Disusun Oleh:
C. Keseimbangan Konsumen
Setiap pelaku ekonomi harus mengambil keputusan dalam mengonsumsi sebuah
barang/kegiatan.untuk itu diperlukan pemeriksaan keterkaitan antar barang.
1.komplementer
Barang komplementer ini adalah barang yang saling berhubungan/berpasangan,missal
spidol dengan papan tulis,bolpoin dengan kertas,dll. Adapun tingkatan barang komplemen
a.komplementaritas sempurna
tidak bisa dipisahkan,missal motor dengan bensin
b.komplementaritas dekat
hampir tak terpisahkan, missal the dengan gula,sepatu dengan kaos kaki
c.komplementaritas jauh
hubungan antar barang jauh, missal baju dengan dasi
2.substitusi/pengganti
Bila hubungan antar barang komplemen postitif tetapi dalam kasus substitusi adalah
negative.
Negatif disini karena terjadi penggantian barang yang satu dengan yang lain. Missal jika
harga motor X naik maka permintaan motor Y akan naik. Dalam kasus ini ada tingkatannya
juga
a.substitusi sempurna
barang yang dapat ditukar tanpa mengurangi sedikitpun kepuasan konsumen.misalnya
konsumsi gula impor diganti gula lokal.
b.substitusi dekat
Mampu menggantikan satu sama lain,contoh daging sapi dan daging ayam
c.substitusi jauh
konsumen akan mengganti suatu barang jika dalam keadaan terpaksa saja,contoh jika tidak
ada nasi andi pun makan roti
D.efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga
1. Efek Pendapatan
Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang diminta sebagai akibat adanya perubahan
pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan ini bisa terjadi karena adanya perubahan
suatu barang maupun perubahan pendapatan nominal yang diterima. Misalnya terjadi
kenaikan harga suatu barang X, sedangkan harga barang lain tidak berubah, maka
konsumen memiliki kemampuan untuk membeli barang X dalam jumlah yang lebih besar
meskipun pendapatan nominalnya tidak berubah. Tambahan pembelian X akibat naiknya
pendapatan riil inilah yang disebut dengan efek pendapatan.
Pada umumnya, barang yang halal dan thayyib, pendapatan ini memiliki dampak positif
terhadap permintaan. Semakin tinggi pendapatan riil konsumen, maka akan semakin tinggi
jumlah barang yang diminta. Dengan kata lain adanya peningkatan harga suatu barang akan
memiliki efek pendapatan yang negatif (menurunkan jumlah barang yang diminta) karena
pendapatan riil konsumen mengalami penurunan.
2. Efek Substitusi
Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan permintaan terhadap barang lain. Sebagai misal jika harga barang X naik, maka
konsumen akan menambah konsumsi terhadap barang lainnya. Seorang konsumen Muslim
hanya akan berpindah mengkonsumsi dari suatu barang menuju barang lainnya, jika
mashlahah total yang diharapkannya akan meningkat. Meningkatnya mashlahah total ini
hanya akan terjadi jika kandungan mashlahah pada salah satu barang meningkat, baik
mashlahah yang berbentuk manfaat (duniawi) maupun kandungan berkahnya.
Adanya kenaikan harga suatu barang bisa dipandang sebagai konsumen akan mendapatkan
manfaat yang lebih rendah atas barnga yang dibelinya. Namun demikian, seorang agen
Muslim tidak secara otomatis akan menurunkan jumlah permintaannya ketika harga barang
meningkat karena ia masih mempertimbangkan mashlahah lainnya yang akan ia peroleh.
2. ANALISIS PERMINTAAN
A. Pilihan Konsumen: Pendekatan Iso-Mashlahah
Mashlahah bisa diukur dalam satuan nominal. Terdapat dua pendekatan untuk
mengetahui perilaku konsumen, yaitu pendekatan mashlahah marginal dan pendekatan
iso-mashlahah.
1. Karakteristik Iso-Mashlahah
Kurva Iso Mashlahah menunjukkan kombinasi dua barang/jasa yang memberikan
mashlahah yang sama. Setiap titik yang ada pada kurva iso-mashlahah mempunyai tingkat
mashlahah yang sama meskipun kombinasi barang yang terkandung adalah berbeda pada
masing-masing titik.
a. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah
Kurva Iso-Mashlahah berbentuk cembung dan mempunyai slope negative. Hal ini
menunjukkan adanya mekanisme substitusi antara kedua barang dengan substitusi dekat
tidak sempurna.
b. Posisi Kurva dan Tingkat Mashlahah
Ketika konsumen melakukan kegiatan yang halal dan tayyib, maka dengan semakin
tingginya frekuensi kegiatan akan semakin tinggi pula mashlahah yang ia peroleh. Hal ini
ditunjukkan oleh semakin tingginya kurva iso-mashlahah yang lebih tinggi pula
c. Tingkat Substitusi Semakin Menurun
Slope dari kurva mashlahah pada masing-masing titik menunjukkan kemampuan untuk
melakukan substitusi. Semakin banyak Y yang dikonsumsi, maka kemampuan barang X di
dalam menggantikan fungsi Y bagi konsumen semakin kecil. Demikian pula sebaliknya, hal
inilah yang dimaksud dengan tingkat substitusi antarbarang semakin menurun.
2. Bentuk Kurva Iso-Mashlahah
Kandungan berkah dalam masing-masing barang sangat menentukan pilihan
konsumen. Konsumen yang rasional akan memiliki kecendrungan pilihan pada
penggunaan barang-barang dengan kandungan berkah yang tinggi dibanding dengan
barang yang kandungan berkahnya rendah,sepanjang ada kemampuan finansial yang
mendukungnya
a. Kurva Iso-Mashlahah Dengan Kandungan Yang Setingkat
Barang X dan barang Y memiliki kandungan berkah yang setingkat, maka mashlahah
akan meningkat jika adanya tambahan penggunaan barang X yang dikombinasikan dengan
tambahan penggunaan barang Y dalam jumlah yang sama. Hal ini dicerminkan oleh kurva
iso-mashlahah yang simetris terhadap sumbu yang membentuk sudut 45 terhadap titik
pangkal sehingga jika kurva mashlahah tersebut digeser kekanan ataupun kekiri, maka
kedua segmen yang dipisahkan oleh sumbu simetri tersebut akan tepat sama satu
terhadap yang lain.
a. Kurva Iso-Mashlahah Dengan Kandungan Berkah yang Tidak Setingkat
Jika konsumen ingin meningkatkan mashlahah yang ia peroleh, maka ia harus
melakukan perubahan jumlah barang yang dibelanjakan dalam komposisi yang berbeda.
Ketika konsumen dihadapkan pada pilihan berbelanja atas beras impor (X) dan beras local
(Y) dengan jenis dan kualitas yang sama secara umum,kedua jenis beras ini akan
memberikan manfaat fisik yang sama, namun besar krmungkinan beras local akan
memberikan manfaat fisik yang lebih tinggi karena dengan berbelanja beras local berarti
kita turut membantu mengembangkan kesejahteraan tetangga dan kerabat dekat, hal ini
dianjurkan dalam Islam dan diperlakukan sebagai suatu amal kebaikan yang mendapatkan
berkah.
b. Kemampuan Substitusi Antarbarang
Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang yang satu dengan yang lainnya
bias dilihat dari nilai absolut dari slope kurva iso-mashlahah. Secara aljabar kurva iso-
mashlahah bias diekspresikan sebagai berikut ini : M = m(X,Y,Bx,By). Tingkat kemampuan
barang X menggantikan fungsi barang Y bias dirumuskan sebagai perbandingan antara
perubahan Y dan perubahan X untuk mendapatkan mashlahah yang sama, kemampuan
substitusi Y terhadap X adalah =∆Y/∆X
a. Kemampuan Substitusi yang menurun
Jika berkah marginal (MB) bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih
rendah dari tingkat penurunan marginal manfaat duniawi maka mashlahah marginal akan
mengalami decreasing.
b. Kemampuan Substitusi yang Konstan
Jika berkah marginal bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang sama
dengan tingkat penurunan marginal manfaat duniawi, maka mashlahah marginal akan
konstan.
c. Kemampuan Substitusi yang meningkat
Jika marginal berkah bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi
dari tingkat penurunan marginal manfaat fisik, maka mashlahah marginal akan increasing.
4. Batasan Individu dan Etika dalam Konsumsi
Adalah dimana ketika titik berada tepat pada kurva iso-mashlahah dan titik yang
menghasilkan pengeluaran terendah pada kurva
Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan riil ini bisa terjadi karena
adanya perubahan suatu barang harga barang maupun perubahan pendapatan nominal yang
diterima.
2. Efek Substitusi
Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai akibat
adanya perubahan permintaan terhadap barang lain.
Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah (kuantitas) dari barang yang
diminta sebagai akibat dari adanya perubahan harga,yang diukur dalam persentase.
Menunjukkan seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari
perubahan harga.
a. Elastisitas Busur
Elastisitas busur menghitung besarnya nilai elastisitas pada busur (lengkungan) atau
rentang tertentu
b. Elastisitas Titik
Elastisitas titik secara fundamental tidak ada bedanya dengan elastisitas busur.
Perbedaan hanya terjadi pada pendekatan terhadap unit yang digunakan sebagai basis
penghitungan. Secara spesifik bisa dikatakan bahwa elastisitas titik mendekati elastisitas
berdasarkan kejadain yang ada pada satu waktu/keadaan tertentu.
disini diartikan adalah sebagai nilai elastisitas yang dipunyai oleh konsumen yang
memperdulikan mashlahah. Nilai elastisitas disini menunjukkan nilai elastisitas yang
direkomendasikan dalam ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA