4) Suhu
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang
digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.
Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas
yang hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan
suhu terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian
depan hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian
hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas. Perubahan
suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan
hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas
berlebihan, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat
perubahan akan mempengaruhi jenis masalah klinis yang dialami
pasien.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1. Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas,
lansia sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrem.
2. Olahraga : meningkatkan produksi panas.
3. Kadar hormon : perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih
besar dari laki - laki.
4. Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5° selama 24 jam
titik terendah pada pukul 1-4 dini hari.
Masalah yang harus dikaji pada pemeriksaan suhu
Demam
Demam bisa terjadi disebabkan karena mekanisme pengeluaran
panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran
kelebihan produksi panas sehingga mengakibatkan suhu dalam tubuh
menjadi tidak normal. Demam mempakan mekanisme pertahanan yang
penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun
tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena
vims menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).
Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan
penurunan jumlah pirogen bei akibat puncak demam dan turun dalain waktu
yang berbeda. Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi
oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang
meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau
menurunkan produksi panas. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus
dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan
adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat mengontrol produksi panas yang
terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik
tertentu.
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan
mengakibatakan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui
pengukuran suhu inti:
Ringan: 33°-36°.
Sedang: 30°-33°.
Berat: 27°-30°.
Sangat berat: <30°.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsui dan tidak diketahui
selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang
mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontroi, hilang
ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah
34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika
hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,
kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
Kelelahan Akibat Panas
Kelelahan akibat panas terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkimgan yang terlalu panas.
Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama
kelelahan akibat panas.
Heat Stroke
Lingkungan dengan suhu tinggi dapat memengamhi mekanisme
pengeluaran panas. Kondisi ini disebut/heat/ stroke. Penderita heat
stroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengan suhu yang lebih besar dari
40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ
tubuh. Itulah beberapa kondisi penyakit yang disebabkan oleh adanya
perubahan suhu tubuh, Adanya perubahan suhu tubuh memang sangat
sulit dicegah dan manusia hanya dapat melakukan peminimalan resiko
dari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perubahan suhu tubuh
seperti demam, kelelahan, heat stroke, dan lainnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan rajin memeriksakan kondisi tubuh ke dokter
secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mencukupi
keburuhan tidur Anda. Dengan demikian, penyakit apapun bisa dicegah. Jika mampu
menyerang sekalipun, resiko penyakitnya tak akan terlalu parah dan juga proses
penyembuhannya relatif cepat karena orang yang senantiasa menjaga kebugaran dan
kesehatan tubuhnya memiliki daya imun yang kuat.
Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi
klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap
intervensi. Pengkajian tanda vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasi
keberhasilan bila tanda vital dikembalikan pada nilai yang dapat diterima. Selain
memeriksa tanda-tanda vital tenaga kesehatan atau perawat juga bertugas melepas
infus pasien dan merawat kuku pasien. Dalam melepas infus perawat harus
mengikuti sop yang telah ditetapkan untuk menghindari terjadinya resiko yang
tidak di inginkan.
Merawat kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk kedalam rubuh melalui kuku
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat
kali lebih cepat dari pertiunbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan
kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksianervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
SARAN
Sebagai tenaga kesehatan yang terampil, kita diharuskan mempelajari dan
memahami sop setiap tindakan yang akan dilakukan dan dapat berkolaborasi
dengan dokter sehingga derajat kesehatan pasien meningkat.