PEMBAHASAN
58
59
koordinator bagian gudang farmasi, farmasi rawatjalan, farmasi rawat inap dan
IGD, farmasi bedah sentral, farmasiklinik, dan manajemen mutu. Fungsi Instalasi
Farmasi RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya adalah menyelenggarakan
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinis. Dalam
melaksanakan kegiatannya, Instalasi Farmasi RSUD dr.Soekardjo Kota
Tasikmalaya dibagi dalam beberapa subbagian, antara lain gudang farmasi, depo
farmasi, apotek rawat jalan dan apotek rawat inap. Kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya yang terdiri dari
kegiatan pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan dan pengendalian telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Sistem perencanaan di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya dilakukan
berdasarkan epidemiologi dan pola konsumsi bulan terdahulu. Perencanaan dilihat
Berdasarkan pamakaian dan kebutuhan dimaksudkan untuk menghindari
kekosongan obat. Usulan pengadaan barang tersebut kemudian ditampung untuk
selanjutnya diajukan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Setelah itu, baru
kemudian dilakukan pengadaan perbekalan farmasi oleh bagian pengadaan
melalui Surat Pesanan(SP) berdasarkan laporan obat dan alat kesehatan yang telah
menipis dari gudang farmasi. Tahapan selanjutnya, SP tersebut ditandatangani
oleh Panitia Pembelian dan Pengadaan barang dan kemudian diserahkan kepada
distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk pengadaan barang harus
memenuhi kriteria seperti memiliki sertifikat analisa untuk bahan baku obat,
MSDS untuk bahan berbahaya, dan memiliki surat izin edar, serta expired date
minimal 2 tahun jika dibawah dari 2 tahun maka diperlukan surat pernyataan dari
distributor.
Penerimaan barang diterima oleh bagian gudang. Dalam proses
penerimaan harus disertai dengan faktur barang yang tercantum nama barang,
jumlah, spesifikasi, nomor batch, expired date, dan harga satuan serta harga jual.
Barang yang diterima dicocokan dengan faktur mengenai kesesuaian fisik, jumlah
dan kemasan barang. Barang yang sudah diterima akan diperiksa oleh bagian
penerimaan yang kemudian ditandatangani jika sudah sesuai. Data yang sudah
sesuai dimasukan kedalam kartu stok yang ada digudang kemudian
60
IGD, dan depo farmasi. Pelayanan obat di apotek rawat jalan terdiri dari
pelayanan untuk pasien umum, pasien BPJS. Pelayanan rawat jalan menggunakan
sistem resep individual, yaitu sejumlah obat berdasarkan resep dokter diberikan
kepada pasien untuk pengobatan jangka waktu tertentu. Untuk pasien rawat inap
diterapkan sistem one day dose dan floor stock. Di ruang rawat inap juga terdapat
penempatan lemari emergency yang dapat digunakan untuk kondisi darurat. Serta
pendistribusian untuk depo farmasi juga telah dilakukan dengan baik dalam
memberikan pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien yang akan dioperasi.
Pemusnahan perbekalan farmasi dilakukan untuk sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai bila produk tidak memenuhi persyaratan
mutu, telah kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan, dan dicabut izin
edarnya. Perbekalan farmasi yang akan dimusnahkan dibuatkan berita acara
pemusnahan yang tercantum tanggal dan waktu pemusnahan, metode yang
digunakan, serta tempat pemusnahannya.
Pengendalian perbekalan Farmasi dengan menggunakan sistem informasi
rumah sakit, sehingga perbekalan farmasi dapat terkendali dengan baik.
Pengendalian ini dilakukan dengan melakukan pencatatan pada kartu stok setiap
ada barang masuk dan keluar, serta pencatatan permintaan obat pada lembar resep
pasien dan rekam medik. Salah satu sistem pengendalian ini juga dengan
melakukan stock opname yang biasanya dilakukan setiap akhir bulan.
Pelayanan farmasi klinik dilakukan oleh tim IFRS dengan dilakukannya
interaksi antar tim profesional dan pasien. Kegiatan farmasi klinik di RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya berjalan dengan cukup baik. Farmasi klinik adalah
pelayanan yang berorientasi kepada pasien yang bertujuan untuk menjamin
efektivitas, keamanan, dan efisiensi penggunaan obat serta dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Penggunaan obat yang rasional
adalah penggunaan obat yang tepat indikasi, tepatobat, tepat cara pemberian, tepat
waktu pemberian, dan tepat lama pemberian. Kegiatan farmasi klinik yang
dilakukan yaitu meliputi pengkajian resep, pemantauan terapi obat, pelayanan
informasi obat, visite, edukasi dan konseling. Pengkajian resep yang dilakukan di
62