Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan suatu amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa,

yang di dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia

seutuhnya. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (1) undang-undang nomor 35

tahun 2014 tentang perlindungan anak "Anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan",1 anak juga merupakan tunas, potensi, dan generasi muda

penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai

ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan

negara pada masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung

jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya

untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun

sosial dan berakhlak mulia.2

1
Pasal 1 ayat (1) undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak

2
Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, (Bumi Aksara:
Jakarta, 1990), h. 3.
1
Permasalahan perlindungan hukum dan hak- hak bagi anak

merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak

Indonesia. Agar anak Indonesia mendapatkan perlindungan secara teratur,

tertib dan bertanggungjawab, maka diperlukan hukum atau aturan yang

selaras dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang menjiwai

sepenuhnya oleh Pancasila dan UUD RI 1945.3

Pengertian anak dalam sistem hukum Indonesia belum ada

keseragaman, tiap peraturan perundang-undangan memberikan batasan usia

anak yang berbeda. Jadi dari berbagi defenisi tentang anak di atas

sebenarnya dapatlah diambil suatu benang merah yang menggambarkan apa

atau siapa sebenarnya yang dimaksud dengan anak dan berbagai

konsekwensi yang diperolehnya sebagi penyandang gelar anak tersebut4.

Dalam pasal 1 ayat (2) undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang

perlindungan anak, "Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

3
Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, (Refika Aditama: Bandung, 2010) h. 67.
4
Waludi, Hukum Perlindungan Anak,(Bandung: Maju Mundur, 2009) h. 23.

2
diskriminasi.5 Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin,

yaitu sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berusia delapan belas

tahun. Bertitik tolak pada konsep perlindungan anak yang utuh, menyeluruh,

dan komprehensip, maka undang-undang tersebut meletakkan kewajiban

memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas

Nondikriminasi, asas kepentingan yang terbaik untuk anak, asas hak untuk

hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, serta asas penghargaan

terhadap pandangan/pendapat anak.

Perlindungan anak dapat dibedakan dalam 2 (dua) bagian yaitu:

a. Perlindungan anak yang bersifat yuridis, yang meliputi: perlindungan

dalam bidang hukum publik dan dalam bidang hukum keperdataan.

b. Perlindungan anak yang bersifat non yuridis, meliputi: perlindungan

dalam bidang sosial, bidang kesehatan, bidang pendidikan.

Menurut Ahmad Kamil Perlindungan Anak merupakan pertanggung

jawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara yang

merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi

5
pasal 1 ayat (2) undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak
3
terlindunginya hak-hak anak.6 Pengawasan ekstra terhadap anak baik secara

pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat perlu dilakukan. Hal

tersebut ditujukan untuk melindungi hak-hak anak serta mencegah masuknya

pengaruh eksternal yang negatif yang dapat mengganggu tumbuh kembang

anak.7 Setiap anak berhak mendapatkan hak pendidikan termasuk anak

eksteroris sesuai pada pasal 9 ayat (1) undang-undang nomor 35 tahun2014

tentang perlindungan anak "Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam rangka pengembangan pribadimya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat" dan ayat (1a) "Setiap anak

berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan

seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan,

sesame peserta pendidik, dan /atau pihak lain".8

Tetapi pada kenyataannya tak semua masyarakat menerapkan

perlindungan anak pada setiap anak. Terutama pada anak eksteroris yang

6
Ahmad Kamil dan Fauzan, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di

Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008), h. 5

7
Hardjon, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, ( Jakarta :Eresco, 2007), h. 5
.
8
pasal 9 ayat (1) dan (1a) undang-undang nomor 35 tahun2014 tentang
perlindungan anak
4
perlakuan secara pendidikan sangatlah ekslusif tertutup dari dunia luar.

Kebebasan berpendidikan mereka rasanya tak dapat di raih karena mereka di

kumpulkan dalam suatu wadah pembelajaran.Kebebasan mereka dalam

berpendidikan nampaknya berbeda dari anak lainnya. Seperti inilah yang

terjadi di Kecmatan Kutalimbaru , kabupaten Deli serdang. Di desa Mencirim

tepatnya di daerah kutalimbaru terdapat suatru pemondokan untuk anak

eksteroris .Mereka sangat tertutup dari dunuia luar, sehingga untuk

kebebasan memilih pendidikan sangatlah minim.

Selain itu, perlakuan masyarakat sangatlah minim dalam

melaksanakan perlindungan hak bagi anak eksteroris di daerah tersebut.

Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam

sebuah penelitian skripsi yang berjudul "Perspektif Masyarakat Kecamatan

Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang Terhadap Anak Eksteroris Studi Analisis

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perspektif masyarakat terhadap anak eksteroris?

5
2. Bagaimana hak kebebasan berpendidikan anak eksteroris

menurut hukum Islam?

3. Bagaimana perspektif undang-undang nomor 35 tahun 2014

tentang perlindungan anak terhadap hak perlindungan anak

eskteroris ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap anak

eksteroris.

2. Untuk mengetahui hak kebebasan berpendidikan anak

eksteroris menurut hukum Islam.

3. Untuk mengetahui perspektif undang-undang nomor 35 tahun

2014 tentang perlindungan anak terhadap hak perlindungan

anak eskteroris.

D. Manfaat Penulisan

Dalam melakukan penelitian selain mencari jawaban sebagai tujuan

penelitian yang dilakukan, baik secara rasional dan ilmiah terhadap sesuatu

6
yang diteliti, maka diharapkan penelitian tersebut dapat memberikan

kontribusi positif, di antaranya dalam bidang ilmu pengetahuan dan

pengembangannya. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk dapat

memberikan manfaat, baik secara teoritis dan praktik

1. Secara teoritis

a. Penelitian ini dapat mengembangkan wawasan akademis

keilmuan dalam hukum Islam, khususnya dalam bidang hukum

keluarga Islam serta sebagai bahan pertimbangan pemikiran

dalam pembahasan dan penelitian seputar hukum Islam.

b. Dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitian serupa di

masa yang akan datang serta dapat dikembangkan lebih lanjut

demi mendapatkan hasil yang sesuai dengan perkembangan

zaman.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang

pemahaman yang baik dalam hukum Islam, khususnya terkait

perlindungan atas kebebasan pendidikan terhadap anak eksteroris

7
dalam perspektif undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang

perlindungan anak.

b. Bagi masyarakat untuk lebih mendukung dan memperhatikan

kebebasan berpendidikan bagi anak eksteroris

E. Batasan Ilmiah

Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada

penjelasan istilah digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah yang

digunakan diambil dari beberapa pendapat pakar dalam bidangnya. Namun

sebagian ditentukan oleh peneliti dengan maksud untuk kepentingan

penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai

berikut:

1. Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk

menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan

kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara

wajar baik fisik, mental dan sosial. Perlindungan anak merupakan

perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan

demikian perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang

8
kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Kegiatan perlindungan anak

membawa akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis

maupun hukum tidak tertulis. Hukum merupakan jaminan bagi

kegiatan perlindungan anak.

2. Eksteroris adalah orang yang pernah melakukan tindakan radikalis

terorisme menentang ideologi suatu negara dengan melakukan teror

kemudian meninggalkan kegiatan tersebut dan kembali kepada

ideologi asal negaranya

F. Kerangka Teori

Islam sangat menjunjung tinggi hak azasi manusia yang dimana hak

anak dan kebasannya juga di atur din dalam nya. Hal ini yang menjadikan

penulis berfokus bahwa anak eksteroris juga merupakan manusia yang harus

mendapat kebebasan dalam segala lini kehidupan terutama pendidikan,

interaksi sosial, dan hak perlakuan kepada anak sewajarnya layaknya anak

pada umumnya.

Di dalam al- Quran juga di bahas tentang hak anak yang mana firman

Allah dalam Q.S: Al Baqarah: 233

9
ۚ َ‫ضا َعة‬ َ ‫ض ْعهَ أََْ ََل َدٌُ َّه َحُْ لَ ْي ِه َكا ِملَي ِْه ۖ لِ َم ْه أَ َرا َد أَ ْن يُتِ َّم ال َّر‬
ِ ْ‫َات يُر‬ ُ ‫ََ ْال َُالِد‬
‫ف وَ ْفسٌ إِ ََّل َُ ْس َعٍَا ۚ ََل‬ ِ ‫ََ َعلَى ْال َمُْ لُُ ِد لًَُ ِر ْزقٍُ َُّه ََ ِك ْس َُتٍُ َُّه بِ ْال َم ْعر‬
ُ َّ‫َُف ۚ ََل تُ َكل‬
‫ص ااَل‬ َ ِ‫ك ۗ فَإ ِ ْن أَ َرادَا ف‬ َ ِ‫ث ِم ْث ُل َٰ َذل‬ ِ ‫ار‬ِ َُ ‫ضا َّر ََالِ َدةٌ بِ َُلَ ِدٌَا ََ ََل َمُْ لُُ ٌد لًَُ بِ َُلَ ِد ِي ۚ ََ َعلَى ْال‬
َ ُ‫ت‬
‫ضعُُا أََْ ََل َد ُك ْم‬ ِ ْ‫اض ِم ْىٍُ َما ََتَ َشا َُ ٍر فَ ََل ُجىَا َح َعلَ ْي ٍِ َما ۗ ََإِ ْن أَ َر ْدتُ ْم أَ ْن تَ ْستَر‬ ٍ ‫ع َْه تَ َر‬
َّ ‫َّللا ََا ْعلَ ُمُا أَ َّن‬
‫َّللاَ ِب َما‬ ِ ‫فَ ََل ُجىَا َح َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َسلَّ ْمتُ ْم َما آتَ ْيتُ ْم بِ ْال َم ْعر‬
َ َّ ‫َُف ۗ ََاتَّقُُا‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫تَ ْع َملُُنَ ب‬
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan. (Q.S Al Baqarah 233)

Kemudian Negara menjamin akan hak setiap anak baik pendidikan

maupun interaksi sosial tanpa memandang latar belakang anak tersebut pada

pasal 60 undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia

(1) Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan

tingkat kecerdasannya. (2) Setiap anak berhak mencari, menerima, dan

memberikan informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi

10
pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan

kepatutan9.

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yan bertujuan mempelajari suatu

atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisis. 10Kemudian

dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Empiric

Reaseacrh) Oleh karena itu sebelum penulis melakukan penelitian,

hendaknya penulis menentukan terlebih dahulu menenai metode yang akan

dipakai. Adapun metode yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan

undang-undang atau peraturan pemerintah (Statute Approach) dilakukan

dengan menela’ah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

9
Pasal 60 ayat (1) dan (2) undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi
manusia

10
Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiyono, Metode Penelitian dan Penulisan
Hukum,(Surakarta: Fakultas Hukum UMS, 2004) hal 1

11
dengan isu hukum yang ditangani. Hal ini berkaitan dengan upaya penelitian

yang mengkaji dan menganalisis peraturan hukum yang berkaitan dengan

hak anak. 11

Setelah itu peneliti menggunakan pendekatan kasus (Case Approach)

pendekatan ini dilakukan dengan melakukan tela’ah pada kasus- kasus yang

berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi. Hal ini merujuk untuk meneliti

kasus-kasus pengekslusifitas hak anak.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang

bersifat sosial yuridis. Yaitu bahwa dalam menganalisis permasalahan

dilakukan dengan cara meneliti gejolak sosial yang terjadi dan memadukan

dengan bahan hukum yang mendukung penelitian.12

3. Sumber Data

a. Data Primer

Adapun yang dimaksud dengan data primer adalah data-data

yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu dengan

melakukan penelitian langsung di lapangan dengan wawancara.

11
A.Nugrahni, Pendekatan dalam Penelitian Hukum, Artikel Ilmiah, 2014

12
Puspita Sari Devi, Pengertian Penelitian Yuridis Empiris, Artikel Ilmiah, 2016.
12
b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data utama yang diperoleh melalui

kajian bahan pustaka dengan menggunakan bahan-bahan sebagai

berikut:

1) Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan-bahan hukum yang berhubungan erat dengan

permasalahan yang akan diteliti, meliputi:

a. Hukum Islam.

b. Undang-undang dasar 1945.

c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

d. Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Undang-Undang Perlindungan Anak .

e. Undang- undang nomor 5 tahun 2018 tntang Perubahan atas

undang-undang nomor 15 tahun 2003 tentang penetapan

peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun

2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme menjadi

undang-undang.

13
f. Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak azasi

manusia pada pasal 60 ayat 1 dan 2.

g. Yurisprudensi.

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini berupa literatur

dalam tinjauan pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini serta

artikel-artikel, makalah dan salinan dokumen yang berkaitan dengan

permasalahan tentang hak anak.

3) Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti:

a) Kamus Hukum

b) Ensikklopedia

1) Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis memilih lokasi penelitian di Desa Sei

Mencirim , Kecamatan Kutalimbaru , Kabupaten Deli Serdang.

Pemilihan lokasi tersebut didasarkan karena lokasi tersebut adalah

14
lokasi pondok pesantren dimana tempat anak- anak eksteroris tersebut

di pondokkan.

2) Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan subjek-subjek yang

diteliti yaitu dengan informan atau responden yang berkompeten dan

anak-anak mantan pelaku tindak pidana teroris.

3) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis untuk

memperoleh data yang diperlukan yaitu :

1. Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari,

mencatat, menginventarisasi, menganalisis serta mempelajari data-

data sekunder yang terdiri dari 3 bahan hukum yang tersebut diatas.

2. Studi Lapangan

a) Daftar Pertanyaan

Daftar pertanyaan ini disusun guna mempermudah peneliti

dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan

dapat lebih terarah dan tersusun secara urut dan sistematis.

15
b) Wawancara

Wawancara merupakan metode dimana langsung bertatap

muka dengan responden untuk melakukan tanya jawab menanyakan

perihal fakta-fakta hukum yang akan di teliti, pendapat maupun

persepsi dari responden, serta saran-saran dari responden yang

berkaitan dengan objek penelitian.13

3. Pengolahan Data dan Analisis Data

Dalam mengelola data penulis melakukan beberapa upaya

diantaranya:

a. Editing yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh ,

terutama dari segi kelngkapan, kejelasan makna, kesesuaian serta

relevansinya dengan kelompok data yang lain, guna untuk

mengetahui apakah data tersebut sudah cukup baik dan bisa dipahami

serta dapat dipersiapkan untuk kepruan proses berikutnya.

b. Analizing yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan,

13
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta,

2003) hal 127.

16
dan sampai kepada pembuatan kesimpulan yang mudah dipahami diri

sendiri dan orang lain.

c. Concluding yakni pengambilan kesimpulan dari data-data yang telah

diolah terlebih dahulu . Kesimpulan yang ditarik berdasarkan data

yang telah dikumpulkan dan merupakan jawaban yang benar-benar

dicari.14

H. Kajian Terdahulu

Kajian tentang menjadi bahan kajian Ilmiah berupa skripsi yang

penulis beri judul : Perspektif Masyarakat Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten

Deli Serdang Terhadap Anak Eksteroris Studi Analisis Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak). belum pernah

sebelumnya dibahas oleh peneliti lain, akan tetapi penulis menemukan

beberapa penelitian yang memiliki kemiripan, sebagai berikut:

1. Skripsi yang dibuat oleh Nazaruddin dengan judul Hak – Hak Anak

Dalam Hukum Islam dan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002

(Suatu Analisis Perbandingan). Dalam skripsi ini membahas

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006) hal 231.

17
bagaimana hak-hak anak dalam alqur’an dan hadist yang harus di

didapatkan oleh anak.15

2. Skripsi yang dibuat oleh Fuad Anshory dengan judul Perlindungan

Anak Korban Narkoba Melalui Pendekatan Spritual dan Logika

Perspektif UUPA Nomor 35 Tahun 2014 (Studi Kasus Padepokan

Sawung Nalar Desa Patok Picis Kecamatan Wajak Kabupaten

Malang). Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana hak

perlindungan anak korban narkoba di Padepokan Sawung Nalar Desa

Patok Picis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.16

3. Skripsi yang di buat oleh Rudi Hadi Subagja dengan judul

Perlindungan Anak Menurut Jamaah Tabligh Pespektif Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak (Studi di

15
Nazaruddin “Hak – Hak Anak Dalam Hukum Islam dan Undang – Undang Nomor

23 Tahun 2002 (Suatu Analisis Perbandingan)”, (Skripsi SHI, Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry, Banda Aceh,2007)

16
Fuad Anshory “Perlindungan Anak Korban Narkoba Melalui Pendekatan Spritual

dan Logika Perspektif UUPA Nomor 35 Tahun 2014 (Studi Kasus Padepokan Sawung Nalar

Desa Patok Picis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang)”,(Skripsi SHI, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017)

18
Desa Pengambangan Kecamatan Negara Kabupaten Jembiana).

Dalam skripsi ini membahas bagaimana pandangan jamaah tabligh

tentang perlindungan anak berdasarkan undang-undang nomor 35

tahun 2014 tentang perlindungan anak di kabupaten jembiana.17

I. Sistematika Penulisan

Dalam rangka memudahkan pembahasan dalam penelitian ini maka

penulis membuat sistematika pembahasan sebagai upaya untuk

memudahkan, yang uraiannya sebagai berikut:

Bab I, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian,

kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II, Kajian Teori mengenai perlindungan anak dan eksteroris

menurut epistimologi dan terminologi, strata hukum Islam, perlindungan anak

17
Rudi Hadi Subagja “Perlindungan Anak Menurut Jamaah Tabligh Pespektif

Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak (Studi di Desa

Pengambangan Kecamatan Negara Kabupaten Jembiana)”, (Skripsi SHI, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2019)

19
menurut Undang – Undang Nomor 35 tahun 2014 tentnag perlindungan

anak, dan sekilas tentang realisasinya.

Bab III, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yang

berisi kondisi demografis dan geografis.

Bab IV, hasil penelitian yang terdiri dari pandangan masyarakat

terhadap anak eksteroris, hak perlindungan yang didapat anak eksteroris

berdasarkan undang-undang nomor 35 tahun 2014.

Bab V, penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

20
DAFTAR PUSTAKA

A.Nugrahni, Pendekatan dalam Penelitian Hukum, Artikel Ilmiah, 2014.

Ahmad dan Fauzan, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di

Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Devi, Puspita Sari, Pengertian Penelitian Yuridis Empiris, Artikel Ilmiah, 2016.

Dimyati, Khudzaifah dan Kelik Wardiyono, Metode Penelitian dan Penulisan

Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, 2004.

Hardjon, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Jakarta :Eresco, 2007.

Soemitro, Irma Setyowati, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara:

Jakarta, 1990.

Soetodjo, Wagiati, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama: Bandung, 2010.

Suratman, dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta,

2003.

Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak .

Undang- undang nomor 5 tahun 2018 tntang Pemberantasan Tindak Pidana

Terorisme

Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia.

Waludi, Hukum Perlindungan Anak,(Bandung: Maju Mundur, 2009)

21

Anda mungkin juga menyukai