DI SUSUN OEH :
NIM :19010012
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujauan kami menulis makalah ini adalah untuk:
1. Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem
endokrin.
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik.
3. Sebagai bentuk menginformasikan kepada public tentang pemeriksaan
fisik pada sistem endokrin.
4. Untuk memenuhi tugas yang dosen telah berikan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan
fisik pada gangguan sistem endokrin?
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem
endokrin?
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin agak sedikit sulit dilakukan
karena gambaran klinisatau tanda gejalanya bervariasi. Untuk itu perlu
pemahaman fisiologis dari setiap hormon. Data itu bisa didapat melalui
anamnesa dan pemeriksaan Fisik
A. Anamnesa
1. Data Demografi
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung
c. Usia klien
d. Jenis kelamin
e. Tempat tinggal klien (alamat)
f. Tanggal masuk rumah sakit.
2. Riwayat kesehatan keluarga.
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
seperti yang dialami klien/pasien atau gangguan secara langsung dengan
gangguan hormonal :
a. Obesitas : dicurigai karena hipotiroid
b. Gangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel.
Tiroid, dan kelenjar gonad
3. Riwayat Kesehatan dahulu :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh Keluarga diluar gangguan yang
dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama
karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan, seperti :
a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang : amenore, bulu
rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang bagi
perempuan.
b. BB yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun
banyak makan
c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan
tidak mudah berkonsentrasi
d. Penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang aktivitas hormonal :
hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat
antihipertensi.
4. Riwayat Diet :
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang
salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu
dikaji :
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan BB yg drastis
c. Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan.
d. Pola makan dan minum sehari-hari.
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yg dapat menggangu fungsi endokrin
seperti makanan yg bersift goitrogenik thd tiroid.
5. Masalah kesehatan sekarang
Pengembangan dari keluhan utama. Fokuskan pertanyaan yang
menyebabkan keluarga/pasien meminta bantuan pelayanan, seperti :
a. Apa yg dirasakan pasien saat ini
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan-lahan dan sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi : urine
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu pasien
6. Tingkat Energi :
Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan
hormonal khusunya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal. Kaji kemampuan
klien/pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
7. Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara
langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol.
8. Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, Kelenjar tiroid dan
kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan,
itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gangguan tumbang yang dialami
semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan.
Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya:
Tingkat intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tanggung jawab. Kaji
juga perubahan fisik dan dampaknya terhadap kejiwaan.
9. Seks dan reproduksi
Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan
perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :
a. Apakah pernah hamil
b. Abortus
c. Melahirkan
d. Pada Pria kaji apakah mampu ereksi dan orgasme dan kaji juga apakah
terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ada 2 aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu :
1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid
2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin
2. Inspeksi :
1. Disfungsi sistem endokrin :
Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang,
keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan
energi.
2. Hal-hal yg harus diamati :
Penampilan umum : Apakah pasien tampak kelemahannya :berat, sedang
dan ringan
3. Amati bentuk dan proporsi tubuh :
Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
4. Pemeriksaan Wajah :
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti
dahi, rahang dan bibir
5. Pada Mata :
Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah
tampak datar atau tumpul.
6. Pada Daerah Leher :
Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, warna kulit sekitar
leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
7. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :
Biasanya dijumpai pada orang yang mengalami gangguan kelenjar. Adrenal
8. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal
sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
9. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian
belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada
K hiperfungsi adrenokortikal.
10. Amati keadaan rambut axilla dan dada :
Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut
hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen
biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.
3. Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi
a. Auskultasi :
Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi "
bruit". Bunyi
yg dihasilkan karena turbulensi pada Pembuluh darah tiroidea.
b. Pengkajian Psikososial
Mengkaji kemampuan koping klien/pasien, dukungan Keluarga serta
keyakinan klien/pasien tentang sehat dan sakit. Perubahan-perubahan fisik,
fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yang
disebabkan oleh gangguan sistem endokrin akan berpengaruh terhadap
konsep diri klien.
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan diagnostik pada kelenjar hipofise.
a) Foto tengkorak (cranium).
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor
atau juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus,
namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah
penting.
b) Foto tulang (osteo).
Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Poada klien dengan
giganisme akan dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari
ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai
tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya ke samping.
Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan
diperlukan.
c) CT scan otak.
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise
atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik
secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam
tidak bergerak selama prosedur.
PENUTUP
Kesimpulan