Anda di halaman 1dari 20

KOMPOSISI BOTANI PASTURA

Laboratorium Agrostologi
Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi
PENGERTIAN

Komposisi botani merupakan suatu metode yang


digunakan untuk menilai atau mengevaluasi
padang penggembalaan.

Analisis komposisi botaninya dilakukan dengan


memisahkan tiap spesies dengan tangan dan
kemudian menimbangnya
Analisa komposisi botani diperlukan untuk mengetahui kondisi
pastura yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas hijauan
yang dihasilkan. Analisis komposisi botani dapat dilakukan secara
manual dengan melihat secara langsung komposisi botani yang
ada di suatu pastura.

Namun hal ini tentu akan menjadi masalah dalam menentukan


akurasi jenis botani dan waktu yang diperlukan untuk melihat
kondisi botani yang ada secara keseluruhan, karena itu diperlukan
metode analisis komposisi botani hijauan makanan ternak yang
cepat dan tepat.
Areal padang penggembalaan yang komposisi botaninya
terdiri dari campuran rumput dan legum akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan areal padang penggembalaan yang
mono atau hanya rumput saja.

Legum pada padang penggembalaan berfungsi untuk


menyediakan nilai makanan yang lebih baik terutama berupa
protein, fosfor (P) dan kalsium (Ca). Sedangkan rumput
berfungsi untuk menyediakan bahan kering yang lebih banyak
dibanding leguminosa dan energi yang lebih baik pula.

komposisi ideal rumput dan leguminosa pada suatu padang


penggembalaan adalah 60% : 40%.
KOMPOSISI BOTANI dan
VEGETASI PADANG PENGGEMBALAAN

Komposisi botani padang penggembalaan tidak selalu


konstan. Perubahan susunan komponen selalu terjadi oleh
pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan.

Komposisi suatu padangan dipengaruhi oleh curah


hujan, ketinggian tempat dan pengelolaan
penggembalaan.
Komposisi botani suatu padang rumput sebagian
besar ditentukan oleh tatalaksananya.
Penggembalaan berat pada awal musim
penggembalaan yang diikuti dengan periode istirahat
cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang
masak dini dan menguntungkan jenis-jenis yang
tumbuh lambat,
Sedangkan jika menunda penggembalaan sampai
musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh
sebaliknya
PENGAMBILAN DATA

Prosedur Kerja
1. Melakukan survei pendahuluan guna memahami bentuk dan zona lingkungan
lahan pengamatan.
2. Menggunakan bingkai kuadran untuk pengambilan sampling plot. Bingkai
kuadran yang digunakan berukuran 1 m x 1m.
3. Melakukan pelemparan plot pada daerah pengamatan secara acak dengan
tujuan untuk penentuan titik awal atau titik pusat.
4. Pada daerah pengamatan dilakukan penempatan sampling plot secara acak
sistematis berupa plot-plot dalam jarak 10 meter dengan arah Timur, arah Barat,
arah selatan dan arah Utara dan masing-masing arah sebanyak 20 plot.
5. Melakukan observasi jenis vegetasi, dan penyebaran jenis formasi yang ada
pada setiap plot dan menentukan besar frekuensi, kerapatan dan dominansi setiap
jenis dengan cara menghitung setiap vegetasi yang ada dalam setiap plot
pengamatan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menentukan letak petak-petak cuplikan yang
biasanya digunakan, antara lain:
1. Pengacakan,
2. Stratifikasi, dan
3. Secara sistematik.
Metode-metode ini jika dilakukan secara baik dapat
memberikan gambaran yang cukup obyektif
Pengambilan jumlah cuplikan yang diperlukan
tergantung dari :
1. Keseragaman botani
2. Alat-alat yang digunakan
3. Tujuan pengambilan data
4. Tingkat ketelitian yang dikehendaki
5. Biaya dan fasilitas yang tersedia
PENGUKURAN KOMPOSISI BOTANI

Komposisi botani dapat diukur dengan beberapa metode antara lain:

1. Pemisahan dengan tangan dan penimbangan hijauan makanan


ternak yang telah dipotong.

2. Estimasi persentase bobot pada hijauan makanan yang telah


dipotong

3. Estimasi persentase bobot “in situ” di kebun atau lapangan

4. Estimasi unit bobot segar dari tiap-tiap spesies yang terdapat di


kebun atau di lapangan.
5. Selain itu diperkenalkan juga metoda “rank” atau
perbandingan yang memberikan persentase relatif tentang
kedudukan masing-masing spesies (relative importance
percentages).

Metoda ini digunakan untuk menaksir komposisi botani


padang rumput atas dasar bahan kering tanpa dilakukan
pemotongan dan pemisahan spesies hijauan. Metoda ini
disebut dengan “dry weight rank”. Dengan demikian
penggunaan cuplikan dalam analisa komposisi botani dan
produksi hijauan mempunyai peranan yang penting.
PROSEDUR KERJA dan PENGHITUNGAN

1). Bulking (kerjakan di lapangan)


a. Siapkan kuadran
b. Siapkan kolom-kolom pada selembar kertas
c. Ambil sampel dengan melemparkan kuadran ke dalam pastura
secara acak
d. Taksir produksi spesies tanaman yang ada dalam kuadran.
Species dengan taksiran produksi terbanyak taruh pada kolom 1,
yang lebih sedikit pada kolom 2 dan seterusnya sampai semua
jenis tanaman masuk dalam kolom
e. Ulangi pengambilan sampel, idealnya sebanyak 50-100 kali
2). Ranking (kerjakan di laboratorium)
a. Siapkan kertas lain yang berisi kolom nama semua
tanaman yang termasuk pada bulking, dan kolom
ranking 1, 2 dan 3
b. Hitung dan masukkan pada kolom tersebut
berapa kali suatu tanaman muncul pada kolom 1, 2
dan 3.
c. Hitung total ranking setiap kolom.
Total ranking mungkin sama atau berbeda pada
setiap kolom tergantung data species tanaman pada
tabel bulking.
Bila total ranking setiap kolom mempunyai nilai sama, lanjutkan dengan :

3). Persentase
Hitung persentase masing-masing tanaman yang ada pada setiap kolom dengan cara
membagi kemunculan setiap species tanaman dengan total ranking pada setiap kolom.

4). Faktor pengali


Nilai persentase masing-masing tanaman yang ada pada :
- Kolom 1 dikalikan dengan 70,2
- Kolom 2 dikalikan dengan 21,1
- Kolom 3 dikalikan dengan 8,7

5). Dry Weight (DW)


Jumlah hasil perkalian antara persentase dengan faktor pengali pada kolom 1, 2 dan 3
untuk setiap spesies tanaman merupakan persentase Dry Weight Rank dari pastura yang
diukur.

6). Interpretasi
Bila total ranking setiap kolom mempunyai nilai berbeda, lanjutkan dengan:

3). Faktor pengali


Nilai pada kolom ranking langsung dikalikan dengan faktor pengali sbb:
- Kolom 1 dikalikan dengan 8,04
- Kolom 2 dikalikan dengan 2,41
- Kolom 3 dikalikan dengan 1,04

4). Skor
Merupakan jumlah hasil perkalian antara nilai ranking dengan faktor pengali
masing-masing spesies.

5). Dry Weight (DW)


DW masing-masing species dihitung dengan membagi nilai skor masing-
masing spesies dengan total skor dikalikan dengan 100%.

6). Interpretasikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai