Anda di halaman 1dari 24

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411- 0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

KETIKA PARADIGMA POSITIF MENDAMPINGI PARADIGMA NON-POSITIF


DALAM RISET AKUNTANSI

Mohamad Suyunus
suyunusm@yahoo.com
Departemen Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga

ABSTRACT

On the last Accounting National Symposium at Banjarmasin, a quantitative accounting research approach was
still dominating in the paper presentation, eventhough this event had been conducted more than a decade. So,
why the quantitative approach or positive paradigm is still strong enough in its position and having a good
track of development during the penetration of a qualitative approach? By understanding the positivist
accounting researcher’s thought about qualitative approach, a gap could be seen and then used for developing
both approaches simultaneously. This research is on the area of an interpretive paradigm and using case study
method. By using in-depth interview, data are collected from informan at Gadjah Mada University, Brawijaya
University, and Airlangga University. The results, all informan accept the qualitative approach or a
multiparadigm accounting research with a certain note, especially regarding to the research stages. Besides, they
think about the need for a dialogue between quantitative and qualitative researchers.

Key words: paradigm, accounting research, dialogue

ABSTRAK

Dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA) terakhir di Banjarmasin tahun 2012, hasil riset
akuntansi kuantitatif masih mendominasi presentasi makalah dalam aktivitas tersebut, padahal SNA
telah berlangsung lebih dari satu dekade. Lalu mengapa periset akuntansi dengan pendekatan
kuantatif atau paradigma positif tetap kokoh dan lebih berkembang ditengah masuknya pendekatan
riset kualitatif?. Dengan memahami pemikiran periset akuntansi kuantitatif tentang kehadiran
pendekatan kualitatif diharapkan ditemukan celah untuk mengembangkan kedua pendekatan
tersebut secara bersama-sama. Riset ini berada di area paradigma interpretif dengan menggunakan
metode studi kasus. Wawancara secara mendalam dilakukan terhadap tiga belas informan dari tiga
situs JAFEB Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga. Hasilnya,
para informan menerima kehadiran riset kualitatif atau riset akuntansi multiparadigma dengan
beberapa catatan, terutama yang berkaitan dengan tahapan riset. Selain itu, terkuak bahwa dialog
antara periset akuntansi dengan pendekatan yang berbeda masih diperlukan.

Kata kunci: paradigma, riset akuntansi, dialog

PENDAHULUAN Sejak awal, SNA yang digagas oleh


Simposium Nasional Akuntansi (SNA) para alumni S-2 dan S-3 dari luar negeri
yang diadakan setiap tahun oleh IAI KAPd (baca: Amerika dan Australia), membuka
merupakan ajang bagi peneliti akuntansi ruang bagi para presenter untuk memapar-
dalam memaparkan hasil risetnya. Peserta kan riset yang mengikuti aliran kuantitatif
SNA pada umumnya adalah para dosen dan kualitatif. Sudah menjadi pengetahuan
akuntansi di berbagai perguruan tinggi di umum dalam dunia riset akuntansi, bahwa
Indonesia.

409
410 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

riset akuntansi kuantitatif (paradigma po- sehingga penelitian ini menjadi unik sifat-
sitif)1 lebih berkembang pesat daripada riset nya. Selanjutnya, bila akuntansi adalah infor
akuntansi kualitatif (paradigma non-posi- masi, maka kita banyak melihat bahwa saat
tif). ini, riset akuntansi berada di hilir penge-
Namun, Jurusan Akuntansi Fakultas tahuan akuntansi, baik mengenai perilaku
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya para penggunan informasi atau pengaruh
(JAFEB UB), malah menggunakan “merk” informasi dari sisi decision usefulness (FASB,
Multiparadigma untuk menawarkan pro- 1978); maupun tentang makna informasi itu
gram S-2 dan S-3. Makna kata Multi- sendiri. Penelitian tentang perilaku para
paradigma secara umum adalah banyak pengguna informasi akuntansi yang berada
paradigma (cara pandang) dalam melak- di hilir pengetahuan akuntansi, sudah ba-
sanakan riset akuntansi. Di JAFEB UB, para nyak dilakukan. Dengan demikian, keuni-
mahasiswa bisa melaksanakan penelitian kan riset ini juga karena penelitian tentang
akuntansi dengan berbagai paradigma riset. perilaku periset akuntansi, jarang atau bisa
Perbedaan kecepatan dalam perkemba- jadi belum pernah dilaksanakan di Indo-
ngan riset semacam itu juga terjadi di nesia. Posisi periset akuntansi berada di
Amerika, sebagaimana yang diamati oleh hulu pengetahuan akuntansi.
Merchant (2008). Dia juga memberi bebe- Riset ini menjadi penting untuk me-
rapa alasan yang diduga menjadi penyebab nambah wawasan pikiran para periset akun
tidak berkembangnya aliran riset non- tansi dan para editor jurnal ilmiah di Indo-
positif di Amerika. Selain itu, Hopwood nesia agar bersikap lebih terbuka dalam
(2007) menambahkan bahwa ada kemung- menghadapi perubahan yang terjadi dalam
kinan para dosen memang menolak dan realitas akuntansi, maupun ruang lingkup
bahkan tidak mencoba memperhatikan dan riset akuntansi (Guthrie and Parker, 2006;
mengembangkan riset kualitatif dengan ber- Williams, 2009). Dengan memperluas cara
bagai alasan tertentu, diantaranya berkaitan pandang (paradigma), termasuk, metode
dengan karir mereka. Peneliti ingin meng- penelitiannya maka para periset akuntansi
gali pemikiran tersebut mengingat hampir akan lebih leluasa menggunakan berbagai
dua dekade riset akuntansi positif dan non- paradigma riset sesuai dengan tujuan riset-
positif ada di benak periset akuntansi di nya (Burrell and Morgan, 1979; Chua, 1986,
Indonesia, tetapi dengan perkembangan Neuman, 2011).
yang berbeda. Dengan kata lain fenomena
perkembangan pemikiran riset kualitatif Perembesan Pemikiran Riset Akuntansi
belum terlalu menggembirakan sebagai- Sosial
mana perkembangan riset kuantitatif. Paparan Chua (1986) mengemukakan
Riset ini unik dan penting untuk pe- pendekatan riset akuntansi yang meliputi
ngembangan riset akuntansi di Indonesia. perspektif (paradigma) positif, interpretif
Paling tidak, riset mengenai pemikiran para dan kritis. Dua paradigma yang terakhir
peneliti akuntansi tentang apa yang diteliti, adalah sebagian dari kelompok paradigma
bagaimana cara atau metode untuk meneliti non-positif. Hal yang dikemukakan oleh
masih jarang dilaksanakan di Indonesia, Chua (1986) berawal dari penjelasan para-
digma riset yang dikemukakan oleh ahli
riset sosiologi (Burrel and Morgan, 1979).
Kemudian, tulisan beberapa ahli riset sosial
1 Peneliti cenderung mengucapkan paradigma positif dan
non-positif. Sementara itu di SNA dan di situs penelitian ini, lainnya muncul di bursa pengetahuan riset
UGM dan UA, para informan lebih memilih kata riset seperti Sarantakos (1993) dan Neuman
kuantitatif dan riset kualitatif (sebagai suatu pendekatan (2011). Selanjutnya, Broadbent (1992) dalam
riset), karena mereka kurang akrab dengan kata paradigma
(sebagai suatu cara pandang, world view). Baker and Bettner (1997), menyatakan bah-
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 411

wa dalam kenyataan dan perkembangan- kualitatif dalam dunia riset akuntansi di


nya, lebih banyak periset yang mengikuti Indonesia. Dalam hal ini, perubahan realitas
aliran riset positif (mainstream). akuntansi (realitas sosial) seolah merubah
Salah satu sebabnya berkaitan dengan pandangan bahwa pendekatan kualitatif
publikasi ilmiahnya. Sementara itu Mer- mungkin lebih cocok untuk suatu penelitian
chant (2008) memberi opini bahwa hal akuntansi dengan permasalahan yang ber-
tersebut disebabkan oleh relevansi riset dan hubungan dengan orang-orangnya atau pe-
kontribusi riset terhadap dunia praktis dan laku akuntansinya (Merchant, 2008; Djam-
dunia pendidikan, serta lemahnya cara huri, 2011) Lalu, mengapa para periset
komunikasi para periset2, termasuk publi- dengan (mindset) pemikiran riset akuntansi
kasi ilmiahnya. positif kukuh dan kokoh menyambut pene-
Di Indonesia, ditengarai bahwa para trasi pemikiran riset akuntansi non-positif?
alumni dari berbagai Universitas di AS akan Jawaban dari pertanyaan ini menjadi
berada di paradigma positif, sedangkan teks yang penting untuk memahami apakah
para alumni dari Universitas di Australia, para periset akuntansi positif menerima
terutama alumni dari University of Wollo- atau menolak kehadiran pemikiran riset
ngong, dan belakangan alumni dari Inggris, akuntansi non-positif. Sehingga tujuan pene
sebagian besar ada di paradigma riset non- litian ini untuk memahami (to understand)
positif. Ghozali (2004) telah mengingatkan pemikiran para periset akuntansi kuantitatif
para periset akuntansi di Indonesia me- (paradigma positif) atas kehadiran pende-
ngenai masuknya ilmu sosial dalam riset katan riset yang lain (paradigma non-
akuntansi serta bagaimana implikasinya positif). Dengan mendalami alasan-alasan
pada pendidikan akuntansi di Indonesia. yang dikemukakan akan diketahui dan
Artinya ada perkembangan cara pandang dipahami berbagai kategori alasan penola-
terhadap realitas akuntansi (Tomkins and kan terhadap pemikiran riset yang baru dan
Groves, 1983; Morgan 1988; Triyuwono, bisa diketahui realitas perbedaan pemikiran
2006; Djamhuri, 2011). Difusi pemikiran ini, riset yang terjadi. Selain itu, riset ini bisa
sebagaimana telah diungkapkan di atas, memicu dibukanya dialog di antara periset
paling tampak terjadi di JAFEB UB. Di akuntansi di Indonesia, sehingga bukan
tempat ini ada Program S-2 dan S-3 tidak mungkin, jika dialog telah berlang-
Akuntansi dengan berbagai paradigma riset sung, akan lahir kolaborasi penelitian akun-
atau cara pandang riset (Multiparadigma). tansi di antara para periset dari berbagai
sudut pandang atas realitas akuntansi di
Untuk Apa Riset Ini Dilaksanakan? Indonesia.
Perkembangan pemikiran riset akun-
tansi yang lebih berwarna itu bisa terjadi TINJAUAN TEORETIS
cepat melalui proses penyebaran pemikiran Berbagai Paradigma Riset
atau difusi pemikiran. Namun, difusi pemi- Paradigma dimaknai berbeda oleh ber-
kiran yang dilakukan periset kualitatif me- bagai periset. Perhatikan saja apa yang di-
lalui berbagai jalur-jalur difusi pemikiran katakan oleh Kuhn (1970); universally recog
(Suyunus, 2011) belum cukup untuk meng- nized scientific achievements that for a time
hasilkan posisi yang pas bagi periset provide model problems and solutions to a
community of practitioners. Peneliti lebih me-
nyukai makna yang umum bahwa para-
digma adalah cara pandang tentang dunia,
2 Merchant (2008) membahas tentang dampak
Interdisciplinary Accounting Research (IAR) di Amerika dan
sebagaimana dikatakan oleh Triyuwono
menemukan sebab tidak berdampaknya IAR di Amerika (2006).
Serikat , baik bagi dunia akademik maupun praktis
412 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

Burrell and Morgan (1979) mengguna- untuk periset, karena perbedaan carapan-
kan istilah paradigma dengan makna “com- dang ini akan membawa periset ke tempat-
monality of perspective which binds the work of nya dalam versi Burrell and Morgan (1979,
a group of theoriest together”. lihat juga Guba, 1990 dan Sarantakos, 1993).
Selanjutnya, Burrell and Morgan (1979) Selain itu, kedudukan periset terhadap rea-
mengemukakan paradigma riset ilmu sosial litas yang ingin diketahui sudah tergambar-
dengan asumsi-asumsinya (lihat juga Goles kan dalam asumsi ini. Asumsi berikutnya
and Hirschheim, 2000). pada tabel 2.
Asumsi tersebut (tabel 1), amat penting

Tabel 1
Asumption about the nature of social science

Assumption Subjective Objective


Ontological Reality is interpreted by individual. Reality is external to the individual. It
It is socially constructed is “given” (realism)
(nominalism)
Epistemological Knowledge is relative. Researcher Researcher should focus on empirical
should focus on meaning and evidence and hypothesis testing, looking
examine the totality of situation for fundamental lawa and causal
(anti-positivism) relationships (positivism)
Human nature Humans posses free will and have Humans are product of their
autonomy (voluntarism) environment (determinism)
Epistemological Understanding the world is the best Operationalizing and measuring
done by analyzing subjective construct, along wih quantitative
accounts of situation or phenomena analysis techniques and hypothesis
(idiographic) testing, will uncover universal laws
that explain and govern reality
(nomothetic)
Sumber : Burrell and Morgan (1979) dan Goles and Hirschheim (2000)

Tabel 2
Assumption about the nature of society

Regulation Radical Change


Society tends towards unity and cohesion Society contains deep-seated structural conflict
Society forces uphold the status quo Society tends to oppress and constrain its member
Sumber : Burrell and Morgan (1979)

Asumsi yang kedua berkaitan dengan yaitu kutub subyektif dan obyektif. Chua
the nature of society. Dengan kedua asumsi (1986), dan Baker and Bettner (1997), ahli
tersebut, Burrell and Morgan (1979) telah riset akuntansi, tidak semata-mata meng-
menggambarkan tempat atau kuadran un- ikuti pandangan Burrell and Morgan (1979)
tuk masing-masing paradigma riset. Garis sebagaimana yang tampak dalam Gambar 1.
yang vertikal merupakan garis asumsi ke- Mereka tidak memaparkan empat paradig-
adaan stabil dan konflik; sementara itu garis ma tersebut, melainkan hanya tiga para-
horizontal menggambarkan posisi periset digma; yaitu positif, interpretif dan kritis.
terhadap relitas, dengan ada dua kutub Sarantakos (1993) dan Neuman (2011)
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 413

adalah ahli riset sosial yang pembahasan- yang pandangan paradigmanya sesuai de-
nya tentang paradigma riset Tidak mirip ngan pandangan ahli riset akuntansi, yaitu
dengan paparan Burrell and Morgan (1979). ada 3 paradigma riset; positif, interpretif,
Sarantakos (1993) adalah ahli riset sosial dan kritis.

Radical Change

Radical Radical
Humanist Structuralist

Subjective Objective

Interpretivist Functionalist

Regulation

Gambar 1.
Paradigma Riset Sosial
Sumber : Burrell and Morgan (1979)

Sementara itu Neuman (2011), menam- akademisi dan periset di Amerika (North
bahkannya dengan 2 paradigma riset sosial America). Dalam pandangan para periset
yang lain; yaitu paradigma riset feminimist “mainstream” (maksudnya aliran riset posi-
dan paradigma riset postmodernist. Di Indo tif, kuantitatif), IAR menghadapi tiga masa-
nesia, Triyuwono (2011) menguraikan para- lah penting yang meliputi (a) lack of rele-
digma riset akuntansi dalam bentuk yang vance, (b) questionable research contribution,
selalu berkembang. Dalam bukunya ada dan (c) poor communication of findings (Mer-
paradigma positif, interpretif, kritis dan chant, 2008). Memang Merchant (2008) me-
posmodernis (Triyuwono, 2006). Kemudian, ngatakan bahwa dirinya merasa tidak ada
akhir-akhir ini dikenalkan paradigma Spiri- masalah dengan riset IAR, dan dia telah
tual. Tujuan dari penggunaan paradigma berusaha menjabarkan dan menemukan per
riset spiritual tentu untuk membangun ke- soalan yang timbul dengan adanya difusi
sadaran akan Tuhan atau God conscious- pemikiran riset IAR. Namun penjabaran
ness. Ada yang menarik ketika Neuman berikut, akan lebih menjelaskan maksud
(2011) mengungkapkan pemikirannya ten- kata-katanya
tang paradigma riset sosial. Dia mem- Namun, tiga masalah penting di atas
bicarakan hal yang sama dengan asumsi perlu disimak. Pertama, masalah relevan
yang dikemukakan oleh Burrell and Mor- dikaitkan Merchant (2008) manfaatnya se-
gan (1979) dengan menggunakan 10 per- cara praktis, dalam jangka pendek di kelas.
tanyaan. Dia menginginkan hasil IAR segera bisa
mengisi keperluan teori-teori, atau segera
Penolakan IAR di North America mengatasi persoalan praktik akuntansi yang
Pada tahun awal 2007, seorang peng- dibahas dalam kelas. Tapi hal ini tidak
ajar di University of Southern California, me- terjadi. Kedua, Merchant (2008) memang
maparkan pemikirannya tentang dampak menginginkan hasil IAR, bisa digeneralisasi,
riset akuntansi interdisiplin (Interdiplinary sehingga kontribusinya risetnya untuk
accounting research atau IAR) terhadap para dunia pendidikan dan praktik akuntansi
414 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

jelas. Tapi dia, mempunyai pandangan bah- yang demikian, Disiplin yang dipelajari
wa IAR terlalu kompleks dan tidak seder- seperti akuntansi, keuangan, manajemen
hana (parsimony), dan kurang membahas sains, sistem informasi dan sebagainya amat
tentang fakta, serta terlalu focus pada hal menggunakan paradigma positif atau func-
yang kurang penting (focus mostly on the tional paradigm. Para periset sistem infor-
exception). Sekali lagi Mercant tidak merasa- masi (SI) banyak yang berasal dari latar
kan manfaat IAR dalam proses mengajar- belakang computer scientist dan engineers
nya dan bagi dunia pendidikan akuntansi. yang mempelajari “hard disciplines”. Mereka
Ketiga, Merchant (2008) mengakui bahwa ini tentu amat dekat dengan functionalist
tidak mudah memahami struktur penulisan paradigm. Sebagai suatu komunitas dalam
laporan risetnya. Dia biasa membaca lapo- lingkungan periset yang baru muncul, tentu
ran dalam struktur riset kuantitatif–positif, para periset di lingkungan tersebut ingin
sehingga tidak mudah untuk membaca lapo capat dihargai oleh lingkungan riset. Jalan
ran riset yang tidak serupa strukturnya tercepat adalah mengikuti cara yang sudah
dengan yang biasa dia baca. Selain itu dia ada. Dalam cara yang sudah ada, untuk
mengkui bahwa ada “jargon” atu istilah- melaksanakan riset lebih fokus pada varia-
istilah di IAR yang sulit dipahami oleh para bel-variabel tertentu (functionalism). Di lain
positivist. Maka dari itu, Merchant (2008) sisi, fenomena dan realitas di dunia organi-
mengatakan bahwa laporan IAR kurang sasi semakin jauh dari sederhana.
komunikatif. Merchant (2008) menyatakan Selanjutnya, berkaitan dengan masalah
bahwa dia memang mencoba melihat pe- penghargaan (respectabity), karir akademik
nyebab penolakan IAR dari kacamata se- para pengajar dan periset diperguruan ting-
orang penganut aliran riset “mainstream”, gi tidak lepas dari keharusan untuk mem-
sehingga muncul ketiga masalah tersebut publikasikan hasil risetnya di jurnal-jurnal
Dari sisi paradigma sebagaimana yang ilmiah. Jika para editor di jurnal ilmiah
dikemukakan oleh Burrell and Morgan “tidak berubah” dalam menilai artikel mana
(1979), para periset masalah organisasi dan yang bisa dipublikasi dan ditolak untuk
akuntansi di Amerika Serikat juga tidak dipublikasikan (masih positivist), maka di
mudah untuk merubah pandangannya dari lain pihak ada kepentingan yang terabaikan
paradigma positif ke paradigma riset yang dari sebagian periset (kualitatif) untuk me-
lain. Stern dan Barley (1996), kemudian muat hasil risetnya. Apa yang kemudian
disempurnakan Goles dan Hirschheim terjadi pada para dosen atau periset yang
(2000) menyatakan pendapat bahwa ada ingin berkarir tentu bisa ditebak (Goles and
beberapa situasi yang menyebabkan para Hirschheim, 2000),
pembangun teori sulit untuk mengadopsi Dari sisi karir para dosen, riset kuali-
pemikiran (paradigma riset) alternatif. Me- tatif dan kuantitatif diyakini amat berbeda
reka mengungkapkan lima penyebab ter- dalam durasi risetnya (Merchant, 2008).
sebut adalah (1) social milieu. (2) search for Tujuan riset akuntansi positif yang men-
respectability, (3) problematic boundary setting, jelaskan dan memprediksi fenomena telah
(4) social construction for academic careers, dan “dibantu” oleh statistik sebagai alat pengu-
(5) unpalatable alternatives. Penyebab yang kuran dan analisis. Obyektivitas yang ber-
terakhir merupakan pendapat dari Goles jarak antara periset dengan realitasnya,
and Hirschheim (2000). ditambah dengan alat tersebut (statistik),
Dalam uraiannya, kehadiran program membuat durasi riset menjadi relatif tidak
sekolah bisnis (MBA) di Amerika adalah membutuhkan waktu riset yang panjang.
simbol rumah baru bagi para periset or- Sementara itu, riset akuntansi yang meng-
ganisasi. Kepraktisan pengetahuan menjadi gunakan pendekatan kualitatif tentu menye
ciri yang kuat pada sekolah-sekolah bisnis babkan periset harus “nyemplung” atau
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 415

terjun langsung ke realitas yang diteliti. majalah ilmiah, bahkan menjadi gatekee-
Langkah ini diambil karena tujuan risetnya pernya. Peneliti yakin dengan pandangan
adalah memahami fenomena, membebas- lain yang menyatakan bahwa selain pen-
kan pemikiran atau melakukan dekonstruk- dapat Birnberg and Shileds (2009), jalur
si terhadap realitas. Tentu saja periset mem- pendidikan juga merupakan jalur penyeba-
butuhkan waktu relatif panjang. Karir pe- ran pemikiran yang penting (Hopwood,
riset di dunia akademik tentu juga dibatasi 2007, lihat juga Suyunus, 2011).
usia atau waktu. Hasil riset juga perlu
dipublikasi. Masalahnya adalah para editor METODE PENELITIAN
atau gate-keeper di jurnal-jurnal terkemuka Dalam tulisan ini perlu dibedakan an-
belum bisa menerima sepenuhnya aliran tara peneliti dengan periset. Peneliti adalah
pemikiran riset kualitatif. saya yang sedang melakukan penelitian ini.
Durasi riset, karir para akademisi dan Periset adalah mereka, para dosen (infor-
gate-keeper jurnal-jurnal terkemuka diyakini man) yang pemikirannya menjadi fokus
Hopwood (2008), Merchant (2008) dan Bis- penelitian ini. Penelitian ini berusaha untuk
man (2010) sebagai tekanan atas periset menjawab pertanyaan penelitian tentang ala
akuntansi kualitatif. Selama editor tersebut san penolakan (informan) terhadap pemi-
belum bisa mengakomodasi pemikiran riset kiran riset akuntansi non-positif. Oleh sebab
non-positif, maka perkembangan pengetahu itu peneliti akan memasuki kehidupan pe-
an akuntansi yang dihasilkan dengan cara mikiran para informan secara mendalam,
riset selain dengan pendekatan positif, tidak agar bisa memahami pemikiran mereka
akan terjadi dengan cepat. Namun Chua (Sugiyono, 2008).
(2011), mencoba berargumentasi yang inti-
nya bahwa riset yang baik tidak selalu Pengumpulan data dan informan
harus dimuat di jurnal terkemuka. Memang Selama dua minggu peneliti berada di
ada artikel yang sukses seperti tulisan kota Jogjakarta, dan muncul di lingkungan
Sterling (1975), tetapi nyatanya tidak di- Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM
muat di jurnal riset akuntansi terkemuka. untuk berjumpa dengan informan. Selain
itu, peneliti sedang melanjutkan studi di
Jalur Penyebaran Inovasi Pemikiran Riset Malang, tepatnya di Fakultas Ekonomi dan
Akuntansi Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB).
Ada beberapa jalur difusi lain, selain Peneliti berhasil menemui tiga orang guru
seminar. Jalur penyebaran (atau komuni- besar yang mengawal perkembangan Riset
kasi) pemikiran riset akuntansi terebut ada- Akuntansi Multiparadigma (RAM). Peneliti
lah (a) Publikasi hasil riset. (b) interpersonal juga mengumpulkan data di kota Surabaya,
network, (c) menerbitkan majalah ilmiah se- tepatnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
suai dengan paradigma risetnya (Birnberg Universitas Airlangga (FEB UA), dengan
and Shields, 2009). Dalam tulisan tersebut, menemui 3 orang informan. Berikut ini
jalur penyebaran pemikiran sebagaimana peneliti sajikan para informan yang peneliti
yang peneliti uraikan, disebut sebagai jalur temui di Jogja, Malang dan Surabaya selama
komunikasi. SNA adalah ajang untuk meng beberapa waktu. Walaupun masih ada per-
komunikasikan hasil riset, baik itu riset debatan, peneliti memilih untuk menuliskan
kuantitatif atau riset kualitatif. Beberapa insial nama mereka.
tokoh riset akuntansi non positif di Indo-
nesia, aktif dalam organisasi profesi. Aksesabilitas peneliti
Dengan aktifnya para periset dalam SNA Untuk memasuki dunia pemikiran in-
(interpersonal network) maka mereka men- forman merupakan hasil dari kolegialitas
dapat posisi di organisasi, menjadi editor di jangka panjang, dalam arti berhubungan
416 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

baik dalam pertemanan dan dalam komu- Wawancara secara mendalam


nitas akademik, khususnya jurusan akun- Dengan pedoman wawancara yang
tansi. Aksesabilitas ini memang telah me- telah peneliti siapkan, wawancara dilaku-
lancarkan proses wawancara, namun pene- kan secara bebas, dengan pertanyaan-per-
liti tetap menjaga prosfesionalitas sebagai tanyaan yang terbuka.
peneliti.

Tabel 3
Daftar Informan

No Nama Dosen di Alumni S-2 Alumni S-3


1 SWD UGM AS AS
2 SGR UGM AS UGM
3 JGH UGM AS AS
4 ABH UGM AS UGM
5 BRT UGM AS AS
6 MFS UGM AUS ING
7 IRF UGM UGM -
8 BSB UB UI UGM
9 STR UB UGM UGM
10 ITY UB AUS AUS
11 SGS UA - UA
12 IMN UA UGM UGM
13 ZFN UA UB UB
Sumber: Peneliti

Sepanjang proses wawancara, gerakan spo bagai langkah dalam riset seperti ini.
ntan (gestures) dari para informan juga men Peneliti suka membaca berbagai topik yang
jadi data penting untuk proses selanjutnya. amat berguna dalam riset ini. Beberapa
Proses wawancara dilakukan dengan bacaan yang disukai peneliti berkaitan
bantuan alat perekam (MP3-Transcends) dengan human interest, filsafat, psikologi,
dan buku catatan (field notes). spionase, kebudayaan, politik, olahraga,
bahasa, dan lain-lain. Dalam beberapa
Hasil penelitian, artikel, buku, dan bahan tahun terakhir peneliti banyak membaca
ceramah artikel tentang pemikiran riset akuntansi
Para informan yang berkaitan dengan multiparadigma, buku-buku maupun arti-
penelitian ini tentu juga menjadi data kel tentang pemikiran para ilmuwan akun-
penting. Kumpulan makalah yang dipresen- tansi dan dan pemikir filsafat ilmu yang
tasikan di SNA, artikel di majalah ilmiah, beraneka ragam pemikirannya.
makalah dalam ceramah, atau karya buku Proses analisis dilakukan dengan meng
tentu menjadi data penting dalam menye- hubungkan antara tema satu dengan tema-
lami pemikiran para informan. tema jawaban lainnya. Dalam proses inilah
Riset kualitatif sifatnya amat subyektif. peneliti menjadi amat subyektif berdasar-
Sehingga sering dikatakan bahwa alat atau kan stock of knowledge-nya. Pemikiran ten-
instrument utama dalam penelitian ini tang berbagai paradigma riset di bidang
adalah peneliti sendiri. Seorang peneliti sosiologi (Burrell and Morgan, 1979; Saran-
harus memiliki mempunyai stock of know- takos, 1993: dan Neuman, 2011) menjadi
ledge yang cukup untuk melakukan ber- referensi penting dalam menganalisis.
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 417

ANALISIS DAN PEMBAHASAN dua, pada saat BSB menjadi Dekan FEB UB,
Kepak Sayap Rajawali Akuntansi Multi- dia berhasil memindahkan pengelolaan pro-
paradigma gram S-2 dan S-3 dari payung Universitas
Rajawali adalah nama burung yang (Pasca Sarjana) ke Fakultas. Putusan yang
kerap di jadikan simbol kekuatan atau ke- pertama membuat lahan pengembangan
kuasaan. Dia menjadi simbol kekuatan RAM tersedia, sedangkan putusan yang
karena pendidikan anak-anak burung ter- kedua membuat pengelolaan dan pengem-
sebut memang membuat mereka menjadi bangan pendidikan akuntansi semakin lelu-
burung yang kuat. Dia menjadi simbol asa, dalam arti inovatif dan tidak terjebak
kekuasaan karena kemampuan terbangnya oleh birokrasi yang rumit. Berikut adalah
yang mengarungi angin dan jauh tinggi di penuturan BSB:
atas langit dengan mata yang memandang di sini saya omong-omong sama ITY. Ya
penuh dengan kekuasaan atas angkasa, pemikiran dia juga, ya… bagus juga.
lautan dan daratan di sekitarnya. Rajawali Karna waktu ITY datang, saya kan PD
akuntansi merujuk pada para periset akun- 1 di sini, banyak berinteraksi sama dia
tansi yang mengembangkan akuntansi de- waktu itu. Saya berinteraksi dan saya
liat .. pemikiran mereka juga harus
ngan riset-risetnya.
ditampung gitu lho, jadi saya segera
Ada dua nama yang berperan besar di (mengambil) S3, dan setelah saya
awal perkembangan Riset Akuntansi Multi- pulang dari S3.. di sini mau merintis
paradigma (RAM). Dua nama itu adalah pendirian S3. Tadinya cuman kan, yang
ITY dan BSB3. Mereka berdua adalah pen- ada kan, cuma saya dengan dia…
cetus ide RAM dan strategy maker yang ber- kemudian datang EGS4, ya kita
sama-sama memulai pengembangan RAM. ngomong-ngomong bertiga gitu, ya dia
Pertama, BSB yang 10 tahun lebih senior (S3) harus dibuat lain.. karena sumber
dari ITY telah banyak membangun Jurusan daya. (FN 2011 1115 BS-pendirian S-3
Akuntansi di UB dan menjadi pengelola Multiparadigma).
jurusan dan fakultas, hingga akhirnya men- BSB juga pernah mengungkapkan bah-
jadi Dekan FEB UB. Dia dikenal sebagai wa strategi pendirian PDIA berdasarkan
pribadi yang tenang, tidak bicara jika tidak sumber daya. Saat itu, dari tiga orang yang
perlu, santun dalam bertutur kata dan suka merupakan pendiri PDIA, ada dua orang
berolahraga. yang orientasi risetnya non-positivistik, dan
Ada dua hal penting yang merupakan seorang dengan orientasi riset positif. EGS
keputusan strategisnya sebagai pengayom yang bergabung kemudian telah memper-
di FEB UB. Pertama, ketika BSB berbincang kuat kelompok non-positif dalam memba-
dengan ITY yang mengungkapkan pikiran- ngun RAM.
nya tentang pengembangan fakultas, khu- Sebelum mereka mendirikan S-3, tentu
susnya di jurusan akuntansi yang menye- saja mereka juga telah membuka program
pakati pengembangan RAM tersebut. Ke- S-2. Saat pendirian itu, baru ada ITY yang
merupakan inisiator dan satu-satunya
doktor. Bersama dengan empat orang kole-
3 Mereka peneliti anggap berpengaruh dalam mengem- ga dosen lainnya mereka mendirikan pro-
bangkan RAM, melalui pendirian Program S-3 di JAFEB UB.
Tetapi yang “membidani” kelahiran pemikiran RAM adalah
tim yang terdiri dari lima orang dosen muda Jurusan 4EGS, tadinya adalah dosen di salah satu perguruan tinggi
Akuntansi di FEB UB, ketika membangun Program S-2 swasta di Malang. dia alumni dari University of
Akuntansi. Salah satu diantara mereka ITY, sebagai pencetus Wollongong. Kemudian dia pindah ke FEB UB dan dia ikut
ide RAM dan kala itu merupakan satu-satunya Ph.D . Empat membangun S-3 Multiparadigma bersama BSB, dan ITY.
Sejak 13 Desember 2010, EGS juga menyandang jabatan
orang lainnya masih bergelar Master.
Guru Besar Akuntansi.
418 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

gram S-2 yang pendekatan risetnya juga lahan subur untuk berkembang di FEB UB.
multiparadigma. ITY memang menjadi motor penggerak
Dalam perjalanan pengembangan RAM berjalannya RAM di UB. Ketua Jurusan
di JAFEB UB, bukannya tanpa masalah. Hal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ini juga dirasakan dan dialami oleh BSB. Universitas Brawijaya (JAFEB UB), Prof. Dr.
Program RAM dirasakan menjadi menekan Unti Ludigdo, mengatakan bahwa ada tiga
karena setiap dosen diharapkan juga me- faktor yang membawa keberhasilan penye-
nguasai RAM; artinya setiap dosen di- baran pemikiran RAM di tempat tersebut.
harapkan mampu menguasi riset akuntansi Pertama dari diri ITY sendiri yang kuat
dengan empat paradigma tesebut, positif, argumentasinya. Kekuatan tersebut terben-
interpretif, kritis dan posmodernis. Mung- tuk karena dalam masa studi di luar negeri,
kin saja ini persepsi BSB, tapi perasaan sese ITY tekun membaca dan berpikir. Kedua,
orang tidak akan tumpul jika telah terasah ITY konsisten penetrasinya. Dia tidak per-
ketika mengamati keadaan sekitarnya. BSB nah berhenti menyebarkan pemikirannya
tidak setuju dengan proses memultipara secara formal, maupun informal. Ketiga,
digmakan para dosen, dan dia mengusul- ada dukungan yang kuat dari teman-
kan adanya dialog bukan pemaksaan ke- temannya karena telah memahami pikiran
hendak oleh penguasa5. ITY (lihat Suyunus, 2011).
iyaaaa.. awalnya sama pak, awalnya Kehidupan relijiusnya ITY memantap-
sama.. wong itu.. kurikulum S3 itu kan hati untuk menggabungkan antara
kami rancang bersama-sama… tapi akuntansi dan Islam sehingga lahir karya-
terakhir-terakhir..eee… dia lalu artikan nya tentang akuntansi Syariah (Triyuwono,
lain gitu ..tidak seperti awal. Namanya
2000). Pejalanan penyebaran pemikiran riset
proses pemikiran memang berjalan.
Tapi..oo iyaa, makanya saya bilang,
akuntansi multiparadigma (RAM) bisa di-
jangan menggunakan kuasa atau katakan berawal dari hasil pemikiran dan
menggunakan kekerasan.. tapi dialog.. karyanya tersebut. Di samping mengawin-
nanti bersama dengan berlalunya kan Islam dengan akuntansi, ITY juga
waktu.. nanti nemu sendiri…makanya mengembangkan cara mengajar di kelas
kan saya selalu mengatakan dialog.. dan menyebarkan pemikiran RAM.
dialog..ee sonjo-sonjo (bahasa jawa) Jika BSB dan ITY saling mendukung
sonjo itu saling mengunjungi..... RAM walaupun berbeda “keyakinan”, STR
kemudian.... omong-omongnya itu terkenal dalam posisinya sebagai positivist
bukan.... kalo orang desa itu kalo datang
di FEB UB. Pendapat dan tantangan beliau
itu, dia omongnya macem-macem gitu,
tapi di situ itu nanti… menemukan.
terhadap multiparadigma amat dirasakan
Jadi bukan.. misalnya aku mengko oleh para koleganya. Namun, kenyataannya
ndatangi pak MQ arep ngomong iki.. STR juga ikut membangun berkembangnya
bukan gitu….(FN 2011 1115 BS- RAM di JAFEB UB. Dalam satu kesempatan
pendirian S-3 Multiparadigma) STR mengatakan dengan gayanya,
“saya sudah terima multiparadigma.
Perbedaan nilai ini cepat diselesaikan Walaupun saya sudah memberi
oleh mereka dengan melakukan silaturahmi argumentasi agar kurikulum kita
dan dialog, sehingga RAM tetap memiliki jangan seperti sekarang6. Tapi ya

5 Dalam konteks ini, pada saat itu, tahun 2011, penyandang


6 Kurikulum S-3 PDIA di FEB UB akhirnya berubah sejak
jabatan Dekan, Kajur Akuntansi, KPS S-1, KPS S-3 di FEB UB tahun ajaran 2012/2013/ Pendapat STR merupakan salah
adalah dosen akuntansi dengan orientasi riset non-positif. satu pertimbangannya. Tetapi pemicunya adalah
Itu sebabnya Prof BSB mengingatkan tentqang pendekatan kedatangan para doktor muda dari berbagai tempat
dialog, bukan pendekatan kekuasaan studinya, dan mereka memiliki “kepentingan” untuk ikut
berkiprah juga.
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 419

sudahlah, teman-teman sudah setu- mana orientasi paradigma riset akuntansi-


ju”. nya.
SWD tidak menolak kehadiran riset
Menurut peneliti perkembangan RAM
akuntansi non-positif, dalam arti dia mene-
di JAFEB UB justru disebabkan adanya
rima kehadiran riset kualitatif tetapi tidak
sikap oposan seperti sikap STR. Dengan
ingin mempertanyakannya untuk meng-
adanya dua “kubu” yang saling berargu-
hindari argumentasi yang menurutnya me-
mentasi, maka ada kecenderungan kedua
rupakan stratagem7. SWD juga tidak ber-
pihak itu berusaha untuk saling memahami
usaha berpihak pada pemikiran riset kuanti
dengan cara mempelajari paradigma yang
tatif maupun kualitatif; tetapi orientasi dia
lain dan berdiskusi. STR juga pernah me-
adalah riset akuntansi positif. Alasannya
nyampaikan hal berikut ini kepada peneliti;
karena academic life experience dia berada di
“saya sudah tidak ada masalah
dengan multiparadigma, dan saya
riset akuntansi positif. Selain itu, tentu ada
sudah mulai mempelajarinya, tapi kebijakan jurusan akuntansi yang ingin
saya belum pernah diberi bimbingan lebih mengembangkan akuntansi dengan
yang kualitatif”. menggunakan pendekatan riset akuntansi
positif. Dalam salah satu kesempatan SWD
Walaupun STR menyampaikan dengan mengatakan
gayanya yang oratoris, peneliti mengang- …Ya ndak papa, ndak masalah. Kalo
gap bahwa dia setuju dengan RAM, dan dia kita sudah bicara ilmiah, apapun itu
memilih untuk menjalani satu paradigma tergantung komunitas. Hanya saja
saja; paradigma positif sebagaimana halnya kalau saya menjadi tim untuk mem-
BSB. bimbing mahasiswa fakultas hukum
ya saya frustasi. Menurut saya kalau
Mendengarkan Suara Rajawali Lain itu memaparkan undang-undang ini
ini, itu itu, menurut saya itu bukan
Para akademisi akuntansi FEB UGM
disertasi. Tapi itu tergantung komuni-
dikenal cukup memiliki pengaruh di kala-
tasnya,.. ya sudah kalau begitu. Saya..
ngan akademisi akuntansi di Indonesia. ndak bisa memberi banyak. Baca saja
Maksudnya, apa yang menjadi keyakinan disertasinya AT8, pengalaman dia
mereka segera diikuti oleh para akademisi menjadi tokoh ini ini ini, menurut
di Indonesia, termasuk paradigma yang saya itu memoir,..memoir itu bukan
dianut oleh akademisi di Universitas itu. penelitian ilmiah... tapi itu pandangan
Menurut peneliti, hal ini amat di dukung saya.
oleh aktivitas penyelenggaraan S-2 dan S-3
SWD berusaha konsekuen untuk me-
akuntansi di FEB UGM serta tingginya
nganggap bahwa di manapun posisi riset
kredibilitas para akademisi UGM dalam
seseorang, akan menghadapi komunitas
setiap pertemuan ilmiah, termasuk SNA.
yang mengakui keilmiahan dan ketidak
Peneliti berhasil menemui SWD (angka
tan 1973), sebagai informan yang pertama.
Beliau cukup dikenal sebagai akuntan
pendidik yang amat memperhatikan bahasa
7Stratagem adalah argumen yang digunakan untuk membela
pendapat yang sebenarnya lemah atau tidak dapat
Indonesia. SWD amat piawai dalam mata- dipertahankan secara logis. Tujuannya untuk memaksakan
kuliah Statistik. Filosofi tentang pengguna- kehendak, menjatuhkan bicara atau membuat yang keliru
seolah-olah benar (Suwardjono, 2010,72).
an alat analisis (statistik) dalam riset amat
dikuasai SWD. Sebagai alumni dari sebuah 8 AT adalah salah satu tokoh (ketua) partai di era orde baru
perguruan tinggi di Amerika Serikat (Kent yang meneruskan studi di universitas “Y”. setahu peneliti
State Univ), tentu sudah bisa diduga, ke- dia adalah alumni dari fakultas teknik (S-1), bukan dari
fakultas sosial
420 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

ilmiahan suatu riset. Dalam komunitas riset Jika laporan penelitian adalah seperti
akuntansi positif, maka cara atau epis- tulisan AT, maka menurut pendapat
temologi positif adalah yang ilmiah. Sebagai beliau tulisan itu bukanlah suatu
konsekuensinya, cara riset yang lain tentu disertasi karena tak memenuhi
kaidah-kaidah untuk tulisan yang
tidak ilmiah. SWD sepaham dengan cupli-
disebut science. Dengan lugas ditanya
kan berikut. kan apa bedanya disertasi dengan
If we agree that the meaning of the word
tulisan wartawan yang disebut
“scientific” comes from science (natural
dengan investigation report (Field
science) in the sense of emulating natural
Note, 2012 0111 U”X”-SWD 1).
science, then anything else that does not
follow natural science study may be called Beberapa catatan lainnya adalah dijelas
“unscientific”. It does not mean that
kannya istilah escapism dan pemberontakan.
unscientific approach is useless or
meaningless. When it comes to social SWD tidak mengharapkan terjadinya pela-
phenomena or policy making, unscientific rian (escapism) dari riset akuntansi positif
approach may be shown or even proven to kuantitatif ke riset akuntansi non positif-
be useful, fruitful, and meaningful kualitatif hanya karena seseorang tidak
(Suwardjono, 2006) paham dengan statistik (Sugiyono, 2008).
Jika ini terjadi, maka escapism merupakan
Buku-buku riset yang dibaca SWD
alasannya. Menurut SWD seseorang tidak
tentu buku riset yang yang membahas
sekedar memilih (paradigma) orientasi posi-
mengenai riset kuantitatif dan riset kuali-
tif atau non positif, riset kuantitatif atau
tatif. Salah satunya SWD menyebutkan
riset kualitatif; tetapi seseorang melakukan
buku Social Research karangan Neuman9
pemberontakan.
(2003). Peneliti bisa memahaminya, karena
Menarik sekali pandangan SWD ten-
buku Burrell and Morgan (1979) tidak
tang pemberontakan yang terjadi ketika
populer di kalangan mereka, tetapi artikel
seseorang memilih paradigma. Idenya ada-
Chua (1986), dan Gioia and Pitre (1990)
lah periset hendaknya menguasai metode
yang banyak merujuk pada pikiran para
riset yang standar dulu (positif) sampai
ahli riset sosial amat populer di kalangan
periset tersebut menjadi expert dan puas
mereka, para dosen Jurusan Akuntansi di
dengan metode tersebut. Kemudian peneliti
FEB UGM.
tersebut bisa melakukan perluasan metode
Walaupun SWD menerima kehadiran
dengan memilih metode baru; itu yang di-
riset akuntansi non-positif dengan segala
katakan bahwa memilih paradigma merupa
konsekuensinya, dia masih punya satu per-
kan bentuk dari pemberontakan (Suwar-
tanyaan penting yaitu; apa bedanya laporan
djono, 2006). Perubahan paradigm ini biasa-
riset non-positif dengan laporan jurnalistik
nya terjadi karena tujuan riset yang ber-
yang ditulis dengan baik setelah melakukan
beda, sehingga cara risetnya juga berbeda
investigasi dengan cermat pula. Peneliti Positivism cannot do what non-positivism
sempat mencatat secara relektif ketika ber- can do. Non-positivism has its own
bincang dengan SWD, dalam field note features and merits. It is true (at least we
sebagai berikut; agree) that cars are the best for travelling
Pertanyaan mendasarnya adalah; kita and bycycles would be futile. It is so with
harus sepakat dulu dengan apa yang confronting one paradigm to another
disebut sebagai binatang akuntansi. especially if the purpose is to win the
Kemudian kita memilih orientasi kita. claim of truth (Suwardjono, 2006)

SWD memang tidak ingin terjebak


dalam monism, bahwa harapan para kaum
9 Edisi terbaru terbit tahun 2011 positivism, metode (cara) inilah satu-satunya
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 421

yang ilmiah. Tetapi dia punya pendapat wa ekspertis mereka adalah di orientasi
tentang anything goes, sepertinya semua bisa riset positif. Jika mereka memaksakan diri
diteliti, semua boleh. Dia kuatir jika nanti- untuk mau membimbing mahasiswa de-
nya akan dihasilkan karya kontemporer, ngan orientasi riset kualitatif tentu akan
bukan karya ilmiah, padahal maksudnya kacau hasilnya, karena itu bukan expertise
melakukan riset akuntansi. Orang bisa ter- para dosen di lingkungan pak MFS. Karena
jebak, sehingga menjadi seniman kontem ekspertis di riset akuntansi positif, maka
porer, bukan melakukan hal yang ilmiah ada pertanyaan yang ada di kepala MFS.
(Suwardjono, 2006). Mungkin dia menganggap sebagai kelema-
Pengaruh pandangan institusi terhadap han
individu dosen juga diungkapkan MFS, Secara pribadi, kalo sudah gini njur
salah satu dosen muda di FEB UGM. MFS ngopo? Seperti disertasi saya, sesudah
lulus dari UGM tahun 1998, lalu melanjut- selesai ya harus dicari kenapa begitu.
kan ke The University of Western Australia (S- Saya harus interview juga; itu untuk
memuaskan saya.
2), kemudian melanjutkan lagi ke The Uni-
versity of Bradford di Inggris (S-3). MFS me- Kelemahan yang kedua, berkaitan de-
nerima kehadiran riset akuntansi multi- ngan pertanyaan tentang apakah social
paradigma. MFS mengatakan bahwa ke- science sama dengan natural science. Jika
benaran (Truth) menurut para positivist dan telah telah dilakukan uji validitas dan hasil-
kebenaran menurut non-positivist selalu di- nya valid; apakah ini memang valid betul
lihat dari sudut pandangnya masing-ma- sebagaimana yang terjadi pada data di
sing sehingga ontologi dan epistemologinya natural science. Pertanyaan ini selalu ada di
memang ada tempatnya sendiri-sendiri.. benak MFS.
Kalo saya kembali ke itu ya…. Dulu sebelum MFS sampai pada tahap
filosofinya kan, orang mendefinisikan skripsi, masih banyak topik skripsi yang
truth itu apa. Artinya begini, kalo judulnya tentang internal control, sistem
orang positivist itu kan jelas, kalo truth
dan prosedur dan semacamnya. Setelah
adalah out there, di sana… ya positivist
kan. Ya mau tidak mau yaaa harus
para dosen berdatangan dari Amerika, ma-
seperti itu. Lalu kalau orang inter- ka muncul cara riset baru yang kemudian
pretif yaaa, the truth around us, harus menjadi bahan ajar bagi mahasiswa. Sejarah
diinterpretasikan gitu. Jadi sebenar- di jurusan akuntansi FEB UGM telah men-
nya kalo saya pribadi itu ya ndak catat perubahan cara riset yang besar
masalah ya. Karena memang kalo setelah empat orang dosen mudanya pulang
bahasa pak MQ10 yang memang dari Amerika, tepatnya dari Temple Uni-
secara ontology sudah beda dan secara versity, Philadelphia di sekitar tahun 1995
epistemology sudah beda. ., ya itu ya atau 1996.
nggak mungkin ketemu.
Yang diungkapkan oleh MFS tentang
MFS juga menjelaskan bahwa meski- riset yang dulu juga dialami oleh IRF,
pun secara institusi dia positivist, tapi secara seorang dosen senior yang dikenal sebagai
pribadi dia bisa menerima kehadiran kedua sosok dosen sederhana dan amat relijius.
orientasi riset tersebut. Tapi mengapa me- Peneliti mengenalnya sejak masa kuliah
reka tidak mau membimbing riset dengan dulu. Dia adalah dosen untuk mata kuliah
pendekatan kualitatif? Dia mengatakan bah- auditing. Ciri khasnya adalah selalu me-
makai sepatu sandal dan selalu tersenyum..
Menurut pandangan peneliti, IRF merupa-
Ini adalah nama kecil peneliti, begitu para informan
10
kan pribadi yang menyenangkan karena
memanggil peneliti suka membantu. IRF tidak mempermasalah
422 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

kan tentang epistemologi riset akuntansi Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
(kualitatif dan kuantitatif). Namun, dia dan Pengalaman-Pengalaman (Hartono,
mulai mempertanyakan manfaat riset akun- 2004), Mengingat posisi JGH yang strategis,
tansi dengan topik masalah pasar modal. peneliti membicarakan tentang arah JAFEB
IRF mengatakan bahwa saat ini dia mulai UB yang membangun School of Thought.
mendorong mahasiswa S-1 untuk menulis Pada dasarnya, JGH senang dan meng-
tentang internal control, sistem akuntansi, hargai sekali keberanian dan pilihan teman-
overhead cost dan sebagainya, yang dipikir- teman di UB untuk berbeda, tidak ikut-
kan lebih bermanfaat untuk perusahaan ikutan sehingga ada posisi yang baik bagi
yang diteliti. Ini adalah topik dan cara riset JAFEB UB sebagai suatu pilihan tempat
jaman dulu yang dimaksudkan oleh MFS. studi bagi banyak orang. Di lain sisi teman-
Salah satu dari empat dosen muda teman di UB tidak terjebak untuk ikut-
UGM yang lulus dari Temple University ikutan sebagaimana yang dijelaskan dalam
adalah JGH. peneliti berhasil menemui JGH salah teori keperilakuan yang disebut Teori
di ruang kerjanya. Saat itu JGH menduduki Adjusting and Anchoring (Warsono, 2011).
posisi sebagai direktur MAKSI (S-2). Dia Mendengar pendapat JGH, peneliti yakin
alumni UGM (S-1), Western Michigan Uni- bahwa dia juga memahami bahwa di UB,
versity (S-2), dan Temple University (S-3). orientasi para dosennya berada tidak hanya
Dalam perbincangan itu, peneliti mencatat di paradigma positif saja, melainkan juga
penjelasan JGH sebagai berikut: berada di paradigma non-positif.
“Intinya kami menerima itu sebagai Sementara ini, mereka di JAFEB UGM
sesuatu yang saling melengkapi da- tidak atau belum mengarah ke school of
lam akuntansi”. JGH mengatakan thought. Mereka hanya “kumpulan orang”
bahwa dirinya ingin melihat, mencari yang berpikir untuk mencari solusi dan
tahu akuntansi dari sisi yang nyata,
menjelaskan pada masyarakat mengenai
sehingga hasil (riset) nya dapat di
gunakan oleh praktisi untuk men-
fenomena (akuntansi) yang tampak. JGH
jelaskan dan memprediksi. Menurut mengatakan bahwa mereka meneliti realitas
JGH itu saja amat banyak masalah yang tampak dipermukaan, sedangkan
yang bisa diangkat, dan tidak ada teman-teman di JAFEB UB mengarah pada
habisnya, sehingga mereka (UGM) realitas yang ada di bawah permukaan.
fokus ke sana, lalu aku bertanya, Tentu lebih sulit untuk meneliti sesuatu
apakah semua begitu berpikirnya? yang tidak tampak dipermukaan. Kedua
Lalu kata JGH, ya tidak semua begitu. pendekatan riset ini saling melengkapi.
Ada yang melihat akuntansi dengan Saat menemui BRT yang juga merupa-
cara dan sudut pandang yang lain,
kan salah seorang dari four musketeers dari
tapi kami sepakat untuk fokus ke
sana. Biar yang lain diluar yang
Temple University, peneliti menemui penda-
diteliti UGM diteliti oleh yang lain. pat yang berbeda tantang RAM. Mereka
Kata JGH, “kita kan menolak Groun- berempat, the four musketeers, menjadi motor
ded Theory. Kita melihat fenomena dan gerakan riset positif kuantitatif setelah
menggunakan statistik sebagai alat matang belajar di Temple University. BRT
analisis” (FN 2012 0112 U”X” IBAS 1- menempuh S-2 di Memphis State University.
Ideologi and JGH-Positivism) Menariknya, dalam pandangan pribadi BRT
JGH mengatakan bahwa masing- dan khususnya di Indonesia. kehadiran
masing (pendekatan penelitian) ada kele- paradigma non-positif merupakan noise.
“Saya tidak banyak berinteraksi
bihan dan kelemahannya dalam memahami
dengan mereka, paling hanya dua
(realitas) akuntansi. Dia merujuk pada pen- tiga kali. Tapi kehadiran mereka
dapat yang ada di buku yang berjudul dalam arti mereka itu ada malah
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 423

noise, sing interpretif kuwi mau. amat cermat dan berhati-hati dalam riset-
Karena mereka yang saya temui risetnyat.
selalu menyerang. Untungnya, saya BRT tetap menghargai keberadaan riset
bisa menahan (diri) untuk tidak kualitatif dengan catatan perlu diadakan
nyerang balik. Jadi orang-orang
dialog antara pengikut masing-masing para
(interpretif) yang saya temui itu
noise. (Padahal) saya selalu menga-
digma, baik periset kuantitatif, maupun
gumi tulisan-tulisan orang inter- periset kualitatif. Dengan kata lain, BRT
pretif; karena angel tenan kuwi.. dan adalah seorang peneliti yang menyadari ke-
waktunya luar biasa”. hadiran dan perkembangan cara riset kuali-
tatif tidak bisa dihalangi, sehingga merasa
Menurut BRT, tulisan mereka (kuali- perlu dilakukan dialog demi penyempurna-
tatif) tidak banyak di baca dan dinilai orang, an cara riset yang ada saat ini. Menariknya
dan tentu saja tidak memperkaya penge- beberapa argumentasi BRT sesuai dengan
tahuan akuntansi. Laporan riset yang di- pemikiran Merchant (2008) dan Wilmott
hasilkan tampak tidak mengikuti protokol (2008).
yang seharusnya sehingga sulit untuk men- SGR dan ABH adalah dua orang dosen
jadi pengetahuan (science). BRT sendiri tidak yang sama-sama meyelesaikan S-1 di UGM
mau menjadi naïf dalam penelitian. Seorang dan S-2 di Murray State University. Ke-
peneliti harus tahu kelemahan dan kekua- mudian mereka meneruskan studi S-3
tan paradigma yang dipilihnya. Menurut UGM. Keduanya juga mengikuti sandwich
BRT, dirinya amat mengetahui kelemahan program di University of Kentucky pada saat
metode kuantitatif ini, sehingga dia amat sedang menempuh kuliah S-3. Peneliti ha-
berhati-hati dalam penelitian. Hampir se- nya berbincang sebentar dengan ABH.
mua peneliti riset kuantitatif mengakui Kami duduk berhadap-hadapan dipisahkan
bahwa tantangan terbesarnya adalah saat oleh meja. ABH ada di sisi Barat dan
mencari data. Ini yang disebut dengan peneliti duduk di sisi Timur. Saat itu hari
keasyikan oleh BRT. Jumat, menjelang pukul sebelas siang, dan
“Kalo kekuatan positif, saya tidak
kami agak sedikit tergesa-gesa ketika ber-
pernah memikirkan tentang kekuatan
positivis, tapi….itulah yang saya tau.
bincang. Walaupun demikian, ada yang bisa
Tapi saya tau kelemahannya yaitu peneliti peroleh dari perbincangan ini,
keasyikan. Keasyikan itu bisa terjadi diantaranya adalah kata-kata berikut ini:
karena tantangane dalam positivis iku “Gini pak, di sini juga sudah lama ada
koyo wayahe ngumpulne data”. masalah riset kuantitatif dan kuali-
tatif. Kalo saya, nggak ada masalah.
Perkembangaan riset akuntansi multi- Saya tidak keberatan kalo tulisan
paradigma (kualitatif) merupakan hal yang mahasiswa saya menggunakan pende
juga menjadi perhatian BRT. Ada kekua- katan kualitatif. Sementara itu teman-
tiran di balik tarikan senyumannya ketika teman di sini tidak terlalu setuju atau
peneliti masuk ke topik ini. Dengan gaya belum setuju benar dengan kualitatif.
khasnya, BRT mengatakan bahwa cara riset Mungkin saya ini secara inherent telah
menjadi moderat. Artinya moderat
akuntansi kualitatif akan berkembang cepat
telah melekat (embedded) dalam diri
karena belum mapannya atau belum sem-
saya sejak lahir.”
purnanya cara riset tersebut di Indonesia. “Satu saat saya bertanya pada
Artinya, cara riset tersebut masih belum seorang kiai tentang moderat ini,
benar dan jadi lebih mudah diikuti. Semen- karena saya gelisah. Lalu kata kiai,
tara itu, BRT mengetahui kelemahan epis- lho.. nabi Muhammad itu adalah
temologi dalam paradigma positif, BRT seorang moderat sejati. Tidak pernah
ada pemaksaaan untuk memeluk
424 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

agama Islam kecuali jika untuk me- digunakan untuk memahami data yang di
ngenalkannya. Ada waktu untuk luar rata-rata atau outlier. ABH berusaha
memutuskan perang dan ada waktu lebih jauh agar masalah dikotomi kuantitatif
untuk tetap berdampingan dengan versus kualitatif bisa dieliminasi. ABH
pihak lain. Saya merasa senang. Jadi
mengusulkan agar para dosen (positif) mau
kalau ada yang meminggirkan kuali-
tatif, maka saya berusaha “membela”
mempelajari riset akuntansi non-positif.
nya dalam arti menjelaskan tentang Pandangan ABH di atas, berbeda de-
bagusnya kualitatif. Demikian pula ngan reaksi SGR. Ketika peneliti berjumpa
sebaliknya.” dengan SGR dan menyampaikan maksud
kedatangan peneliti, SGR menceritakan pe-
Jelas sekali apa yang diungkapkan oleh ngalaman beliau saat membaca riset yang
ABH, bahwa kehadiran riset akuntansi ditulis oleh GRH11 dan kawannya (mungkin
kualitatif tidak menjadi masalah bagi ABH. mahasiswanya) di Jurnal Akuntansi Multi-
Dalam perjalanan hidup ABH, dia menemu- paradigma. Muncul pertanyaan dibenak-
kan bahwa ada sesuatu yang oleh Tuhan nya, bagaimana ceritanya, artikel itu ditulis
diberikan kepada masing-masing orang dan dari hasil wawancara dengan 3 pengusaha
itu menjadi wataknya. Misalnya ABH sen- muslim yang sukses, lalu dengan mudah
diri diberi kemampuan (lebih) untuk selalu menyimpulkan sesuatu? Tentu saja SGR
moderat, sementara ada orang lain yang mengungkapkan dengan wajah heran, lalu
diberi kemampuan (lebih) untuk menguasai tersenyum yang penuh arti.
statistik atau sebaliknya. Nah, dalam riset Memang SGR tidak banyak memberi
hal itu kelihatan; artinya ada yang bertahan cerita tentang masalah yang peneliti hendak
pada riset positif kuantitatif dan ada yang pahami. Tetapi komentar SGR mengenai
tetap dalam riset kualitatif. Kalau ABH se- artikel GRH yang dibacanya sudah me-
cara pribadi justru mencoba untuk menge- nunjukkan posisi orientasi riset SGR. Justru
tahui riset kualitatif, ketika cara riset itu ada pertanyaan sederhana dari SGR yang
muncul. membuat peneliti merasa terkjut sekaligus
Selain itu secara individu, ABH juga terkesan. “Ki, ITY kuwi dina-dinane piye? Opo
merasakan bahwa koleganya masih belum dekne dina-dinane koyo sing ditulis nang
setuju benar dengan riset kualitatif. Setelah bukune?” begitu pertanyaan SGR. Rupanya
peneliti berusaha mendalami maksudnya, kedalaman pemikiran SGR dalam masalah
ABH mengatakan bahwa pemilihan orien- agama, membuat dia justru bertanya ten-
tasi riset Positif bisa jadi karena beberapa tang orang yang bukunya amat terkenal.
hal, misalnya kepentingan tertentu, atau Pertanyaannya adalah tentang bagaimana
memang tidak mau terganggu dengan be- keseharian ITY, sehingga dia bisa menulis
lajar lagi tentang cara riset yang sedang dan memberikan ide untuk akuntansi
berkembang. syariah seperti itu. SGR tampaknya telah
Dia mengungkapkan bahwa mindset mencoba untuk memahami pemikiran ITY
mahasiswa di sini (JAFEB UGM) seperti dan membutuhkan lebih banyak data atau
diarahkan untuk selalu melakukan riset de- informasi mengenai ITY sebelum SGR me-
ngan pendekatan positif; padahal tidak se- ngambil sikap yang jelas. Hal ini bisa
dikit permasalahan yang bisa diteliti de- dijelaskan dalam Langkah-langkah Peru-
ngan pendekatan kualitatif. Menurut ABH,
penelitian positif selalu mencoba meng-
ungkapkan hal yang berada dalam area
rata-rata, dan kenyataannya ada (data) yang 11GRH seorang Guru Besar Akuntansi di Universitas
di bawah rata-rata dan ada juga (data) yang Merdeka - Malang, yang merupakan alumni Program S-3 di
UGM
di atas rata-rata. Jadi riset kualitatif bisa
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 425

bahan Sikap menurut Model Hovland, Janis Peneliti juga memperoleh informasi bahwa
and Kelly (Azwar, 2010) yang mengungkap- salah satu mata kuliah di S-3, ada yang
kan bahwa perubahan sikap sebagai efek membahas beraneka macam riset, termasuk
suatu komunikasi tertentu akan tergantung riset kualitatif. Untuk topik riset kualitatif,
pada sejauh mana komunikasi diperhatikan, SJE diminta untuk mengisi kelas dalam 2
dipahami, dan diterima. kali pertemuan. Peneliti jadi maklum jika
Peneliti hanya bisa meraba arah per- SGR menyebut nama SJE.
tanyaan itu. Orang bertanya tentang orang Peneliti memulai proses pengumpulan
lain seperti itu, adalah orang yang ingin data di FEB UA dengan menemui ZFN, se-
tahu sosok sebenarnya orang lain itu. orang dosen muda Departemen Akuntansi
Mungkin ada value yang ingin dicari. SGR di FEB UA, Surabaya. Dia lahir di Tulung-
mencoba mengaitkan gambaran sosok ITY agung dan merupakan alumni dari JAFEB
dengan buku Teori Akuntansi Syariah karya UB. Sejak dari S-1, kemudian S-2 dan S-3,
ITY. Mungkin pula, karena dia tidak suka semuanya ditempuh di JAFEB UB. Kemudi-
atau amat suka dengan karya orang lain an ZFN diterima sebagai dosen di FEB UA.
tersebut sehingga dia perlu informasi ten- Saat ini, ZFN adalah Ketua Program PPAk
tang siapa yang menghasilkan karya itu. di FEB UA. Dia mengatakan tidak ada masa
Dalam pandangan peneliti, pertanyaan SGR lah dengan multiparadigma; tergantung
lebih ke arah kemungkinan yang kedua. Bsa pada tujuan risetnya, dan masing-masing
juga SGR, sebagaimana halnya BRT merasa paradigma memiliki kelemahan dan kekua-
ada noise atau hal yang tidak mudah di- tannya masing-masing.
pahami, yang disebabkan oleh beberapa Ide saya benar tetapi mungkin me-
pikiran di buku karya ITY. Ketika peneliti ngandung kesalahan
menawarkan suatu dialog terjadi pembicara Ide anda salah tetapi mungkin me-
an seperti di bawah ini. ngandung kebenaran
MSY: “perlu moderator?” Kebenaran ada diantaranya (Fanani,
SGR: “perlu.”. 2010)
MSY: “sopo kiro-kiro? (kira-kira Cara ZFN mengungkapkan pendapat-
siapa?)” nya membuat peneliti paham maksudnya13.
SGR: “SJE” Sebagaimana halnya JGH, dia ingin meng-
ungkapkan kelebihan dan kekurangan ma-
Nama yang disebutkan, SJE12, adalah
sing-masing cara riset. Sementara itu, SGS
dosen di Universitas Surabaya, alumni dari
lebih memandang fenomena riset ini dari
Australia (S-2) dan Inggris (S-3). Dia dikenal
sisi praktis danSGS mengungkapkan pan-
sebagai periset kualitatif yang sering men-
dangannya dengan menggunakan metafora
jadi moderator dalam SNA. Perawakannya
simbol. SGS adalah senior peneliti ketika
yang tinggi, atletis, wajahnya yang terang
kuliah di UGM, sekarang SGS menjadi
serta mudah tersenyum, serta pilihan kata-
kolega senior peneliti di JAFEB UA. Dalam
nya dalam memandu diskusi, membuat SJE
pandangan SGS, akuntansi adalah simbol
sering diminta untuk menjadi moderator.
dan tergantung bagaimana orang meng-
artikan simbol itu, terutama apa makna di
balik simbol itu. Jadi akuntansi yang me-
12 SJE pernah menjadi Dekan di Fakultas Ekonomi
Universitas Surabaya, sebuah Perguruan Tinggi Swasta
besar di kota Surabaya. SJE adalah sosok yang
menghidupkan penelitian kualitatif di institusinya. Salah 13 Dia mengutip kata-kata indah Imam Syafi’i.
satu pandangannya adalah bahwa untuk menyebarkan
pemikiran di perlukan kekuasaan .
426 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

rupakan angka-angka dan akhirnya menjadi non positif. Jika di tilik dari asal studi lanjut
laporan, sebenarnya juga simbol saja. Kita mereka, rata-rata adalah lulusan dari per-
yang mencari makna di balik symbol ter- guruan tinggi di AS. Sebagaimana yang
sebut diketahui, pendidikan di AS seperti meng-
SGS mengingatkan bahwa secara prak- arahkan para mahasiswa akuntansinya ke
tis orang membicarakan akuntansi sebagai orientasi positivism (Hopwood, 2008;
angka-angka dan kebijakan mengenai ang- Bisman, 2010, Fraser 2012).
ka dalam arti angka itu bisa dijelaskan dan Dalam tabel 4, Dua informan yang pe-
dengan angka tersebut bisa diprediksi neliti masukkan dalam orientasi riset multi-
tentang angka berikutnya. SGS amat mene- paradigma adalah sang innovator RAM,
kankan pada azas manfaat dalam riset ITY, dan muridnya, ZFN. Khusus untuk ITY
akuntansi. Hal ini perlu disadari agar riset orientasi risetnya seperti sudah di atas
yang dilakukan memang bermanfaat di paradigma yang ditawarkan (Triyuwono,
Indonesia. 2011). Sementara itu ZFN, memang telah
IMN punya cara lain ketika meng- dengan sadar memilih orientasi Positif. Dia
ungkapkan pendapatnya tentang kehadiran menjadi cantrik di S-1, S-2 dan S-3 di
riset kualitatif atau sering disebut non- Universitas Brawijaya, sehingga pikiran
mainstream. Realitas itu ada yang teratur risetnya sudah multiparadigma. Sementara
dan ada yang tidak teratur (Chaos). Jika itu, MFS, alumni dari Australia dan Inggris,
yang ditangkap oleh peneliti adalah realitas sadar sekali akan kehadiran pendekatan
yang teratur, maka riset kuantitatif bisa pas riset kualitatif, sebagaimana seniornya. Na-
jika digunakan. Sebaliknya jika yang ter- mun posisinya sebagai dosen yang relatif
tangkap adalah realitas yang chaos, maka muda, lebih membawanya untuk mengikuti
riset kualitatif yang lebih pas digunakan. keyakinan dan kebijakan institusi sehingga
IMN merupakan alumni S-3 di UGM orientasi risetnya positif.
yang cemerlang. Dia amat terkesan dengan Dengan alasan academic life experience
materi kuliah BRT dalam mata kuliah (ALE), maka sebagian besar dari informan
Metodologi Penelitian. Ada sesi kuliah yang penelitian di UGM berada di orientasi po-
membahas materi riset kualitatif. di sana sitif. Hal ini tentu berkaitan dengan peng-
BRT menyajikan berbagai artikel riset alaman mereka ketika studi lanjut, serta di
kualitatif yang benar menurut keyakinan mana mereka melanjutkan studinya.
BRT. Tentu saja benar itu juga menurut Semakin lama mereka studi, maka akan
tuntunan dan tahapan riset yang ditulis semakin matang dan naik tingkat keahlian
dalam buku-buku metodologi penelitian. mereka (expertise) dalam orientasi positif.
Dengan demikian IMN tetap sepakat dan Para alumni dari universitas di AS, UGM,
menerima kehadiran riset kualitatif atau UI tentu akan berada di orientasi ini.
RAM. Tiga orang informan, SWD, BRT dan
JGH mengungkapkannya secara eksplisit
Diskusi Hasil Pandangan Para Rajawali kepada peneliti tentang pengalaman kehidu
Di lapangan, peneliti ternyata lebih ba- pan akademik merekalah yang membuat
nyak menemui informan yang berorientasi mereka berada di orientasi positif.
riset positivist daripada berorientsi riset non- Alasan ALE juga diakui oleh BSB dan
positivist (lihat Tabel 4). Orientasi riset STR dan hal ini tidak mengherankan. Kedua
akuntansi para informan di UGM memang nya dibesarkan di lingkungan yang sudah
di dominasi oleh positivism. Tetapi ada dua memilih orientasi positif-kuantitatif.
informan menganut orientasi positif dan
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 427

Tabel 4
Orientasi Paradigma Riset Akuntansi Para Informan

No Nama Dosen di S-2 S-3 Orientasi Paradigma


1 SWD UGM AS AS Positif
2 SGR UGM AS UGM Positif
3 JGH UGM AS AS Positif
4 ABH UGM AS UGM Positif/Non Positif
5 BRT UGM AS AS Positif
6 MFS UGM AUS ING Positif
7 IRF UGM UGM - Positif/Non Positif
8 BSB UB UI UGM Positif
9 STR UB UGM UGM Positif
10 ITY UB AUS AUS Positif/Non Positif
11 SGS UA - UA Positif
12 IMN UA UGM UGM Positif
13 ZFN UA UB UB Positif
Sumber: Peneliti

BSB lulus dari MM-UI dan program S-3 Para informan dari JAFEB UGM, UB,
di UGM, sedangkan STR adalah alumni S-2 dan UA; semua menerima kehadiran multi-
dan S-3 di UGM. paradigma yang berseberangan dengan
JGH menyatakan pula bahwa para paradigma positif dalam riset akuntansi.
dosen di institusinya (UGM) memang lebih Namun berdasarkan hasil wawancara, se-
banyak yang melihat fenomena akuntansi di bagian besar informan memberi catatan.
permukaan, jadi riset akuntansi kita diper- Memilih untuk menerima RAM jika
mukaan saja. Riset akuntansi atas fenomena ada pilihan menolak atau menerima hampir
akuntansi yang di kedalaman biar di teliti pasti berarti tidak menolak kehadiran RAM,
oleh pihak lain saja, karena bagi JGH dan akan tetapi dengan memperhatikan komen-
koleganya tidak mudah untuk melaksana- tar mereka dan gesture masing-masing
kan riset semacam itu. BRT yakin bahwa informan dalam proses wawancara, bisa
riset kualitatif takes time atau time consuming, muncul pendapat peneliti yang berbeda.
sehingga pilihannya lebih kepada orientasi Komentar yang mengatakan bahwa
positif, karena begitu banyak tantangan hasil riset kualitatif di Indonesia masih
dalam riset akuntansi positif. Kedua orang merupakan noise, bisa peneliti artikan bah-
ini, demikian juga dengan SWD, memahami wa periset (poisitif) tersebut menolak ke-
bahwa realitas menurut riset kualitatif be- hadiran RAM.
rada di sekitar peneliti, tidak berjarak de- Ada dua kesan yang muncul di UGM
ngan peneliti, untuk merisetnya, tentu di- ketika pikiran mereka yang menerima
butuhkan kemampuan untuk masuk ke kehadiran RAM diungkapkan. Kesan itu
lingkungan tersebut dalam waktu yang nantinya merupakan pesan yang perlu
cukup lama (Burrell and Morgan, 1979, diperhatikan oleh pengikut riset non-positif.
Sarantakos 1993, Guba 1990, Nasution, 1996;
Merchant, 2008).
428 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

Tabel 5
Sikap Informan atas Kehadiran RAM

No Nama Dosen di Sikap atas Memberi catatan atas


Kehadiran RAM sikapnya?
1 SWD UGM Menerima Ya
2 SGR UGM Menerima Ya
3 JGH UGM Menerima Ya
4 ABH UGM Menerima Tidak
5 BRT UGM Menerima Ya
6 MFS UGM Menerima Ya
7 IRF UGM Menerima Tidak
8 BSB UB Menerima Ya
9 STR UB Menerima Ya
10 ITY UB Menerima Tidak
11 SGS UA Menerima Ya
12 IMN UA Menerima Ya
13 ZFN UA Menerima Tidak
Sumber: Peneliti

Pertama, periset kualitatif hendaknya masing-masing periset tidak terjebak dalam


tidak sembarangan dalam melakukan riset. pemikiran dalam paradigmanya sendiri jika
Ada tahapan yang harus diikuti dalam riset menilai riset dengan paradigma yang lain.
kualitatif agar hasil risetnya bisa diterima STR menerima Multiparadigma, tetapi
secara ilmiah. Menurut BRT, hasil riset mengingatkan bahwa akuntansi berawal
kualitatif terkesan masih kurang baik ka- dari matematika (lihat juga Warsono, 2011).
rena tahapan risetnya mungkin tidak diikuti Ketika beliau masih menolak RAM, dia
dengan baik. Kedua, sepertinya para periset menyangsikan apakah empat paradigma
non-positism kurang bersungguh-sungguh, tersebut (positif, interpretif, kritis, dan
MFS mengungkapkan secara eksplisit. BRT posmodernis) bisa dipahami sekaligus oleh
sampai beranggapan bahwa kaum non- mahasiswa dalam waktu tertentu selama
positif adalah seperti orang yang sedang masa studi. Tetapi karena kebijakan BSB
mencari jati diri, dan belum berhasil. yang saat itu menjadi Dekan, maka STR bisa
Dalam pandangan peneliti, apa yang menerima kehadiran RAM. Ontologi men-
diungkapkan oleh Burrell and Morgan jadi penyebab penolakan RAM oleh STR,
(1979) merupakan item yang perlu dipikir- sementara kemapanan cara riset membuat
kan baik tentang kontinum subyektif- (epistemologi) STR dan hampir semua
obyektif maupun tentang kondisi sosial informan memilih orientasi riset akuntansi
masyarakat. Tujuan riset akuntansi dalam positif. BSB menerima RAM dengan catatan
suatu paradigma, tentu berbeda dengan tentang ontologi; yang di riset harus akun-
tujuan riset dengan paradigma lainnya. tansi, dan kebebasan memilih paradigma.
Perbedaan tujuan tersebut juga terlihat jelas BRT mengungkapkannya dengan me-
jika dikembangkan pemikiran ontology, ngatakan bahwa kehadiran dan perkemba-
epistemology, human nature, dan methodology ngan riset kualitatif tidak bisa pesat karena
(Burrell and Morgan, 1979) sebagaimana keterbatasan medianya. Di Indonesia, lebih
tampak dalam table 2 di atas. Sebaiknya banyak jurnal yang bisa menerima artikel
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 429

riset positif daripada artikel riset non- Proses mengambil sikap menolak atau
positif. Lebih banyak jurnal yang memuat menerima pandangan baru bisa melalui
artikel riset positif akan membuka jalan tahap memperhatikan, memahami, dan me-
yang lebih bagi para periset dengan orien- ngambil sikap. Persuasi dari pembawa
tasi positif untuk mencapai kedudukan pandangan riset akuntansi yang baru perlu
akademik yang tinggi, sebagaimana yang diperhatikan agar bisa dipahami, setelah itu
diungkapkan oleh Hopwood (2008), Mer- baru yang bersangkutan mengambil sikap
chant (2008) dan Fraser (2012). Kebijakan (Azwar, 2010). Beberapa dari informan riset
institusi menjadi salah satu hal yang di- ini baru sampai tahap memperhatikan atau
ungkapkan secara eksplisit atau implisit tidak memperhatikan, belum sampai pada
oleh informan sebagai penyebab utama para tahap memahami. Jika seseorang belum
informan memilih paradigmanya masing- memahami dan dihadapkan pada keputu-
masing. Alasan ini bisa juga peneliti analisis san sikap, biasanya yang bersangkutan
dan baca sebagai cara untuk mengatakan bersikap menolak (Azwar, 2010).
menolak kehadiran RAM.
Sikap BRT menurut peneliti tidak lepas SIMPULAN DAN SARAN
dari pemikirannya Merchant (2008) tentang Pemikiran RAM seringkali diartikan
kurang relevannya hasil penelitian riset sebagai pemikiran riset akuntansi kualitatif.
non-positif (IAR), dan tidak banyak kontri- Sebenarnya RAM terdiri atas berbagai para-
businya. Di samping itu cara berkomunikasi digma riset, termasuk paradigma positif,
para periset akuntansi non-positif amat ber- dan non-positif seperti paradigma interpre-
beda sekali dengan cara yang biasa dilaku- tif, kritis dan lainnya. Dalam situs penelitian
kannya. Tidak mudah mencari motivasi di UGM dan UA, sebagian besar periset
riset, tujuan riset dan sebagainya dalam menggunakan kata riset kuantitatif untuk
laporan hasil riset kualitatif. Laporan yang riset dengan paradigma positif dan riset
ditulis panjang lebar ditambah dengan kualitatif untuk riset dengan paradigma
jargon (Merchant, 2008) justru memperbesar lainnya. Bagi periset yang tidak mendalami
gap pemikiran di dua kubu yang berbeda. makna RAM, kata tersebut diidentikkan
Namun, jika SNA menjadi ajang untuk dengan riset kualitatif.
menilai, dari sisi peneliti riset Non-positif Para periset akuntansi paradigma posi
tidak mudah untuk menyusun laporan riset tif tidak menolak kehadiran periset dengan
nya dalam halaman yang terbatas. Beberapa paradigma non-positif. Akan tetapi agar
elaborasi yang dihilangkan akan membuat tetap bisa berdampingan dalam mengem-
pembaca yang beraliran mainstream bisa bangkan riset akutantansi di Indonesia, para
kehilangan arah. periset dengan paradigma positif menyaran
Akhirnya, memahami perbedaan pemi- kan agar periset akuntansi non-positif mem-
kiran para periset di tiga situs dalam riset perbaiki cara risetnya(epistemologi) dengan
ini memang bukan untuk digeneralisasi. mengikuti protokol atau langkah-langkah
Tujuan riset ini memang memahami feno- riset non-positif yang benar. Saran ini
mena sikap periset positivist dalam men peneliti simpulkan sebagai indikator bahwa
dampingi kehadiran RAM. Beberapa keter- ada perbedaan realitas akuntansi (ontologi)
batasan yang muncul dalam benak pembaca dan cara riset (epistemologi). Di lain sisi,
sebaiknya dilihat dari sisi paradigma yang saran itu juga bisa dianggap sebagai bentuk
sama. Keterbatasan riset positif-kuantitatif menerima kehadiran riset akuntansi kuali-
hendaknya dibaca dari sisi paradigma tatif dengan syarat tertentu di Indonesia.
positif, keterbatasan studi kasus ini hen- Peneliti menengarai pola pikir positivist
daknya dibaca dari sisi paradigma inter- masih digunakan dalam menyikapi kehadi-
pretif dan seterusnya. ran pemikiran RAM (Merchant, 2008).
430 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

Dengan demikian ada celah untuk riset Tjiptohadi, Prof. Sidharta dan lain-lainnya,
berikutnya. tidak hilang ditelan masa. Sejarah pemi-
Academic life experience, kekuatan insti kiran mereka, di manapun orientasi riset
tusi, protokol dalam riset akuntansi positif akuntansi mereka, bisa memicu perkemba
yang mapan, membuat kukuh dan kokoh ngan pemikiran riset akuntansi di Indo-
posisi seseorang dam dunia riset akuntansi. nesia. Selain itu, hal tersebut juga akan
Di samping itu lebih terbukanya media bagi menjadi kebanggaan bangsa, khususnya
hasil riset positif, serta sistem kenaikan karir bagi profesi akuntan di berbagai bidang.
dosen, juga bisa menyebabkan pilihan pe- Pemikiran JGH dan ungkapan Imam
riset jatuh pada paradigma positif (Mer- Syafi’i yang digunakan ZN merupakan
chant, 2008 ; Hopwood, 2008). Zona nyaman kristalisasi pemikirannya setelah mem-
ini menyebabkan para periset positif enggan pelajari berbagai paradigma riset. Khusus
untuk mencoba mempelajari dan mema- ZN, ada dialog pemikiran riset akuntansi
hami paradigma lain, apalagi berpindah dibenaknya setelah dia melahap berbagai
paradigma. Dengan demikian, mereka be- pemikiran riset sosial (Burrell and Morgan,
lum mengenal betul bagaimana riset akun- 1979; Chua, 1986, 2010; Sarantakos, 1993,
tansi non-positif dilaksanakan. Jika kesada- Neuman, 2011) dan berbagai ulasan kritis
ran diri dalam hubungan manusia dengan mengenai Interdiciplanary Accounting
alam telah muncul, tentu muncul keinginan Research (Mechant, 2008; Willmott, 2008;
untuk mendalami riset kualitatif (Guba, Williams, 2009; Bisman 2010). Pemilihan
1990), proses pemahaman akan berlangsung orientasi paradigma positif, diputuskannya
lebih cepat. setelah dia bergerak “ke atas” untuk me-
Dialog atau sonjo-sonjo merupakan usu- mahami berbagai paradigma riset, sehingga
lan dari beberapa informan untuk menga- dia menjadi seorang periset dengan orien-
tasi perbedaan pemikiran atas riset akun- tasi positif yang mendampingi periset non-
tansi. Tanpa diadakan dialog, bisa saja positif karena dia memahami berbagai
proses hegemoni aliran riset tetap akan paradigma riset. Menurut peneliti hal ini
terjadi baik disengaja atau tidak disengaja bisa menjadi sarana menuju titik temu bagi
(Hopwood 2007, 2008;. Monism, sebagai kedua kubu pemikiran riset akuntansi,
mana yang diungkapkan olah SWD bisa dalam dialog pemikiran riset akuntansi.
terjadi terus menerus jika dialog belum Dalam konteks ini jalan yang telah di-
pernah dilakukan. Namun, menjadi peringa tempuh ZN juga dilakukan oleh beberapa
tan SWD bagi periset akuntansi untuk tidak orang yang peneliti kenal. Artinya, ini sah
menghasilkan laporan riset akuntansi untuk dilakukan oleh orang lain.
kontemporer.
Walaupun demikian, para periset tidak DAFTAR PUSTAKA
perlu ragu untuk melakukan penelitian Azwar, S. 2010. Sikap Manusia: Teori dan
akuntansi lebih banyak dalam konteks Pengukurannya. Edisi 2. Pustaka Pelajar.
akuntansi Indonesia. Peneliti juga men- Yogyakarta.
dorong periset akuntansi untuk melakukan Baker, C. R. and M. S. Bettner (1997).
penelitian tidak hanya di hilir pengetahuan Interpretive and Critical Research in
akuntansi, tetapi juga ke arah hulu penge- Accounting: A Commentary on its
tahuan akuntansi di Indonesia agar pemi- Absence from Mainstream Accounting
kiran periset Indonesia dari berbagai Research. Critical perspectives on Accoun-
Perguruan Tinggi di Indoensia, misalnya ting Research 8: 293-310
Prof. Hadibroto, Prof. Zaki Baridwan, Prof. Birnberg, J. G., and M. D. Shield, 2009,
Katjep A, Prof. Bambang Sudibyo, Prof. Organizationally Oriented Manage-
Roni K Muntoro, Prof. Suwardjono, Prof. ment Accounting Research in the
Ketika Paradigma Positif Mendampingi Paradigma Non-Positif … -- Suyunus 431

United States: A Case Study of the tas Diponegoro. Semarang, 11 Desem-


Diffusion of a Radical Research Inno- ber 2004.
vation, in Accounting, Organizations, and Gioia, D. A. and E. Pitre. 1990. Multi-
Institutions. Edited by Christopher S. paradigm Perspective on Theory Buil-
Chapman, David J. Cooper and Peter B. ding. Academic of Management Review
Miller. OXFORD University Press. 15(4): 584-602
Bisman, J. 2010. Postpositivism and Accoun- Goles, T. and R. Hirschheim. 2000. The
ting Research: A (Personal) Primer on paradigm is dead, the paradigm is
Critical Realism. Australasian Accoun- dead…long live the paradigm: the
ting Business and Finance Journal 4(4): 3- legacy of Burrell and Morgan. Omega.
25 28: 249-68
Burrell, G. and G. Morgan. 1979. Sociological Guba, E G. 1990. The Paradigm Dialog. SAGE
Paradigm and Organizational Analysis. Publications: The International Professi
Ashgate Publishing Company. Alder- onal Publisher, the United States of
shot-Hants. England. America
Chua, W. F. 1986. Radical Development in Guthrie, J. and L. Parker. 2006.Editorial:
Accounting Thought. The Accounting The coming out of accounting research
Review LX1(4): Oktober 1986 specialism. Accounting, Auditing and
Chua, W. F. 2011. In Search of Successful Accountability Journal 19: 1. 2006
Accounting Research. European Accoun- Hopwood, A G. 2007. Whither Accounting
ting Review 20(1): 27-39. Research. The Accounting Review 82(5):
Djamhuri, A. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial 1365-1374
dan Berbagai Paradigma dalam Kajian Hopwood, A. G. 2008. Changing Pressure
Akuntansi. Jurnal Akuntansi Multipara- on the Research Process: OnTrying to
digma 2(1): April 2011. research in an Age when Curiousity is
Fanani, Z. 2010. Kritik Terhadap Teori dan not Enough. European Accounting
Metodologi Akuntansi Positif. Makalah, Review 17(1): 87-96
dalam Debat Epistemologi dan Temu Hartono, J. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis:
Alumni Program Doktor Ilmu Akun- Salah kaprah dan Pengalaman-Penga-
tansi JAFEB UB, di Malang 20 Desem- laman. BPFE. Yogyakarta
ber 2010. Kuhn, T. S. 1970. The Structure of Scientific
FASB. 1978. Statement of Financial Accounting Revolutions.The University of Chicago
Concepts No. 1: Objectives of Financial Press. USA.
Reporting for Business Enterprises. Stam- Merchant, K. A. 2008. Why interdiciplanary
ford, CN:FASB accounting research tends not to impact
Fraser, K. 2012. Reinventing philosophical most North American academic accoun
foundation of positivism: breaking tants. Critical Perspectives on Accounting
through the traditional (positive) 19: 901-908
accounting research methods. Paper Morgan, G. 1988. Accounting as reality
dalam The 4th International Consortium construction: Towards a New Epis-
on Accounting – Brawijaya University. temology for Accounting Practice.
20-24 November 2012 Accounting, Organizations and Society
Ghozali, I. 2004. Pergeseran Paradigma 13(5): 447-485
Akuntansi dari Positivisme ke Perspektif Nasution, S, 1996. Metode Penelitian Natura-
Sosiologis dan Implikasinya Terhadap listik Kualitatif. Penerbit TARSITO.
Pendidikan Akuntansi di Indonesia. Pidato Bandung
Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Neuman, W. L. 2011. Social Research
Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universi Methods. Qualitative and Quantitative
432 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012 : 409 - 432

Approaches. 7th Edition. Pearson Edu- Tomkins, C. and R. Groves. 1983. The
cation Inc. Everyday Accountant and His Reality.
Rutherford, B. A. 2010. The social scientific Accounting, Organizations and Society
turn in UK financial accounting 8(4): 361-374.
research: a philosophical and socio- Triyuwono, I. 2000. Organisasi dan Akuntansi
logical analysis. Accounting and Business Syari’ah. LKiS. Yogyakarta.
Research 40(2): 149–171 Triyuwono, I. 2006. Perspektif, Metodologi,
Sarantakos, S. 1993. Social Research. Austra- dan Teori Akuntansi Syariah. PT Raja
lia. Macmillan Education Australia PTY Grafindo Persada.
LTD. Triyuwono, I. 2011. “Sususaya” Melampaui
Sterling, R. R. 1975. Toward a Science of Paradigma-Paradigma Metodologi Pe-
Accounting. Financial Analysts Journal nelitian. Makalah. Accounting Research
September-October 1975. Training Series 2. Fakultas Ekonomi
Stern, R. and S. Barley. 1996. Organizations dan Bisnis. Universitas Brawijaya. 7-8
and social systems: organization theo- Desember 2011
ry’s neglected mandate. Adminitrative Warsono, S. 2011. Adopsi Standar Akuntansi
Science Quaterly 41(1): 146-62 IFRS: Fakta, Dilema, dan Matematika.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kuali- ABpublishER. Yogyakarta.
tatif. C.V. Alfabeta. Bandung Williams, P. F. 2009. Reshaping accounting
Suwardjono. 2006. Positivism in Accounting research: Living in the world we live.
Research: What It Can and What It Accounting Forum 33: 274-279
Cannot Do. Paper. The Second Post- Willmott, H. 2008. Listening, interpreting,
graduate Consortium on Accounting commending: A commentary on the
2006. Multiparadigm Accounting: Broa- future of interpretive accounting re-
dening Our View. Malang. search. Critical Perspective on Accounting
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi: Pereka- 19: 920-925.
yasaan Pelaporan Keuangan. Edisi ketiga.
BPFE-Yogyakarta. Field Notes
Suyunus, M. 2011. Mengikuti Perjalanan 1. FN 2011 1115 BS-pendirian S-3 Multi-
Pembawa Bendera: Penyebaran Pemi- paradigma
kiran Radikal Riset Akuntansi Multi- 2. FN 2012 0112 U”X” IBAS 1-Ideologi and
paradigma. Jurnal Akuntansi Multipara- JGH-Positivism
digma 2(1): April 2011,

Anda mungkin juga menyukai