Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Rekam Medis

1. Definisi rekam medis

Menurut PERMENKES NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang

rekam medis menerangkan bahwa rekam medis merupakan berkas yang

berisiskan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap

lembar formulir rekam medis harus dilindungi dengan cara dimasukkan ke

dalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan informasi hasil

pelayanan yang diperoleh pasien secara individu (Bukan kelompok atau

keluarga). Untuk perlakukan penyimpanan rekam medis berbeda dengan

penyimpanan folder atau map perkantoran. (Savitri Citra Budi, 2011).

Rano Indradi S (2014) dalam bukunya berjudul Rekam Medis

mengemukakan bahwa tidak setiap catatan yang dibuat dalam pelayanan

kesehatan dapat disebut sebagai rekam medis, rekam medis harus menceritakan

kembali apa, siapa, dimana, bagaimana, kapan, kenapa, berapa dan sebagainya.

Adapun rekam medis rawat jalan merupakan dokumen medis/catatan medis

yang berisi tentang penderita mulai dari identitas, riwayat penyakit,


pemeriksaan, diagnosa sampai dengan semua catatan tentang

pengobatan/tindakan yang dilakukan atas penderita pada saat berobat jalan.

2. Tujuan rekam medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) tujuan Rekam Medis

adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem

pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib

administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib

administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

3. Nilai Guna Rekam Medis

Menurut Ery Rustiyanto (Etika Perekam Medis & Informasi

Kesehatan, 2009 : 7) nilai guna dari Rekam Medis yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Pasien

1) Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang diterima

oleh pasien.

2) Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua kali

dan seterusnya.

3) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hukum pasien

dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau mal

praktek.
b. Bagi Fasilitas layanan kesehatan

1) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan.

2) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

3) Mengevaluasi penggunaan sumber daya.

c. Bagi Pemberi Pelayanan

1) Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga professional

dalam merawat pasien.

2) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat

berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan.

3) Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.

4. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis menurut buku Ery Rustianto tahun 2009

adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli yang ikut ambil

bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan serta perawatan kepada

pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakanpengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan

penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit.

d. Sebagai bahan yang bergunauntuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang di berikan kepada pasien.


e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan

pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yag harus di dokumentasikan, serta sebagai bahan

pertanggung jawaban dan laporan.

5. Manfaat Rekam Medis

Manfaat rekam medis berdasarkan PERMENKES NO.

269/MENKES/PER/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:

a. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan

dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan

tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

b. Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi

penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan

meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk

pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi

perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan

tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan

pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.


d. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk

menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

e. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik

kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan

masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-

penyakit tertentu.

f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan

alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah

hukum, disiplin dan etik.

6. Formulir Rekam Medis

a. Definisi formulir rekam medis

Formulir dapat didefinisikan sebagai secarik kertas yang memiliki

ruang untuk diisi atau didefinisikan sebagai dokumen atau media yang

digunakan untuk mencatat atau merekam terjadinya suatu peristiwa atau

transaksi. Dengan demikian, formulir rekam medis didefinisikan sebagai

dokumen atau media yang digunukan untuk mencatat atau merekam

terjadinya peristiwa pelayanan kesehatan atau transaksi terapeutik.

b. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan

sekurang-kurangnya memuat:

1) Identitas pasien

2) Tanggal dan waktu


3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit

4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

5) Diagnosis

6) Rencana penatalaksanaan

7) Pengobatan dan/atau tindakan

8) Pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien

9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan

10) Persetujuan tindakan bila diperlukan.

c. Tujuan Penggunaan Formulir Rekam Medis

1) Memudahkan proses pengumpulan data

2) Mempercepat proses pelayanan

3) Meningkatkan keakuratan data

4) Menstandarkan informasi

B. Tinjauan Umum Tentang Prosedur Kerja Dan Alur Rekam Medis

a. Definisi prosedur kerja

Prosedur dalam kamus besar bahasa indosensia (KBBI) berarti

tahapan kegiatan untuk meyelesaikan suatu aktivitas atau meode langkah demi

langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan menurut

Azhar Susanto (2013:264) mengemukakan bahwa “Prosedur merupakan


rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan

cara yang sama”. Prosedur penting dimiliki suatu organisasi agar segala sesuatu

dapat dilakukan secara seragam.

Oleh karena itu prosedur kerja dapat didefinisikan sebagai  suatu

rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan satu dengan yang lain

dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus

ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas. Adapun tata

kerja merupakan suatu cara dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan

dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu,

ruang dan biaya yang tersedia seefisien mungkin.

Winardi (1970:20) mengemukakan bahwa prosedur kerja harus

memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

1. Didasarkan atas fakta-fakta yang cukup jumlahnya mengenai situasi

tertentu bukan atas dugaan atau keinginan

2. Memiliki stabilitas namun juga harus ada fleksibilitas

3. Harus dapat mengikuti zaman

b. Prosedur Kerja Penyimpanan Dan Pengembalian Rekam Medis

Sugiarto & ac-Wahyono (2005:51) mengemukakan pengertian sistem

penyimpanan dan pengembalian rekam medis sebagai berikut:

Sistem penyimpanan adalah sistem yang digunakan  pada penyimpan

dokumen agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan

penemuan dokumen yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat


bilamana dokumen tersebut sewaktu–waktu dibutuhkan adapun sistem

penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada  penyimpanan

dokumen kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan dokumen yang

sudah di simpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana dokumen tersebut

sewaktu-waktu dibutuhkan.

Ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan menurut

(Depkes RI Tahun 1997:85) sebagai berikut:

1) Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang rekam medis, tanpa

tanda keluar/kartu permintaan. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi

orang-orang diluar rekam medis, tetapi bagi petugas-petugas rekam

medis sendiri.

2) Seorang yang menerima/meminjam rekam medis, berkewajiban untuk

mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya. Harus dibuat

ketentuan berapa lama jangka waktu satu rekam medis diperbolehkan

tidak berada dirak penyimpanan. Seharusnya setiap rekam medis kembali

keraknya pada setiap akhir hari kerja, sehingga dalam keadaan darurat

staf rumah sakit dapat mencari informsi yang diperlukan.

3) Rekam medi tidak dibenarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas

perintah pengadilan.

c. Tinjauan Tentang Akur Rekam Medis

Dalam sistem rekam medis ada beberapa proses yang diperlukan

untuk melancarkan proses pelayanan, diantaranya adalah dengan adanya alur


rekam medis rawat inap yang tetap baik untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan maupun sekedar mendapatkan keterangan kasus.

Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995:13) adalah cerita

yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara

sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya

segala keterangan, petunjuk, pengaturan yang berhubungan dengan waktu,

ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu kegiatan.

Pelayanan atau alur rekam medis sudah dimulai sejak pendaftaran atau

penerimaan pasien. Rekam medis wajib dibuat sesegera mungkin dan

dilengkapi isinya setelah pasien menerima suatu bentuk layanan kesehatan

(Rano Indradi S, 2014). Untuk rekam medis rawat jalan setelah pelayanan

dipoliklinik selesai dilaksanakan, petugas poliklinik mengirimkan seluruh

rekam medis pasien rawat jalan berikut rekapitulasi harian pasien rawat jalan,

ke Instalasi Rekam Medis paling lambat 1 jam sebelum berakhir jam kerja,

rekam medis rawat inap harus segera dikirim ke Instalasi Rekam Medis setelah

pasien keluar rumah sakit paling lambat 2×24 jam setelah pasien keluar secara

lengkap dan benar.(Depkes,1997). Selanjutnya rekam medis tersebut diolah, di

filing dan selanjutnya digunakan kembali untuk pelayanan pasien.

Dalam hal ini perekam medis harus menemukan kembali rekam medis

pasien. Rekam medis harus siap setiap saat serta kumpulan lembar-lembar

rekam medis seorang pasien disatukan kedalam suatu map yang disebut folder

untuk mencegah rusak/hilangnya lembaran-lembaran yang diperlukan serta


menjaga kerahasiaan rekam medis pasien rawat jalan. Dalam surat keputusan

menteri pendayagunaan aparatur negara nomor 135 tahun 2002 menerangkan

bahwa perekam medis merupakan seseorang yang diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan

kegiatan pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan di unit pelayanan

kesehatan. Perekam medis harus mengetahui, memahami, dan

mengimplementasikan apa yang harus dilakukan dan yang dilarang ( Rano

Indradi S,2014 ).

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan Petugas Rekam Medis

Pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang didapat dari

pengalaman atau sejak lahir yang menjadikan seseorang itu tahu akan sesuatu.

Proses tahu tersebut diperoleh dari proses kenal, sadar, insaf mengerti dan pandai

(Fauziah Indahyani, Psikologi UMP,2015).

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis telah

diatur didalam peraturan menteri kesehatan Republik Indnesia No.

377/MENKES/SK/III/2007 tentang sdandar profesi perekam medis, bahwa ada

dua kategori komptensi yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis, kategori

tersebut adalah kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang harus dimiliki

oleh seorang perekam medis untuk menjalankan tugas di sarana pelayanan

kesehatan.
Kompetensi tersebut merupakan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis. Kompetensi pokok merupakan

kompetensi yang mutlak yang harus dimiliki oleh profesi perekam medis,

sedangkan kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki

sebagai pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung

tugas.

Berikut merupakan kompetensi yang harus dimili oleh seorang perkem medis.

1. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan masalah-masalah yang berkaitan

dengan kesehatan dan tindakan..

Perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan

dengan tepat sesuai dengan klasifikasi internasional tentang penyakit dan

tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan.

a. Nomor kode diagnosis

b. Fungsi indeks penyakit

c. Registerasi

d. Aplikasi ICD-10

e. Penyediaan informasi morbiditas dan mortalitas

f. Manfaat data diagnosis dalam klaim asuransi

g. Etika koding
2. Aspek hukum dan etika profesi

Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan

pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi

dengan memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku,

a. Hak dan kewajiban pasien

b. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan

c. Kerahasiaan rekam medis (penyimpanan, penggunaan untuk riset, retensi,

pemusnahan)

d. Pelepasan informasi dan aksesnya

e. Etika profesi

3. Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan

Perkam medis mampu mengelolah rekam medis dan informasi

kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan

kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan di

bidang kesehatan.

a. Manajemen isi rekam medis (fungsi rekam medis, analsisi

kuantitatif/kualitatif, model sistem rekam medis)

b. Manajemen berkas (sistem penamaan, assembling, disain formulir,

koding, indeksing, pelaporan)

c. Manajemen kearsipan

d. Aplikasi komputer

e. Dasar-dasar pemrograman
f. Konsep-konsep database

4. Menjaga mutu rekam medis

Perekam medis mampu mengelola, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi dan menilai mutu rekam medis

a. Mutu pelayanan

b. Manajemen mutu rekam medis dan informasi kesehatan

c. Teknik penilaian mutu

d. Audit rekam medis

e. Sistem registrasi, lisensi dan akreditasi

f. Ergonomi

5. Statistik kesehatan

Perekam medis mampu menggunakan statistik kesehatan

menghasilkan informasi dan perkiraan yang bermutu tinggi sebagai dasar

perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan.

a. Peranan statistik pelayanan kesehatan

b. Indikator pelayanan kesehatan

c. Sistem informasi manajemen

d. Pengolahan dan analisa data (SPSS)

e. Pengenalan jaringan

f. Apliksi komputer
6. Manajemen unit kerja manajemen informasi kesehatan/rekam medis

Perekam medis mampu mengelola sumber daya yang tersedia di

unit kerja rekam medis untuk dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi di bidang informasi kesehatan.

a. Prinsip manajemen

b. Rencana strategik

c. Manajemen SDM

d. Manajemen unit kerja

e. Alur-prosedur kerja

f. Disain ruangan/tata letak

g. Standar peralatan unit kerja rekam medis

h. Administrasi perkantoran

7. Kemitraan profesi

Perkam medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi yang

terkait dalam pelayanan kesehatan.

a. Organisasi profesi

b. Leadership

c. Komunikasi efektif

d. Informasi efektif dan efisien

Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang perekam medis

diharapkan akan berdampak terhadap kinerja yang baik, dapat mengetahui

sebab akibat suatu masalah serta cara penyelesaiannya


D. Tinjauan Umum Tentang Sikap

1. Definisi dan Komponen dari Sikap

Sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang bisa didefinisikan

sebagai pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun

yang tidak menyenangkan, atau penilaian-penilaian mengenai objek, manusia,

atau peristiwa-peristiwa (Robbins, 1989). Terdapat tiga komponen yang

berbeda dalam setiap sikap tertentu, yaitu komponen kognitif, afektif, dan

kecenderungan perilaku.

Komponen kognitif dari sikap tertentu berisikan informasi yang

dimiliki seseorang tentang orang lain atau benda (objek dari sikapnya).

Informsasi ini bersifat deskriptif dan tidak termasuk derajat kesukaan atau

ketidaksukaanya terhadap objek tersebut. Informasi ini bisa benar atau tidak

benar, tetapi bagi yang bersangkutan benar atau tidaknya informasi ini tidaklah

penting, dia percayai itu tetap memiliki efek yang sama, tidak peduli hal itu

benar atau tidak. Hal inilah yang dapat menerangkan mengapa kepercyaan

yang salah tentang informasi rasial, etnis dan lain-lainnya dipegang teguh

kebenarannya oleh yang bersangkutan meskipun bertentagan dengan fakta-

fakta.

Komponen afektif dari sikap tertentu berisikan perasaan-perasaan

seseorang terhadap objeknya. Komponen ini melibatakan evaluasi dan emosi

dan sering diekspresikan sebagai perasaan suka atau tidak suka terhadap objek

dari sikapnya. Adapun komponen kecenderungan perilaku dari sikap tertentu


berisikan cara yang direncanakan seseorang untuk bertindak atau berperilaku

terhadap objeknya.

2. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut (Heri Purwanto, 1998) dalam buku

(Notoadmodjo, 2003) yaitu:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan objeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak beridiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut

e. Sikap memiliki segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang

membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengeta

huan yang dimiliki orang.

3. Pembentukan sikap

Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, kemampuan

untuk bersikap diperoleh melalui proses belajar, proses-proses belajar ini dapat
terjadi karena pengalaman-pengalaman pribadi dengan objek tertentu (orang,

benda, atau peristiwa) dengan cara menghubungkan objek tersebut dengan

pengalaman-pengalaman lain.

4. Sikap perekam medis

Sikap seorang perekam medis telah tercantum di dalam kode etik

profesi perekam medis dan informasi kesehatan sebagai pedoman, baik anggota

Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia (PORMIKI) maupun

Perekam Medis lainnya dalam mempertanggungjawabkan segala tindakan

profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas.

Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis ini dirumuskan dalam

rangka meningkatkan daya guna dan hasil gunapartisipasi kelompok Perekam

Medis dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan kesehatan. Maka

berdasarkan pemikiran di atas, Kongres I PORMIKI menyepakati Kode Etik

Perekam Medis sebagai berikut:

a. Kewajiban Umum

(1) Perekam medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan

pribadi dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.

(2) Perekam medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta

informasi yang terkandung didalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur

manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundangan

yang berlaku.
(3) Perekam medis selalu menjujung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas

informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial.

(4) Perekam medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan

kepadanya dengan penuh tanggung jawab, teliti dan akurat.

b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik

anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,

kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan

dengan perkembangan di bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

c. Kewajiban terhadap diri sendiri

(1) Perekam medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja

dengan baik.

(2) Perekam medis wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

sesuai dengan perkembangan IPTEK yang ada.

Sikap yang terkandung dalam kode etik perekam medis inilah yang harus

di junjung tinggi oleh seorang perkam medis dalam melajankan tugas dan

tanggungjawabnya.

E. Tinjauan Tentang Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan salah satu komponen terpenting dalam

menyelesaikan pekerjaan, yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah segala


sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja terdiri dari dua

macam yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

Soedarmayanti (2001:21), mengemukakan lingkungan kerja fisik dan non

fisik sebagai berikut:

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat

disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara

langsung maupun tidak langsung, sedangkan lingkungan kerja non fisik adalah

semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan kerja dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan.

Sumartono & Sugito (2004:147) mengemukakan bahwa”

Lingkungan kerja non fisik adalah komunikasi karyawan, hubungan

dengan atasan dan lain sebagainya”.

Soedarmayanti (2001:21) menerangkan lingkungan kerja fisik meliputi:

1. Penerangan/pencahayaan ditempat kerja

2. Sirkulasi udara di tempat kerja

3. Tata warna di tempat kerja

4. Musik di tempat kerja

5. Kebersihan ruang kerja

6. Keamanan di tempat kerja

Unsur-unsur lingkungan kerja non fisik meliputi:


1. Struktur tugas

2. Desain pekerjaan

3. Pola kepemimpinan

4. Pola kerjasama

5. Budaya organisasi

Reksohadiprodjo (2000:151) menyatakan bahwa “lingkungan kerja yang buruk

akan mempengaruhi pekerja karena pekerja merasa terganggu dalam

pekerjaannya, sehingga mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun”.

Anda mungkin juga menyukai