Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nieken Pirena Philips

Stambuk : 1713103

Kelas : C-6

Tugas : Pengauditan Tugas 2

1. Kelebihan :
 PT XYZ menerapkan sistem kerja shift bagi pegawai-pegawai sehingga
mempunyai tenaga kerja yang memadai
 Menerapkan sistem PDE (Book order Elektronik) sehingga memudahkan para
waiter dan meminimalisir kesalaahan pendengaran yang dilakukan oleh waiter
saat mencatat pesananan pelanggan disisi lain sistem ini berfungsi meneruskan
list menu pesanan ke bagian dapur/bartender dan bagian kasir secara online
 Dalam sistem PDE, data dan program dapat dengan mudah diakses dan
diubah.
 Menggunakan Program Akuntansi Terkomputerisasi yang memiliki 4
tembusan :
1) Lembar asli diberikan kepada pelanggan
2) Waiter menyimpan 1 rangkap dalam buku penjualan
3) Kasir mengarsip 1 rangkap bersama laporan penjualan harian
4) Arsip tetap disimpan 1 rangkap di kasir
5) Melakukan otorisasi untuk pembatalan pemesanan
 Memberikan kemudaha pembayaran tidak hanya cash melainkan metode lain
seperti credit card ataupun cek jika da

Kekurangan :
 Sistem PDE yang diterapkan mengahruskan entitas mempunyai koneksi
jaringa internet yang baik sehingga jika unnetwork
 Sistem PDE yang mengharuskan penginputan ulang file jika terjadi masalah
seperti makanan atau minuman tidak tersedia sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan seperti file yang salah lupa dihapus
 Jaringan internet yang lambat meinimbulkan pending ato file lama masuk di
bagian dapur/bartender menyebabkan makanan atau minuman tidak bisa
langsung diserve
2. Kesalahan yang dihindari :
 Misslistening yang mungkin saja dilkukan oleh waiter saat mencatat pesanan
pelanggan
 Karena menggunakan sistem PDE, pengendalian di entitas dapat berjalan
dengan baik karena telah tersistem komputerisasi
Kecurangan yang dihindari :
 Mecetak 4 copy faktur sehingga pada sata pembagian komisi, karywan dapat
menighitung sendiri hak kepemilikannya
 Meminimalkan resiko jika menggunakan sistem manual dan hanya 1 copy
faktur bisa saja faktur dapat dihilangkan oleh karyawan

3. Program audit
 Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, asrsip permanen, laporan keungan
dan laporan keuangan tahun lalu
 Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf
kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
Seperti masalah sistem PDE yang diterapkan, aliran data entitas
 Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap satuan usaha
 Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan
 Membicarakan tipe, luas dan waktu audit dengan manajemen, dewan
komisaris, atau komite audit
 Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang
baru
 Mengoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyimpanan
data
 Membuat jadwal pekerjaan audit
 Menentukan dan mengoordinasikan kebutuhan staf audit
 Melaksanakan diskusi dengan phiak pemberi tugas unutk memeproleh
tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga
auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang
berkaitan yang dipandang perlu
4. Prosedur audit
Penelusuran(tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi (faktur penjualan)
dilaksanakan dalam hal ini melihat aliran data mulai dari kasir hingga bagian
Accounting dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut
telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar) dan
kembali lagi ke bagian pemrosesan untuk perhitungan komisi karyawan. Arah
pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga
menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena prosedur
ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada
akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk
mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang
seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.

Pengamatan (observing)
Prosedur audit yang juga harus dilakukan oleh auditor adalah pengamatan dimana
auditor memperhatikan dan menyaksikan pelaksaan beberapa kegiatan atau proses
yang terjadi mulai dari pmesananan menu, pembayaran di kasir, penerimaan kas,
penyimpanan copy waiter hingga copy faktur sampai di bagian Accounting.
Pengamatan penting unutk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal yang
dilakukan oleh entitas. Auditor juga dapat mengamati bagiamana kecermatan klien
dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

5. Tingkat risiko audit


Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi . risko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedut
audit dan penerapannya oleh auditor. Risko ini timbul karena PT XYZ memiliki
sistem pengendalian internal yang cukup baik dimana risiko terjadinya salah saji
material oleh entitas dapat dicegah atau dideteksi secata tepat waktu. Sistem PDE
yang diterapkan dan 4 copy faktur yang dicetak oleh entitas menyebabkan auditor
dapat dengan mudah meneliti jejak audit
Tingkat Materialitas
Dalam menentukan tingkat materialitas sebuah auditor harus mempertimbangkan
banyak hal seperti kesalahan penyajian dan termasuk penghilangan data dimana
material bila kesalahan penyajian tersebut, secara individual atau agregat,
diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan
laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini tingkat
materialitas perusahaan cukup rendah karena walaupun dapat dihilangkan oleh
karyawan jejak audit tetap dapat dilihat melalui sistem PDE yang diterapkan oleh
entitas jadi tidak mungkin dapat terjadi kehilangan data secara menyeluruh.

6. Bukti atas transaksi


 Physical Evidance adalah segala sesuatu yang dapat dihitung dan diobeservasi
oleh auditor, seperti kas opname (jumlah kas yang diperoleh oleh entitas dan
melalui perhitungan rekonsiliasi bank)
 Documentary Evidance adalah bukti bukti fisik yang didapat oleh auditor
seperti faktur penjualan, report harian, dan laporan penjualan
 Hearsay (oral) evidance adalah bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien
atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Seperti mengenai
bagimana pengendalian internal yang terlah diberlakuka oleh entitas,
bagiaman aliran data dari kasir hingga ke bagian Accounting dll

7. Saya akan menerapkan pengujuan Substantif karena sistem pengendalian internal


yang dilakukan oleh entitas sudah cukup baik melalui menerapkan sistem PDE,
mencetak 4 copy faktur, dan aliran data yang sudah cukup jelas sisa bagaimana
kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan melalui kas opname dan
pemeriksaan rekonsiliasi bank. Pengujian substantif dikelompokkan menjadi 5 asersi
manajemen :

1) Tujuan Audit Untuk Keberadaan dan Keterjadian


Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadian (existence and
occurrence), biasanya auditor akan memastikan mengenai validitas/pisah batas
(cutoff): semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi selama periode
akuntansi.
2) Tujuan Audit Untuk Kelengkapan
Berkaitan dengan masalah kelengkapan (completeness), auditor biasanya akan
memastikan hal-hal sebagai berikut: kelengkapan/pisah batas (cutoff): semua
transaksi yang terjadi dalam periode itu telah dicatat.. Dalam konteks siklus
penjualan PT XYZ biasanya auditor akan menekankan perhatian tentang
transaksi penjualan hingga penerimaan kas. Masalah pisah batas (cutoff)
seringkali di-review oleh para auditor karena transaksi-transaksi yang tidak
tercatat merupakan kesalahan pencatatan pada periode yang salah.

3) Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban


Tentang masalah hak dan kewajiban (right and obligations), biasanya auditor
menguji kepemilikan (ownership), kesesuaian atas hak entitas terhadap aktiva,
serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktiva.
4) Tujuan Audit Untuk Penilaian atau Alokasi
Berkaitan dengan masalah penilaian dan alokasi (valuation allocation), biasanya
auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
 Penerapan GAAP (application of GAAP) bahwa saldo telah dinilai
sebagaimana mestinya untuk mencerminkan penerapan GAAP dalam hal
penilaian kotor dan alokasi jumlah tertentu antarperiode (seperti penyusutan
dan amortisasi).
 Pembukuan dan pengikhtisaran (posting and summarization). Transaksi telah
dibukukan dan diikhtisarkan sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku
besar.
 Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Saldo-saldo
telah dinilai sebagaimana mestinya pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
5) Tujuan Audit Untuk Penyajian dan Pengungkapan
Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure), biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
 Pengklasifikasian (classification). Transaksi dan saldo telah diklasifikasikan
sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan.
 Pengungkapan (disclosure). Semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh
GAAP telah tercantum dalam laporan keuangan.
2. Pengendalian Internal
1. Suatu barang persediaan dinilai seharga Rp. 10.000 Per unit, seharusnya Rp.
10.000 Per Karton
Adanya kekeliruan yang terjadi salah satu penyebabnya bisa saja karena adanya sistem
informasi yang baru diterapkan atau diperbaiki sehingga adanya kesalahan dalam
penentuan satuan barang oleh karena itu pengendalian yang dilakukan adalah
indentifikasi dan menganalisa resiko resiko tersebut.

2. Dalam perhitungan persediaan secara fisik, pengiriman barang terakhir hari itu
dikeluarkan dari persediaan dan tidak dimasukkan sebagai penjualan sampai
tahun berikutnya.
pengendalian intenal yang harus dilakukan adalah meperhatikan bagiamana aktivitas
pengendalian yang dilakukan sehingga kebijakan dan prosedut yang diatur dapat
membantu memastikan bahwa arahan manejemen dilaksanakan.

3. Faktur Penjualan Seharusnya Rp. 1.010.000 Akan tetapi Salah Menekan tombol
menjadi Rp. 1.100.000
Adanya kesalahan dalam memasukkan angka disebabkan karena kurangnnya
pengidentifikasian kembali oleh kraryawan dibidamg tersebut sehingga informasi yang
dihasilknya menyebbakan timbulnya kesalahan yang cukup fatal oleh karena itu
pengendalian internal yang harus diterapkan adalah pengendalian informasi dan
komunikasi dimana pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulaui
sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan termasuk alat elektronik yang
digunakan lebih diperhatikan lagi.

4. Pembayaran Hutang sebesar Rp. 1.000.000,- Yang Seharusnya di Tujukan


Kepada PT. ABC telah salah di debetkan pada PT. ACB
Pengendalian yang dapat dilakukan berupa melakukan konfirmasi bulanan atau periodik
kepada supplier (PT. ABC) dan segera melalukan koreksi kesalahan

5. Penerimaan Piutang Sebesar Rp. 1.200.000,- Dari PT. XXX telah salah di
kreditkan pada PT. XYX.
Sama halnya dengan kasus hutang, pengendalian juga dapat berupa melakukan
konfrimasi bulanan atau periodik dan segera melakukan koreksi kesalahan.
6. Dalam Perhitungan Kas di Bank, Cek Kosong telah di hitung sebagai bagian
dari Kas Bank

7. Nilai Persediaan yang tercantum dalam neraca termasuk persediaan konsinyasi

8. Beban Bunga yang dibebankan ternyata belum termasuk beban bunga bulan
Desember tahun buku yang bersangkutan.

9. Penjualan Tanpa Sengaja telah dicatat 2 kali pada akhir tahun menjelang tutup
buku, padahal penjualan telah dicatat 2 hari yang lalu.
Timbulnya pencactatan ganda disebabkan karena kurangnya aktiivitas pengendalian yang
dilakukan oleh bagian pencatatan, sebaiknya adanya pemgolahan informasi yang lebih
baik lagi yang dilakukan oleh perusahaan

10. Pembayaran Tunai untuk Rekening Piutang telah dicuri Oleh Kolektor Bagian
Penagihan.
Pengendalian yang seharusnya diterapkan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan
pengendalian mekanis dimana perusahaan sebaiknya mempunyai lebih dari 1 copy
rekening piutang

11. Pembayaran tunai untuk rekening piutang yang telah dicatat oleh seorang
sekretaris dicuri oleh pegawai bagian pembukuan yang mencatat penerima tunai
dan rekening piutang. Dia Tidak Memasukkan transaksi itu.

12. Petugas yang menangani catatan induk persediaan perpetual telah mengubah
jumlah dalam kartu persediaan untuk menutupi kekurangan dalam persediaan
sebagai akibat pencurian dalam tahun tersebut.

13. Setelah auditor meninggalkan lokasi Klien, beberapa kartu persediaan


dihilangkan dan tidak dimasukkan dalam ikhtisar persediaan akhir
Pengendalian yang dapat dilakukan berupa mebuat copy terhadapt kartu persediaan
tersebut

14. Pengiriman ke Pelanggan Tidak di tagih karena daftar pengiriman barang


hilang
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk hal ini adalah entitas dapat membuat copy
lebih untuk daftar pengiriman barang unuk mencegah hilangnya bukti akan barang
barang yang telah dikirim.

15. Barang yang dikirim ke Pelanggan Tidak disertai daftar pengiriman barang.
membuat sistem informasi yang baru terhadap barang yang akan dikrim kepada
pelanggan

16. Barang dagangan yang dipakai oleh pimpinan tanpa disengaja dicatat sebagai
penjualan komersial
Karena barang dagangan dipakai oleh pimpinan tidak jadi masalah asal pimpinan juga
membayar barang dagangan tersebut sama halnya jika dijual kepada pihak lain

17. Bilamana pembelian bahan baku dibukukan, maka harga per unit yang tidak
sesuai dimasukkan dalam catatan induk persediaan perpetual. Oleh sebab itu,
penilaian persediaan menjadi salah saji.
Pengendalian yang dapat diterapkan dalm hal ini adalah mengontrol mekanisme bahan
baku serta dengan rutin melakukan pemeriksaan catatan persediaan yang ada.

18. Selama perhitungan fisik, beberapa persediaan yang telah usang dan rusak
dimasukkan
Untuk mencegah hal ini terjadi pengendalian yang harus dilakukan perusahaan adalah
adanya pemantaun kembai mecakup perhitungan yang dilakuakn sehingga persediaan
dapat diatasi dan adanya tindakkan pengembalian koreksi secepatnya.
19. Karena adanya kenaikan volume produksi yang sangat signifikan selama tahun
berjalan dan pengendalian yang baik pada BOP, maka tingkat BOP yang
dibebankan dalam persediaan jauh lebih besar dari BOP Aktualnya.

20. Jumlah Selisih Debet Dan Kredit Saldo Piutang Dagang Tidak Benar dan tidak
sesuai dengan Buku Pembantu
Melakukan pengecekan dan pengidentifikasian kembali informasi informasi piutang
yang telah terjadi

21. Beban Gaji Bagian Produksi yang dibayar ternyata termasuk karyawan yang
telah keluar

22. Nilai Pembelian dalam Laporan Rugi-Laba ternyata termasuk retur pembelian
yang barangnya belum dikembalikan.

23. Jumlah Penjualan termasuk barang yang di jual dengan perjanjian konsinyasi

24. Penjualan Kredit ternyata salah di catat sebagai penjualan tunai


Pengendalian internal dapat berupa mncatat dan mengolah kembali data keuangan agar
menghasilkan data yang akurat

25. Seluruh Penerimaan Barang Tidak memiliki sales order dan bukti penerimaan
barang
Memperbaiki sistm informasi yang ada agar resio sepert tidak adanya sales oreder dapat
diminmalisir.

Prosedur pengujian substantif

1. Suatu barang persediaan dinilai seharga Rp. 10.000 Per unit, seharusnya Rp.
10.000 Per Karton
= pengujian substantive atas transaksi
2. Dalam perhitungan persediaan secara fisik, pengiriman barang terakhir hari itu
dikeluarkan dari persediaan dan tidak dimasukkan sebagai penjualan sampai
tahun berikutnya.
= pengujian substantive analitis
3. Faktur Penjualan Seharusnya Rp. 1.010.000 Akan tetapi Salah Menekan tombol
menjadi Rp. 1.100.000
= pengujian substantive atas transaksi
4. Pembayaran Hutang sebesar Rp. 1.000.000,- Yang Seharusnya di Tujukan
Kepada PT. ABC telah salah di debetkan pada PT. ACB
= pengujian substantive terinci atas saldo
5. Penerimaan Piutang Sebesar Rp. 1.200.000,- Dari PT. XXX telah salah di
kreditkan pada Pada PT. XYX.
= pengujian substantive terinci atas saldo
6. Dalam Perhitungan Kas di Bank, Cek Kosong telah di hitung sebagai bagian
dari Kas Bank
= pengujian substantive terinci atas saldo
7. Nilai Persediaan yang tercantum dalam neraca termasuk persediaan konsinyasi
= pengujian substantive terinci atas saldo
8. Beban Bunga yang dibebankan ternyata belum termasuk beban bunga bulan
Desember tahun buku yang bersangkutan.
= pengujian substantive analitis
9. Penjualan Tanpa Sengaja telah dicatat 2 kali pada akhir tahun menjelang tutup
buku, padahal penjualan telah dicatat 2 hari yang lalu.
= pengujian substantive analitis
10. Pembayaran Tunai untuk Rekening Piutang telah dicuri Oleh Kolektor Bagian
Penagihan.
= pengujian substantive analitis
11. Pembayaran tunai untuk rekening piutang yang telah dicatat oleh seorang
sekretaris dicuri oleh pegawai bagian pembukuan yang mencatat penerima tunai
dan rekening piutang. Dia Tidak Memasukkan transaksi itu.
= pengujian substantive analitis
12. Petugas yang menangani catatan induk persediaan perpetual telah mengubah
jumlah dalam kartu persediaan untuk menutupi kekurangan dalam persediaan
sebagai akibat pencurian dalam tahun tersebut.
= pengujian substantive terinci atas saldo
13. Setelah auditor meninggalkan lokasi Klien, beberapa kartu persediaan
dihilangkan dan tidak dimasukkan dalam ikhtisar persediaan akhir
= pengujian substantive terinci atas saldo
14. Pengiriman ke Pelanggan Tidak di tagih karena daftar pengiriman barang
hilang
= pengujian substantive atas transaksi
15. Barang yang dikirim ke Pelanggan Tidak disertai daftar pengiriman barang.
= pengujian substantive atas transaksi

16. Barang dagangan yang dipakai oleh pimpinan tanpa disengaja dicatat sebagai
penjualan komersial
=pengujian substantive terinci atas saldo
17. Bilamana pembelian bahan baku dibukukan, maka harga per unit yang tidak
sesuai dimasukkan dalam catatan induk persediaan perpetual. Oleh sebab itu,
penilaian persediaan menjadi salah saji
=pengujian substantive terinci atas saldo
18. Selama perhitungan fisik, beberapa persediaan yang telah usang dan rusak
dimasukkan
=pengujian substantive terinci atas saldo
19. Karena adanya kenaikan volume produksi yang sangat signifikan selama tahun
berjalan dan pengendalian yang baik pada BOP, maka tingkat BOP yang
dibebankan dalam persediaan jauh lebih besar dari BOP Aktualnya.
= pengujian substantive analitis
20. Jumlah Selisih Debet Dan Kredit Saldo Piutang Dagang Tidak Benar dan tidak
sesuai dengan Buku Pembantu
=pengujian substantive atas transaksi
21. Beban Gaji Bagian Produksi yang dibayar ternyata termasuk karyawan yang
telah keluar
=pengujian substantive analitis
22. Nilai Pembelian dalam Laporan Rugi-Laba ternyata termasuk retur pembelian
yang barangnya belum dikembalikan.
=pengujian substantive terinci atas saldo
23. Jumlah Penjualan termasuk barang yang di jual dengan perjanjian konsinyasi
=pengujian substantive terinci atas saldo
24. Penjualan Kredit ternyata salah di catat sebagai penjualan tunai
=pengujian substantive atas transaksi
25. Seluruh Penerimaan Barang Tidak memiliki sales order dan bukti penerimaan
barang
=pengujian substantive terinci atas saldo

Anda mungkin juga menyukai