Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah Pengantar Ekonomi Islam

Tentang ”Teori Konsumsi dan Teori Permintaan”

Disusun Oleh:

Dika Setia Nugraha 12020219130075


Faisal Rahman 12020219130085
Muhammad Refki Zulfikar 12020219140111
EKONOMI ISLAM KELAS A
2020
A.Mashlahah dalam konsumsi
Mashlahah adalah adalah memelihara tujuan syara' dan meraih manfaat/menghindarkan
kemudharatan.Konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang memberikan
mashlahah maksimum.Hal ini sesuai dengan rasionalitas islami bahwa setiap pelaku
ekonomi selalu ingin meningkatkan mashlahah yang diperolehnya. Mashlahah terdiri dari
manfaat dan berkah. Demikian pula dalam hal perilku konsumsi,seorang konsumen akan
mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya.
1.Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan agar manusia berfungsi secara
sempurna.berbeda dan lebih mulia dari makhluk makhluk lainnya,misalnya baju sebagai
penutup aurat,sepatu untuk alas kaki,dll.
Di sisi lain,keinginan adalah terkait dengan hasrat atau harapan seseorang yang jika
dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan fungsi manusia ataupun fungsi
barang. Misalnya,ketika seseorang membangun rumah tentu ingin warna dan inferior yang
indah tapi itu belum tentu menambah fungsi suatu rumah melainkan hanya memberi
kepuasan si pemilik rumah.
2.Mashlahah dan kepuasan
Diibaratkan ada dua orang bernama faisal dan Rahman,mereka berdua sama sama merasa
lapar dan ingin makan daging sapi. Faisal tidak mempermasalahkan kehalalan daging
tersebut sehingga dia mengonsumsi daging sapi yang tidak halal. Sementara Rahman
mematuhi perintah Allah dan dia mengonsumsi daging sapi halal (disembelih sesuai
syariat). Disini terlihat manfaat yang diterima keduanya sama namun mashlahah yang
diterima Rahman lebih besar daripada faisal.ini mengingat bahwa mashlahah tidakhanya
berisi manfaat saja namun juga ada keberkahan didalamnya
3.penentuan dan pengukuran mashlahah bagi konsumen
Besarnya berkah yang diperoleh berkaitan langsung dengan frekuensi kegiatan konsumsi
yang dilakukan.semakin tinggi frekuensi yang bermashlahah,maka semakin besar pula
berkah yang diterima pelaku konsumsi.

B.Hukum Utilitas Dan Mashlahah


1.Hukum penurunan Utilitas Marginal
Dalam ilmu ekonomi konvensional kina mengenal adanya the law of diminishin marginal
utility yang artinya jika seseorang mengonsumsi suatu barang dengan frekuensi yang
diulang ulang,maka nilai tambah kepuasan dari konsumsi berikutnya akan semakin
menurun.
2.Hukum Mengenai Mashlahah
Hukum mengenai penurunan utilitas marginal tidak selamanya berlaku pada mashlahah.
Mashlahah dalam konsumsi tidak seluruhnya secara langsung dapat dirasakan,terutama
mashlahah akhirat taua berkah.adapun mashlahah dunia manfaatnya sudah dapat dirasakan
setelah dikonsumsi, Dalam hal berkah dengan meningkatnya frekuensi kegiatan maka tidak
akan ada penuruna berkah karena pahala yang diberikan atas ibadah mahdhah tidak pernah
menurun.

C. Keseimbangan Konsumen
Setiap pelaku ekonomi harus mengambil keputusan dalam mengonsumsi sebuah
barang/kegiatan.untuk itu diperlukan pemeriksaan keterkaitan antar barang.
1.komplementer
Barang komplementer ini adalah barang yang saling berhubungan/berpasangan,missal
spidol dengan papan tulis,bolpoin dengan kertas,dll. Adapun tingkatan barang komplemen
a.komplementaritas sempurna
tidak bisa dipisahkan,missal motor dengan bensin
b.komplementaritas dekat
hampir tak terpisahkan, missal the dengan gula,sepatu dengan kaos kaki
c.komplementaritas jauh
hubungan antar barang jauh, missal baju dengan dasi
2.substitusi/pengganti
Bila hubungan antar barang komplemen postitif tetapi dalam kasus substitusi adalah
negative.
Negatif disini karena terjadi penggantian barang yang satu dengan yang lain. Missal jika
harga motor X naik maka permintaan motor Y akan naik. Dalam kasus ini ada tingkatannya
juga
a.substitusi sempurna
barang yang dapat ditukar tanpa mengurangi sedikitpun kepuasan konsumen.misalnya
konsumsi gula impor diganti gula lokal.
b.substitusi dekat
Mampu menggantikan satu sama lain,contoh daging sapi dan daging ayam
c.substitusi jauh
konsumen akan mengganti suatu barang jika dalam keadaan terpaksa saja,contoh jika tidak
ada nasi andi pun makan roti
D.efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga
1.    Efek Pendapatan
Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang diminta sebagai akibat adanya perubahan
pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan ini bisa terjadi karena adanya perubahan
suatu barang maupun perubahan pendapatan nominal yang diterima. Misalnya terjadi
kenaikan harga suatu barang X, sedangkan harga barang lain tidak berubah, maka
konsumen memiliki kemampuan untuk membeli barang X dalam jumlah yang lebih besar
meskipun pendapatan nominalnya tidak berubah. Tambahan pembelian X akibat naiknya
pendapatan riil inilah yang disebut dengan efek pendapatan.
Pada umumnya, barang yang halal dan thayyib, pendapatan ini memiliki dampak positif
terhadap permintaan. Semakin tinggi pendapatan riil konsumen, maka akan semakin tinggi
jumlah barang yang diminta. Dengan kata lain adanya peningkatan harga suatu barang akan
memiliki efek pendapatan yang negatif (menurunkan jumlah barang yang diminta) karena
pendapatan riil konsumen mengalami penurunan.
2.    Efek Substitusi
Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan permintaan terhadap barang lain. Sebagai misal jika harga barang X naik, maka
konsumen akan menambah konsumsi terhadap barang lainnya. Seorang konsumen Muslim
hanya akan berpindah mengkonsumsi dari suatu barang menuju barang lainnya, jika
mashlahah total yang diharapkannya akan meningkat. Meningkatnya mashlahah total ini
hanya akan terjadi jika kandungan mashlahah pada salah satu barang meningkat, baik
mashlahah yang berbentuk manfaat (duniawi) maupun kandungan berkahnya.
Adanya kenaikan harga suatu barang bisa dipandang sebagai konsumen akan mendapatkan
manfaat yang lebih rendah atas barnga yang dibelinya. Namun demikian, seorang agen
Muslim tidak secara otomatis akan menurunkan jumlah permintaannya ketika harga barang
meningkat karena ia masih mempertimbangkan mashlahah lainnya yang akan ia peroleh.
2. ANALISIS PERMINTAAN
A. Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah
Mashlahah bisa diukur dalam satuan nominal. Terdapat dua pendekatan untuk
mengetahui perilaku konsumen, yaitu pendekatan mashlahah marginal dan pendekatan
iso-mashlahah.
1. Karakteristik Iso-Mashlahah
Kurva Iso Mashlahah menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan
mashlahah yang sama. Setiap titik yang ada pada kurva iso-mashlahah mempunyai tingkat
mashlahah yang sama meskipun kombinasi barang yang terkandung adalah berbeda pada
masing-masing titik.
a. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah
Kurva Iso-Mashlahah berbentuk cembung dan mempunyai slope negative. Hal ini
menunjukkan adanya mekanisme substitusi antara kedua barang dengan substitusi dekat
tidak sempurna.
b. Posisi Kurva dan Tingkat Mashlahah
Ketika konsumen melakukan kegiatan yang halal dan tayyib, maka dengan semakin
tingginya frekuensi kegiatan akan semakin tinggi pula mashlahah yang ia peroleh. Hal ini
ditunjukkan oleh semakin tingginya kurva iso-mashlahah yang lebih tinggi pula
c. Tingkat Substitusi Semakin Menurun
Slope dari kurva mashlahah pada masing-masing titik menunjukkan kemampuan untuk
melakukan substitusi. Semakin banyak Y yang dikonsumsi, maka kemampuan barang X di
dalam menggantikan fungsi Y bagi konsumen semakin kecil. Demikian pula sebaliknya, hal
inilah yang dimaksud dengan tingkat substitusi antarbarang semakin menurun.
2. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah
Kandungan berkah dalam masing-masing barang sangat menentukan pilihan
konsumen. Konsumen yang rasional akan memiliki kecendrungan pilihan pada
penggunaan barang-barang dengan kandungan berkah yang tinggi dibanding dengan
barang yang kandungan berkahnya rendah,sepanjang ada kemampuan finansial yang
mendukungnya
a. Kurva Iso-Mashlahah Dengan Kandungan Yang Setingkat
Barang X dan barang Y memiliki kandungan berkah yang setingkat, maka mashlahah
akan meningkat jika adanya tambahan penggunaan barang X yang dikombinasikan dengan
tambahan penggunaan barang Y dalam jumlah yang sama. Hal ini dicerminkan oleh kurva
iso-mashlahah yang simetris terhadap sumbu yang membentuk sudut 45 terhadap titik
pangkal sehingga jika kurva mashlahah tersebut digeser kekanan ataupun kekiri, maka
kedua segmen yang dipisahkan oleh sumbu simetri tersebut akan tepat sama satu
terhadap yang lain.
a. Kurva Iso-Mashlahah Dengan Kandungan Berkah yang Tidak Setingkat
Jika konsumen ingin meningkatkan mashlahah yang ia peroleh, maka ia harus
melakukan perubahan jumlah barang yang dibelanjakan dalam komposisi yang berbeda.
Ketika konsumen dihadapkan pada pilihan berbelanja atas beras impor (X) dan beras local
(Y) dengan jenis dan kualitas yang sama secara umum,kedua jenis beras ini akan
memberikan manfaat fisik yang sama, namun besar krmungkinan beras local akan
memberikan manfaat fisik yang lebih tinggi karena dengan berbelanja beras local berarti
kita turut membantu mengembangkan kesejahteraan tetangga dan kerabat dekat, hal ini
dianjurkan dalam Islam dan diperlakukan sebagai suatu amal kebaikan yang mendapatkan
berkah.
b. Kemampuan Substitusi Antarbarang
Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang yang satu dengan yang lainnya
bias dilihat dari nilai absolut dari slope kurva iso-mashlahah. Secara aljabar kurva iso-
mashlahah bias diekspresikan sebagai berikut ini : M = m(X,Y,Bx,By). Tingkat kemampuan
barang X menggantikan fungsi barang Y bias dirumuskan sebagai perbandingan antara
perubahan Y dan perubahan X untuk mendapatkan mashlahah yang sama, kemampuan
substitusi Y terhadap X adalah =∆Y/∆X
a. Kemampuan Substitusi yang menurun
Jika berkah marginal (MB) bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih
rendah dari tingkat penurunan marginal manfaat duniawi maka mashlahah marginal akan
mengalami decreasing.
b. Kemampuan Substitusi yang Konstan
Jika berkah marginal bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang sama
dengan tingkat penurunan marginal manfaat duniawi, maka mashlahah marginal akan
konstan.
c. Kemampuan Substitusi yang meningkat
Jika marginal berkah bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi
dari tingkat penurunan marginal manfaat fisik, maka mashlahah marginal akan increasing.
4. Batasan Individu dan Etika dalam Konsumsi

a. Kendala Anggaran ( Budget)


Merupakan kendala penting yang dihadapi oleh konsumen Muslim dalam menentukan
pilihan mereka dalam mengonsumsi barang dan jasa
b. Kendala Israf
Salah satu batasan lain yang harus diperhatikan adalah tidak bolehnya berlebih-lebihan
atau israf. Seseorang mempunyai uang banyak tidak serta merta mereka diperbolehkan
untuk menggunakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang
mereka inginkan.
c. Mempertimbangkan Kebutuhan Orang lain.
Kepedulian ini dimaknai sebagai amal saleh dan juga bias dimaknai sebagai upaya
memberikan kesempatan konsumen lain untuk membeli barang yang dibutuhkan.
5. Keseimbangan Konsumen

Adalah dimana ketika titik berada tepat pada kurva iso-mashlahah dan titik yang
menghasilkan pengeluaran terendah pada kurva

B. Efek Berkah pada pilihan Optimal

Adanya kenaikan kandungan berkah pada barang X menyebabkan kurva iso-mashlahah


menjadi lebih curam sehingga berdampak pada tingkat konsumsi terhadap barang X yang
lebih tinggi.

C. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga


1. Efek Pendapatan

Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan riil ini bisa terjadi karena
adanya perubahan suatu barang harga barang maupun perubahan pendapatan nominal yang
diterima.

2. Efek Substitusi

Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai akibat
adanya perubahan permintaan terhadap barang lain.

D. Analisis Elastisitas Permintaan


1. Elastisitas Harga Permintaaan

Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah (kuantitas) dari barang yang
diminta sebagai akibat dari adanya perubahan harga,yang diukur dalam persentase.
Menunjukkan seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari
perubahan harga.

a. Elastisitas Busur

Elastisitas busur menghitung besarnya nilai elastisitas pada busur (lengkungan) atau
rentang tertentu

b. Elastisitas Titik

Elastisitas titik secara fundamental tidak ada bedanya dengan elastisitas busur.
Perbedaan hanya terjadi pada pendekatan terhadap unit yang digunakan sebagai basis
penghitungan. Secara spesifik bisa dikatakan bahwa elastisitas titik mendekati elastisitas
berdasarkan kejadain yang ada pada satu waktu/keadaan tertentu.

b. Makna Angka Elastisitas


Makna yang lebih umum dari angka elastisitas, ambil disini nilai -2 berarti jumlah
barang yang diminta naik 2% manakala terjadi penurunan harga 1%

 Jika nilai │Eh│< 1, inelastis


 Jika nilai │Eh│= 1, unit elastis
 Jika nilai │Eh│>1, elastis

c. Elastisitas Permintaan Konsumen Islami

disini diartikan adalah sebagai nilai elastisitas yang dipunyai oleh konsumen yang
memperdulikan mashlahah. Nilai elastisitas disini menunjukkan nilai elastisitas yang
direkomendasikan dalam ajaran islam.

2. Elastisitas Pendapatan Permintaan

Elastisitas pendapatan permintaan merupakan varian lain dalam kelompok elastisitas


permintaan. Elastisitas ini didefinisikan sebagai perubahan jumlah barang yang
diminta , dalam persentase, sebagai response terhadap perubahan pendapatan
konsumen, dalam persentase. Elastisitas ini mengukur seberapa besar kenaikan jumlah
barang yang diminta sebagai akibat dari kenaikan pendapatan konsumen

Berbeda dengan elastisitas harga permintaan, elastisitas pendapatan permintaan tidak


mengenal istilah elastis maupun tidak elastis. Namun, disini justru bisa didapatkan
kategori suatu barang,yaitu:

1. barang inferior, jika E<0

2. barang normal, jika 0≤ E ≤1

3. barang superior, jika E > 1

3. Elastisitas Berkah Permintaaan


Didefinisikan sebagai perubahan, dalam persentase, yang terjadi dalam kuantitas
dibandingkan dengan perubahan berkah, dalam persen. Angka elastisitas yang diperoleh
bisa dimaknai sebagai perubahan jumlah barang yang diminta sebagai respons dari
adanya perubahan berkah yang terkandung dalam barang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

P3EI Universitas Islam Indonesia.2019.Ekonomi Islam cetakan 8.Jakarta:PT


RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai