sistem pencernaan secara intra seluler (yang berlangsung di dalam koanosit / sel leher)
    7. rangka tubuh (spikula) terdiri atas spongin, zat kapur (CaCO3) dan zat kersik (CaSiO3)
    8. tidak memiliki alat respirasi dan ekskresi khusus. Jadi perukaran gas oksigen dan
karbondioksida serta ekskresinya dilakukan dengan cara difusi melalui seluruh permukaan
tubuh.

  b. Struktur Tubuh Porifera


    Struktur tubuh porifera bersifat diploblastik atau memiliki 2 lapis sel, yaitu lapisan luar /
ektoderm (yang disusun oleh sel-sel epidermis) dan lapisan dalam / endoderm (disusun oleh
sel-sel koanosit yang berflagel).
Di antara kedua lapisan tersebut tedapat mesoglea.
 Macam-macam Sel Yang Terdapat Dalam Mesoglea :
1. Amoeboid → sel yang berfungsi untuk mengedarkan zat makanan
2. Skleroblas / spikula → sel yang berfungsi untuk membentuk rangka 
3. Arkeosit → sel amoeboid embrional yang berfungsi untuk membentuk sel gamet 
4. Porosit → sel yang berfungsi untuk membuka dan menutup pori-pori
 Pada Tubuh Porifera terdapat sel atau bagian lain yang berperan penting, seperti:
1. Koanosit → merupakan sel leher yang berfungsi untuk proses pencernaan
2. Ostium → merupakan saluran tempat air masuk (mulut)
3. Oskulum → merupakan saluran tempat pengeluaran air 

 Porifera Memiliki 3 Tipe Saluran Air :


1. Ascon 
Merupakan tife paling sederhana, dimana air masuk melalui ostium menuju spongosoel dan
keluar melalui oskulum. 
Jalur : Ostium → Spongoseol / rongga tubuh → Oskulum
Ex : Leucosolenia sp
2. Sycon
Tife saluran pengeluaran air yang agak komplek
Jalur : air masuk → ostium → saluran inkuren → saluran radier →spongosoel → keluar
melalui oskulum.
Ex : Scypha
3. Leucon / Rhagon
Merupakan tife saluran air yang paling komplek
Jalur : air masuk → ostium → rongga-rongga bulat yang saling berhubungan → keluar
melalui oskulum
Ex : Spongila sp (kelas Demospongiae). 
c. Klasifikasi Porifera
Porifera dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Calcarea
Hidup di pantai yang dangkal, bentuk tubuh sederhana, kerangka tubuh dari zat kapur/
CaCO3.
Ex : Leucosolenia sp, Sycon, Scypha, Clatharina, dan Grantia sp
2. Kelas Hexatinellida 
Hidup di laut yang dalam, kerangka tubuh dari zat kersik/siliki (CaSiO3)
Ex : Hyalonema, Euplectella, pheronema
3. Kelas Demospongiae
Hidup dilaut dan di air tawar, kerangka tubuh campuran, memiliki saluran air tife Leucon.
Ex : Euspongia, , Cliona, Tethya, Micrciona, Xestos, dan Spongila (hidup di air tawar
 Manfaat Porifera :
Dapat dimanfaatkan sebagai spon mandi (Euspongia dari kelas Demospongiae)

B. COELENTERATA (Hewan Berongga Usus)


Berasal dari kata Coilos (rongga) dan Enteron (usus)
 Ciri – ciri Coelenterata :
1. diploblastik
2. memiliki rongga usus (yang disebut gastrovaskuler)
3. bentuk tubuh simetris radial
4. belum memiliki anus
5. tidak memiliki sistem saraf pusat
6. sistem sarafnya berupa saraf diffus (sarafnya tersebar dengan bentuk jala)
7. habitat umumnya di laut, tapi ada pula yang di air tawar (ex : Hydra)
8. mulut dikelilingi tentakel yang dilengkapi dengan nematokis
9. mengalami 2 bentuk hidup, yaitu fase Polip dan fase Medusa
 Fase polip → merupakan fase vegetatif/aseksual, yang hidupnya berkoloni, dengan
menempel pada tempat hidupnya.
 Fase medusa → merupakan fase generatif/aseksual, padaØ fase ini hewannya sudah dapat
berenang bebas di air
Cara reproduksi Coelentrata :
Reproduksi seksualnya membentuk medusa (hanya di lingkungan yg buruk)  , sedangkan
aseksual nya membentuk tunas oleh polip .
Pada Coelentrata terjadi pergiliran keturunan / metagenesis dan fertilisazi nya dapat terjadi
didalam (di manubrium / gonad) ataupun secara eksternal

 Struktur Tubuh Coelenterata


Tentakel Ø → sebagai alat keseimbangan gerak dan juga alat untuk menangkap mangsa
 Nematokis → alat penyengat untuk melumpuhkan mangsa dan juga berperan sebagai alat
pertahananØ
 Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas :

1. Kelas Hydrozoa
Ex : Hydra, Obelia, Physalia

a. Hydra
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30
mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah
tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada
ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya
terdapat 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.

Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding
tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas
tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan
sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding
dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada
obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan
embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

b. Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air
sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang
tegak, yaitu :
a. Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan.
b.Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual,
menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara keturunan
seksual dengan keturunan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk
tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang
menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang
menjadi medusa dewasa.

Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat
kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur / ovum dan sperma.
Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot
akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula
akan merekatkan diri menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi
hewan Obelia. Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan
pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.

Gambar. Daur hidup Obellia 


Daur Hidup Obelia sp :
Spermatozoid + sel telur (fertilisasi) → zigot (morulla , Blastula, Gastrulla) →Planula / larva
bersilia → polip muda → polip dewasa → medusa

2. Kelas Scyphozoa
Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-
ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran
garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat
di sepanjang pantai.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula.
Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia
dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian
membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut
strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda
disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Daur hidup Aurellia
dapat diamati di bawah ini.
Daur Hidup Aurelia sp :
Spermatozoid + sel telur (fertilisasi) → zigot (morulla , Blastula, Gastrulla) →Planula / larva
bersilia → Skifistoma (bentuk polip) → efira (medusa muda)→ medusa dewasa 

3. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang
bentuknya seperti bunga atau hewan bunga. Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon
Laut) dan Koral (Karang).
    1.Mawar Laut (Anemon Laut)

       Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat
banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan
kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.

    2.Koral (Karang)

       Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat.
Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah
mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu
karang pantai, karang penghalang dan karang atol.

 Peranan / Manfaat Ceolenterata


1. Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung, bahan kosmetik, dll
2. Anemon laut dapat membentuk taman laut yang dapat dijadikan objek wisata bawah laut
3. Kerangka Coelenterata dapat membentuk karang karang pantai / karang atol yang berperan
untuk melindungi pantai dari abrasi
4. karang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian ikan dan tempat
perkembangbiakkan ikan
C.      PLATHYHELMINTHES / Cacing Pipih

 Ciri – ciri Platyhelmintes :


1. triploblastik (tubuh tersusun atas 3 lapis sel : ektoderm, mesoderm, dan endoderm)
2. tubuh pipih simetris bilateral
3. aselomata (tidak memiliki rongga tubuh)
4. epidermisnya bersilia dan dilapisi kutikula (lapisan lilin)
5. alat pencernaan belum sempurna, punya mulut tetapi anus tidak
6. sistem sarafnya berupa sepasang ganglion dengan saraf tepi
7. alat ekskresinya berupa sel api / selonosit
8. bersifat hermaprodit (dalam 1 individu terdapat 2 kelamin)
9. tidak memiliki sistem peredaran darah dan alat respirasi (proses respirasinya melalui kulit
secara difusi 
10. pembuahan secara internal 
11. tidak bersegmen

 Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas :

1. Kelas Turbelaria / Cacing Getar


Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani :
rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat
lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong
tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria
(cacing pipih) dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai
panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis
(tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar) seperti pada gambar berikut.
2. Kelas Trematoda / Cacing Isap
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa
ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing
hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati
sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma
japonicum (cacing darah)

 Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda


berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup beberapa jenis cacing yang termasuk kelas
Termatoda.
• Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba.
Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah,
telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati
bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).
• Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh
siput selama + 2 minggu).
• Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara
partenogenesis.
• Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang
disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan
tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
• Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria
melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista
yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan
tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.
• Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding
ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa
bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan rumah yaitu:
1. siput air, yang berperan sebagai Inang perantara yaitu 

2. Hewan ternak (sapi, domba, dll) Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan
rumput seperti. Perhatikan gambar daur hidup Fasciola hepatica berikut:

Gambar. Daur hidup Fasciola hepatica

a. Daur hidup Chlonorchis sinensis (cacing hati pada manusia)

Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada
cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara.
Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda
pada cabang usus lateral yang tidak beranting.
b. Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)

Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.
Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.
Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang
lebih ramping. Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah
14 – 26 cm.

Gambar. Schistosoma japonicum jantan dan betina 


Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.
• Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros
usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan
urine.
• Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian
dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan
dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini
menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan
ginjal.

3. Kelas Cestoda / Cacing pita


Ex : Taenia solium / cacing pita yang hidup pada usus babi
Taenia saginata / cacing pita yang hidup pada usus sapi
Ciri-ciri
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari
bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari
dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat
perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid)
merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat
pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api.
Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.
Contoh Cestoda yaitu:

a) Taenia saginata (cacing pita pada sapi → usus manusia)


b) Taenia solium (cacing pita babi → usus manusia )
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)
Selanjutnya akan diuraikan beberapa dari cacing parasit tersebut, antara lain:
a. Taenia saginata
Daur hidup Taenia saginata
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur
yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini
termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster.
Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa,
kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva
cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus
(sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel
pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat
menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan
oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi
larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti
di atas.

Gambar. Daur hidup Taenia saginata

b. Taenia solium
Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang
perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus
sellulose.
c. Coanotaenia infudibulum
Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi
inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.
4. kelas coloenterata
c. kelas Monogenea umumnya parasit. Hewan ini juga tidak memiliki rongga tubuh.
Monogenea mempunyai sistem pencernaan sederhana yang mencakup lubang mulut, usus,
serta anus. Contohnya Noebenedenia.Monogenea memiliki sebuah organ mirip kait di bagian
posteriornya yang disebut haptor.Hewan dewasa memiliki prohaptor (untuk makan) dan
opisthaptor (untuk menempel). Monogenea dapat ditemukan dikulit, sirip, dan insang ikan.
Monogenea biasanya hermafrodit. Siklus hidupnya tidak mengalami reproduksi aseksual.
Pada reproduksinya dihasilkan telur yang akan mengalami tahap larva, disebut
onkomirasidium. Hewan dewasanya memakan darah, lendir, serta sel-sel epitel inangnya.
D. NEMATODA
Ciri – ciri Nemathelminthesv :
1. triploblastik
2. tubuh pipih simetris bilateral
3. pseudoselomata (berrongga semu)
4. tubuh ditutupi dengan lapisan kutikula (lapisan lilin)
5. sistem sarafnya berupa cincin yang mengelilingi esofagus
6. bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terpisah)
7. tidak memiliki sistem peredaran darah tapi punya cairan tubuh
8. pembuahan secara internal 
9. tidak bersegmen

Stuktur dan fungsi tubuh


Nematoda memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Tubuhnya
memiliki rongga tubuh semu. Permukaan tubuh ditutupi oleh lapisan kutikula yang keras dan
transparan. Cacing yang hidup parasit di saluran pencernaan inang memiliki lapisan kutikula lebih
tebal dibanding cacing yang hidup bebas. Di bawah lapisan kutikula cacing, terdapat epidermis yang
biasanya terdiri atas sel-sel. Dinding tubuh Nematoda tersusun dari otot longitudinal yang
kontraksinya menghasilkan gerakan memukul seperti cemeti. Pseudoselom berisi cairan yang
berfungsi sebagai rangka hidrostatik dan menunjang gerakan meliuk-liuk.
Nematoda memiliki sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut, faring, esofagus (gelembung
faring), usus, dan anus. Mulut terletak di ujung anterior dan di sekitarnya terdapat tiga atau enam
bibir, papila, dan seta. Mulut berhubungan dengan buccal capsule atau rongga mulut yang terkadang
dilengkapi rahang yang kuat. Nematoda karnivor atau herbivor memiliki stilet yang berbentuk seperti
jarum suntik atau gigi di dalam rongga mulutnya, yang berfungsi untuk menusuk dan mengisap sari
makanan dari tanaman atau mangsanya. Nematoda memiliki usus panjang sebagai tempat penyerapan
sari makanan, rektumnya pendek, dan diakhiri oleh anus yang terletak di bagian posterior.
Cara reproduksi
Nematoda bereproduksi secara seksual. Pada umumnya diesis atau gonokoris, yaitu organ
kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara
internal di dalam tubuh cacing betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang
tebal dan keras. Permukaan cangkang memiliki pola yang spesifik sehingga sering digunakan
untuk proses identifikasi jenis cacing yang menginfeksi manusia melalui pengamatan telur
cacing pada tinja. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk mirip induknya. Larva
mengalami molting atau pergantian kulit hingga empat kali. Cacing dewasa tidak mengalami
pergantian kulit, tetapi tubuhnya tumbuh membesar.
Klasifikasi nematode
Klasifikasi Nemathelminthes Contoh-contoh
Nematoda (cacing benang) -Ascaris lumbricoides
-Wuchereria bancrofti
-Heterodera radiocicola
-Ancylostoma duodenale
-Necator americanus
-Enterobius vermicularis
-Trichinella spiralis

Nematophora (cacing rambut) -Nectonema sp.


-Gordius sp.

Peranan nematode
a)parasit pada manusia – dengan jumlah yang sedikit (kira-kira 30 spp) menyebabkan
masalah kesehatan yang serius dan juga menyebabkan kematian pada manusia
misalnya Trichinella spiralis, penyebab trichinosis (parasit pada adenophoreanparasite).
b)parasit pada mammalia lain, burung dan ikan – kira-kira 8000 spp. Contohnya Syngamus
trachea – gapeworm of galliform birds, trachea partially blocked by worms (a secernentean
parasite).
c)parasit pada invertebrata (berhubungan dengan kontrol biologis, misalnya serangga) – kira-
kira 3500 spesies – contoh Agamermis decaudata – parasit pada orhtoptera.
d)parasit pada tanaman – kira-kira 4000 spp dari endo dan ektoparasit – contohnya Nacobbus,
Meloidogyne, Belonolaimus, Tylenchorhynchus and Scutellonema.
e)nematoda laut yang hidup bebas – kira-kira 4000 spp – metazoa yang paling melimpah di
sedimen dasar laut – contohnya Draconema cephalatum.
f)nematoda tanah dan air tawar yang hidup bebas – kira-kira 6500 – memakan bakteri, fungi,
alga, detritus, dan juga sebagai hewan mangsa – contohnya Cervidellus
spitzbergensis nematoda pemakan bakteri.
E. ANNELIDA 

 Ciri – ciri Annelida :


1. triploblastik
2. tubuh pipih simetris bilateral 
3. tubuhnya bersegmen / beruas-ruas (metameri)
4. selomata (berrongga tubuh)
5. alat ekskresi berupa nefridium/metanefridium
6. sistem sarafnya berupa saraf tangga tali dengan ganglion otak yang longitudinal
7. hermafrodit
8. sistem peredaran darah tertutup

 Klasifikasi Annelida :
Annelida dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan jumlah seta (rambut / duri) yang dimiliki :
1. Polychaeta
Cacing yang memiliki banyak rambut / seta
Ex : Eunise viridis / cacing wawo (dapat dikonsumsi, karena berprotein tinggi)
Lysidice oele / cacing palolo (dapat dikonsumsi, karena berprotein tinggi)
Nereis virens / sejenis kelabang laut
2. Olygochaeta
Cacing yang memiliki sedikit seta
Ex : Tubifex sp (cacing yang dapat digunakan sebagai indikator kualitas air)
Lumbricus terrestis (cacing tanah america dan eropa)
Pheretima (cacing tanah asia)
Pada cacing tanah terdapat suatu organ yang disebut klitelium (bagian tubuh yang mengalami
penebalan yang berisi berbagai enzim)
3. Hirudinae (kelompok lintah-lintahan)
Kelompok ini tidak memiliki seta. Tetapi memiliki zat anti koagulan berupa Hirudin
Ex : Hirudo medicinalis (lintah)
Hirudinaria javanica (lintah kuning)
Haemodipsa zeylanica (pacet)
Stuktur dan fungsi tubuh:
Hewan tripoblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, sistem
pencernaan lengkap, sistem sirkulasi, sistem saraf tangga tali, dan sistem eksresi, tidk
memiliki sistem respirasi, bersifat hermafrodit atau gonokoris

Manfaat Cacing Tanah :


Karena cacing tanah dapat berperan sebagai dekomposer dan juga meningkatkan porositas
Sumber Protein
Pakan hewan burung dan ikan
Menggemburkan tanah
Menghilangkan racun
Mengencerkan darah yg menggumpal

Bahan kosmetika
Cara reproduksi
Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi kemudian beregenerasi dan seksual dimana
testis dan ovarium ada yang terdapat pada satu individu (hermafrodit), ada juga yang terpisah
(gonokoris)

F. MOLLUSCA
a.      Ciri-ciri :
·         Hewan tripoblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak,
 Hidup bebas di laut, air tawar atau darat
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral,dan mantel, bercangkang,
 Sistem pencernaan lengkap, sistem sirkulasi terbuka atau tertutup, sistem saraf terdiri
dari ganglion dan serabur saraf, resfirasi dengan insang atau rongga mantel, eksresi dengan
nefridia
 Reproduksi seksual secara internal atau eksternal, dn bersift dioseus atau monoseus
 Terbagi menjadi tiga kelas yaitu Gastropoda (kaki di perut), Pelecypoda (kaki pipih
seperti kampak), Cephalopoda (kaki di kepala)
 Peranan moluska yang menguntungkan sebagai bahan makanan, perhiasan, sedangkan
yang merugikan merupakan hama tanaman (bekicot), dan perantara penyakit cacing
hati (Lymnea)
Kelas Gastropoda (kaki di perut)
 Gastrpoda (latin, gaster= perut, podos =kaki) adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat derak /kaki
 Ex : siput air (Lymnea sp), bekicot (Achatina fulica)

Kelas Pelecypoda (kaki pipih seperti kampak)


 memiliki dua buah cangkang pipih setangkup sehingga disebut bivalvia
 Cangkang tersusun dari lapisan perioatakum,prismatik, nakreas
 Pada tiram mutiara, jika diantara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti
pasir, lama kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing
terbungkus oleh hasil sekresi lapisan cangkang nakreas
 Memiliki insang berbentuk lembaran yang disebut lamellibranchiata

Kelas Cephalopoda (kaki di kepala)

 memiliki kantong tinta, yang berisi cairan seperti tinta berwarna hitam, untuk
melindungi diri musuh, caranya jika terancam oleh musuh maka cairan tinta akan dikeluarkan
melalui anus yang terletak di kepala
 makanan berupa kepiting, ikan atau invertebrata lainnya
 contoh : cumi-cumi (loligi sp), gurita (Octopus sp), sotong (Sepia officinalis)
 Struktur tubuh Pelecypoda/ Bivalvia/ lamellibranchiate
Lapisan tubuh:
-Periostrakum =Tersusun dari zat tanduk dan mudah mengelupas
-Prismatic = Tersusun dari zat kapur berbentuk  prisma
-Nakreas =Lapisan terdalam, Lapisan mutiara , Merupakan Kristal-kristal halus mengandung
CaCO3
G. ECHINODERMATA
Ciri
•          Triploblastik selomata
•          Endoskeleton berduri dan menembus kulit
•          Duri berpangkal pada lempeng kalsium karbonat yang disebut testa
•          Simetri bilateral (larva) dan radial (dewasa)
•          Bagian tubuh terdiri dari oral dan aboral
•          Memiliki system saluran air yang disebut system ambulakral
•          Diesis
•          Fertilisasi eksternal
•          Tidak memiliki otak
•          Memiliki daya regenerasi tinggi
Reproduksi :
Aseksual          : Pembelahan fisi , yaitu penyekatan dan pemisahan posin pusat kemudian bag
yg membelah akan beregenerasi masing masing.
Seksual            : Pembuahan terjadi scr eksternal , menghasilkan larva, lalu larva akan
bermetamorfosis menjadi dewasa , tetapi ada beberapa yang mengerami telurnya .
Dapat dibedakan menjadi beberapa kelas :
a.Asteroidea    : Dikenal sbg bintang laut. Mulut terletak di dpusat pisin oral , sedangkan anus
terletak di pusat pisin aboral dekat madreporit
b.Ophiuroidea : Berbentuk bintang  . Tidak memiliki anus , sisa makanan dimuntahkan lagi
lewat mulut.
c.Echinoidea    : Dikenal sebagai bulu babi .Bentuk nya seperti bola tanpa lengan . Memiliki
lentera aristoteles. Fungsi: mengiling makanan
d.Crinoidea     : Dikenal sebagai lili laut
Manfaat Echinodermata :
Sumber makanan
Bahan penelitian
H. ANTHROPODA
•Hewan tripoblastik selomata, simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas
•Hidup deberbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik
•Tubuh terdiri dari caput (kepala), toraks (dada),dan abdomen (perut), berangka
luar(eksoskeleton), jumlah anggota tubuh beragam
•Sistem indra berkemang baik, sistem saraf tangga tali, sistem pencernaan lengkap, eksresi
menggunakan tubula malphigi atau dibantu kelenjar eksresi tertentu, respirasi dngan insang,
paru-paru buku atau trakea, sistem sirkulasi terbuka artinya darah tidak selalu mengalir di
dalam pembuluh darah
•Bersifat deoseus, reproduksi seksual secara internal
•Mengalami eksdisis atau molting yaitu tahap pengelupasan eksoskeleton, sebagian
bermetamorfosis
•Reproduksi secara aseksual ada yang mengalami partenogenesis yaitu pembentukan individu
baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan) dan individu yang dihasilkan bersifat steril terjadi
pada lebah madu jantan, tawon dan semut, dan seksual dengan pembentukan gamet
•Terbagi menjadi empat kelas berdsarkan srtuktur tubuh dan kaki, yaitu Arachnoidea,
Myriapoda, Crustacea, dan Insecta
Kelas Arachnoidea (laba-laba)
•Arachnoidea terbagi menjadi tiga ordo yaitu Arachnida, Scorpionida dan Acarina
•Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen terakhir, contoh kalajengking
(Uroctonus mondax)
•Arachnida , contoh laba-laba serigala (Pardosa amenata), memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari
sepalotoraks (kepala-dada menyatu) dan abdomen abdomen yang tidak bersegmen, memiliki
sepasang  kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit).Pada bagian posterior abdomen
terdapat spinered yaitu organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Dalam spinered
terdapat spigot merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus yang mensekresikan
cairan yang mengandung protein elastik, yang akan mengeras di udara membentuk benang
halus untuk menjebak mangsa (sarang laba-laba). respirasi dengan paru-paru buku (trakea),
eksresi dengan tubula malpighi ataupun dengan kelenjar koksal.
•Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contoh caplak (tungau)
•Myriopoda terbagi menjadi dua ordo yaitu Chilopoda dan Diplopoda
•Contoh chilopoda adalah kelabang (Csutigera sp).Pada tiap segmen tubuhnya terdapat
sepasang kaki dan spirakel (liubang respirasi). pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi
alat penyengat beracun.
•Diplopoda atau kaki seribu atau keluwing, bersifat herbivora dan pemakan sisa organisme,
tiap segmen tubuh memiliki dua pasang kaki dan dua pasang spirakel, tidak memili,alat
penyengat, bila diganggu tubuhnya akan menggulung.
Kelas Crustacea,
•Crustaceae (Latin,crusta = kulit); memiliki kulit (eksoskeleton) yang keras
•Terbagi menjadi dua subkelas yaitu Entomostraca dan Malacostraca
•Entomostraca merupakan crustacea mikroskopis, contoh daphnia
•Malacostraca, contohnya udang dan kepiting
Kelas Insecta (serangga)
•Disebut Hexapoda (kaki berjumlah enam buah)
•Tubuh terdiri dari bagian kaput(kepala), toraks (dada) , perut (abdomen)
•Pada caput terda[pat sepasang antena, mata majemuk (mata faset/ mata majemuk) yaitu mata
yang terdiri dari banyak inti fokus) dan mata tunggal (oseli)
•Serangga mengalami metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dan ukuran tubuh saat
berkembang dari muda menjadi dewasa. Ada dua macam metamorfosis, yaitu
1.         metamorfosis sempurna (holometabola)
2.         metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)
•          Metamorfosis sempurna adalah perkembangan insecta dimana setiap tahap
menunjukan perubahan bentuk yang sangat berbeda (4 tahap pertumbuhan), yaitu telur-larva-
pupa dan dewasa. Terjadi pada kupu-kupu dan nyamuk
•          Metamorfosis tidak sempurna adalah tahap perkembangan insecta dimana insecta
muda yang menetas mirip dengan induknya, hanya ada organ yang belum  muncul seperti
sayap (3 tahap pertumbuhan), yaitu telur- nimfa-dewasa. Terjadi pada belalang, kecoak,
jangkrik, capung

Faktor Subfilum
Chelicerata Myriapoda Crustacea Hexapoda
Bagian Sefalotoraks, Kaput (kepala) Sefalotoraks, Kaput, toraks, abdomen
tubuh abdomen dan abdomen abdomen

Antena Tidak ada Sepasang Sepasang Sepasang


antena pendek,
sepasang
antena panjang

Mata Beberapa Sepasang mata Sepasang mata Sepasang mata faset dan mata oseli
pasang mata dari sekumpulan majemuk
tunggal (oseli) oseli (faset) yang
bertangkai

Alat Kelisera (alat Sepasang Sepasang Maksila, mandibula, palpus, labrum,


Mulut sengat) dan mandibula, dua mandibula, dua dan labirum
pedipalpus (alat pasang maksila pasang maksila
capit)
Alat Paru-paru buku Sistem trakea, Insang, Sistem trakea, spirakel
respirasi spirakel permukaan
tubuh
Alat Tubulus Tubulus Kelenjar hijau Tubulus malphigi
ekskresi malphigi malphigi
Alat Seksual, diesis Seksual, diesis Seksual, diesis, Seksual, diesis, patrtenogenesis
reproduksi partenogenesis

Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada, sepasang atau dua pasang

Jumlah Empat pasang Banyak, Beberapa Tiga pasang


kaki sepasang atau pasang,
lebih pada setiap sepasang
segmen tubuh keliped (kaki
capit) dan
maksiliped,
empat pasang
pereiopod,
sepasang
pleopod pada
setiap segmen

Habitat Sebagian besar Terutama di Air, darat Darat, air


di darat darat, beberapa
spesies
dipermukaan air

CHORDATA
i ciri umum  :
                         a. Memiliki notokorda
b.    Memiliki tali saraf dorsal berlubang Memiliki celah faring
d.Memiliki ekor pasca anus yang berotot
Ciri ciri diatas terkadang hanya ditemukan pada masa embrio
Filum Chordata terbagi menjadi 3
1.  Urochordata / Tunicata (Chordata tak bertulang belakang )(Arcania)
2.  Cephalochordata
3.  Vertebrata (Chordata memiliki tulang belakang) (Craniata)

1.  Urochordata
Memiliki 3 kelas yaitu :
a.  Ascidiace : Dikenal juga sebagai makhluk penyemprot / sea squirt
b.  Thaliacea : Tubuhnya transparan sehingga organ dalamnya terlihat jelas
c.  Larvacea / Appendicularia : Tubuhnya juga transparan , tetapi tidak memiliki mantel dari
selulosa
2.  Cephalochordata
Dikenal juga sbg lancelet , memiliki sirus oral yang berfungsi sebagai saringan . Memiliki
ruas otot renang berbentuk huruf V bernama miomer. Sekat / pembatas antar miomer disebut
miosepta. Menurut kajian evolusi , Cephalochordata merupakan penghubung antara
invertebrata dan vertebrata .

3.  Vertebrata
Ciri umumnya :
a.  Memiliki ruas tulang belakang
b.  Memiliki tengkorak berisi otak
c.  Memiliki rangka dalam yg tersusun dr tulang rawan / keras
d.  Memiliki 2 pasang rahang kecuali Agnatha (Cycostomata)
e.  Sistem peredaran darah tertutup .
f.   Sistem pencernaan lengkap
g.  Alat  pernafasan umumnya paru paru
h.  Memiliki 1 pasang ginjal
i.   Alat kelamin terpisah / hemaprodhite , fertilisasi eksternal / internal dan bersifat ovipar
(telur) , ovovivipar (embrio berkembang didalam telur tapi menetas didalam induk) , vivipar
(melahirkan)

Sub Filum ini memiliki 2 superkelas antara lain :


1.  Pisces ( Ikan)
Hidup di air , fertilisasi eksternal , bernafas melalui insang , tubuh ditutupi sisik dan
umumnya berlendir . Insang memiliki tutup / operkulum , pada beberapa spesies insang
mengalami perluasan (labirin)
Berdarah dingin (mengikuti suhu lingkungan) dan sistem peredarannya tertutup
Memiliki Gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air

Pisces dibagi 3 kelas yaitu :


1.  Agnatha ( ikan tak berahang)
2.  Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)   Nanti pada hiu memiliki klasper / alat kopulasi
untuk memindahkan sperma ke saluran reproduksi betina
3.  Osteichtyes (ikan bertulang sejati)

Pernan Pisces :
•   Sumber makanan (terutama protein)
•   Pembuatan lem (tulangnya)
•   Hiasan
•   Dapat membahayakan manusia
2.  Tetrapoda
1.  Amphibi
Ciri :
•   Kulit selalu basah
•   Kakinya memiliki selaput renang
•   Alat pernafasan berupa insang , kulit ,paru paru
•   Berdarah dingin
•   Jantung nya memiliki 3 ruangan (1 ventrikel , 2 atrium)
•   Pencernaan lengkap
•   Ekskresinya berupa ginjal tipe mesonefroid dan memiliki saluran wolf
•   Fertilisasi eksternal

Klasifikasi Amphibi ada 3 ordo :


1.  Apoda
2.  Urodela
3.  Anura

Peranan Amphibi :
•   Pemberantas hama
•   Dapat dimanfaatkan sebagai penguji tes kehamilan
•   Sumber makanan
•   Bahan Racun
2.  Reptilia
Ciri :
•   Berdarah dingin
•   Tubuh tertutup sisik dan kedap air . Dapat mengalami pergantian kuli
•   Pencernaan lengkap
•   Peredaran darah tertutup ganda (seperti manusia) tetapi sekat antar bilik belum sempurna.
•   Sistem saraf berupa otak dan 12 pasang saraf kranial
•   Fertilisasi internal
•   Berumur panjang
Klasifikasi Reptilia :
•   Ryhnchocephalia (Reptilia primitif)
•   Chelonia (Bangsa kura kura)
•   Squamata (Bangsa kadal dan ular) terdiri dari 3 sub ordo : (Sauria / kadal) , (Amphisbaena /
kadal cacing) , Serpentes (ular)
•   Crocodilia (bangsa buaya / aligator)

Peranan Reptilia :
1.  Bahan pangan
2.  Obat obatan
3.  Bahan kosmetik
4.  Bahan aksesoris
5.  Predator alamiah hama

3.  Aves
Ciri :
•   Memiliki paruh
•   Memiliki sayap
•   Bernafas dengan paru paru tetapi memiliki alat tambahan bernama pundi pundi udara (untuk
pernafasan saat terbang)
•   Memiliki alat suara siring di percabangan trakea
•   Berdarah panas (mempertahankan suhu tubuh dengan bulu / tidak terpengaruh lingkungan)
•   Sistem peredaran darah ganda (melewati jantung 2x)
•   Tidak memiliki kandung kemih
•   Sistem saraf dengan otak dan 12 pasang saraf kranial
•   Fertilisasi internal dan ovipar

Klasifikasi Aves :
•   Gallioformes (Unggas)
•   Casuariiformas ( Kasuari)
•   Passeriformes(burung penyanyi)
•   Psittacioformes (burung nuri)
•   Falconiformes (burung pemangsa)
•   Columbiformes(burung merpati)
•   Ciconiiformes (burung bangau)

Peranan Aves :
•   Sumber makanan
•   Bahan obat
•   Hiburan
•   Industri kok
•   Predator alami

4.  Mammalia
Hewan berkelenjar susu
Ciri :
•   Memiliki kelenjar susu
•   Memiliki rambut
•   Berdarah panas
•   Memiliki diafragma
•   Sistem pencernaan lengkap
•   Peredaran darah tertutup ganda
•   Sistem saraf dengan otak dan sistem saraf tepi
•   Vivipar

Klasifikasi Mamalia :
1.  Monotremata (Mamalia bertelur)
2.  Marsupialia (Mamalia berkantong)
3.  Insectivora (Pemakan serangga)
4.  Tupaioidea (tupai)
5.  Rodentia (Pengerat)
6.  Edentata (Armadilo , kukang)
7.  Pholidota(Trenggiling)
8.  Carnivora (pemakan daging)
9.  Primata (meliputi : Lemuridae , Cercopithecidae , Pongidae , Hominidae)

Peranan Mammalia :
•   Sumber makanan
•   Hiburan
•   Alat transportasi
•   Keamanan
•   Bahan industri
•   Penyebar penyakit (tikus)
•   Perusak kebun

Anda mungkin juga menyukai