Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok
orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia  yang berguna dan memberi
dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang
dan kreatifyang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu
diperlukan wadahyang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut.
Untuk tingkatinternasional organisasi yang mewadahi bidang HAKI (Hak atas Kekayaan
Intelektual) adalahWIPO (World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan


hasilkebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta
mempercepatpertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya
perlindungan hukumterhadap hak cipta. Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan sebagai
upaya untukmewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah
mencipta dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang


nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
diundangkanUndang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya
cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang penggabungan antara unsur
bentuk, warna,garis (desain produk industri) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa (merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum.
Dengan kata lain Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) perlu didokumentasikan agar
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau
dicegah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari HaKI ?
2. Apa Prinsip-prinsip dalam HaKI?
3. Bagaimana klasifikasi HaKI ?
4. Apa dasar hukum HaKI di Indonesia?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari HaKI
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip dalam HaKI
3. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi Ha KI di Indonesia
4. Untuk mengetahi dasar hukum mengenai HaKI

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Sasaran utama dari penulisan makalah ini adalah para Mahasiswa Ekonomi
Pembangunan dan umunya rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang ada di
universitasMuhammadiyah Riau. Dengan harapan bertambahnya ilmu dan wawasan
mengenai hak atas kekayaan intelektual, rekan Mahasiswa dan generasi muda lainnya
menjadi lebih semangat dalam menggali ilmu Aspek Hukum dalam Ekonomi. Karena
semakin tinggi ilmu seseorang semakin tinggi pula derajat seseorang dimata Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Menambah sumber pengetahuan bagi orang lain yang akan membahas materi
mengenai Hak dan Kekayaan Intelektual (HaKI)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hak dan Kekayaan Intelektual

2.1.1 Pengertian Hak dan Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual (intellectual property rights) sebagai bentuk perlindungan


hukum dari kekayaan intelektual baik yang wajib didaftarkan (hak kekayaan industri)
maupun yang tidak wajib didaftarkan (hak cipta dan hak-hak terkait). Dengan demikian, hak
kekayaan intelektual dapat dipahami sebagai suatu hak yang dapat diperoleh atas karya-karya
intelektual seseorang baik pribadi maupun kelompok. Sebagai penyeimbang dari hak adalah
kewajiban. Hak akan diperoleh apabila kewajiban telah dijalankan/dilaksanakan.

Secara umum hak dari pemegang HKI adalah melarang pihak lain untuk
mengeksploitasi/mengkomersialkan dalam skala ekonomi tanpa izin dari pemiliki/pemegang
HKI dimaksud. Komersialisasi dimaksud dapat mencakup membuat, memperbanyak, dan lain
sebagainya. (Modul1,Suharno,SH.,Mhum).

2.1.2 Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual

Prinsip yang terdapat dalam Hak kekayaan intelektual adalah:

1. Prinsip Ekonomi
Hak intelektual yang berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan daya pikir manusia
yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memberikan keuntungan
kepada pemilik yang bersangkutan
2. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan yakni, didalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan,seni
dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemilikannya.
3. Prinsip Kebudayaan
Perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk meningkatkan kehidupan
manusia. Dengan menciptakan suatu karya dapat mengingatkan taraf kehidupan,
peradaban dan martabat manusia yang akan memberikan keuntungan bag
masyarakat,bangsa dan negara.
4. Prinsip sosial

3
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga negara. Artinya hak yang
diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan
sehingga perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan kepentingan individu dan
masyarakat.
(Elsi Kartika,2017:114)

2.1.3 Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Pengaturan hukum terhadap HaKI di Indonesia dapat ditemukan dalam:

1. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;


2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten;
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Hak merek;
4. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman;
5. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
6. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain tata letak sirkui terpadu;
(Elsi Kartika,2017:114)

2.1.4 Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual

Berdasarkan WIPO HaKI dapat ibagi menjadi bagian, yaitu hak cipta dan hak
kekayaan industri. Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala segala sesuatu
tentang kepemilikan industri, terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak Kekayaan
Industri berdasarkan pasal 1 Konvensi Paris mengenai perlindungan hak kekayaan industri
tahun 1883 yang telah direvisi dan diamandemen pada tanggal 2 Oktober 1979, meliputi:
paten, merek, varietes tanaman, rahasia dagang, desian inddustri, dam desain tata letak sirkuit
terpadu. ((Elsi Kartika,2017:114)

2.1.5 Hak Cipta

Dalam pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Nomer 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta,
dinyatakan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak cipta terdiri dari hak ekonomi dan hak moral.

Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta
produk hak terkait, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau
atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak
cipta atau hak terkait telah dialihkan.

4
2.1.5.1 Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak sehingga hak cipta dapat dialihkan, baik
seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hinah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-
sebab lain yang dibenarkan ooleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pasal 5 –
pasal 11 Undang-undang Nomer 19 Thun 2002 tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan
pencipta adalah sebagai berikut:

1. jika suatu ciptaan terdiri dari beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua atau
lebih, yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang memimpin serta mengawasi
penyelesaian seluruh ciptaan itu atau dalam hal tidak ada orang tersebut yang
dianggap sebagai pencipta adalah orang yang menghimpunnya dengan tidak
mengurangi hak cipta masing-masing atas bagian ciptaannya itu.
2. Jika suatu ciptan dibuat dengan hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya, pemegang hak cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya
ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian antara kedua belah pihak dengan tidak
mengurangi hak pencipta apabila penggunaan ciptaan itu diperluas sampai keluar
hubungan dinas.
3. Jika hak cipta atas ciptaannya yang penciptanya idak diketahui maka:
a) Negara memegang hak cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan
benda budaya nasioonal lainnya.
b) Negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang
menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat dongeng,legenda, babad, lagu
kerajjinan, koreografi, tarian dll
c) Jika ciptaan telah diterbitkan dan tidak diketahui penciptanya dan
penerbitnya,negara memegang hak cipta atas ciptaan tersebut untuk
kepentingan penciptanya.
2.1.5.2 Ciptaan yang Di Lindungi
1. Ciptaan yang dilindungi
Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
menetapkan secara rinci ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu:

a) buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b) ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c) alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d) lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e) drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

5
f) seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,
seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g) arsitektur;
h) peta;
i) seni batik;
j) fotografi;
k) sinematografi;
l) terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.

2. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta


Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di atas, tidak diberikan Hak Cipta untuk hal-
hal berikut

a) hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;


b) peraturan perundang-undangan;
c) pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
d) putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau
e) keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya
2.1.5.3 Masa Berlaku Hak Cipta

Pasal 29 sampai pasal 34 Undang-undang Nomer 19 tahun 2002

1. Hak cipta atas suatu ciptaan berlaku selama hidup pencipta dan terus menerus
berlangsumg hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia. Ciptaan yang
dimiliki 2 orang atau lebih hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang meninggal
dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta hidup terlama
meninggal antara lain; buku, pamflet, llagu,musik seni lukis arsitektur, peta, seni
musik alat peraga dll.
2. Hak atas ciptaan dimiliki atau dipegang oleh suatu badan hukum berlaku selama 50
tahun sejak pertama kali diumumkan antara lain; sinematograffi, fotografi, database
dll.
Dll
2.1.5.4 Pendaftaran Ciptaan

Perlindungan suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam
bentuk yang nyata. Pendaftaran ciptaan tidak merupakan suatu kewajiban untuk mendapatkan
hak cipta. Namun demikian, pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan
ciptaannya akan mendapat surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti

6
awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut.
Ciptaan dapat didaftarkan ke Kantor Hak Cipta, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (Ditjen. HKI), Departemen Hukum dan HAM.

Syarat-syarat yang perlu dilengkapi adalah sebagai berikut:

1. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi formulir yang


disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 2 (dua).

2. Pemohon wajib melampirkan:

a. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa;

b. contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut:

i. buku dan karya tulis lainnya: 2 (dua) buah yang telah dijilid dengan
edisi terbaik;

ii. Apabila suatu buku berisi foto seseorang harus dilampirkan surat
tidak keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya;

iii. program komputer: 2 (dua) buah disket disertai buku petunjuk


pengoperasian dari program komputer tersebut;

iv. CD/VCD/DVD: 2 (dua) buah disertai dengan uraian;

v. alat peraga: 1 (satu) buah disertai dengan buku petunjuknya;

vi. lagu: 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan atau syair;

vii. drama: 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya;

viii. tari (koreografi): 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua) buah


rekamannya;

ix. pewayangan: 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya;

x. pantomim: 10 (sepuluh ) buah gambar atau 2 (dua) buah rekamannya;

xi. karya pertunjukan: 2 (dua) buah rekamannya;

xii. karya siaran: 2 (dua) buah rekamannya;

7
xiii. seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan gambar:
masing-masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto;

xiv. seni ukir, seni pahat, seni patung, seni kerajinan tangan dan kolase:
masing-masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto;

xv. arsitektur: 1 (satu) buah gambar arsitektur;

xvi. p e t a : 1 (satu) buah;

xvii. fotografi: 10 (sepuluh) lembar;

xviii. sinematografi: 2 (dua) buah rekamannya;

xix. terjemahan: 2 (dua) buah naskah yang disertai izin dari pemegang hak
cipta;

xx. tafsir, saduran dan bunga rampai: 2 (dua) buah naskah.

c. salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang


dilegalisasi notaris, apabila pemohon badan hukum;
d. fotokopi kartu tanda penduduk; dan

e. membayar biaya pendaftaran.

2.1.5.5 Lisensi

Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan hukum selama jangka waktu lisensi dan
berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, setiap perjanjian
lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jendral Hak Cipta.

2.1.5.6 Penyelesaian Sengketa

Pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga
atas perlanggaran hak cipta dan menerima penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau
hasil perbanyakan ciptaan itu. Namun abapila putusan pengadilan niaga tidak memberikan
hasil yang baik maka dapat diajukan permohonan keasasi ke Mahkamah Agung.

2.1.5.7 Pelanggaran terhadap Hak Cipta

8
Pelanggaran terhadap hak cipta telah diatur dalam pasal 72 dan pasal 73 Undang-
undang Nnomer 19 tahun 20022 tentang hak cipta dapat dikenakan hukum pidana dan
perampasan oelh negara untuk dimusnahkan.

2.1.5.8 Sanksi Pelanggar

Menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta, bagi mereka yang dengan sengaja
atau tanpa hak melanggar Hak Cipta orang lain dapat dikenakan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah),
atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2.1.6 Hak Paten

Hak Paten dalam pasar 1 ayat 1 Undang-undang Nomer 14 Tahun 2001 tentang paten,
merupakan hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada investor atas hasil invensinya
dibilang teknologi untukselama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan. Dengan demikian invensi
(penemuan) adalah ide investor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik dibidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

2.1.6.1 Lingkup Paten

1. Invensi yang dapat diberi Paten

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, invensi yang


dapat dimintakan perlindungan Paten adalah invensi yang:

a. Baru (novelty);
Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan, invensi tersebut tidak sama
dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya (prior art atau the state of art).
Pengungkapan bisa berupa uraian lisan, melalui peragaan, atau dengan cara lain
yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan invensi tersebut.

b. Mengandung langkah inventif (inventive step);


Yaitu invensi yang bagi seseorang dengan keahlian tertentu di bidang teknik
merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya dengan memperhatikan
keahlian yang ada pada saat permohonan diajukan.

c. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable).

9
Yaitu invensi dapat diterapkan dalam industri sesuai dengan uraian dalam
permohonan. Jika invensi tersebut dimaksudkan sebagai produk, produk tersebut
harus mampu dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan kualitas yang
sama, sedangkan jika invensi berupa proses, proses tersebut harus mampu
dijalankan atau digunakan dalam praktik

2. Invensi yang tidak dapat di-Paten-kan

Sebagai pengecualian, ada invensi-invensi yang tidak dapat dipatenkan, yakni :

a. proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya


bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, ketertiban umum atau kesusilaan
b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan
c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
d. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik dan proses biologis yang esensial untuk
memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-
biologis
2.1.6.2 Jangka Waktu Paten

Pasal 8 Undang-undang Nomer 14 Tahun 2001 tentang paten, paten diberikan untuk
jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak
dapat diperpanjang, sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka waktu 10 tahun,
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tidak dapat diperpanjang. Oleh karena
itu, tanggal dimulai dan berakhir jangka waktu paten dicatat dan diumumkan.

2.1.6.3 Permohonan Paten

Paten diberikan berdasarkan permohonan yang diajukan kepada Kantor Paten


dalam hal ini Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan
HAM. Syarat kelengkapan permohonan Paten terdiri dari:

1. Mengisi formulir permohonan Paten;

2. Melampirkan dokumen paten yang terdiri dari:

a. Deskripsi atau uraian invensi adalah penjelasan tertulis mengenai cara


melaksanakan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang
ahli di bidang invensi tersebut. Dalam Deskripsi dijelaskan pula bidang
teknik invensi, latar belakang invensi, ringkasan invensi, uraian lengkap
invensi;
10
b. Klaim; bisa satu atau lebih dari satu klaim.

Yang dimaksud dengan klaim adalah susunan kata-kata yang disusun secara
logis, presisi dan pasti sebagai sarana untuk melindungi agar invensi
terlindungi dari usaha peniruan (infringement). Klaim bisa dinyatakan
dalam bentuk sejumlah deretan kalimat yang terpisah namun berkaitan
maknanya.

c. Gambar: merupakan uraian tentang cara melaksanakan invensi yang


merupakan pelengkap dari deskripsi. Dalam gambar yang boleh
dicantumkan hanya tanda yang berupa huruf atau angka, dan tidak
dibenarkan dalam bentuk tulisan, kecuali bila tulisan itu sangat diperlukan
sebagai bagian dari gambar yang bersangkutan.

d. Abstrak: uraian sebagai informasi teknis sehingga dapat memudahkan


penelusuran terhadap bidang teknis dari invensi yang dimintakan Paten dan
dapat memberi petunjuk mengenai perlu tidaknya membaca deskripsi
penemuan. Abstrak memuat ringkasan yang tepat dari klaim dan deskripsi
mengenai invensi atau pernyataan yang menunjukkan lingkup bidang teknis
invensi dan secara jelas menggambarkan inti invensi serta kegunaannya.

e. Membayar biaya permohonan

2.1.6.4 Pengalihan Paten


Paten dapat dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena: pewarisan; hibah;
wasiat; perjanjian tertulis; atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Salah satu bentuk pengalihan Paten yang paling
populer dan disukai adalah dengan lisensi. Pilihan lisensi karena resiko bagi penerima dan
pemberi lisensi berimbang. Sebagian besar resiko itu dialihkan kepada penerima lisensi
(licensee) yang bertanggungjawab untuk mengembangkan, memproduksi, dan
memasarkan produk yang dilisensikan. Dalam melaksanakan lisensi, Undang-Undang
Paten menetapkan bahwa bila tidak diperjanjikan lain, maka Pemegang Paten tetap boleh
melaksankan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga (non-eksklusif). Selain
itu, Pemegang Paten bisa dikenakan lisensi wajib (memberikan lisensi secara paksa
kepada pemohon) yang diberikan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal atas dasar
permohonan. Untuk mendapatkan lisensi wajib, setiap pihak dapat mengajukan
permohonan lisensi-wajib kepada Direktorat Jenderal untuk melaksanakan Paten yang

11
bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak
tanggal pemberian Paten.

Permohonan lisensi wajib hanya dapat dilakukan dengan alasan bahwa Paten yang
bersangkutan tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh
Pemegang Paten atau Paten telah dilaksanakan oleh Pemegang Paten atau Penerima
Lisensi dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat.

2.1.6.5 Paten Sederhana


Paten sederhana hanya diberikan untuk satu invensi, dicatat, dan diumumkan
direktorat jenderal sebagai bukti hak kepada pemenang hak sederhana diberikan sertifikat
paten sederhana. Selain itu, paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.

2.1.6.6 Penyelesaian Sengketa


Pemegang paten atau penerimaan lisensi berhak mengajukan gugatan ganti rugi
kepada pengadilan niaga terhadap siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dengan perundang-undangan ini.
Namun, jika dalam keputusan pengadilan niaga tidak memberikan kepastian para
pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa.

2.1.6.7 Pelanggaran Terhadap Hak Paten


Pelanggaran terhadap hak paten merupakan tindakan selikaduan, seperti diatur dalam
pasal 130 sampai dengan dengan pasal 135 undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang
paten, dapat dikenakan hukum pidana dan perampasan oleh Negara untuk dimusnahkan.
Ancaman hukuman bagi pelanggaran atas Paten yang granted menurut Pasal 130
Undang-Undang Paten adalah pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Untuk Paten Sederhana,
ancaman hukumannya adalah pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

2.1.7 Hak Merek

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001tentang merek, merek


adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemiliki
merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan

12
menggunakan sendiri mereka atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.

2.1.7.1 Jenis-jenis Merek


Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merek dagang, merek jasa, dan merek kolektif.
1. Merek Dagang merupakan merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenisnya.
2. Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorng atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3. Merek Kolektif merupakan merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau hal sejenisnya.

2.1.7.2 Merek Yang Tidak Dapat Didaftar


Apabila merek didasarkan atas permohonan dengan iktikad tidak baik maka merek
tidak dapat didaftar apabila mengandung salah satu unsur
1. Bertentagan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
2. Tidak memilik daya pembeda;
3. Telah menjadi milik umum;
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohon
pendaftarannya.

2.1.7.3 Merek Yang Ditolak


1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik
pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang atau jasa yang sejenis;
2. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang
sudah terkenal milik pihak lain untuk barang atau jasa yang sejenisnya;
3. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-
geografis yang sudah dikenal;
4. Serupa atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali atau persetujuan tertulis dari yang berhak;

2.1.7.4 Pendaftar Merek

13
Setiap permohonan merek diajukan kepada direktorat jendral merek Departemen
Kehakiman dan HAM dan setiap permohonan yang telah disetujui akan memperoleh
sertifikat merek yang terdaftar dalam daftar umum merek.

2.1.7.5 Jangka Waktu


Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat diperpanjang dengan jangka waktu
yang sama.

2.1.7.6 peralihan hak merek terdaftar


Hak merek terdapat beralih atau di alihkan karena warisan, wasiat, hibah, perjanjian
atau sebab sebab lain yang di benarkan oleh aturan perundang undangan.

2.1.7.7 lisensi
Pemilik merek terdaptar yang memberikan lisensi kepada pihak lain tetap dapat
menggunakan atau dapat memberikan lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk
mengguanakan sendiri atau menggunakan merek tersebut, kecuali bila di perjanjikan lain.
2.1.7.8 Merek keloktif
Penggunaan merek kolektif harus memenuhi persyaratan , antara lain
a. Sifat, ciri umum, mutu barang atau jasa yang akan di produksi dan akan di
perdagangkan.
b. Pengaturan bagi pemilik merek kolektif untuk melakukan pengawasan yang efektif
atas penggunaan merek tersebut
c. Sanksi atas pelanggaran peraturan penggunaan merek kolektif. Sementara itu, merek
kolektif terdaptar tidak dapat di lisensikan kepada pihak lain

2.1.7.9 penghapusan dan pembatalan pendaftaran merek


Penghapusan dan pendaptaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan atas
prakarsa di rektorat jenderal berdasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan.
Penghapusan dan pendaftaran merek di catat dalam daftar umum dan diumumkan dalam
berita resmi merek.
Penghapusan merek dan merek kolektif berdasarkan alasan di atas yang di ajukan oleh
pihak ketiga dalam bentuk gugatan kepada pengadilan niaga dan setiap keputusan pengadilan
niaga hanya dapat di ajukan kasasi

2.1.7.10 penyelesaian sengketa

14
Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara tanpa hak
mengunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau seluruhnya untuk
barang atau jasa yang sejenis, berupa
a. Gugatan ganti rugi, atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan pengunaan merek tersebut.

2.1.7.11 Sanksi
Setiap tindakan pidana terhadap merek merupakan delik aduan yang dikenakan
sanksi pidana penjara dan denda. Sanksi yang dikenakan atas penggunaan Merek atau
Indikasi Geografis yang memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan Merek atau
Indikasi Geografis yang telah dilindungi adalah pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Penggunaan
Merek atau Indikasi Geografis yang

memiliki kesamaan pada pokoknya dengan Merek atau Indikasi Geografis yang
telah terdaftar dikenakan ancaman pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

2.1.8 Perlindungan Varietas Tanaman

Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan kepada
pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil
pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk
menggunakannya selama waktu tertentu (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman). Dengan demikian perlindungan diberikan
terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. PVT ini merupakan jawaban dari alternatif perlindungan terhadap tanaman yang
diberikan oleh TRIPs.

2.1.8.1 Varietas Tanaman yang Dapat diberi Perlindungan

Varietas Tanaman yang dapat Diberi Perlindungan. Varietas tanaman yang dapat
diberi perlindungan adalah jenis atau spesies tanaman yang baru,unik,seragam,stabil,dan
diberi nama Suatu wilayah dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara
jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat
penerimaan permohonan hak PVT,sedangkan suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-
sifat utama atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai
akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda.

15
Varietas yang dapat diberikan PVT harus diberi penanaman yang selanjutnya menjadi
nama varietas yang bersangkutan,dengan ketentuan:

1. Nama varietas tersebut dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah


habis.
2. Pemberian nama tidak boleh menimbulkan kekacauan terhadap sifat-sifat
varietas.
3. Penanaman varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada
kantor PVT.
4. Apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b maka kantor PVT
berhak untuk menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru.
5. Apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain maka
pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut.
6. Nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.8.2 Jangka Waktu

Jangka Waktu Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang


Varietas Tanaman,Jangka Waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hak PVT meliputi 20
tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun tanaman tahunan.

2.1.8.3 Subjek Perlindungan Varietas Tanaman

Pemegang hak PVT adalah pemulian atau orang atau badan hukum atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT sebelumnya. Pemulia tanaman
adalah orang yang melaksanakan pemuliaan tanaman. Pemegang hak PVT memiliki hak
untuk menggunakan dan memberikan persetujuan kepada orang atau bukan badan hukum lain
untuk menggunakan varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi
(diperbanyakkan),hal ini berlaku juga untuk,

1. Varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang dilindungi atau
varietas yang telah terdaftar dan diberi nama.
2. Varietas yang tidak dapat dibedakan secara jelas dari varietas yang dilindungi.
3. Varietas yang diproduksi dengan selalu menggunakan varietas yang dilindungi

Dengan demikian,hak untuk menggunakan varietas dapat meliputi

1. Memproduksi atau memperbanyak benih


2. Menyiapkan untuk tujuan propagasi
3. Mengiklankan

16
4. Menawarkan
5. Menjual atau memperdagangkan
6. Mengeskpor
7. Mengimpo
8. Mencadangkan untuk keperluan dalam butir 1 sampai butir 7.

Dalam Pasal 9 Undang-Undang No 29 Tahun 2000 tentang VarietasTanaman


menyebutkan pemegang hak PVT berkewajiban ,antara lain:

1. Melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia


2. Membayar biaya tanaman PVT
3. Menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak
PVT di Indonesia
4. Kecuali apabila PVT secara teknis dan/atau ekonomis tidak layak dilaksanakan di
Indonesia.

Dengan demikian,suatu yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak perlindungan


varietas tanaman apabila,

1. Penggunaan sebagai hasil panen dari varietas yang dilindungi sepanjang tidak untuk
tujuan komersial
2. Penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian,pemuliaan
tanaman,dan perakitan varietas baru
3. Penggunaan oleh pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka kebijakan
pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak ekonomi fari
pemegang hak PVT.

Setiap pemohonan hak PVT hanya dapat diajukan untuk satu varietas,dapat diajukan
oleh,

1. Pemulian
2. Orang atau badan hukum yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan
varietas dari pemulia
3. Ahli waris d. Konsultan PVT

2.1.8.4 Peralihan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Dalam Pasal 40 Undang-Undang No 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman,Hak


PVT dapat beralih atau dialihkan,karena

1. Pewarisan
2. Hibah
17
3. Wasiat
4. Perjanjian dalam bentuk akta notaris
5. Sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang

2.1.8.5 Lisensi

Permohonan lisensi wajib hanya dapat dilakukan dengan alasan,

1. Hak PVT yang bersangkutan tidak digunakan di Indonesia


2. Hak PVT tidak digunakan dalam bentuk dan cara yang merugikan kepentingan
masyarakat

Dengan demikian ,lisensi wajib merupakan lisensi untuk melaksanakan suatu hak
PVT yang diberikan oleh pengadilan negeri dan bersifat terbuka. Namun lisensi wajib
berakhir,karena

1. Selesainya jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberiannya


2. Dibatalkan atau dalam hal pemegang lisensi wajib menyerahkan kembali lisensi
yang diperolehnya kepada kantor PVT sebelum jangka waktu berakhir.

2.1.8.6 Berakhirnya Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Dalam Pasal 56 Undang-Undang No 29 Tahun 2000 tentang Varietas


Tanaman,disebutkan hak PVT berakhir karena a

1. Berakhirnya jangka waktu


2. Pembatalan
3. Pencabutan
2.1.8.7 Sanksi

Setiap tindak pidana terhadap hak perlindungan varietas merupakan tindak pidana
kejahatan yang dikenakan sanksi pidana kurungan/penjara dan denda.

Sanksi yang dapat diterapkan atas pelanggaran hak PVT adalah pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah).

2.1.9 Rahasia Dagang

Seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Rahasia Dagang (Undang-


Undang Nomor 30 Tahun 2000), Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang

18
2.1.9.1 Ruang Lingkup Rahasia Dagang

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang dijelaskan lebih lanjut bahwa


lingkup perlindungan Rahasia Dagang adalah metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui masyarakat umum. Rezim HKI ini merupakan salah satu cara
yang tepat untuk melindungi ide, selain Paten.

2.1.9.2 Objek Rahasia Dagang

Didalam rahasia dagang yang dilindungi meliputi : formua, metode pengolahan,


metode dalam menyelenggarakan usaha, daftar konsumen, tingkat kemampuan debitur ,
perencanaan, rencana arsitektur.

2.1.9.3 Syarat Pengajuan Perlindungan sebagai HKI


1. Prinsip Perlindungan otomatis (tanpa pendaftaran)
2. Perlindungan diberikan selama kerahasiaan terjaga dan tidak diumumkan

2.1.9.4 Lama Perlindungan

Beberapa alasan/keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan Paten adalah


karya intelektual tidak memenuhi persyaratan paten, masa perlindungan yang tidak
terbatas, proses perlindungan tidak serumit dan semahal paten, lingkup dan perlindungan
geografis lebih luas.

2.1.9.5 Pengalihan Hak dan Lisensi

Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan: pewarisan; hibah; wasiat;
perjanjian tertulis; atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan. Pemegang Hak Rahasia Dagang berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan Perjanjian Lisensi untuk kepentingan yang bersifat komersial dan wajib
dicatatkan pada Ditjen HKI. Yang wajib dicatatkan pada Ditjen HKI hanyalah mengenai
data yang bersifat administratif dari dokumen pengalihan hak dan tidak mencakup
substansi rahasia dagang yang diperjanjikan.

2.1.9.6 Sanksi Pelanggar

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan dan mengungkapkan Rahasia
Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis
untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan, atau pihak lain yang
memperoleh/menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan

19
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dipidana dengan pidana penjara paling lama
2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2.1.10 Desain Industri

Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang desain industry


Desain industry adalah sesuatu kreasi tentang bentuk konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang berbentuk 3 dimensi
atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3 dimensi
atau 2 dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
industry, atau kerajinan tangan.
Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industry,
sedangkan hak desain industry adalah hak eksekutif yang diberikan oleh Negara kepada
pendesain atas hasil kreasinya selama waktu tertentu dan melaksanakan sendiri atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak terebut.

2.1.10.1 Lingkup Desain Industri


Hak desain industry diberikan untuk desain industry yang baru. Desain industry
disebut baru apabila pada tanggal penerimaan tidak sama dengan pengungkapan yang telah
ada sebelumnya.
Hak desain industry tidak dapat diberikan apabila bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.

2.1.10.2 Jangka Waktu


Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industry diberikan 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan tercatat dalam daftar umum desain industry dan diumumkan dalam
berita resmi desain industry.

2.1.10.3 Subjek Desain Industri


Subjek desain industry adalah yang berhak memperoleh hak desain industry, yakni
pedesain atau yang menerima hak tersebut dari pendesain.
Jikaa suatu industry dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam
lingkungan pekerjaannya, pemegang hak desain industry adalah pihak yang untuk atau dalam
dinasnya desain industry itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak
dengan tidak diperluaskan sampai keluar hubungan dinas.
Jika suatu desain industry dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan,
orang yang membuat desain industry itu dianggap sebagai pendesain dan pemegang hak
desain industry, kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua pihak.

20
Pemegang hak desain memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak desain industry
yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan mengedarkan barang yang diberi hak
desain industry.

2.1.10.4 Pendaftaran Desain Industri


Setiap desain industry diberikan atas dasar permohonan kepada Direktorat Jendral
Desain Industri secara tertulis dalam bahasa indonesiasetiap permohonan hanya dapat
diajukan untuk
a. Satu desain industry, atau
b. Beberapa desain industry yang merupakan satu kesatuan desain industry atau yang
memiliki kelas yang sama.
Jika tidak terdapat keberatan terhadap permohonan mak direktorat jenderal akan menerbitkan
dan memberikan sertifikat desain industry dan berlaku terhitung sejak tanggal penerima
sertifikat.

2.1.10.5 Pengalihan Hak Desain Industri


Hak desain industry dapat beralih atau dialihkan dengan pewaris, hibah, wasiat,
perjanjian, tertulis, atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan
(putusan pengadilan yang menyangkut kepailitan).
Segala bentuk pengalihan hak desain industry wajib dicatat dalam daftar umum desain
industry wajib dicatat dalam daftar umum desain industry pada direktoriat jenderal dan
diumumkan dalam berita resmi desain industry.

2.1.10.6 Lisensi
Pemegang hak desain industry berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian lisensi untuk melakukan perbuatan atas hak desain industry, kecuali
diperjanjikan lain.
Perjanjian lisensi wajib dicatat dan diumumkan dalam daftar umum desain industry
pada direktoriat jenderal dan apabila tidak dicatat tidak berlaku terhadap pihak ketiga.

2.1.10.7 Pembatalan Pendaftaran Desain Industri


Desain industry teraftar dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal atas permintaan
yang diajukan oleh pemegang hak desain industry. Dalam hal ini. Pembatalan hak desain
industry tidak dapat dilakukan apabila penerimaan lisensi hak desain industry yang tercatat
dalam daftar umum desain industry tidak memberikan persetujuan secara tertulis’

21
Sementara itu, gugatan pembatalan terhadap pendaftaran desain industry diajukan
kepada ketua pengadilan niaga dalam wilayah hukum tempat tingal atau domisili tergugat dan
setiap keputusan pengadilan niaga hanya dapat dimohonkan kasasi.

2.1.10.8 Penyelesaian Sengketa


Pemegang hak desain industry atau penerima lisensi dapat mengugat siapa pun yang
dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan berupa penyalahgunaan hak ke
pengadilan niaga, berupa
a. Gugatan ganti rugi, atau
b. Penghentian semua perbuatan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.
Selain penyelesaian gugatan sebagaimana diatas maka para pihak dapat menyelesaikan
sengketa melalui arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa.

2.1.10.9 Sanksi
Setiap tindak pidana terhadap desain industry merupakan delikaduan yang
dikenakan sanksi pidana penjera dan denda. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
menggunakan dan mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau
mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan, atau pihak lain yang memperoleh/menguasai Rahasia Dagang tersebut
dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2.1.11Tata Letak Sirkuit

Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang didalamnya
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, sebagian atau seluruhnya berkaitan,serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah
bahan semikonduktor dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai
elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian
atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu. Hak desain tata letak sirkuit terpadu
diberikan untuk desain tata letak sirkuit terpadu yang orisional, yakni merupakan hasil karya
mandiri pendesain.
Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara
republic Indonesia kepada pendesain atau hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu

22
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
Sementara itu, Hak desain tata letak sirkuit terpadu yang tidak dapat diberikan jika
desain tata letak sirkuit terpadu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.

2.1.11.1 Jangka Waktu


Perdindungan terhadap Hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan selama 10
tahun sejak pertama kali desain tersebut di eksploitasi secara komersial di mana pun atau
sejak tanggal penerimaan.

2.1.11.2 Subjek Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Dalam pasal 5 undang-undang Nomor 32tahun 2000 tentang Desain Tata letak sirkuit
terpadu yang berhak memperoleh hak Desain Tata letak sirkuit terpaduadalah pendesainan
atau yang menerima hak tersebut dari pendesain.
Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Tata
letak sirkuit terpadu. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama-sama
hak Desain Tata letak sirkuit terpadu diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika
diperjanjikan lain.

Jika seuatu Desain Tata letak sirkuit terpadu dibuat dalam hubugan kerja atau
berdasarkan pesanan, orang orang yang membuat desain tersbut dianggap sebagai pendesain
dan pemegang hak, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak.
Ketentuan ini tidak menghapuskan hak pendesain untuk tetap dicantumkan namanya
dalam sertifikat Desain Tata letak sirkuit terpadu dan diumukan dalam daftar umum dan
berita resmi Desain Tata letak sirkuit terpadu.
Dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata letak
sirkuit terpadu, pemegang hak memiliki hak ekslusif untuk melaksanakan hak Desain Tata
letak sirkuit terpaduyang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuan
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, atau mengedarkan barang yang di
dalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang telah diberi hak Desain Tata letak
sirkuit terpadu, kecuali untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang Desain Tata letak sirkuit terpadu.
Hak Desain Tata letak sirkuit diberikan atas dasar permohonan ke Direktoriat
Jenderal, setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu Desain Tata letak sirkuit
terpadu. Apabila permohonan telah memenuhi persyaratan maka Direktoriat Jenderal
mengeluarkan sertifikat Desain Tata letak sirkuit terpadu.

23
2.1.11.3 Pengalihan Hak
Dalam pasal 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata letak
sirkuit terpadu, hak Desain Tata letak sirkuit terpadu dapat beralih atau dialihkan dengan cara
a. Perwarisan
b. Hibah
c. Wasiat
d. Perjanjian tertulis, atau
e. Sebab-sebablain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan (misalnya
putusan pengadilan yang menyangkut kepailitan)
Dengan demikian, segala bentuk pengadilan hak Desain Tata letak sirkuit wajib
dicatat dalam daftar umum pada Direktoriat Jenderal dan diumukan dalam berita resmi
Desain Tata letak sirkuit terpadu. Namun, pengaliha hak Desain Tata letak sirkuit terpadu
yang tidak dicatatkan dalam daftar umum tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.
Sementara itu, pengalihan hak Desain Tata letak sirkuit terpadu tidak menghilangkan
hak pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya baik dalam sertifikat, berita
resmi, maupun daftar umum Desain Tata letak sirkuit terpadu.

2.1.11.4 Lisensi
Pemegang hak berhak memberikan lisensi kepada pihak lain perjanjian lisensi untuk
melakukan semuan pernuatan dalam pasal 8Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang
Desain Tata letak sirkuit terpadu, kecuali diperjanjikan lain.
Setiap perjanjian lisensi wajib dicatat dalam daftar umum dan diumumkan dalam
berita resmi Desain Tata letak sirkuit terpadu.
Sementara itu, perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan
akibat yang merugikan bagi perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat

2.1.11.5 Penyelesaian Sengketa


Pemegang hak atau menerimaan leisensi Desain Tata letak sirkuit terpadu dapat
menguat siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakuka perbuatan dalam paal 8
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata letak sirkuit terpadu yang
diajukan kepengadilan niaga berupa gugatan ganti rugi atau penghentian semua perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
Selain penyelesaian gugatan diatas, para pihak dapat meyelesaikan perselisihan
tersebut melalui arbitrase atau alternative penyelesaian sengket.

24
2.1.11.6 Sanksi
Setian tindak pidana terhadap Desain Tata letak sirkuit terpadu merupakan delik
aduan yang dikenakan sanksi pidana penjara dan denda.
Bagi mereka yang melanggar Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang telah
terdaftar dapat diancam hukuman pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

25
BAB III

KESIMPULAN

Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang berguna bagi
manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem HaKI diperlukan sebagai bentuk
penghargaan atas hasil karya. Disamping itu sistem HaKI menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan
dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya
dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Elsi, Advendi.2008.”Hukum dalam Ekonomi”.Grasindo,Jakarta.

Dr.Yulia,modul:”hak atas kekayaan intelektual”,unimalpress.2015

27

Anda mungkin juga menyukai