Anda di halaman 1dari 89

PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM

S1 TEKNIK SIPIL 2017

PRAKTIKUM I

ALAT AMBANG

A. Tujuan
1. Untuk memperoleh data berupa grafik yang menggambarkan aliran yang
terjadi.
2. Untuk mengetahui :
 Debit aliran (Q)
 Koefisisen Pengaliran (Cd)
 Kecepatan aliran (v)
 Angka Reynold (Re)
 Angka Fraude (Fr)
3. Dapat menyimpulkan jenis dan karakteristik aliran yang terjadi dalam
praktikum ini.
B. Kajian Teori

Alat 2 merupakan suatu alat pemodelan dalam bidang hidraulika yang


digunakan untuk pengukuran aliran. Di dalam praktikum alat 2 ini terdapat 5
ambang yang terdapat di sepanjang pipa yang terdiri dari 4 ambang berwarna
biru dan 1 ambang berwarna merah dan dalam praktikum kali ini hanya
menggunakan 3 ambang yang dapat dikombinasi pada bukaan ½ dan 1. Selain
itu pada alat ini juga terdapat 3 buah ambang yang ditambah atau dipasang pada
alat ini yaitu berbentuk persegi, segitiga, trapesium selain itu terdapat ambang
yang terdapat lubang –lubang yang seragam dan terletak beraturan.

Pada alat 2 ini pembacaan instrument berada pada sebuah selang yang
telah dilengkapi oleh sebuah penggaris yang nantinya akan dibaca pada setiap 1
cm dengan menggunakan stopwatch sehingga dari data-data stopwatch dapat
digambarkan sebuah grafik dari berbagai kombinasi bukaan ambang. Dalam
pembacaan instrument pada alat ini masih bersifat manual sehingga dibutuhkan
ketelitian yang tinggi.Dalam alat ini tidak mrnggunakan ember untuk
mengetahui debit sehingga dalam alat 2 ini sudah dilengkapi tempat untuk
menampung air dan system dalam alat ini bersifat sirkulasi secara otomatis tanpa

Kelompok 3 1
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

mengembalikan air di dalam tendon secara manual tetapi dalam pelaksanaannya


alat ini rawan meluber jika tidak hati- hati.

Pada alat 2 ini tidak menggunakan tendon yang berkapasitas 1100 L


seperti alat-alat sebelumnya karena pada alat 2 tendon airnya terletak tidak
terpisah dari alat ini dan kapasitasnya pun tidak sebesar pada alat-alat
sebelumnya.Pompa yang digunakan dalam praktikum berjumlah satu dan
berkapasitas 10 – 28 L/menit.

C. Peralatan yang digunakan


1. Seperangkat alat ambang
2. Stopwatch
3. Penggaris untuk mengukur ambang
4. Peralatan tulis untuk mencatat data

D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas.
2. Siapkan 4 ambang tambahan yaitu : ambang persegi, ambang segitiga,
ambang trapesium, dan ambang yang berlubang-lubang .
3. Ukur semua ukuran ambang tambahan dengan menggunakan penggaris.
4. Pasang ambang tambahan pada posisinya.
5. Atur perlakuan/tindakan pada masing-masing ambang yang terletak di
sepanjang pipa alat dengan kombinasi bukaan 1 dan ½.
6. Setelah menyiapkan posisi ambang sepanjang pipa alat dan ambang
tambahan, siapkan stopwatch untuk mencatat waktu.
7. Hidupkan pompa bersamaan dengan mengaktifkan stopwatch.
8. Atur waktu pada stopwatch dengan memperhatikan penggaris yang terdapat
pada alat setiap menunjukan 1 cm sampai air dirasa stabil maka praktikum
ini dihentikan.
9. Ukur ketinggian air yang terdapat pada ambang tambahan dengan
menggunakan penggaris ketika air dirasa sudah stabil.

Kelompok 3 2
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

10. Setelah air dirasa telah stabil , tutup keran, matikan pompa, berhentikan
stopwatch.
11. Usahakan air yang mengalir tidak sampai meluber.
12. Buka penutup yang menghalangi air kembali pada tempat penampung air
agar air dapat kembali pada tempat penampung air.
13. Tunggu air hingga menyusut dan kembali pada tempat penampung air.
14. Ulangi langkah 4 hingga 14 dengan kombinasi bukaan yang lain pada
masing-masing ambang di sepanjang pipa alat maupun ambang tambahan.
15. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, bersihkan laboratorium keairan
dan letakkan kembali peralatan praktikum pada tempatnya semula.

Keterangan
Katup merah bundar A
Katup biru bawah B
Katup biru atas C

Kelompok 3 3
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

E. Hasil Praktikum

Ambang Segitiga
h Bukaan 1 Penuh Bukaan ½, 1, 1 Bukaan 1, ½, 1
Waktu Waktu Waktu
0 00:00.15 00:03.56 00:01.04
0,5 00:18.46 00:04.33 00:02.13
1 00:19.19 00:07.58 00:03.13
1,5 00:20.07 00:10.34 00:04.25
2 00:21.43 00:12.11 00:06.48
2,5 00:22.25 00:13.40 00:08.12
3 00:25.36 00:15.24 00:09.33
3,5 00:26.52 00:17.02 00:10.54
4 00:29.37 00:18.30 00:12.18
4,5 00:35.14 00:20.15 00:13.43
5 00:41.17 00:22.60 00:15.04
5,5 00:46.02 00:24.30 00:16.26
6 00:52.58 00:25.08 00:17.52

Grafik

Ambang Segitiga
01:00.5

00:51.8

00:43.2
Bukaan 1 Penuh
00:34.6 Bukaan ½, 1, 1
Waktu

Bukaan 1, ½, 1
00:25.9

00:17.3

00:08.6

00:00.0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6

Perhitungan Ambang Segitiga :

Bukaan A=1 , B=1 , C=3=1

H = 4,5 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

Kelompok 3 4
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

h 1
V = = = 0,05 cm/det
detik 19,19

8
Qreal = x 2 g x tanθ x H5/2
15 √

8
= x 2.9,81 x tan45 x 0,00455/2
15 √

= 1,005 x 10-5 m3/det

= 0,01005 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,05

= 140 cm3/det

= 0,14 L/det

0,14
Cd = = 13,93
0,01005

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,5 x 0,01905
Re = = = 0,947
o 0,01005
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,5 0,5
Fr = = = = 8,47
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 8,47,yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Bukaan A=1/2 , B=1 , C=3=1

H = 4,5 cm

Kelompok 3 5
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,13 cm/det
detik 07,58

8
Qreal = x 2 g x tanθ x H5/2
15 √

8
= x 2 x 9,81 x tan45 x 0,00455/2
15 √

=1,005 x 10-5 m3/det

= 0,01005 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,13

= 364 cm3/det

= 0,364 L/det

0,364
Cd = = 36,22
0,01005

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,13 x 0,01905
Re = = = 0,246
o 0,010050
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,13 0,13
Fr = = = = 2,203
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 2,203 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Bukaan A=1 , B=1/2 , C=3=1

Kelompok 3 6
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

H = 4,8 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,319 cm/det
detik 3,13

8
Qreal = x 2 g x tanθ x H5/2
15 √

8
= x 2 x 9,81 x tan45 x 0,00485/2
15 √

=1,18 x 10-5 m3/det

= 0,0118 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,319

= 893,2 cm3/det

= 0,8932 L/det

0,8932
Cd = = 75,7
0,0118

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,319 x 0,01905
Re = = = 0,514
o 0,0118
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,319 0,319
Fr = = = = 5,4
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 5,4 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Kelompok 3 7
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Ambang Persegi Panjang


h Bukaan 1 Penuh Bukaan ½, 1, 1 Bukaan 1, ½, 1
Waktu Waktu Waktu
0 00:11.43 00:11.00 00:11.18
0,5 00:13.35 00:12.08 00:12.34
1 00:16.62 00:12.24 00:13.21
1,5 00:19.91 00:13.27 00:14.15
2 00:26.67 00:14.45 00:15.12
2,5 00:31.71 00:16.12 00:16.03
3 00:32.82 00:17.30 00:16.58
3,5 00:35.07 00:18.54 00:17.52
4 00:37.01 00:20.13 00:18.40
4,5 00:39.02 00:21.38 00:19.30
5 00:41.41 00:22.57 00:20.24
5,5 00:43.40 00:24.18 00:21.23
6 00:46.00 00:25.36 00:22.14
Grafik

Ambang Persegi Panjang


00:51.8

00:43.2

00:34.6 Bukaan 1 Penuh


Bukaan ½, 1, 1
Waktu

00:25.9 Bukaan 1, ½, 1

00:17.3

00:08.6

00:00.0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6

Perhitungan Ambang Persegi Panjang :

Bukaan A=1 , B=1 , C=3=1

H = 6,1 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,07 cm/det
detik 13,35

Kelompok 3 8
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Qreal = 1,84 (B – 0,1 . n . H)

= 1,84 (0,04 – 0,1 . 2 . 0,061)

= 0,051152 m3/det

= 51,15 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,07

= 196 cm3/det

= 0,196 L/det

0,196
Cd = = 0,003
51,15

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,07 x 0,01905
Re = = = 2,6 x 10-5
o 51,15
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,07 0,07
Fr = = = = 1,18
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 1,18 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Bukaan A=1/2 , B=1 , C=3=1

H = 6,9 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,08 cm/det
detik 12,08

Kelompok 3 9
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Qreal = 1,84 (B – 0,1 . n . H)

= 1,84 (0,04 – 0,1 . 2 . 0,069)

= 0,048208 m3/det

= 48,21 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,08

= 224 cm3/det

= 0,224 L/det

0,224
Cd = = 0,004
48,21

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,08 x 0,01905
Re = = = 3,16 x 10-5
o 48,21
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,08 0,08
Fr = = = = 1,36
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 1,36 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Bukaan A=1 , B=1/2 , C=3=1

H = 7,1 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

Kelompok 3 10
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

h 1
V = = = 0,08 cm/det
detik 12,34

Qreal = 1,84 (B – 0,1 . n . H)

= 1,84 (0,04 – 0,1 . 2 . 0,071)

= 0,047472 m3/det

= 47,47 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,08

= 224 cm3/det

= 0,224 L/det

0,224
Cd = = 0,004
47,47

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,08 x 0,01905
Re = = = 3,21 x 10-5
o 47,47
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,08 0,08
Fr = = = = 1,36
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 1,36 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Ambang Trapesium
h Bukaan 1 Penuh Bukaan ½, 1, 1 Bukaan 1, ½, 1
Waktu Waktu Waktu
0 00:05.63 00:06.32 00:04.05
0,5 00:10.80 00:07.34 00:05.13
1 00:17.76 00:08.25 00:06.08

Kelompok 3 11
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1,5 00:18.83 00:09.13 00:07.00


2 00:22.13 00:09.54 00:08.25
2,5 00:24.08 00:10.42 00:09.57
3 00:27.09 00:11.25 00:10.23
3,5 00:29.37 00:12.13 00:11.54
4 00:32.92 00:13.04 00:13.24
4,5 00:35.28 00:13.43 00:14.53
5 00:38.53 00:14.35 00:16.25
5,5 00:40.74 00:15.15 00:17.58
6 00:43.52 00:16.16 00:19.25

Grafik

Ambang Trapesium
00:51.8

00:43.2

00:34.6 Bukaan 1 Penuh


Bukaan ½, 1, 1
waktu

00:25.9 Bukaan 1, ½, 1

00:17.3

00:08.6

00:00.0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6

Perhitungan Ambang Trapesium :

Bukaan A=1 , B=1 , C=3=1

H = 4,5 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,05 cm/det
detik 17,76

2
Qreal = x 2 g x H3/2(3 +4/5 tanθ . H ¿
3 √

Kelompok 3 12
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

2
= x 2. 9,81 x 0,0453/2 (3 + 4/5 tan15.0,045 ¿
3 √

= 7,1 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,05

= 0,14 L/det

0,14
Cd = = 0,019
7,1

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,05 x 0,01905
Re = = = 1,34x 10-4
o 7,1
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,05 0,05
Fr = = = = 0,847
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 0,847 , Fr<1) termasuk aliran subkritis, hal ini disebabkan oleh kecepatan
aliran yang lebih kecil dari kecepatan rambat gelombang, sehingga gelombang
tersebut dapat menyebar ke hulu, bagian hulu dipengaruhi oleh kondisi hydraulic
bagian hilir.

Bukaan A=1/2 , B=1 , C=3=1

H = 6,5 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,121 cm/det
detik 8,25

2
Qreal = x 2 g x H3/2 (3 +4/5 tanθ . H ¿
3 √

Kelompok 3 13
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

2
= x 2. 9,81 x 0,0653/2 (3 + 4/5 tan15.0,065 ¿
3 √

= 12,2 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,121

= 0,339 L/det

0,339
Cd = = 0,027
12,2

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,121 x 0,01905
Re = = = 1,89x 10-4
o 12,2
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,121 0,121
Fr = = = = 2,05
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 2,05 , yang berarti FR>1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan
oleh kecepatan aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang,
sehingga gelombang tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak
dapat dipengaruhi oleh kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik
aliran akan ditentukan oleh kondisi hulu.

Bukaan A=1, B= ½, C= 1

H = 6,7 cm

A = 70x40 = 2800 cm2

h 1
V = = = 0,164 cm/det
detik 6,08

Kelompok 3 14
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

2
Qreal = x 2 g x H3/2 (3 +4/5 tanθ . H ¿
3 √

2
= x 2. 9,81 x 0,0673/2 (3 + 4/5 tan15.0,067 ¿
3 √

=13,3 L/det

Qk.p =AxV

= 2800 x 0,164

= 0,459 L/det

0,164
Cd = = 0,012
13,3

 Angka Reynold (Re)


v . L 0,164 x 0,01905
Re = = = 2,34x 10-5
o 13,3
(termasuk aliran laminer karena <500

 Angka Fruode (Fr)


v 0,164 0,164
Fr = = = = 2,78
√ g . L √ 9,8 x 0,01905 0,059
(Fr = 2,78 , Fr<1) termasuk aliran super kritis, hal ini disebabkan oleh kecepatan
aliran lebih besar dari pada kecepatan rambat gelombang, sehingga gelombang
tersebut tidak dapat menyebar ke hulu, bagian hulu tidak dapat dipengaruhi oleh
kondisi hydraulic bagian hilir, dalam hal ini karakteristik aliran akan ditentukan
oleh kondisi hulu.

F. Hasil Perhitungan dan Kesimpulan

TIPE BUKAAN V(kecepatan) Q REAL Q pompa cd


AMBANG m/s
SEGITIGA 1, 1, 1 0.05 0.01005 0.14 13.93
½, 1, 1 0.10 0.01005 0.280 36.22

Kelompok 3 15
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1, 1/2, 1 0.19 0.0118 0.532 75.7


PERSEGI 1, 1, 1 0.20 51.15 0.560 0.003
½, 1, 1 0.30 48.21 0.840 0.004
PANJANG
1, 1/2, 1 0.26 47.47 0.728 0.004
TRAPESIUM 1, 1, 1 0.21 7.1 0.588 0.019
½, 1, 1 0.17 12.2 0.476 0.027
1, 1/2, 1 0.32 13.3 0.896 0.012

Grafik

Hasil Perhitungan
V Q pompa

0.90
0.84
0.73

0.56 0.59
0.53
0.48

0.30 0.32
0.28 0.26
0.19 0.20 0.21
0.14 0.17
0.10
0.05
1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1 1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1 1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1

Hasil Perhitungan
Q REAL cd
75.70

51.15 48.21 47.47


36.22

13.93 12.20 13.30


7.10
0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.02 0.03 0.01
1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1 1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1 1, 1, 1 ½, 1, 1 1, 1/2, 1

Kesimpulan

Kelompok 3 16
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

o Ambang persegi panjang memiliki jumlah debit maupun cd paling besar


dari ketiga ambang.
o Pada ambang persegi panjang semakin besar bukaan maka debit aliran
semakin besar, sementara cd akan semakin kecil.
o Pada ambang trapesium semakin besar bukaan maka debit aliran maupun
cd akan semakin besar.

G. Lampiran

Alat ambang yang memiliki 3 katup dan Bagian pompa yang memiliki kapasitas
1 katup sebagai penyeimbang. 10 – 28 LPM.

Kelompok 3 17
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Macam-macam hambatan, yaitu Alat untuk mengukur kestabilan air.


hambatan segitiga, trapesium, dan
persegi panjang.

Praktikum II
Flowmeter Demostrasion Unit
A. Tujuan
1. Untuk memperoleh data berupa GPM (Galon Per Menit), LPM (Liter Per
Menit), Kpa, Psi dan waktu.
2. Untuk mengetahui :
 Debit aliran (Q)
 Koefisisen Pengaliran (Cd)
 Kecepatan aliran (v)
 Angka Reynold (Re)
 Angka Fraude (Fr)

Kelompok 3 18
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

3. Dapat menyimpulkan jenis dan karakteristik aliran yang terjadi dalam


praktikum ini.
B. Kajian Teori
Flowmeter Demostration Unit merupakan suatu alat pemodelan dalam
bidang hidraulika yang digunakan untuk pengukuran aliran. Di dalam praktikum
Flow Measurement Unit terdapat 3 ambang dan dalam praktikum kali ini
menggunakan semua ambang tersebut yang dapat dikombinasi pada bukaan ½
dan 1 dan tentu kombinasi bukaan pada ambang yang dilakukan dalam
praktikum ini dapat menghasilkan data berupa GPM (Galon Per Menit), LPM
(Liter Per Menit), Kpa, Psi dan waktu yang berbeda – beda sehingga dapat
diketahui jenis dan karakteristik aliran yang terjadi pada praktikum ini. Letak
ketiga ambang tersebut berada pada : satu terletak di dekat tandon air, satu
terletak dekat alat pembacaan Kpa dan Psi dan satu terletak di dekat alat
pembacaan GPM dan LPM.

Pada alat ini pembacaan instrument-instrument belum berbentuk digital


yang seperti pada Flow Measurement Unit(Alat 1) sehingga dalam melakukan
praktikum dengan menggunakan alat ini harus memperhatikan faktor ketelitian
mengingat pembacaan data dalam alat ini masih bersifat manual. Untuk
mengatasi kesalahan dalam pembacaan data, maka pembaca seharusnya
membaca angka harus dalam posisi kepala yang tegak dan pandangan mata yang
lurus tepat mengenai skala baca pada alat pembacaan sehingga dapat
memperoleh data yang benar-benar akurat.

Di kiri alat terdapat sebuah alat pembacaan instrument yang berbentuk


bulat dan berwarna cokelat yang digunakan untuk pembacaan 2 instrument yaitu
instrument Kpa dan instrument Psi. Di kanan alat terdapat sebuah tabung bening
yang terdapat tulisan GPM dan LPM. Pada tabung ini digunakan untuk
pembacaan instrument GPM dan LPM. Dalam praktikum ini selain memperoleh
data berupa 4 instrument yaitu GPM, LPM, Kpa, Psi juga memperoleh data
berupa waktu yang berasal dari stopwatch

Tandon air yang digunakan dalam praktikum ini terletak terpisah dari alat
praktikum dan dihubungkan dengan pipa. Kapasitas dari tandon air ini adalah

Kelompok 3 19
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1100 L . Pompa yang digunakan dalam praktikum berjumlah satu dan


berkapasitas 10 – 28 L/menit.

C. Peralatan yang digunakan


1. Seperangkat alat Flow Demostration Unit
2. Stopwatch
3. Ember untuk menampung air
4. Meteran untuk mengukur volume ember
5. Peralatan tulis untuk mencatat data

D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas.
2. Siapkan ember yang digunakan untuk menampung air pada saat praktikum.
3. Ukur diameter dan tinggi ember untuk menghitung volume ember.
4. Atur perlakuan/tindakan pada masing-masing ambang dengan kombinasi
bukaan 1 dan ½
5. Setelah menyiapkan posisi ambang, letakkan ember di bawah keran tempat
keluarnya air
6. Siapkan stopwatch untuk mencatat waktu .
7. Hidupkan pompa bersamaan dengan membuka keran tempat keluarnya air
dan mengaktifkan stopwatch.
8. Biarkan air mengalir dan ditampung oleh ember hingga kira-kira setengah
ember.
9. Setelah ember telah penuh dengan air hingga setengah ember, tutup keran,
matikan pompa, berhentikan stopwatch .
10. Catat GPM (Galon Per Menit), LPM (Liter Per Menit), Kpa dan Psi yang
tertera pada alat Flow Measurement Unit.
11. Catat waktu yang tertera pada stopwatch.
12. Kembalikan air yang tertampung pada ember pada tandon air.
13. Ulangi langkah 4 hingga 13 dengan kombinasi bukaan yang lain pada
masing-masing ambang .
14. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, bersihkan laboratorium keairan
dan letakkan kembali peralatan praktikum pada tempatnya semula.

Kelompok 3 20
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

E. Hasil Praktikum
1. Tabel Praktikum Flowmeter Demostration Unit

Perlakuan/tindakan Pembacaan alat/instrumen Waktu


Instrumen Instrume Instrumen Instrume
No 1 n2 3 n4
1 2 3
GPM LPM
Kpa Psi
Gal /Mnt Liter/Mnt
1 1 1 1 6 26 20 5 01:02.15
2 1 ½ 1 5 26 30 4.5 01:08.32
3 ½ ½ 1 6.1 27 30 5 02:05.20
4 ½ ½ ½ 7 26 35 5 02:06.18
5 ½ 1 ½ 6.9 26.5 35 6 01:25.14
6 1 1 ½ 6 27 30 5.5 01:25.40
7 ½ 1 1 7 26.5 37 4.5 01:56.05

2. Grafik Praktikum Flowmeter Demostration Unit

Kelompok 3 21
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Hasi Praktikum
140

120

100

80

60

40

20

0
1,1,1 1½1 ½½1 ½ ½½ ½1½ 11½ ½11

GPA LPM KPa PSi Waktu

3. Perhitungan Flowmeter Demostration Unit


Volume Ember

1
V = π t ( R2 + Rr + r2 )
3

1
= . 3,14 . 18. ( 15,522 + 15,52 . 13,5 + 13,52 )
3

= 18,84 ( 632,6404 )

= 11918,95 cm3

= 11,92 dm3

 Perhitungan 1

Kelompok 3 22
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Bukaan A= 1 B= 1 C=1

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
62,15 = 756,333 cm3

= 0,1918 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0,1918
=
0.756

= 0.253696 m/min

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.253696 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 5.619657606

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L
0.253696
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.587

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

Kelompok 3 23
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Perhitungan 2

Bukaan A= 1 B= ½ C=1

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
68,32 = 756,333 cm3

= 0.174 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.174473068
=
0.756

= 0.230784481 m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.230784481 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 5.112144616

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L
0.230784481
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.533856591

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

Kelompok 3 24
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Perhitungan 3

Bukaan A= ½ B= ½ C=1

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
125.2 = 756,333 cm3

= 0.095207668 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.095207668
=
0.756

= 0.125936068m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.125936068 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 2.789630353

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L
0.125936068
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.291318548

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Kelompok 3 25
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Perhitungan 4

Bukaan A= ½ B= ½ C=½

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
126.18 = 756,333 cm3

= 0.09446822 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.09446822
=
0.756

= 0.124957963 m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.124957963 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 2.767964

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L
0.124957963
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.28905597

Kelompok 3 26
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Perhitungan 5

Bukaan A= ½ B= 1 C=½

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
85.14 = 756,333 cm3

= 0.140004698 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.140004698
=
0.756

= 0.1851914 m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.1851914 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 4.102204841

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L
0.1851914
Fr =
√ 9,81 x 0,01905

Kelompok 3 27
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Fr = 0.428389503

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Perhitungan 6

Bukaan A= 1 B= 1 C=½

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
85.4 = 756,333 cm3

= 0.139578454 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.139578454
=
0.756

= 0.184627585 m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.184627585 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 4.089715693

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

V
Fr =
√g. L

Kelompok 3 28
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

0.184627585
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.427085272

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Perhitungan 7

Bukaan A= ½ B= 1 C=1

V ember A = π . R2
Q =
t
= 3,14 . 15,522
11,92
=
116.05 = 756,333 cm3

= 0.102714347 = 0,756 dm3

Q
V =
A

0.102714347
=
0.756

= 0.135865539 m/menit

Angka Reynold (Re)

V.L
Re =
ϑ

0.135865539 x 0,01905
Re =
8,6 x 10−4

Re = 3.009579666

Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Angka Froude

Kelompok 3 29
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

V
Fr =
√g. L
0.135865539
Fr =
√ 9,81 x 0,01905
Fr = 0.314287654

Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1

Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

F. Kesimpulan dan Hasil

Grafik Angka Reynold


Flow Demonstration Unit
6.000
5.620
5.000 5.112

4.000 4.102 4.090


Angka Reynolds

3.000 3.010
2.790 2.768
2.000

1.000

0.000
1,1,1 1½1 ½½1 ½ ½½ ½1½ 11½ ½11

1. Rata – rata nilai Re yaitu 3.927 dan termasuk aliran laminer karena nilai Re <
500
2. Rata – rata nilai Fr yaitu 0.410 dan termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr <
1
3. Termasuk aliran Laminer Sub kritis (Supercritical laminar) karena harga Fr
lebih kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.
 

Kelompok 3 30
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

G. Lampiran Foto-Foto Gambar Alat dan Gambar Detail Alat 3 (Flowmeter


Demostration Unit)

Kelompok 3 31
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

PraktikumIII

Centrifugal Pump
A. Tujuan
1. Untuk memperoleh data berupa GPM , LPM , Kpa 1 , Kpa 2 , Psi , InHg , dan
waktu
2. Untuk mengetahui :
 Debit aliran (Q)
 Koefisisen Pengaliran (Cd)
 Kecepatan aliran (v)
 Angka Reynold (Re)
 Angka Fraude (Fr)
3. Dapat menyimpulkan jenis dan karakteristik aliran yang terjadi dalam praktikum
ini.

B. Kajian Teori

Centrifugal Pump adalah suatu alat/mesin untuk memindahkan cairan


dengan memanfaatkan energy kecepatan menjadi energy tekanan (yang berarti
semakin cepat aliran yang dihasilkan oleh pompa maka semakin tinggi tekanan

Kelompok 3 32
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

yang dihasilkan sehingga air dapat disalurkan/didistribusikan ke tempat lain


akan semakin cepat dan merata)

Prinsip dari pengoperasikan alat ini adalah membuat perbedaan tekanan


antara bagian masuk dngan bagian keluar. Dengan kata lain pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber (penggerak)menjadi tenaga kinetis
(kecepatan) di mana tenaga ini mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.

Salah satu jenis pompa pemindah non-positive yg artinya pompa


sentryfugal yg prinsip kerjanya mengubah energy kinetis cairan menjadi energy
potensial (dinamis) melalui suatu impeller yg berputar dalam casing

Impeler berfungsi untuk mengubah energy mekanis dari pompa menjadi


energy kecepatan pada cairan yang dipompakan secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yg masuk
sebelumnya.

C. Peralatan yang digunakan


1. Seperangkat alat Flow Measurement Unit
2. Stopwatch
3. Meteran untuk mengukur volume tabung
4. Peralatan tulis untuk mencatat data

D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas.
2. Ukur diameter dan tinggi tabung untuk menghitung 80% volume tabung.
3. Atur perlakuan/tindakan pada masing-masing ambang dengan kombinasi bukaan 1
dan ½.
4. Siapkan stopwatch untuk mencatat waktu.
5. Hidupkan pompa bersamaan dengan mengaktifkan stopwatch
6. Isi tabung hingga 80% atau sampai kira-kira stabil
7. Atur variable speed pump drive lalu catat data-data instrument yang diperlukan dan
catat waktu pada stopwatch.
8. Hentikan pompa sampai mencapai kapasitas maximum pompa.
9. Tekan pompa hisap agar air pada tabung kembali pada tandon air.

Kelompok 3 33
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

10. Ulangi langkah 3 hingga 10 dengan kombinasi bukaan yang lain pada masing-
masing ambang.
11. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, bersihkan laboratorium keairan dan
letakkan kembali peralatan praktikum pada tempatnya semula

E. Hasil Praktikum

No Bukaan GPM LPM Kpa Psi Waktu


1 1 5 5 1 00:12:14
2 1.5 5.5 8 1.5 00:18:20
1 dan 1
3 2 7.5 10 1.5 00:25:12
1 1 4 15 2.25 00:18:32
2 1.5 5.5 20 3 00:32:04
½ dan ½
3 2 7.9 35 5 00:34:02
1 1 3.9 15 2.25 00:12:50
2 1.5 5.9 21 3 00:20:55
1 dan ½
3 2 7.5 35 5 00:45:55
1 1 3.95 2.5 1.20 00:12:50
2 1.5 5.8 9 1.25 00:28:15
½ dan 1
3 2 7.8 11 1.6 00:40:50
Konservasi satuan:

GPM: Galon Per Menit

LPM: Liter Per Menit

GPM adalah ukuran kapasitas kemampuan yang biasanya digunakan mengacu


pada standard internasional = 3,785 Liter Per Menit

GPM atau LPM berfungsi untuk mengukur debit

Kelompok 3 34
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Kpa= Kilo Pascal

Psi = pound per square inch atau pound/square inch

1 Kpa = 0,14503773772 Psi

Perhitungan Data
 Data:
π = 3,14159
h = 18
R = 15
R = 13.5
 Volume air pada ember
V = 1/3 . π . t (R2 + Rr + r2)
= 1/3 . 3,14159 . 18 (152 + 15.13,5 + 13,52)
= 18,84 (609,79)
= 11487,69 cm3 = 11,488 dm3
 Diketahui bahwa luas penampang pipa saluran air (3/4 = 1,905)
A = 0,25 . π . D2
= 0,25 . 3,14 . (1,9052)
= 2,849 cm2
 Volume tabung
V = 80 % . ¼ . π . D2 . 20,2
= 80 % . π . ¼ . 152 . 20,2
= 2855,71 cm3 = 2,85571 dm3
 Perhitungan
 BUKAAN 1 DAN 1

Kelompok 3 35
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Bukaan 1 dan 1
30

25 GPM
20 LPM
Kpa
15 Psi
Waktu
10

0
1 2 3

volume 2,85571
Q1 = = = 0,235231466 dm3/detik = 14,11388796
detik 12,14
dm3/menit

Qpompa=

Q1 = 14,11388796 masuk dalam Qpompa maka dalam hal ini tidak terjadi
peristiwa Head Loss

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 14,11388796
V = = = 49,5224 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
49,5224 0,01905
Re = = 1096,978744
8,6 . 10−4
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
49,522414,11388796
Fr = = 32,70641948
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1

Kelompok 3 36
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr


kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q2 = = = 0,156907 dm3/detik = 9,41442 dm3/menit
detik 18,20

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 9,41442
V = = = 33,03305 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
33,03305. 0,01905
Re = = 731,720468
8,6 . 10− 4
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600

 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
33,03305
Fr = = 76,41289979
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1

Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr


kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q3 = = = 0,1136827229 dm3/detik = 6,821 dm3/menit
detik 25,12

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 6,821
V = = = 23,93333 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)

Kelompok 3 37
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

V.L
Re =
ϑ
23,93333. 0,01905
Re = = 530,151089
8,6 . 10−4
Termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
23,9333
Fr = = 55,36319
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

Tabel Hasil Perhitungan Bukaan 1 dan 1

Percobaan Q A V Re fr
1 14.1138879 0.285 49.5224 1096.978744 32.70641948
2 9.41442 0.285 33.03305 731.720468 76.41289979
3 6.821 0.285 23.93333 530.151089 55.36139

Kelompok 3 38
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1200.00

1000.00

800.00
Q
A
600.00
V
fr
400.00 Re

200.00

0.00
1 2 3

 BUKAAN ½ DAN ½

Kelompok 3 39
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Bukaan ½ dan ½
40
35
30 GPM
LPM
25 Kpa
20 Psi
Waktu
15
10
5
0
1 2 3

volume 2,85571
Q1= = = 0,15588 dm3/detik = 9,353 dm3/menit
detik 18,32

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 9,353
V = = = 32,81754 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
32,81754 . 0,01905
Re = = 726,94667
8,6 . 10−4
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
32,81754
Fr = = 75,91438
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

Kelompok 3 40
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

volume 2,85571
Q2 = = = 0,08913 dm3/detik = 5,3428 dm3/menit
detik 32,04

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 5,3428
V = = = 18,76421 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
18,76421. 0,01905
Re = = 415,64907
8,6 . 10−4
termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
18,76421
Fr = = 43,405285
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q3 = = = 0,08394 dm3/detik = 5,036 dm3/menit
detik 34,02

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 5,036
V = = = 17,67018 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
17,67018. 0,01905
Re = = 391,415034
8,6 . 10− 4
termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

Kelompok 3 41
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
23,9333
Fr = = 40,87511
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
lebih dari satu dan harga Re berada dalam daerah laminer

Tabel Hasil Perhitungan Bukaan 1/2 dan 1/2

Percobaan Q A V Re fr
1 9.353 0.285 32.81754 726.94667 75.91438
2 5.3428 0.285 18.76421 415.64907 43.405285
3 5.036 0.285 17.67018 391.415034 40.87511

800.00

700.00

600.00

500.00 Q
A
400.00
V
300.00 fr
Re
200.00

100.00

0.00
1 2 3

Kelompok 3 42
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 BUKAAN 1 DAN ½

Bukaan 1 dan ½
50
45
40
GPM
35
LPM
30 Kpa
25 Psi
Waktu
20
15
10
5
0
1 2 3

volume 2,85571
Q1= = = 0,2284568 dm3/detik = 13,707 dm3/menit
detik 12,50

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 13,707
V = = = 48,09474 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
48,09474 . 0,01905
Re = = 1065,35442
8,6 .10−4
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
48,09474
Fr = = 111,25399
√ 9,81. 0,01905

Kelompok 3 43
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1


Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q2 = = = 0,13896 dm3/detik = 8,3376 dm3/menit
detik 20,55

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 8,3376
V = = = 29,25474 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
29,25474 . 0,01905
Re = = 648,02651
8,6 .10−4
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 500
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
29,25474
Fr = = 67,67282
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q3 = = = 0,06269 dm3/detik = 3,7614 dm3/menit
detik 45,55

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 3,7614
V = = = 13,19789 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)

Kelompok 3 44
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

V.L
Re =
ϑ
13,19789. 0,01905
Re = = 292,34861
8,6 . 10− 4
termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
13,19789
Fr = = 30,52970
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
lebih dari satu dan harga Re berada dalam daerah laminer

Tabel Hasil Perhitungan Bukaan 1 dan 1/2

Percobaan Q A V Re fr
1 13.707 0.285 48.09474 1065.35442 111.25399
2 8.3376 0.285 29.25474 648.02651 67.67282
3 3.7614 0.285 13.19789 292.34861 30.52970

1200.00

1000.00

800.00
Q
A
600.00
V
fr
400.00 Re

200.00

0.00
1 2 3

Kelompok 3 45
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 BUKAAN 1/2 DAN 1

Bukaan ½ dan 1
45
40
35 GPM
30 LPM
Kpa
25
Psi
20 Waktu
15
10
5
0
1 2 3

volume 2,85571
Q1= = = 0,2284568 dm3/detik = 13,707 dm3/menit
detik 12,50

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 13,707
V = = = 48,09474 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
termasuk aliran turbulen karena nilai Re > 600
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L

Kelompok 3 46
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

48,09474
Fr = = 111,25399
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q2 = = = 0,10145 dm3/detik = 6,087 dm3/menit
detik 28,15

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 6,087
V = = = 21,35790 m/menit
A 0,285

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
21,35790. 0,01905
Re = = 473,10232
8,6 . 10−4
termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
21,35790
Fr = = 49,40564
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
kurang dari satu dan harga Re berada dalam daerah turbulen.

volume 2,85571
Q3 = = = 0,07042 dm3/detik = 4,2252 dm3/menit
detik 40,55

A = ¼ . π . D2 = 0,25 . 3,14 . 1,9052 = 2,849 cm3 = 0,285 dm3

Q 4,2252
V = = = 14,82526 m/menit
A 0,285

Kelompok 3 47
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Reynold (Re)


V.L
Re =
ϑ
14,82526. 0,01905
Re = = 328,39675
8,6 . 10−4
termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500
 Angka Froude(Fr)
V
Fr =
√g. L
14,82526
Fr = = 34,29417
√ 9,81. 0,01905
Termasuk aliran super kritis karena nilai Fr > 1
Termasuk aliran turbulen super kritis (Supercritical Laminer) karena harga Fr
lebih dari satu dan harga Re berada dalam daerah laminer

Tabel Hasil Perhitungan Bukaan 1/2 dan 1

Percobaan Q A V Re fr
1 13.707 0.285 48.09474 1065.35442 111.25399
2 6.087 0.285 21.35790 473.10232 49.40564
3 4.2252 0.285 14.82526 328.39675 34.29417

Kelompok 3 48
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1200.00

1000.00

800.00
Q
A
600.00
V
fr
400.00 Re

200.00

0.00
1 2 3

F. Kesimpulan

Semakin kecil bukaan pada pompa, maka semakin kecil pula tekanan
pada pompa tekan dan semakin besar tekanan pada pompa hisap.Hal tersebut
dikarenakan pada pompa tekan yang tekanannya semakin kecil pada bukaan,
kecepatannya semakin besar sehingga tekanan pada pompa hisap semakin besar
pula.

G. Lampiran

Kelompok 3 49
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

PRAKTIKUM IV

FLOW MEASUREMENT UNIT

A. Tujuan
1. Untuk memperoleh data berupa Temperature (suhu), Pressure (tekanan),
Diferensial dan waktu
2. Untuk mengetahui :

Kelompok 3 50
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Debit aliran (Q)


 Koefisisen Pengaliran (Cd)
 Kecepatan aliran (v)
 Angka Reynold (Re)
 Angka Fraude (Fr)
3. Dapat menyimpulkan jenis dan karakteristik aliran yang terjadi dalam
praktikum ini.
B. Kajian Teori

Flow Measurement Unit merupakan suatu alat pemodelan dalam bidang


hidraulika yang digunakan untuk pengukuran aliran. Di dalam praktikum Flow
Measurement Unit terdapat 3 ambang dan dalam praktikum kali ini
menggunakan semua ambang yang dapat dikombinasi pada bukaan ½ dan 1
selain itu pada alat ini juga terdapat selang yang dapat dipindah-pindah
posisinya yang tentu 2 parameter ini, yaitu bukaan ambang dan posisi selang
dapat berpengaruh pada hasil data yang diperoleh.

Pada alat ini pembacaan instrument-instrument telah berbentuk digital


sehingga dapat memudahkan para peneliti dalam pembacaan data. Di kanan alat
terdapat 5 pembacaan instrument yaitu temperature(suhu), pressure(tekanan),
diferensial, turbine flowmeter dan magnetic flowmeter. Tetapi pada praktikum
kali ini hanya dapat mendapatkan data temperature(suhu), pressure(tekanan),
diferensial yang datanya diperoleh dari alat Flow Measurement Unit serta waktu
yang datanya diperoleh dari stopwatch karena pada instrument turbine
flowmeter dan magnetic flowmeter tidak dapat berfungsi.

Di sepanjang pipa-pipa alat Flow Measurement Unit terdapat banyak


sekali katub-katub yang berwarna abu-abu. Pada katub-katub tersebut juga dapat
menjadi ambang atau hambatan dalam praktikum ini. Tandon air yang digunakan
dalam praktikum ini terletak terpisah dari alat praktikum dan dihubungkan
dengan pipa. Kapasitas dari tandon air ini adalah 1100 L . Pompa yang
digunakan dalam praktikum berjumlah satu dan berkapasitas 10 – 28 L/menit.

C. Peralatan yang digunakan

Kelompok 3 51
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

1. Seperangkat alat Flow Measurement Unit


2. Stopwatch
3. Ember untuk menampung air
4. Meteran untuk mengukur volume ember
5. Peralatan tulis untuk mencatat data

D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas.
2. Siapkan ember yang digunakan untuk menampung air pada saat praktikum.
3. Ukur diameter dan tinggi ember untuk menghitung volume ember.
4. Atur perlakuan/tindakan pada masing-masing ambang dengan kombinasi
bukaan 1 dan ½.
5. Atur perlakuan/tidakan pada selang dengan kombinasi posisi ke 1,2, dan 3.
6. Setelah menyiapkan posisi ambang dan selang, letakkan ember di bawah
keran tempat keluarnya air.
7. Siapkan stopwatch untuk mencatat waktu .
8. Hidupkan pompa bersamaan dengan membuka keran tempat keluarnya air
dan mengaktifkan stopwatch.
9. Biarkan air mengalir dan ditampung oleh ember hingga kira-kira setengah
ember.
10. Setelah ember telah penuh dengan air hingga setengah ember, tutup keran,
matikan pompa, berhentikan stopwatch.
11. Catat temperature, Pressure, dan deferensial yang tertera pada alat Flow
Measurement Unit.
12. Catat waktu yang tertera pada stopwatch.
13. Kembalikan air yang tertampung pada ember pada tendon air.
14. Ulangi langkah 4 hingga 14 dengan kombinasi bukaan yang lain pada
masing-masing ambang dan kombinasi yang lain pada posisi selang.
15. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, bersihkan laboratorium keairan
dan letakkan kembali peralatan praktikum pada tempatnya semula.
E. Hasil Praktikum
 Perhitungan Volume Ember

Kelompok 3 52
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Rumus Kerucut Terpancung

1
V = π t ( R2 + Rr + r2 )
3

1
= . 3,14 . 18. ( 15,52 +15,5. 13,5 + 13,52 )
3

= 11902,17 cm3

= 11,90 dm3

PERCOBAAN SELANG 1
Differential
Bukaan Suhu ( ⁰C) Tekanan (Pa) Waktu (Sec)
Pressure
1,1 58 20.6 47.8 24.8
1/2;1/2 58 30 40.2 22.22
3/4;3/4 58 24 46.6 24.14
1;3/4 58 24,2 46.3 24.65
1;1/2 58 31.7 43.7 23.36
1/2;3/4 58 32 42.4 24,46
1/2;1 58 19.6 43.9 25.17
3/4;1 58 21.5 45.5 24.94
3/4;1/2 58 31.5 42.3 23.67

1. Kondisi Bukaan 1 1 1 (PIPA 1)

 Bukaan A = 1, B = 1, C = 1
Q = volume/waktu

= 11,90 dm3/24,80 = 28,040 L/menit


= 0,480 x 60 A = π . R2

Kelompok 3 53
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

= 3,14 x (1,905)2 = 254,91 dm/menit x


= 11,395 0,1/60
= 0,11 dm2 = 0,425 m/detik
V = Q/A
= 28,040 dm3/0,11

 Angka Reynold (Re)

v L 0,425 x 0,01905
Re = = = 17,368
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,425
Fr = = = 0,98
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,040 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,425 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,368
 Angka Fraude (Fr) = 0,98

2. Kondisi Bukaan ½, ½, 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ½ , B = ½ , C = 1

Q = volume/waktu A = π . R2
= 3,14 x (1,905)2
= 11,90dm3/22,22
= 11,395
= 0,536 x 60 = 0,11 dm2

= 31,296 L/menit V = Q/A

Kelompok 3 54
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

= 31,296dm3/0,11

= 284,51 dm/menit x
0,1/60

= 0,474 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,474 x 0,01905
Re = = = 19,385
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,474
Fr = = = 1,10
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Super kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Superbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 31,296 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,474 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 19,385
 Angka Fraude (Fr) = 1,10

3. Kondisi Bukaan ¾ , ¾ , 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ¾ , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu A = π . R2
= 3,14 x (1,905)2
= 11,90/24,14
= 11,395
= 0,493 x 60 = 0,11 dm2

= 28,070 L/menit V = Q/A

Kelompok 3 55
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

= 28,070/0,11

= 261,88 dm/menit x
0,1/60

= 0,436 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,474 x 0,01905
Re = = = 17,843
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,436
Fr = = = 1,01
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Super kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Superbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,070 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,436 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,843
 Angka Fraude (Fr) = 1,01

4. Kondisi Bukaan 1, ¾ , 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = 1 , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 3,14 x (1,905)2


= 11,90 / 24,65 = 11,395
= 0,483 x 60 = 0,11 dm2
= 28,211 L/menit V = Q/A
A = π . R2 = 28,211/0,11

Kelompok 3 56
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

= 256,46 dm/menit x
0,1/60
= 0,427 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,427 x 0,01905
Re = = = 17,474
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,427
Fr = = = 0,99
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 28,211 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,427 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,474
 Angka Fraude (Fr) = 0,99

5. Kondisi Bukaan 1, ½ , 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = 1 , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,509 x 60

= (11,90 /23,36 = 29,769 L/menit

Kelompok 3 57
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

A = π . R2 = 270,63 dm/menit x
= 3,14 x (1,905)2 0,1/60
= 11,395
= 0,451 m/detik
= 0,11 dm2

V = Q/A

= 28,769/0,11

 Angka Reynold (Re)

v L 0,51 x 0,01905
Re = = = 18,439
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,451
Fr = = = 1,04
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Super kritis karena nilai Fr >1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,769 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,451 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,439
 Angka Fraude (Fr) = 1,04

6. Kondisi Bukaan ½ , ¾, 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ½ , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,90/24,46

Kelompok 3 58
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

= 0,487 x 60 = 28,430 /0,11


= 28,430 L/menit = 258,48 dm/menit x
A = π . R2 0,1/60
= 3,14 x (1,905)2 = 0,431 m/detik
= 11,395
= 0,11 dm2
V = Q/A

 Angka Reynold (Re)

v L 0,431 x 0,01905
Re = = = 17,609
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,431
Fr = = = 1,00
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran kritis karena nilai Fr = 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 28,430 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,431 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,609
 Angka Fraude (Fr) = 1,00

7. Kondisi Bukaan ½ , 1, 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ½ , B = 1 , C = 1

Kelompok 3 59
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Q = volume/waktu = 0,487 x 60

= 11,90 /25,17 = 27,628 L/menit

A = π . R2 = 27,628 /0,11
= 3,14 x (1,905)2
= 251,16 dm/menit x
= 11,395
0,1/60
= 0,11 dm2
= 0,419 m/deti
V = Q/A

 Angka Reynold (Re)

v L 0,419 x 0,01905
Re = = = 17,113
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,419
Fr = = = 0,97
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 27,628 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,419 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,113
 Angka Fraude (Fr) = 0,97

8. Kondisi Bukaan ¾ , 1, 1 (PIPA 1)

Kelompok 3 60
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Bukaan A = ¾ , B = 1 , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /24,94 V = Q/A
= 0,477 x 60 = 27,883 /0,11
= 27,883 L/menit = 253,48 dm/menit x
A = π . R2 0,1/60
= 3,14 x (1,905)2 = 0,422 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,422 x 0,01905
Re = = = 17,270
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,422
Fr = = = 0,98
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 27,883 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,422 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,270
 Angka Fraude (Fr) = 0,98

Kelompok 3 61
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

9. Kondisi Bukaan ¾ , ½ , 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ¾ , B = ½ , C = 1

Q = volume/waktu V = Q/A
= 11,90 /23,67 = 29,379 /0,11
= 0,503 x 60 = 267,08 dm/menit x
= 29,379 L/menit 0,1/60
A = π . R2 = 0,445 m/detik
= 3,14 x (1,905)2
= 11,395
= 0,11 dm2

 Angka Reynold (Re)

v L 0,445 x 0,01905
Re = = = 18,197
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,445
Fr = = = 1,03
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Super kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,739l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,445 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,197
 Angka Fraude (Fr) = 1,03

Kelompok 3 62
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

PIPA 2

PERCOBAAN SELANG 2
Differential
Bukaan Suhu ( ⁰C) Tekanan (Pa) Waktu (Sec)
Pressure
1,1 58 21.3 -8.4 25.41
1/2;1/2 58 29.7 -1.9 19
3/4;3/4 58 24.4 -7.6 25.13
1;3/4 58 25.2 -8.7 25.49
1;1/2 58 34 -4.7 20.3
1/2;3/4 58 22.8 -8.5 25.35
1/2;1 58 19.8 -8.3 24.09
3/4;1 58 21.3 -9.1 26.34
3/4;1/2 58 31.6 -8.5 22.88

1. Kondisi Bukaan 1 1 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = 1, B = 1, C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /25,41 V = Q/A
= 0,46 x 60 = 28,099/ 0,11
= 28,099 L/menit = 255.44 dm/menit x
A = π . R2 0,1/60
= 3,14 x (1,905)2 = 0,425 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,425 x 0,01905
Re = = = 9,414
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,425
Fr = = = 0,98
√ g L √ 9,81 x 0,01905

Kelompok 3 63
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,099l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,425 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,414
 Angka Fraude (Fr) = 0,98

2. Kondisi Bukaan ½,½, 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ½ , B = ½ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /24,14 V = Q/A
= 0,493 x 60 = 28,070 /0,11
= 28,070 L/menit = 261,88 dm/menit x
A = π . R2 0,1/60
= 3,14 x (1,905)2 = 0,436 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,474 x 0,01905
Re = = = 10,499
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,474
Fr = = = 1,10
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Super kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Superbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,070 l /min

Kelompok 3 64
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Kecepatan aliran (v) = 0,474 m/ detik


 Angka Reynold (Re) = 10,499
 Angka Fraude (Fr) = 1,10

3. Kondisi Bukaan ¾ ,¾ , 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ¾ , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /22,22 V = Q/A
= 0,536 x 60 = 32.133 /0,11
= 32.133 L/menit = 292.12 dm/menit x
A = π . R2 0,1/60
= 3,14 x (1,905)2 = 0,486 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0 , 486 x 0,01905
Re = = = 10,765
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0 , 486
Fr = = = 1,124
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 32.133l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,486m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 10,765
 Angka Fraude (Fr) = 1,124

Kelompok 3 65
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

4. Kondisi Bukaan 1,¾ , 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = 1 , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /24,65 V = Q/A
= 0,483 x 60 = 28,211 /0,11
= 28,211 L/menit = 256,46 dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,427 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,427 x 0,01905
Re = = = 9,458
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,427
Fr = = = 0,99
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 28,211 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,427 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,458
 Angka Fraude (Fr) = 0,99

Kelompok 3 66
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

5. Kondisi Bukaan 1,½ , 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = 1 , B = 1/2 , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /23,36 V = Q/A
= 0,509 x 60 = 28,769 /0,11
= 29,769 L/menit = 270,63 dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,435 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,435 x 0,01905
Re = = = 9,635
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,451
Fr = = = 1,04
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr >1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,769l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,451 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,439

Kelompok 3 67
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Fraude (Fr) = 1,04

6. Kondisi Bukaan ½ ,¾, 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ½ , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90/24,46 V = Q/A
= 0,487 x 60 = 28,430 /0,11
= 28,430 L/menit = 258,48 dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,431 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,431 x 0,01905
Re = = = 9,547
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,431
Fr = = = 1,00
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr >1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 28,430l /min

Kelompok 3 68
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Kecepatan aliran (v) = 0,431 m/ detik


 Angka Reynold (Re) = 9,547
 Angka Fraude (Fr) = 1,00

7. Kondisi Bukaan ½ ,1, 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ½ , B = 1 , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /25,17 V = Q/A
= 0,487 x 60 = 27,628 /0,11
= 27,628 L/menit = 251,16dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,419 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,419 x 0,01905
Re = = = 9,281
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,419
Fr = = = 0,97
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr <1)

Kelompok 3 69
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 27,628l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,419 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,281
 Angka Fraude (Fr) = 0,97

8. Kondisi Bukaan ¾ ,1, 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ¾ , B = 1 , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /24,94 V = Q/A
= 0,477 x 60 = 27,883 /0,11
= 27,883 L/menit = 253,48dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,422 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,422 x 0,01905
Re = = = 9,347
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,422
Fr = = = 0,98
√ g L √ 9,81 x 0,01905

Kelompok 3 70
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 27,883 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,422 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,347
 Angka Fraude (Fr) = 0,98

9. Kondisi Bukaan ¾ ,½ , 1 (PIPA 2)


 Bukaan A = ¾ , B = ½ , C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /23,67 V = Q/A
= 0,503 x 60 = 29,379 /0,11
= 29,379 L/menit = 267,08 dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,445 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,445 x 0,01905
Re = = = 9,857
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

Kelompok 3 71
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

v 0,445
Fr = = = 1,03
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,739l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,445 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,857
 Angka Fraude (Fr) = 1,03

PIPA 3

1. Kondisi Bukaan 1 1 1 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 1, C = 1

Q = volume/waktu V = Q/A
= 11,90 /24,72 = 28,86 /0,11
= 0,4881 x 60 = 262,36 dm/menit x
= 28,86 L/menit 0,1/60
A = π R2 = 0,437 m/detik
= 3,14 (1,905)2
= 11,395
= 0,11 dm2

 Angka Reynold (Re)

Kelompok 3 72
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

v L 0,437 x 0,01905
Re = = = 9,680
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,437
Fr = = = 1,011
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,86 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,437 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,680
 Angka Fraude (Fr) = 1,011

2. Kondisi Bukaan 1 3/4 3/4 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 3/4, C = 3/4

Q = volume/waktu
11,90 dm3 V = Q/A
=
24,75 28,80 dm3
=
= 0,480 ×60 0,11
= 28,80 =261,81 dm/menit
A = π R2 ×0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,436
= 11,395 = 0,11 dm2

 Angka Reynold (Re)

v L 0,436 x 0,01905
Re = = = 9,65
ϑ 8,6 x 10−4

Kelompok 3 73
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,436
Fr = = = 1,009
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,80 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,436 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,658
 Angka Fraude (Fr) = 1,009

3. Kondisi Bukaan 1 1/2 1/2 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 3/4, C = 3/4

Q = volume/waktu = 11,395
11,90 dm3
= = 0,11 dm2
17,74
= 0,671 ×60 V = Q/A
= 40,26 40,26 dm 3
=
A = π R2 0,11
=366 dm/menit ×0,1/60
= 3,14 (1,905)2
= 0,61

 Angka Reynold (Re)

v L 0,61 x 0,01905
Re = = = 13,512
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

Kelompok 3 74
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

v 0,61
Fr = = = 1,411
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 40,26 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,61 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 13,512
 Angka Fraude (Fr) = 1,411

4. Kondisi Bukaan 1 1 1/2 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 1 , C = ½

Q = volume/waktu V = Q/A
11,90 dm3 49,32 dm3
= =
17,47 0,11
= 0,822 ×60 =448,36 dm/menit
= 49,32 ×0,1/60
A = π R2 = 0,747
= 3,14 (1,905)2
= 11,395
= 0,11 dm2

 Angka Reynold (Re)

v L 0,747 x 0,01905
Re = = = 16,547
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,747
Fr = = = 1,728
√ g L √ 9,81 x 0,01905

Kelompok 3 75
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 49,32 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,747 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 16,547
 Angka Fraude (Fr) = 1,728

5. Kondisi Bukaan 1 1 3/4 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 1, C = 3/4

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


= 11,90 /25,03 V = Q/A
= 0,475 x 60 = 28,5 /0,11
= 28,5 L/menit = 259,09 dm/menit x
A = π R2 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,432 m/detik
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,432 x 0,01905
Re = = = 9,569
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,432
Fr = = = 0,999
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,5 l /min

Kelompok 3 76
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Kecepatan aliran (v) = 0,432 m/ detik


 Angka Reynold (Re) = 9,569
 Angka Fraude (Fr) = 0,999

6. Kondisi Bukaan 1 3/4 1 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 3/4, C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
11,90 dm3 = 0,11 dm2
=
26,35 V = Q/A
= 0,451 ×60
27,06 dm3
=
= 27,06 0,11
A = π R2 =246 dm/menit ×0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,41

 Angka Reynold (Re)

v L 0,41 x 0,01905
Re = = = 9,082
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,41
Fr = = = 0,948
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 27,06 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,41 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,082
 Angka Fraude (Fr) = 0,948

Kelompok 3 77
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

7. Kondisi Bukaan 1 1/2 1 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 1/2, C = 1

Q = volume/waktu = 0,11 dm2


11,90 dm3 V = Q/A
=
25,67 27,78 dm3
=
= 0,463 ×60 0,11
= 27,78 =252,54 dm/menit
A = π R2 ×0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,421
= 11,395

 Angka Reynold (Re)

v L 0,421 x 0,01905
Re = = = 9,326
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,421
Fr = = = 0,974
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 27,78 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,421 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,326
 Angka Fraude (Fr) = 0,974

8. Kondisi Bukaan 1 1/2 3/4 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 1/2, C = 3/4

Q = volume/waktu

Kelompok 3 78
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

11,90 dm3 = 0,11 dm2


=
24,73 V = Q/A
= 0,481 ×60
28,86 dm3
=
= 28,86 0,11
A = π R2 =262,36 dm/menit
= 3,14 (1,905)2 ×0,1/60
= 11,395 = 0,437

 Angka Reynold (Re)

v L 0,437 x 0,01905
Re = = = 9,680
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,437
Fr = = = 1,011
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 28,86 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,437 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 9,680
 Angka Fraude (Fr) = 1,011

9. Kondisi Bukaan 1 3/4 1/2 (PIPA 3)


 Bukaan A = 1, B = 3/4, C = 1/2

Q = volume/waktu A = π R2
= 11,90 /23,66 = 3,14 (1,905)2
= 0,503 x 60 = 11,395
= 30,18 L/menit = 0,11 dm2

Kelompok 3 79
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

V = Q/A = 0,457 m/detik


= 30,18 /0,11
= 274,36 dm/menit x
0,1/60

 Angka Reynold (Re)

v L 0,457 x 0,01905
Re = = = 10,123
ϑ 8,6 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,457
Fr = = = 1,057
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 30,18 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,457 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 10,123
 Angka Fraude (Fr) = 1,057

Kelompok 3 80
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

TANPA PIPA

Percobaan Pada Tanpa Pipa


Suhu Differential Waktu
Bukaan Tekanan (Pa)
( ⁰C) Pressure (Sec)
1,1 58 22 83.1 24.49
1/2;1/2 58 22.4 69.9 22.29
3/4;3/4 58 24.9 81.4 24.45
1;3/4 58 24 74.9 24.38
1;1/2 58 25.2 78.3 24.01
1/2;3/4 58 22.8 68.5 23.6
1/2;1 58 20 71 23.64
3/4;1 58 21.7 73.4 23.92
3/4;1/2 58 31.6 60.1 23.65

TANPA PIPA
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1,1 1/2;1/2 3/4;3/4 1;3/4 1;1/2 1/2;3/4 1/2;1 3/4;1 3/4;1/2

Waktu (Sec) Differential Pressure Tekanan (Pa)

1. Kondisi Bukaan 1 1 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = 1, B = 1, C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /24,49 = 0,11 dm2
= 0,485 X 60 V = Q/A
= 29,1 L/detik = 29,1 /0,11
A = π R2 = 264,54x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,440 m/detik

Kelompok 3 81
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Reynold (Re)

v L 0,440 x 0,01905
Re = = = 17,37
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,440
Fr = = = 1,01
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subcritical laminar) karena harga Fr lebih kecil
dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 29,1l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,440 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 17,37
 Angka Fraude (Fr) = 1,01

2. Kondisi Bukaan ½,½, 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = ½ , B = ½ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /22,29 = 0,11 dm2
= 0,533 x 60 V = Q/A
= 31,98 L/detik = 31,98 /0,11
A = π R2 = 290,72 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,484 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,484 x 0,01905
Re = = = 19,78
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

Kelompok 3 82
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

v 0,484
Fr = = = 1,11
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Superbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 31,98l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,484 m/ detik
 Angka Reynold (Re) =19,78
 Angka Fraude (Fr) = 1,11

3. Kondisi Bukaan ¾ ,¾ , 1 (PIPA 1)


 Bukaan A = ¾ , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /24,45 = 0,11 dm2
= 0,486 x 60 V = Q/A
= 29,16 L/detik = 29,16/0,11
A = π R2 = 265,09 x 0,1/60
2
= 3,14 (1,905) = 0,441 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,441 x 0,01905
Re = = = 18,02
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,441
Fr = = = 1,02
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Superbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

Kelompok 3 83
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Debit aliran (Q) = 29,16l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,441 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,02
 Angka Fraude (Fr) = 1,02

4. Kondisi Bukaan 1,¾ , 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = 1 , B = ¾ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395

= 11,90/24,38 = 0,11 dm2

= 0,488 x 60 V = Q/A

= 29,28 L/detik = 29,28/0,11

A = π R2 = 266,18 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2
= 0,443 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,443 x 0,01905
Re = = = 18,10
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,443
Fr = = = 1,02
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,28l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,443 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,10

Kelompok 3 84
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Fraude (Fr) = 1,02

5. Kondisi Bukaan 1,½ , 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = 1 , B =½ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /24,01 = 0,11 dm2
= 0,495 x 60 V = Q/A
= 29,7L/detik = 29,7/0,11
A = π R2 = 270 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,45 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,45 x 0,01905
Re = = = 18,39
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,45
Fr = = = 1,04
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr >1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,7l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,45 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,39
 Angka Fraude (Fr) = 1,04

6. Kondisi Bukaan ½ ,¾, 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = ½ , B = ¾ , C = 1

Kelompok 3 85
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /23,60 = 0,11 dm2
= 0,504 x 60 V = Q/A
= 30,24 L/detik = 30,24/0,11
A = π R2 = 274,90 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,458 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,458 x 0,01905
Re = = = 18,72
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,458
Fr = = = 1,05
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr >1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 28,430l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,431 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,72
 Angka Fraude (Fr) = 1,00

7. Kondisi Bukaan ½ ,1, 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = ½ , B =1, C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90/23,64 = 0,11 dm2
= 0,503 x 60 V = Q/A
= 30,18 L/detik = 30,18/0,11
A = π R2 = 274,36 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,457 m/detik

Kelompok 3 86
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Angka Reynold (Re)

v L 0,457 x 0,01905
Re = = = 18,68
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,457
Fr = = = 1,05
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr <1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminar.

 Debit aliran (Q) = 30,18l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,457 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,68
 Angka Fraude (Fr) = 1,05

8. Kondisi Bukaan ¾ ,1, 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = ¾ , B = 1 , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /23,92 = 0,11 dm2
= 0,497 x 60 V = Q/A
= 29,82L/detik = 29,82/0,11
A = π R2 = 271,09 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,451 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,451 x 0,01905
Re = = = 18,43
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500

 Angka Froude (Fr)

Kelompok 3 87
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

v 0,451
Fr = = = 1,04
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr < 1)

Termasuk aliran Laminer Subkritis (Subbcritical laminer) karena harga Fr lebih


kecil dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

 Debit aliran (Q) = 29,82 l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,451 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,43
 Angka Fraude (Fr) = 1,04

9. Kondisi Bukaan ¾ ,½ , 1 (TANPA PIPA)


 Bukaan A = ¾ , B =½ , C = 1

Q = volume/waktu = 11,395
= 11,90 /23,65 = 0,11 dm2
= 0,503 x 60 V = Q/A
= 30,18 L/detik = 30,18 /0,11
A = π R2 = 274,36 x 0,1/60
= 3,14 (1,905)2 = 0,457 m/detik

 Angka Reynold (Re)

v L 0,457 x 0,01905
Re = = = 18,68
ϑ 4,66 x 10−4

(Termasuk aliran laminer karena nilai Re < 500)

 Angka Froude (Fr)

v 0,457
Fr = = = 1,05
√ g L √ 9,81 x 0,01905
(Termasuk aliran Sub kritis karena nilai Fr > 1)

Termasuk aliran Laminer Superkritis (Supercritical laminer) karena harga Fr lebih


besar dari pada 1 dan harga Re berada dalam daerah laminer.

Kelompok 3 88
PERMODELAN FISIK HIDROLIKA & PRAKTIKUM
S1 TEKNIK SIPIL 2017

 Debit aliran (Q) = 30,18l /min


 Kecepatan aliran (v) = 0,457 m/ detik
 Angka Reynold (Re) = 18,68
 Angka Fraude (Fr) = 1,05

Kelompok 3 89

Anda mungkin juga menyukai