Anda di halaman 1dari 12

Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 12 - 23

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link

_________________________________________________________________

KESEHATAN SPIRITUAL LANJUT USIA DI GETASAN DAN PANTI


WREDHA SALIB PUTIH SALATIGA

Christian Wiga Britani*) ; Yulius Yusak Ranimpi ; Arwyn Weynand Nusawakan

Program Studi Ilmu Keperawatan ; Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Kristen Satya Wacana
Jln. R. A. Kartini No. 11A Salatiga ; Jawa Tengah Indonesia

Abstrak

Masa lansia merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia. Seseorang dikatakan lanjut
usia apabila berusia 60 tahun ke atas. Hal penting yang perlu diketahui dalam proses pendampingan
atau perawatan lansia adalah aspek-aspek di dalam kehidupan lansia yang turut berubah sebagai
bagian dari tahap perkembangannya. Salah satu dari sekian banyak aspek penting adalah aspek
spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesehatan spiritual lansia yang
berada di rumah dan yang berada di panti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
desain studi komparatif yang dilakukan di desa Batur kecamatan Getasan, kota Salatiga dan Panti
Wredha Salib Putih Salatiga pada bulan Februari hingga Maret 2017. Enam riset partisipan diikutkan
dalam penelitian ini yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan field research (penelitian lapangan) yaitu melalui observasi pasif dan wawancara
mendalam dengan bentuk semi terstruktur. Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan
analisis fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya 6 kategori yang berkaitan dengan
kesehatan spiritual partisipan, yaitu konsep sehat sakit, agama, harapan dalam hidup, keterkaitan
antara diri sendiri, orang lain dan lingkungannya, kepercayaan kepada Tuhan dan makna hidup
dalam dunia.

Kata kunci : Lanjut usia (lansia) ; Kesehatan spiritual

Abstract

[HEALTH SPIRITUAL OF ELDERLY IN GETASAN AND HOUSE OF WREDHA SALIB PUTIH


SALATIGA] The elderly is the most recent period of the human life cycle. Someone is said to be
elderly when aged 60 and older. Important things to know in the process of facilitation or care of the
elderly are aspects in the life of the elderly who helped change as part of the stage of its development.
One of the many important aspects is the spiritual aspect. The purpose of this study is to describe the
spiritual health of the elderly who are at home and who are in the orphanage. This study used a
qualitative method with comparative study design conducted in Batur village of Getasan sub district,
Salatiga City and Panti Wredha Salib Putih Salatiga from February to March 2017. 6 participant
research were included in this study which was determined using purposive sampling technique. Data
collection is done by field research (field research) that is by passive observation and deep interview
with semi structured form. The data were then processed and analyzed using phenomenological
analysis. The result of this research is the finding of 6 categories related to participant's spiritual health,
that is healthy concept of illness, religious practice, life expectancy, attachment between self, others
and environment, belief in God and meaning of life in world

Keywords: Elderly ; Spiritual health

1. Pendahuluan (lansia). Menurut WHO (World Health


Organization, 2015), lansia merupakan
Setiap manusia memiliki tahap kelompok umur manusia yang telah
perkembangan mulai saat bayi hingga pada memasuki tahapan akhir dari fase
tahap akhir perkembangan yaitu lanjut usia kehidupannya yang dimulai pada usia 60
*) Christian Wiga Britani tahun keatas. Lansia dikatakan sebagai usia
E-mail: 462013050@student.uksw.edu emas karena tidak semua orang dapat

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 13 - 23

mencapai usia lanjut tersebut. Lansia bukan yang positif membuat hidup lebih terarah,
suatu penyakit, namun merupakan tahap penuh harapan tentang masa depan, merasa
lanjut dari suatu proses kehidupan yang mencintai dan dicintai oleh orang lain
ditandai dengan penurunan kemampuan (Puchalski, 2005). Berdasarkan pendapat diatas,
tubuh untuk beradaptasi dengan stres hal ini menunjukkan bahwa spiritual tidak
lingkungan (Effendi & Makhfudli, 2009). hanya berhubungan dengan konsep Tuhan
Proporsi lansia dunia diperkirakan dua kali namun juga sangat erat kaitannya terhadap
lipat total populasi dunia dari 12% sampai 22% hubungan sosial termasuk di lingkungan
antara tahun 2015 dan 2050. (World Health rumah dan di lingkungan panti.
Organization, 2015). Hasil Sensus Penduduk Di dalam aspek spiritual, terdapat juga
tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia status spiritual. Status spiritual yang
termasuk lima besar negara dengan jumlah dimaksud adalah terkait seberapa besar
penduduk lanjut usia terbanyak di dunia seorang dalam memenuhi bagian-bagian dari
yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau spiritual itu sendiri. Pergaulan merupakan
9,6 persen dari jumlah penduduk (Menkokesra, salah satu hal yang dapat dijadikan contoh
2013). dalam status spiritual. Pergaulan lansia di
Dalam kehidupan lansia, tentunya tidak lingkungan dapat memberikan pengaruh
lepas dari hubungan dengan lingkungan terkait gaya hidup seorang lansia. Lingkungan
sekitarnya. Hubungan dengan orang lain juga yang dimaksud adalah lingkungan rumah dan
diperlukan oleh lansia untuk menjaga juga lingkungan panti. Ketika lansia memiliki
keharmonisan. Tidak hanya itu, lansia juga kebiasaan bergaul dengan orang lain, mereka
membina relasinya dengan Tuhan Yang Maha akan cenderung merasa tidak kesepian
Esa. Semua hubungan itu termasuk dalam meskipun berada di lingkungan yang jauh dari
lingkup spiritual lansia. Menurut kamus keluarga sehingga kebiasaan ini akan
Webster (dalam Hasan, 2006) kata “spirit” membentuk sebuah gaya hidup yang sehat
berasal dari kata benda bahasa Latin “spiritus” bagi para lansia, hal ini didukung berdasarkan
yang berarti napas dan kata kerja “spipare” penelitian dari Anggraini (2013), yang
yang berarti untuk bernapas. Menurut Stoll menyebutkan bahwa, terdapat hubungan yang
(1989, dalam Hamid, 2009), spiritual signifikan antara status spiritual lansia dengan
merupakan konsep dua dimensi, yaitu dimensi gaya hidup lansia. Hal ini menunjukkan
vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi bahwa status spiritual yang sehat akan
vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau memiliki gaya hidup yang sehat pula.
Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan Menua merupakan sebuah proses alami
seseorang. Dimensi horizontal adalah yang akan dialami manusia dalam
hubungan seseorang dengan diri sendiri, kehidupannya. Penuaan akan terjadi hampir
orang lain dan dengan lingkungan. Dengan pada semua sistem tubuh, namun tidak semua
demikian, spiritual merupakan bagian esensial sistem tubuh mengalami kemunduran fungsi
dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan pada waktu yang sama (Nugroho, 2008).
seseorang (Tamami, 2011 : 19). Dalam hal ini, lansia membutuhkan perawatan
Ardiman (2006) mengemukakan bahwa dan pendampingan karena keadaan fisik yang
semakin tinggi spiritualitas seseorang, sudah tidak optimal lagi. Dalam proses
semakin besar kemampuannya dalam pendampingan atau perawatan lansia terdapat
menghadapi konflik atau masalah. Dalam aspek yang turut berubah sebagai bagian dari
konteks ini, konflik individu yang dihadapi tahap perkembangannya. Aspek yang
pada lansia dapat diatasi ketika lansia dimaksud adalah terkait aspek spiritual.
memiliki kesehatan spiritual yang tinggi. Aspek spiritual juga dapat berarti
Menurut MacKinlay (2004), spiritual sangatlah memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang
penting bagi upaya mewujudkan kesehatan, bersifat kerohanian atau kejiwaan
baik untuk memulihkan maupun menjaga dibandingkan dengan hal yang bersifat fisik
kesehatan mereka. Kesehatan spiritual ataupun mental. (Hasan, 2006). Aspek spiritual
memberikan makna hidup dan kekuatan pada dapat mempengaruhi kesehatan lansia secara
saat individu mengalami kesulitan dalam holistic (menyeluruh). Aspek spiritual juga
kehidupannya seperti ketika dalam keadaan memungkinkan para lansia untuk
sakit. Makna hidup dapat diwujudkan melalui mendekatkan dirinya kepada Tuhan sebagai
kedekatan lansia kepada Tuhan, lalu wujud kepasrahan akan keadaannya sekarang.
merasakan hidup sebagai suatu pengalaman Kehidupan keagamaan yang matang juga

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 14 - 23

dapat disebut sebagai jembatan untuk perbedaan pendapat di antara lansia. Hal itu
mendekatkan diri dengan Tuhan. dibuktikan dengan beberapa lansia yang tidak
Perkembangan spiritual yang matang akan setuju jika mereka berinteraksi dengan orang
membantu lansia untuk menghadapi lain yang berada di panti.
kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, Selain itu, hasil penelitian Damayanti
maupun merumuskan arti dan tujuan (2012) mengemukakan bahwa lansia yang
keberadaannya dalam kehidupan (Setyoadi, tidak cocok bergaul dengan sesama penghuni
Noerhamdani dan Ermawati, 2011). Syam panti lainnya sering menimbulkan
(2010) melakukan penelitian berjudul pertengkaran. Di sisi lain, hasil penelitian Santi,
“Hubungan antara Kesehatan Spiritual dengan Aisyah, dan Chahaya (2013) menjelaskan
Kesehatan Jiwa pada Lansia Muslim di Sasana bahwa lingkungan keluarga juga merupakan
Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur”. tempat yang memungkinkan untuk
Penelitian tersebut menunjukkan tidak ada munculnya berbagai konflik. Dengan
hubungan yang bermakna antara kesehatan demikian, baik tinggal di panti atau bersama
spiritual dan kesehatan jiwa pada lansia. amun keluarga di rumah, sama-sama memiliki
disisi lain, kesehatan jiwa lansia menjadi salah potensi munculnya konflik. Dalam merespon
satu hal yang perlu diperhatikan terutama hal tersebut, lansia membutuhkan dorongan
terkait perawatan dalam menghadapi suatu dan kekuatan dari dalam dirinya agar tetap
penyakit kronis misalnya. bertahan dalam menghadapi situasi yang
Perawatan dan rehabilitasi jangka dihadapi. Berdasarkan fenomena-fenomena
panjang diperlukan pada lansia yang yang telah diuraikan diatas, maka dalam
menderita penyakit kronis. Para lansia penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan
merasakan penderitaan sedikitnya satu kesehatan spiritual lansia berdasarkan tempat
penyakit kronis, akan tetapi banyak di tinggal mereka yaitu di lingkungan panti dan
antaranya yang menderita lebih dari satu di lingkungan rumah.
penyakit. Penyakit kronis yang dimaksud
adalah penyakit yang umum dialami oleh 2. Metode
lansia seperti stroke, diabetes militus (DM),
dan hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode
Penyakit-penyakit seperti yang kualitatif dengan desain penelitian studi
disebutkan dapat menyebabkan keterbatasan komparatif dan tipe fenomenologi deskriptif.
lansia dalam melakukan kegiatan Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
kesehariannya yang berkaitan dengan aspek tahun 2017 di Panti Wredha Salib Putih
spiritual salah satunya beribadah. Hal ini Salatiga dan juga rumah warga di desa Batur,
dapat di netralisir atau dihilangkan dengan Kecamatan Getasan, Kota Salatiga. Partisipan
kehidupan spiritualitas yang kuat (Stanley & berjumlah enam orang yang dipilih secara
Beare, 2012). Keterbatasan kemampuan yang purposive sampling dengan kriteria:
dimiliki lansia menyebabkan lansia 1. Lansia yang berusia di atas 60 tahun
membutuhkan seseorang khususnya keluarga 2. Lansia yang tinggal di panti dan di rumah
untuk membantu dan memperhatikan 3. Lansia yang tidak mengalami gangguan
kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan rohani dalam berkomunikasi
merupakan salah satu kebutuhan penting Data yang masuk diperoleh berdasarkan
lansia. Kebutuhan rohani dapat diwujudkan hasil wawancara mendalam (in-depth interview)
dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti dengan bentuk semi terstruktur. Hasil
pengajian. Kegiatan keagamaan merupakan wawancara kemudian dianalisis
salah satu bagian dari agama yang masuk menggunakan teori dari Giorgi (2009).
dalam aspek spiritual.
Permasalahan yang dihadapi lansia 3. Hasil dan Pembahasan
bermacam-macam terutama ketika ditinjau
dari lingkungan yang berbeda. Lingkungan Peneliti mengidentifikasi 6 kategori
yang dimaksud adalah lingkungan panti dan sebagai hasil penelitian yang berkaitan dengan
juga lingkungan rumah. Berdasarkan hasil kesehatan spiritual lansia baik yang tinggal di
penelitian Destarina, Agrina, Dewi (2014), panti maupun di rumah. Berikut adalah
terdapat konflik yang muncul pada lansia deskripsi dari masing-masing kategori:
yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha
Khusnul Khotimah, yaitu terjadinya Konsep Sehat Sakit

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 15 - 23

Lansia yang tinggal di rumah mempunyai Tuhan di dalam hidup mereka. Agama
kesamaan pandangan tentang sehat. Mereka menjadi salah satu jembatan untuk
menjelaskan bahwa sehat merupakan suatu menghubungkan seseorang dengan Tuhan.
keadaan ketika dapat melakukan aktivitas Salah satu aspek dalam praktik keagamaan
sehari-hari. Aktivitas keseharian yang adalah ritual ibadah. Partisipan yang tinggal di
dimaksud meliputi bersih-bersih rumah, panti dan beragama Kristen memiliki
berkebun, dan mencari rumput untuk kesamaan persepsi dalam ibadah bahwa ketika
makanan hewan ternaknya. Semua aktivitas di kondisi hati sedang tidak sungguh-sungguh
atas termasuk dalam aktivitas fisik dari lansia. fokus kepada Tuhan, maka ibadah itu akan
Pandangan sakit yang dimiliki partisipan yang menjadi percuma. Partisipan pertama yang
tinggal di rumah juga memilki kesamaan. tinggal di panti menjelaskan ketika ibadah,
Sakit itu ketika mereka tidak dapat melakukan pikiran dikosongkan dan berusaha
aktivitas yang biasa dilakukan setiap harinya. menghayati apa yang disampaikan, sehingga
Lansia yang tinggal di panti memiliki Tuhan akan memampukan untuk mengerti isi
pandangan lain yang berkaitan dengan konsep firman Tuhan. Partisipan kedua yang tinggal
sehat sakit. Partisipan pertama yang tinggal di di panti menerangkan bahwa Tuhan
panti mengartikan bahwa kesehatan itu mengetahui isi hati seseorang sehingga ketika
merupakan kondisi ketika ia tidak menderita hati benar-benar terbuka kepada Tuhan, pasti
sakit maupun penyakit seperti masuk angin, Dia akan mendengarkan. Hubungan antara
kencing manis / diabetes dan darah tinggi dan partisipan dengan Tuhan dapat terjadi melalui
dapat memakan makanan dengan enak. doa yang disampaikan ketika partisipan
Sebaliknya, sakit merupakan kondisi yang melaksanakan renungan harian yang
tidak nyaman karena merasakan kelemahan dilaksanakan setiap hari Senin hingga Sabtu.
fisik. Partisipan kedua yang tinggal di panti Semua partisipan yang tinggal di panti aktif
menyampaikan sehat itu berhubungan dengan mengikuti kegiatan renungan harian.
tubuh jasmani yang bersih dan terbebas dari Menurut partisipan yang beragama Islam,
bakteri. Selain itu, partisipan juga terdapat kewajiban yang harus dilaksanakan
menyinggung tentang olahraga yang biasa oleh setiap pengikutnya. Kewajiban itu adalah
dilakukan yaitu senam. Senam itu berfungsi melaksanakan ibadah sholat 5 waktu yaitu
untuk mencegah kepikunan, melancarkan sholat Isya, Subuh, Zhuhur, Ashar, dan
peredaran darah dalam otak dan membantu Maghrib. Tiga partisipan yang tinggal di
mengatur pernafasan dalam tubuh. Selain itu, rumah melaksanakan ibadah sholat secara
pola makan juga harus diseimbangkan dengan rutin 5 waktu, dan 1 partisipan yang
pola makan yang teratur. mempunyai keunikan dalam ibadah sholatnya.
Hal ini juga berhubungan dengan Berbeda dengan 3 partisipan Islam lainnya,
pandangan sakitnya, ketika partisipan tidak partisipan ini menjelaskan bahwa ia
melakukan aktivitas senam, maka tubuh akan melakukan ibadah sholat hanya 1 kali dalam
terasa tidak bugar. Sementara itu pandangan sehari yaitu setiap jam 12 malam. Ajaran ini
sehat dari partisipan ketiga yang tinggal di diperoleh dari seorang kakek yang dikenalnya
panti menyebutkan bahwa sehat itu terkait tetapi sekarang sudah tiada. Meskipun
cara menikmati makanan dengan nafsu yang berbeda frekuensinya, partisipan tetap
tinggi dan juga tidak merasakan keluhan dari melaksanakan ibadah dan menjalin hubungan
dalam tubuh. Pandangan sakit partisipan dengan Tuhan.
dapat diwujudkan melalui keluhan partisipan.
Keluhan dapat dicontohkan seperti merasa Harapan dalam Hidup
pusing, nyeri, tidak bisa tidur, mual dan
muntah. Ketika ia merasakan keluhan itu, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
maka solusinya adalah dengan pergi ke semua partisipan memiliki harapan terkait
pelayanan kesehatan terdekat yaitu Puskesmas dengan kehidupannya. Ketiga partisipan yang
untuk diperiksakan. tinggal di rumah memiliki kesamaan dalam
salah satu harapan mereka, yaitu agar
Praktik Keagamaan diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Diterangkan bahwa kesehatan itu lebih
Dalam penelitian ini, semua lansia baik penting daripada harta benda. Salah satu
yang tinggal di panti maupun di rumah alasan mengapa kesehatan menjadi prioritas
memiliki agama dan kepercayaan kepada utama adalah agar lansia tetap dapat

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 16 - 23

melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti disamping itu juga sudah terbiasa hidup
bekerja sebagai petani dan pergi ke ladang. rukun bersama keluarganya. Tiga partisipan
Berbeda halnya dengan partisipan yang yang tinggal di rumah, semuanya masih
tinggal di panti. Partisipan yang tinggal di bekerja untuk membantu mencukupi
panti memiliki harapan yang berbeda-beda. kebutuhan hidupnya.
Partisipan pertama yang tinggal di panti
menceritakan harapannya agar tetap Kepercayaan kepada Tuhan
dikuatkan imannya kepada Tuhan dalam
segala hal. Dalam pemahamannya, kehidupan Dalam penelitian ini, semua partisipan,
itu pasti penuh dengan tantangan dan masalah. baik yang tinggal di panti maupun tinggal di
Oleh karenanya ia merasa bahwa ia akan diuji rumah percaya dan mengimani bahwa Tuhan
dengan iman yang dimilikinya. Partisipan itu ada. Menurut mereka, Tuhan itu dapat
kedua yang tinggal di panti mengatakan diterima di dalam hati mereka masing-masing.
bahwa harapannya adalah agar diberikan Partisipan ketiga yang tinggal di rumah
kesabaran dan kasih dalam hidupnya, menjelaskan bahwa ia percaya bahwa Tuhan
sedangkan harapan partisipan ketiga yang adalah pencipta segalanya. Tuhan yang
tinggal di panti yaitu agar semua teman dan dikenal merupakan Tuhan Sang Maha
sanak saudara selalu diberikan kesehatan serta Pengampun. Tidak hanya dosanya yang
dijauhkan dari segala sakit penyakit. diampuni tetapi juga dosa seluruh umat
manusia. Pengakuan dosa juga disampaikan
Keterkaitan antara diri sendiri, orang lain, dan oleh partisipan pertama yang tinggal di rumah.
lingkungannya Mereka percaya bahwa Tuhan akan
memberikan pengampunan dan pertolongan
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari baginya disaat yang tepat.
enam partisipan terdapat dua partisipan yang Sementara itu, partisipan kedua yang
dinilai mengalami kesulitan dalam tinggal di rumah menerangkan bahwa Tuhan
berkomunikasi. Partisipan pertama yang memberikan kekuasaan atas hidup manusia.
tinggal di panti memiliki sifat malas untuk Dia yang menentukan yang terbaik bagi setiap
mengobrol dengan orang lain. Hal ini seiring orang. Segala keinginan manusia di dunia
dengan gangguan fisik pada matanya yang yang berhak mengabulkannya adalah Tuhan.
menyebabkan sulit untuk bergaul dengan Selain itu, rasa mencintai dan dicintai akan
orang lain. Partisipan kedua yang tinggal di Tuhan juga tercermin dalam hidup partisipan.
panti masih merasa bahwa tetangganya tidak Hal ini diketahui ketika lansia menerangkan
dapat mencerna apa yang dibicarakannya dan kebesaran Tuhan sebagai Sang Pencipta yang
anggapan ini berlaku juga kepada orang-orang menyadarkan para lansia bahwa Tuhan itu
disekitarnya, termasuk kepada temannya. mencintai seluruh umat manusia.
Sementara itu, satu partisipan yang tinggal di Dua partisipan yang tinggal di panti
panti merasa kurang tenang karena harus menerangkan Yesus sebagai juru selamatnya.
menghadapi lingkungan yang baru. Dalam konteks agama Kristen, partisipan
Tiga partisipan yang tinggal di panti pertama yang tinggal di panti percaya kepada
merasakan hal yang sama yaitu harus bisa Yesus sebagai juru selamat umat manusia.
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru Yesus rela berkorban demi menyelamatkan
untuk kehidupan mereka. Salah satu peran manusia yang berdosa. Selain itu, Tuhan selalu
keluarga kepada lansia adalah memberikan menolong dan menyertai hidupnya seperti
dukungan sosial. Meskipun para lansia tidak ketika ia sedang dalam keadaan khawatir akan
merasakan hadirnya keluarga disana namun orang-orang yang tersayang yang berada jauh
dukungan sosial itu ada yaitu melalui teman darinya.
disekitarnya. Partisipan kedua yang tinggal di panti
Semua lansia yang tinggal di rumah tidak mengatakan bahwa Tuhan itu merupakan
memiliki masalah dalam berkomunikasi. Allah Sang Pencipta langit dan bumi.
Mereka menjalani hubungan yang baik kepada Partisipan percaya akan karya penyelamatan
keluarga maupun kepada tetangga di sekitar dari Yesus. Keselamatan sendiri hanya ada di
rumah. Partisipan di rumah semuanya tinggal tanganNya. Keselamatan itu berasal dari Yesus
menjadi satu bersama dengan keluarganya yang telah mengorbankan dirinya mati di
masing-masing. Mereka merasa aman karena kayu salib untuk menebus dosa manusia.
ada seseorang yang menjaganya dan Sementara itu, partisipan ketiga yang tinggal

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 17 - 23

di panti dan beragama Islam menerangkan Definisi hidup menurutnya adalah ketika
bahwa di dalam kepercayaan agama Islam, Tuhan masih memberikan nafas pada
Tuhan itu sudah ada dalam diri kita masing- hidupnya. Hidup partisipan selalu berkaitan
masing. Semesta alam di dunia ini juga dengan Tuhan begitu pula dengan tujuan
merupakan karya ciptaanNya. Tuhan juga hidup. Tujuan hidup yang dimiliki partisipan
datang menolong partisipan ketika ia memiliki kedua yang tinggal di panti adalah untuk
masalah yang berat. Dia memberikan mendekatkan diri dengan Tuhan, memiliki
pencerahan dan solusi sehingga masalah dapat hubungan yang baik dan terus menjalani
terselesaikan. Ketiga partisipan yang tinggal di perkara yang benar sesuai perintahNya.
panti meletakkan hubungan intimnya kepada Sementara itu, bagi partisipan ketiga yang
Tuhan salah satunya melalui doa. tinggal di panti, ia mengaitkan hidupnya
dengan doa dan pengharapan kepada Tuhan.
Makna hidup di dalam dunia Doa dan harapannya adalah supaya diberikan
umur panjang dan tidak diberi sakit penyakit.
Masing-masing partisipan baik yang Di usianya yang sudah lanjut, ia merasakan
tinggal di panti maupun di rumah memiliki penurunan fisik. Untuk berjalan jauh sudah
makna hidup yang berbeda. Menurut tidak sanggup lagi. Meskipun begitu,
partisipan kedua yang tinggal di rumah, hidup partisipan merasa diberikan penguatan oleh
itu tidak ada puasnya kecuali jika sudah Tuhan lewat doa-doanya.
terbebas dari segala beban pikiran seperti
bekerja untuk menghidupi rumah tangganya. Pembahasan
Tujuan hidup yang dimiliki partisipan adalah
supaya dapat hidup sehat dan selalu Dalam kategori yang pertama yaitu
dimampukan untuk menghidupi keluarganya. konsep sehat sakit, peneliti menghubungkan
Berbeda dengan partisipan ketiga yang hasil penelitian dengan teori perilaku
tinggal dirumah, ia merasa sudah puas dengan kesehatan. Menurut Budioro (2007), perilaku
hidup yang dijalani sekarang. Baginya, hidup kesehatan mencakup salah satunya perilaku
adalah ketika bisa bekerja dan mencari makan terhadap makanan (nutrition behaviour). Dalam
untuk kebutuhan hidupnya. Tujuan hidup hal ini, lansia membutuhkan suatu kenikmatan
yang dimilikinya sekarang hanyalah dalam memakan agar nafsu makan lansia tetap
mendoakan anak cucunya agar selalu sehat ada. Makanan dapat menjadi sumber kekuatan
dan diberikan kecukupan dalam rumah bagi lansia terutama di usia yang sudah tidak
tangganya. muda lagi. Selain itu, perilaku kesehatan juga
Sementara itu, makna hidup menurut ditunjukkan melalui kebiasaan partisipan
partisipan pertama yang tinggal di rumah mengolah makanan dan menjaga pola makan.
adalah suatu keadaan dimana ia dapat Ketika ia tidak mengatur dan menjaga pola
terbebas dari hutang. Dalam kondisi terbebas makan dengan baik, maka akan memberikan
dari hutang, ia merasakan suatu kesenangan, dampak pada tubuhnya, yaitu menjadi tidak
hal ini berkaitan dengan tujuan hidupnya sehat.
yaitu untuk merasakan senang. Pola tersebut dicontohkan dengan
Menurut pandangan partisipan pertama memakan makanan yang tidak seimbang
yang tinggal di panti, arti hidup itu adalah antara asupan dengan kebutuhan baik jumlah
masih adanya roh yang bersemayam di dalam maupun jenis makanannya, seperti makan
tubuh manusia. Roh itu tidak dapat terlihat makanan tinggi lemak, kurang mengkonsumsi
secara fisik, berbeda dengan raga yang selalu buah, sayuran dan sebagainya. Selain itu,
nyata. Partisipan mengalami keadaan fisik memakan makanan secara berlebihan juga
yang menurun terutama pada bagian matanya. dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan.
Meskipun begitu, partisipan sudah merasa Akibatnya, muncul berbagai penyakit seperti
puas dengan hidup yang dijalaninya. Tujuan diabetes militus atau kencing manis, kanker,
hidup yang dimilikinya yaitu selalu siap dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian dari
dalam keadaan apapun terutama ketika Siaputra, Emmiati, Wibisono dan Widjaja
dipanggil Tuhan nantinya. (2015), ditemukan bahwa melakukan pola
Partisipan kedua yang tinggal di panti hidup sehat sangat penting dalam kehidupan
menyampaikan bahwa hidupnya itu tidak sehari-hari agar selalu sehat, jauh dari segala
selalu puas. Hal ini karena ia masih merasakan macam penyakit, ataupun obesitas dan
keluhan, misalnya seperti ketika sedang sakit. berumur panjang Hal ini berarti bahwa

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 18 - 23

melakukan pola hidup sehat dapat kegiatan religi yang baik tidak akan
menghindarkan dari berbagai penyakit yang menyebabkan terjadinya depresi pada lansia.
akan dialami lansia. Kategori baik yang dimaksud adalah kegiatan
Berbeda halnya ketika lansia merasakan yang tidak menyimpang dalam ajaran agama
sakit, cara yang dilakukan untuk tetap tersebut.
menjaga kesehatan mereka adalah dengan Berdasarkan hasil studi pendahuluan
pergi ke Puskesmas terdekat untuk (Destarina, Agrina, Dewi, 2014) di Unit
diperiksakan keadaan tubuhnya. Sakit dapat Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial
ditunjukkan melalui respon dari lansia itu Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru
sendiri. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku melalui metode wawancara pada 10 orang
kesehatan merupakan suatu respons seseorang lansia, 7 dari 10 lansia mengatakan bahwa
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang sering mengikuti kegiatan religi yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem diadakan oleh petugas panti. Kegiatan religi
pelayanan kesehatan, makanan, minuman tersebut antara lain belajar mengaji, wirid,
serta lingkungan. Reaksi atau respon dapat serta ceramah. Semua kegiatan religi yang
bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) dilakukan lansia baik yang tinggal di panti
serta dapat bersifat aktif (tindakan yang nyata). maupun di rumah itu bermanfaat bagi mereka
Partisipan mendeskripsikan respon menderita yang bertujuan untuk mempertahankan
ketika merasakan sakit penyakit. Menderita hubungan dengan Tuhan.
yang sering dirasakan lansia ketika sakit Kategori ketiga terkait tentang harapan-
adalah merasakan keadaan tubuhnya yang harapan lansia di dalam hidupnya. Menurut
melemah dan nyeri pada bagian tubuhnya. Stanley dan Beare (2007) harapan merupakan
Dalam kategori kedua yaitu praktik emosi aktif yang diperlukan untuk membuat
keagamaan, partisipan menerangkan hari–hari kehidupan lansia menjadi lebih baik.
kehidupan agama mereka dan ritual yang Emosi aktif tersebut terkait keinginan dari
dilakukan dari masing-masing agama. lansia yang salah satunya untuk dapat selalu
Terdapat empat partisipan yang beragama diberikan kesehatan. Harapan untuk sehat
Islam dan dua partisipan beragama Kristen juga disampaikan partisipan untuk masing-
Protestan. Agama merupakan sesuatu yang masing keluarganya termasuk anak cucunya.
sejalan dalam kehidupan manusia di dunia. Semua harapan lansia dapat memberikan
Menurut Quraish Shihab (2007), agama kepuasan tersendiri terutama ketika hal
merupakan fitrah manusia, diinginkan tersebut dapat terwujud dalam kehidupannya.
ataupun tidak diinginkan, agama ada dan Harapan juga dapat tercapai melalui doa.
bermuara dalam diri manusia. Agama Berdoa dilakukan untuk memohon dan
merupakan salah satu aspek yang masuk meminta sesuatu kepada Tuhan sehingga dari
dalam spiritual. Hasil penelitian oleh (Hefner, kebiasaan itu, lansia dapat merasakan sebuah
2008) menunjukkan bahwa agama dan kelegaan bahkan kepuasan. Umar (2004)
spiritual adalah sumber koping yang biasanya memberikan kesimpulan bahwa kepuasan
digunakan oleh lansia ketika mengalami sedih, hidup lansia merupakan keadaan sejahtera
kesepian dan kehilangan. Hal ini dan suasana hati menyenangkan yang timbul
menunjukkan bahwa agama dapat ketika kebutuhan dan keinginan lansia dapat
memberikan kontrol terhadap masalah yang terpenuhi. Kepuasan hidup juga dapat
sedang dihadapi lansia. memberi dorongan positif bagi lansia untuk
Di dalam agama, terdapat suatu mengisi hari tua dan melakukan aktivitas
hubungan antara manusia dengan Tuhan. dengan perasaan tenang serta damai.
Hubungan itu diaplikasikan lewat Di dalam kehidupan sehari hari di rumah,
kedekatannya dengan Tuhan melalui ibadah. lansia tidak hidup sendirian, ada keluarga
Partisipan yang beragama Islam melakukan yang menemaninya. Ini merupakan hal yang
ibadahnya dengan cara sholat dan kegiatan penting karena peran keluarga adalah
religi lainnya seperti mengaji. Sementara itu, membantu melakukan perawatan lansia.
partisipan yang beragama Kristen mengikuti Keluarga diharapkan menjadi pihak yang
kebaktian dan kegiatan religi renungan harian mendukung para lansia di masa menjelang
setiap harinya di panti. Kegiatan religi dapat ajalnya. Jika keluarga tidak dapat menjalankan
memberikan pengaruh terhadap lansia, hal ini perannya terhadap lansia, maka dapat
didukung dengan pendapat Trisnawati (2011) menyebabkan lansia mengalami masalah salah
yang mengatakan bahwa sebagian besar satunya kesepian. Berdasarkan penelitian yang

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 19 - 23

dilakukan oleh Ikasi (2014), tinggi atau lansia yang masih menghidupi keluarga
rendahnya tingkat kesepian lansia disebabkan anaknya yang tinggal bersamanya. Berkenaan
dukungan keluarga yang didapatkannya. dengan hal tersebut, lansia yang masih
Dengan demikian, dukungan keluarga dapat menghidupi keluarga ini dinilai statusnya
menjadi faktor untuk menurunkan resiko sebagai kepala keluarga dalam rumah tangga
terjadinya kesepian dan stress ataupun tersebut. Tanggung jawab kepala rumah
masalah psikologis pada lansia. (Maryam, tangga yang sangat besar dari sisi psikologis
2008). maupun ekonomis, ternyata masih banyak
Kategori yang keempat menerangkan diemban oleh penduduk lansia yang
tentang hubungan lansia dengan orang seharusnya menikmati hari tua tanpa beban
disekitarnya. Hubungan yang terjalin berat keluarga (Kemenkes RI, 2013).
ditunjukkan melalui suatu komunikasi. Kategori yang kelima mengenai
Komunikasi merupakan hal yang penting bagi kepercayaan kepada Tuhan. Berbicara
semua orang termasuk untuk para lansia mengenai Tuhan, hal ini berkaitan juga dengan
dalam menghadapi kehidupannya. spiritualitas. Spiritualitas adalah keyakinan
Komunikasi merupakan media untuk bergaul dalam hubungannya dengan Yang Maha
atau bersosialisasi dengan orang lain seperti Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 2009).
teman dan tetangga. Menurut Nugroho (2008), Kepercayaan kepada Tuhan dapat diwujudkan
lansia juga perlu diberi kesempatan untuk dalam kegiatan rohani. Semua partisipan
bersosialisasi atau berkumpul dengan orang dalam penelitian ini berpartisipasi dalam
lain sehingga dapat mempertahankan kegiatan rohani. Penelitian yang dilakukan
keterampilan berkomunikasi, juga untuk oleh Sumiati (2009) menjelaskan bahwa
menunda kepikunan. Berdasarkan hasil menjalani lanjut usia yang bahagia dan sehat
penelitian Murni (2008), kesempatan lansia hanya dapat dicapai apabila lansia tersebut
untuk berinteraksi dengan lingkungannya merasa sehat secara fisik, mental/spiritual dan
adalah melalui kegiatan religi seperti sosial, merasa dibutuhkan, merasa dicintai,
pengajian bersama dengan masyarakat, mempunyai harga diri serta dapat
aktivitas senam lansia di panti, berolahraga, berpartisipasi dalam kehidupan.
dan saat mengikuti perayaan hari besar agama Kebahagiaan yang dirasakan manusia
seperti Natal dan Idul Fitri. akan lengkap jika tidak saja kebahagiaan lahir
Dalam menjalin komunikasi dengan yang terpenuhi termasuk kebahagiaan batin
orang lain tentunya berpengaruh terhadap lansia. Kebahagiaan batin akan terpenuhi
kesehatan fisik lansia. Penurunan derajat karena adanya sebuah kepercayaan terhadap
kesehatan dan kemampuan fisik menyebabkan Tuhan atau agama. Semua partisipan memiliki
lansia secara perlahan akan menghindar dari kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan
hubungan dengan orang lain. Hal ini akan masing-masing agamanya. Ketika lansia
mengakibatkan interaksi sosial menurun sedang berada di dalam masalah ataupun
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 2007). Dalam keadaan yang terpuruk, mereka memanjatkan
menjalani hidupnya di panti, lansia doa kepada Tuhan. Doa membantu mereka
diperhadapkan dengan keadaan tanpa dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
keluarganya. Lansia membutuhkan Konsep ketuhanan berkaitan erat dengan
penyesuaian dengan lingkungan agar spiritual termasuk pengenalan dengan Tuhan
hubungan tetap terjalin dengan baik. dalam hidup lansia. Spiritual merupakan
Penyesuaian diri sangat berhubungan erat kehidupan, tidak hanya doa, mengenal dan
terhadap dukungan sosial sehingga mengakui Tuhan (Nelson, 2009).
berpengaruh terhadap kehidupan lanjut usia Kategori yang ke enam menerangkan
baik kehidupan sekarang ataupun yang akan tentang makna hidup di dalam dunia. Makna
datang (Kaplan dan Saddock, 2007). Berbeda hidup lansia tidak mengenal suatu status
dengan lansia yang tinggal di rumah, lansia sosial, jabatan maupun kekayaan.
yang tinggal bersama keluarga di rumah tidak Berdasarkan hasil penelitian dari
hanya mendapatkan perawatan fisik, namun Bahkruddinsyah (2016), ditemukan bahwa 7
juga mendapatkan kasih sayang, kebersamaan, dari 8 subjek lansia memiliki makna hidup
interaksi atau komunikasi yang baik, serta positif yang dapat membawanya untuk
menerima bantuan dari anggota keluarga yang menemukan arti kebahagiaan dalam menjalani
merupakan fungsi dari keluarga (Mahareza, kehidupannya di panti tersebut. Lansia dapat
2008). Menurut Affandi (2009), tidak sedikit menemukan makna hidup dimanapun mereka

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 20 - 23

berada termasuk di dalam panti wredha yang lain mengolah makanan, mengatur pola
menjadi salah satu objek dalam penelitian ini. makan, dan kebiasaan untuk berolahraga
Menurut Monks (2002), bergabungnya lansia agar dapat terhindar dari penyakit.
dalam sebuah lembaga sosial atau sering 2. Kategori yang kedua yaitu praktik
disebut panti wredha menjadi salah satu keagamaan menjelaskan bahwa semua
alternatif solusi yang cukup baik demi partisipan yang tinggal di panti memiliki
kelangsungan hidup lansia. Sementara itu, kesamaan persepsi dalam hal ibadah.
keluarga dapat dikatakan sebagai subjek yang Kesamaan yang dimaksud seperti menaruh
berperan untuk mendukung kehidupan lansia. pikiran dan fokus kepada Tuhan agar
Adanya dukungan dari keluarga juga dapat ibadah mereka menjadi tidak percuma,
memberikan sebuah kepuasan bagi para lansia sedangkan partisipan beragama muslim
Dukungan keluarga berperan dalam yang tinggal di rumah menerangkan bahwa
pencapaian kepuasan hidup lanjut usia (Fauzi, terdapat aturan dalam ajaran agamanya
2013). seperti sholat 5 waktu dan melakukan
Kepuasan lansia dapat ditunjukkan salah kegiatan religi yaitu mengaji.
satunya adalah mereka dapat merasakan 3. Kategori yang ketiga yaitu harapan dalam
kondisi hati yang lega dan menyenangkan. hidup. Partisipan yang tinggal di rumah
Hal ini berkaitan dengan pendapat Umar (2004) memiliki kesamaan dalam harapan mereka,
yang memberikan kesimpulan bahwa yaitu agar diberikan kesehatan oleh Tuhan
kepuasan hidup lansia merupakan suatu Yang Maha Kuasa. Kesehatan menjadi
keadaan yang sejahtera dan kepuasan hati prioritas utama untuk tetap dapat
yang menyenangkan. Selain kepuasan hidup, melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti
makna hidup juga dapat ditunjukkan melalui bekerja sebagai petani dan pergi ke ladang.
sebuah keyakinan partisipan terhadap Tuhan. Sementara itu, partisipan yang tinggal di
Nilai-nilai penghayatan seperti kebajikan dan panti menyampaikan harapan yang
penghayatan akan nilai-nilai, keimanan dan berbeda-beda seperti dijauhkan dari segala
keagamaan merupakan salah satu sumber penyakit, diberikan kesabaran dalam hidup,
makna hidup yang bisa menghantarkan dan dikuatkan imannya kepada Tuhan.
manusia menemukan kebermaknaan hidup 4. Kategori keempat yaitu keterkaitan antara
(Bastaman 2007: 48). Penghayatan lain dapat diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
ditemukan juga melalui doa. Di dalam doa, Dari enam partisipan terdapat dua
penghayatan berfokus kepada Tuhan sebagai partisipan yang tinggal di panti yang
Sang Pencipta yang dapat memberikan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
hubungan intim terutama dalam menjalani karena memiliki gangguan fisik pada
kehidupannya. Di dalam menjalani matanya dan menyebabkan mereka
kehidupannya, lansia juga memiliki menjadi sulit untuk bergaul dengan orang
keagamaan yang dapat memunculkan atau lain. Untuk satu partisipan yang tinggal di
bahkan memperkuat makna hidup di dunia. panti merasakan kurang tenang karena
harus menghadapi lingkungan yang baru
4. Simpulan dan Saran dengan orang panti. Sementara itu, semua
lansia yang tinggal di rumah menjalani
Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam hubungan yang baik kepada keluarganya
masing-masing kategori yang termasuk dalam maupun dengan tetangga di sekitar rumah.
kesehatan spiritual lansia. 5. Dalam kategori kelima yaitu kepercayaan
1. Pada kategori pertama yaitu konsep sehat kepada Tuhan, semua partisipan baik yang
sakit, semua partisipan yang tinggal di tinggal di panti maupun di rumah memiliki
rumah menjelaskan bahwa sehat itu kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan
merupakan suatu keadaan dimana dapat agamanya. Semua partisipan juga
melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas berpartisipasi dalam menjalankan kegiatan
keseharian yang dimaksud meliputi bersih- religi mereka masing-masing seperti sholat,
bersih rumah, berkebun, dan mencari mengaji, dan mengikuti renungan harian.
rumput untuk makanan hewan ternaknya, 6. Pada kategori terakhir, masing-masing
sedangkan semua partisipan yang tinggal partisipan baik yang tinggal di panti
di panti memiliki konsep sehat sakit yang maupun di rumah memiliki makna hidup
berhubungan dengan perilaku kesehatan. yang berbeda. Partisipan yang tinggal di
Perilaku kesehaan yang dimaksud antara rumah menganggap hidup itu bermakna

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 21 - 23

apabila terbebas dari segala beban pikiran Pekerja Pengupas Udang di Kelurahan
dunia seperti bekerja dan mencari nafkah Pekan Labuhan Kecamatan Medan
dan terbebas dari segala urusan hutang. Labuhan. Lingkungan dan Kesehatan
Partisipan yang tinggal di panti memaknai Kerja.Vol.2No.2.
hidup itu dengan berpendapat masih Diakses pada tanggal 23 Desember 2016
adanya roh yang bersemayam di dalam http://portalgaruda.org/index.php?r
tubuh manusia, kemudian yang lain ef=browse&mod=viewarticle&article=
menjelaskan bahwa hidupnya itu tidak 51450
selalu puas karena masih merasakan Anggraini, I. (2013). Hubungan status spiritual
keluhan, seperti ketika sedang sakit, lalu lansia dengan gaya hidup lansia.
terdapat pula yang mengaitkan hidupnya Jurnal Online Mahasiswa Program
dengan doa dan pengharapan kepada Studi Ilmu Keperawatan Vol.1 N0.2.
Tuhan. Doa dan harapannya adalah supaya Universitas Riau.
diberikan umur panjang dan tidak diberi Bahkruddinsyah, R. (2016). Makna Hidup dan
sakit penyakit. Arti Kebahagiaan Pada Lansia di Panti
Saran untuk peneliti selanjutnya adalah Wredha Nirwana Puri Smarinda.
agar dapat melakukan penelitian serupa EJournal Psikologi 4 (4): 431-445).
dengan metode kuantitatif sehingga dapat Fakultas Psikologi. Universitas
diukur tingkat spiritual lansia baik yang Mulawarman. Diakses pada tanggal 10
tinggal di rumah maupun yang tinggal dipanti. November 2017.
http://ejournal.psikologi.fisipunmul.a
5. Ucapan Terima Kasih c.id/site/wpcontent/uploads/2016/0
5/eJournal%20rama%20bakruddinsya
Ucapan terima kasih kepada bapak h%20(ONLINE)%20(05-19-16-04-30-
Yulius Yusak Ranimpi, M.Si., Psi selaku 01).pdf.
Pembimbing I yang telah memberikan arahan, Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: Psikologi
bimbingan, kritik, motivasi dan pengetahuan Untuk Menemukan Makna Hidup dan
yang luas mengenai pembuatan tugas akhir, Meraih Hidup Bermakna. Jakarta.
lalu kepada bapak Arwyn Weynand Perseroan Terbatas Raja Grafindo.
Nusawakan, S. Kep., MA selaku Pembimbing Budioro B. (2007). Pengantar Pendidikan
II yang telah memberikan kontribusinya dalam (penyuluhan) Kesehatan Masyarakat
membimbing penulis baik dalam bentuk edisi 2. Fakultas Kesehatan
motivasi, saran, kritik dan juga arahan untuk Masyarakat. Universitas Diponegoro.
menyelesaikan tugas akhir ini. Semarang.
Damayanti, Y. Perbedaan Tingkat Kesepian
6. Daftar Pustaka Lansia yang Tinggal di Panti Wredha
dan di Rumah Bersama Keluarga.
Hasan, W. (2006). SQ Nabi. Aplikasi Strategi
Fakultas Keperawatan. Sekolah Tinggi
Dan Model Kecerdasan Spiritual (SQ)
Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
Rasulullulah di Masa Kini. Yogyakarta.
Destarina. V, Agrina, Dewi I.Y. (2014).
Rineka Cipta.
Gambaran Spiritualitas Lansia di Panti
Ardiman, A. (2006). Hubungan Spiritualitas
Sosial Tresna Wredha Khusnul
dengan Proactive Coping Survivor
Khotimah Pekanbaru. Jurnal Online
Bencana Gempa Bumi di Bantul.
Mahasiswa. Program Studi Ilmu
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Keperawatan Vol.1No.2.
Universitas Islam Indonesia.
Effendi, F dan Makhfudli. (2009). Keperawatan
Yogyakata.
Kesehatan Komunitas: Teori dan
Affandi, M. (2009) Faktor-faktor yang
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta.
Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia
Salemba medika.
Memilih untuk Bekerja. Jurnal of
Fauzi, M. (2013). Hubungan Dorongan
Indonesian Applied Economics. Vol 3
Keluarga dan Kepuasan Hidup Lanjut
No 2. Universitas Brawijaya.
usia Berdasarkan Status Perkawinan.
Aisyah F, Santi D.N., & Chahaya, I. (2013).
Jurnal Sains dan Praktik Psikologi,
Hubungan Hygiene Perorangan dan
280-294.
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Giorgi, A. (2009). The descriptive
dengan Keluhan Gangguan Kulit pada
phenomenological method in

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 22 - 23

psychology: A modified Husserlian Nelson J.M. (2009). Psychology, Religion and


approach. Pittsburg, PA. Duquesne Sprituality. New York; Springer
University. Science.
Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta
EGC Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik &
Hardywinoto dan Setiabudhi, T. (2007). Geriatrik, Edisi-3. Jakarta. EGC
Panduan Gerontologi. Jakarta. Pustaka Puchalski, C.M. (2005). Spirituality and the
Utama. care of paients at the end of Life: An
Hefner, L. (2008). Comparing, discussing two essential component of care. Vol 56.
spiritual assessment tool. Counseling Washingon
older adults. Diakses pada tanggal 21 Sadock BJ and Saddock VA. (2007). Kaplan &
Juli 2017. Dari http://lorihefner.com Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Ikasi, A. (2014). Hubungan Dukungan Behavioral Science/Clinical Psychiatry,
Keluarga Terhadap Kesepian 10th ed. Philadelphia: Lippincott
(Lonelinnes) Pada Lansia. Jurnal Williams & Wilkins.pp.1,879.
Online Mahasiswa. Vol. 1 No.2. Setyoadi, Noerhamdani, Ermawati. (2011).
Oktober. Program Studi Ilmu Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup
Keperawatan. Universitas Riau. Pada Wanita Lansia Di Komunitas dan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Panti. Jurnal Keperawatan Volume 2
(2013) Gambaran Kesehatan Lanjut Nomor 2 ISSN: 2086-3071.Fakultas
Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data Ilmu Kesehatan. Universitas
dan Informasi Kesehatan: Kementrian Muhammadiyah Malang. Diakses
Kesehatan Republik Indonesia. 2 - 5, 9, pada tanggal 9 September
12. 2017.http://ejournal.umm.ac.id/index.
MacKinlay, E. (2004). The Spiritual Dimension php/keperawatan/article/viewFile/6
of Ageing. 2nd printing. London & 21/64 1_mm_scientific_journal.pdf.
Philadelphia: Jessica Kingsley Shihab, Q. (2007) Pengantin Al-Qur’an, Jakarta.
Publishers. Lentera Hati Publisher.
Mahareza, Y. (2008). Perbedaan Kualitas Siaputra, H, Emmiati A, Wibisono, F.E, dan
Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Widjaja, A. (2015). Pola Perilaku
Panti Werdha dan yang Tinggal Hidup Sehat Pra Lansia dalam
bersama Keluarga. Karya Tulis Ilmiah Mengkonsumsi Makanan Sehari-hari
strata satu. Universitas Airlangga, di Maureen Studio. Thesis. Jurnal
Surabaya. Hospitality dan Manajemen Jasa.
Maryam, R Siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut Diakses pada tanggal 10 November
dan Perawatannya. Jakarta. Salemba 2017.
Medika. https://www.neliti.com/id/search?q
=pola+perilaku+hidup+sehat+pra+lan
Menkokesra. (2013). Jumlah Lansia Indonesia, sia
Lima Besar Terbanyak di Dunia. Stanley, M., dan Beare, P. (2007). Buku Ajar
Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017. Keperawatan Gerontik. Edisi 1. Jakarta.
http://www.menkokesra.go.id EGC
Monks. (2002). Psikologi Perkembangan Stanley, M., Beare, P. (2012). Buku Ajar
(Pengantar Dalam Berbagai Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:
Bagiannya). Yogyakarta: Gadjah Mada EGC.
University Press. Sumiati, T. (2009). Pemahaman perawat
Murni, N. (2008). Interaksi Sosial Klien dengan terhadap pemenuhan kebutuhan
Lingkungan Sosial Studi pada PSTW spiritual klien pada lansia di RSU
Budi Dharma. Bekasi. Sosio Konsepsia. Mardi Lestari Kabupaten Sragen.
Diakses pada tanggal 10 November Thesis. Tidak dipublikasikan. Program
2017. Studi Ilmu Keperawatan. Universitas
https://www.neliti.com/id/search?q Diponegoro. Semarang.
=Interaksi+Sosial+Klien++dengan+Lin Syam, A. (2010). Hubungan antara kesehatan
gkungan+ spiritual dengan kesehatan jiwa pada
lansia muslim di sasana tresna werdha.

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 23 - 23

Thesis. Tidak dipublikasikan. Fakultas World Health Organization (WHO). (2015).


Ilmu Keperawatan. Universitas The Top 10 cases of death.
Indonesia http://www.who.int/mediacentre/fa
Tamami. (2011). Psikologi Tasawuf. Cetakan ctsheets/fs310/en/. Diakses pada
Satu. Bandung. Pustaka Setia. tanggal 1 Desember 2016
Trisnawati, D. (2011). Hubungan Aktivitas
Religi dengan Tingkat Depresi pada
Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna
Werda Unit Budi Luhur Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada 02
(2). 3.
Umar, A. (2004). Kepuasan Hidup Lansia
Ditinjau dari Interaksi Sosial Di Panti
Wredha Pucang Gading Semarang.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Fakultas Psikologi Universitas
Semarang.

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754

Anda mungkin juga menyukai