Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIARE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Sri Hartini S.Kep,Ns, M.Kep

Disusun oleh :

1. Nailil Hidayatil M. (NIM 201901192)


2. Reni Ambarwati (NIM 2019012201)
3. Silfia Istikomah (NIM 2019012210)
4. Zella Evita S. (NIM 2019012217)
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang ,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan
kepeawatan tentang prematuritas.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah asuhan keperawatan tentang diare ini
dapat diterima.

Kudus, Februari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5
tahun) terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal
karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat
global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare
membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut
Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada
balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua
mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun dalam
menjalankannya seseorang harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian terhadap
kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru
lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi) .Melalui
makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang akan diberikan
kepada bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi tentang diare?
2. Apa etiologi tentang diare?
3. Bagaimana patofisiologi tentang diare?
4. Apa saja macam-macam pemeriksaan penunjang tentang diare?
5. Bagaimana penatalaksanaan tentang diare?
6. Bagaimana asuhan keperawatan tentang diare?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang diare
2. Untuk mengetahui etiologi tentang diare
3. Untuk mengetahui patofisiologi tentang diare
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang tentang diare
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan tentang diare
6. Dapat membuat asuhan keperawatan tentang diare
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja


yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja).
Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air
besar encer lebih dari 3 x sehari.

Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair


bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan
PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu
diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

Menurut kelompok saya Diare adalah buang air besar (BAB) yang
tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau
lendir saja, frekuensi lebih dari tiga kali sehari.

B. Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio
kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida
Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering
terjadi pada anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kurang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
6. Obat-obatan : antibiotic.
7. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis,
obstruksi usus
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi
lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

4. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya


mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,
kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai
berikut:

1) Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih
banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya
kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama
tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor
tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena
adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan
ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare,
lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal
ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan
glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4) Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal
ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare
atau muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan
pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan
diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5) Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock)
hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi
hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi klien akan meninggal.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
-feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candid
-Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
-AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, PO2 meningkat, PCO2
meningkat, HCO3 menurun )
-Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
E. Penatalaksaan
1. Pemberian cairan.
a) Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa,
untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang
kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam
dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas
adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b) Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari
berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
Jadwal pemberian cairan
1) Belum ada dehidrasi
- Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar
- Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
2) Dehidrasi ringan
- 1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik
- Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
3) Dehidrasi sedang
- 1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik
- Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
4) Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a) Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
b) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak
mau minum susu.
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
3. Obat-obatan.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll)
a) Obat anti sekresi.
b) Obat anti spasmolitik.
c) Obat pengeras tinja.
d) Obat antibiotik.

PATHWAY DIARE

Faktor Faktor malaborsi Faktor Factor


resiko makanan psikologi
KH,Lemak,Protein

Masuk dan
Meningkatkan Toksin tak
berkembang cemas
tekanan osmotik dapat diserap
dalam usus

Hipersekresi air Pergerakan air dan Hiperperistaltik


dan elektrolit (isi elektrolit kerongga
Menurunnya kesempatan usus
rongga usus) usus
menyerap menyerap makanan

DIARE

Frek BAB meningkat Kehilangan cairan


dan elektrolit
berlebihann
dehidrasi
Kehilangan nutrisi
berlebihan Gangguan
Hipertermia
keseimbangan
cairan dengan
Ketidak seimbangan elektrolit
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
ketidakseimbangan
elektrolit

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIARE

A. Pengkajian
1. Identitas klien dan penanggung jawab

Identitas klien Identitas penanggung jawab


Nama : By.L Nama : Ny.M
Umur : 1 minggu Umur : 24 tahun
Alamat : Melati Norowito Alamat : Melati norowito
Jenis kelamin : laki-laki Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan :- Pekerjaan : Ibu rumah
Pendidikan :- tangga
Tanggal lahir : 28 februari 2019 Pendidikan : SMA
No. RM : 110078 Hub dengan pasien : Ibu pasien

2. Pengkajian fisik

pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan


mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
1. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
2. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih
3. Mata : cekung, kering, sangat cekung
4. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
5. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
6. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
7. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang > 2 detik, kemerahan pada
daerah perianal.

8. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-


400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
9. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami
stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain,
terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah
protes, putus asa, dan kemudian menerima.
B. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi
2. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makan

C. Intervensi

Jam / No. Tujuan Intervensi Ttd


hari/tangg Dx
al
11:00, 1 Setelah dilakukan tindakan - Monitor suhu paling
rabu , 28 keperawatan selama 3x24 tidak setiap 2 jam
februari jam diharapkan suhu tubuh sesuai kebutuhan
2019 dapat kembali normal (3900)
dengan kriteria hasil - Monitor suhu dan
- Suhu : 36-37,5 warna kulit. (3900)
- Klien tidak - Berikan obat atau
menggigil cairan iv,misalnya
agenanti menggigil.
(3740)
- kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat .
(2390)
- Anjurkan klien untuk
banyak minum air
putih.(4120)
- Anjurkan istirahat
yang cukup.(3740)
11:00, 2 Setelah dilakukan tindakan - Berikan cairan dengan
rabu , 28 keperawatan selama 3x24 tepat (4120)
februari jam diharapkan kebutuhan - Anjurkan ibu klien
2019 cairan klien dapat kembali untuk meningkatkan
normal dengan kriteria asupan oral misal
hasil dengan menggunakan
- Klien sudah tidak sedotan/
dehidrasi lagi menggunakan es
- Klien termotivasi untuk jus favorit anak
untuk minum air (4120)
putih - Konsultasikan dengan
- Asupan cairan atau dokter jika tanda dan
eletrolit klien gejala ketidak
terpenuhi seimbangan cairan
atau eletrolit menetap
dan memburuk .
(2080)
- Pastikan bahwa
larutan intravena yang
mengandung eletrolit
diberikan dengan
aliran yang konstan
dan sesuai.(2080)
11:00, 3 Setelah dilakukan tindakan - Monitor intek
rabu , 28 keperawatan selama 3x24 makanan atau cairan
februari jaam diharapkan yang masuk (1120)
2019 keseimbangan nutrisi klien - Bantu pasien untuk
kembali normal dengan memilih makanan
kriteria hasil. yang lunak,
- Nafsu makan klien lembut,dan tidak
meningkat. mengandung asam
- Berat badan sesuai kebutuhan .
bertambah. (1120)
- Mukosa bibir klien - Motivasi ibu klien
lembab. untuk memberikan
- bising usus normal. makanan dan
minuman yang tinggi
kalsium sesuai
kebutuhan.(1120)
- Sajikan makanan
dengan menarik.
(1120)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal (normal 100-200
cc/jam tinja), berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja, frekuensi
lebih tiga kali.
Perlu penanganan yang tepat untuk mencegah diare. Pencegahan diare bisa
dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat :
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti
air bersih dan jamban/WC yang memadai.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air
sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga
bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

- Doenges,ME, et all. (2011). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC
- Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai