Anda di halaman 1dari 8

NAMA: HILDA HESTIKA FAHROJI

KELAS: 2 A

“ANEMIA” APA ITU ANEMIA???


Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan / atau hitung eritrosit lebih
rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl (normal :
14 – 16 g/dl) dan Ht < 40 % (normal : 40 – 48 vol %) pada pria atau Hb < 12
g/dl (normal : 12 – 14 g/dl) dan Ht < 37% (normal : 37- 43 vol %) pada wanita
(Mnsjoer, 2001).
ETIOLOGI ATAU PENYEBAB ANEMIA

Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi


sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah
merah karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel
darah merah, perdarahan, dan rendahnya kadar ertropoetin, misalnya pada gagal
ginjal yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun,
letargi, dan membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan
(kronis), mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang
terjadi adalah sebaliknya (Fadil, 2005).

TANDA DAN GEJALA ANEMIA

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
(Price ,2000:256-264)
MANIFESTASI KLINIS ANEMIA

Area Manifestasi klinis


Keadaan umum Pucat , penurunan kesadaran, keletihan berat ,
kelemahan, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo,
sensitive terhadap dingin, BB turun.
Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis,
kulit kering, kuku rapuh, koylonychia, clubbing finger,
CRT > 2 detik, elastisitas kulit munurun, perdarahan kulit
atau mukosa (anemia aplastik)
Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat.
Telinga Vertigo, tinnitus
Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi,
atrofi papil lidah, glossitis, lidah merah (anemia
deficiency asam folat)
Paru – paru Dipsneu, takipnea, dan orthopnea
Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja,
angina pectoris dan bunyi jantung murmur, hipotensi,
kardiomegali, gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah, hepatospleenomegali (pada
anemia hemolitik)
Muskuloskletal Nyeri pinggang, sendi
System Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-kunang,
persyarafan kelemahan otot, irritable, lesu perasaan dingin pada
ekstremitas.

Gejala Khas Masing-masing anemia


Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai berikut :
a) Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.
b) Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)
c) Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
d) Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi. (Bakta, 2003:15)

Kegagalan
Destruksi SDM
produksi SDM o/
Defisiensi B12, berlebih Perdarahan/hemofilia
sum-sum tulang
asam folat, besi
Penurunan SDM

Hb berkurang

Anemia PK Anemia

Suplai O2 dan nutrisi ke Pola nafas


sesak
jaringan berkurang tidak efektif

Gastro intestinal Gg. perfusi


Hipoksia SSP
jaringan
Penurunan
serebral
kerja GI Mekanisme an aerob

Asam laktat Reaksi antar


Peristaltik Kerja saraf berkurang
menurun lambung
menurun ATP berkurang
Pusing
Makanan
susah As. Lambung
Kelelahan Energy untuk
dicerna meningkat
membentuk
Nyeri
antibodi berkurang
Anoreksia Intoleransi
Konstipasi aktivitas
mual Resiko infeksi

Defisit nutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x... jam masalah keperawatan


intoleransi aktivitas b.d kelemahan dapat meningkat dengan kriteria hasil:
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sedang
2. Dispnea saat aktivitas cukup menurun
3. Perasaan lemah cukup menurun
Observasi
1.Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Monitor lokasi ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...X... jam masalah keperawatan nyeri b.d agen
pencedera fisik dapat menurun. Dengan kriteria hasil:
1. Keluhan nyeri cukup menurun
2. Meringis cukup menurun
3. Frekuensi nadi cukup membaik

Observasi:
1. Identifikasi lokasi
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
Tarapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakalogis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...X... jam masalah keperawatan defisit


nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan dapat membaik. Dengan kriteria
hasil:
1. Berat badan membaik
2. Indeks Masa Tubuh membaik
3. Frekuensi makan membaik
4. Nafsu makan membaik
INTERVENSI
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor berat badan
Tarapeutik
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan protein

Kolaborasi

6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...X... jam masalah keperawatan resiko
infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder penurunan hemoglobin
dapat menurun. Dengan kriteria hasil:
1. Kadar sel darah putih membaik
INTERVENSI
Observasi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Tarapeutik
2. Batasi jumlah pengunjung
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
6. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
7. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...X... jam masalah keperawatan


konstipasi b.d penurunan mobilitas gastrointestinal dapat membaik. Dengan
kriteria hasil:
1. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
2. Mengejan saat defekasi menurun
3. Konsistensi feses membaik
4. Frekuensi defekasi membaik
5. Peristaltik usus membaik
INTERVENSI
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
2. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses
3. Identifikasi faktor risiko konstipasi
Tarapeutik
4. Anjurkan diet tinggi serat
5. Lakukan massase abdomen jika perlu
6. Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Edukasi
7. Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
8. Latih buan air besar secara teratur
9. Ajarkan cara mengatasi konstipasi
Kolaborasi
10. Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...X... hari, masalah keperawatan pola


nafas tidak efektif dapat membaik. Dengan kriteria hasil:
1. dispnea cukup menurun
2. frekuensi nafas cukup membaik

3. kedalaman nafas cukup membaik

Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
DAFTAR PUSTAKA
1) Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Diagnostik
Edisi I Cetakan I Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatn Indonesia.

2) Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Diagnostik
Edisi I Cetakan II Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatn Indonesia.

3) Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Diagnostik
Edisi I Cetakan II Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatn Indonesia.

4) Bakta, I Made.2003.Hematologi Klinik Dasar.Jakarta:EGC


5) Smeltzer, C.S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi
8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai