Anda di halaman 1dari 19

Biogeografi Evolusi

OLEH:
1. Reza Maulana Ahmad Lubis
2. Norma Yunita
3. Khofifah Putri
4. Melisa Br Karo
5. Ummu Alawiyah

PROGRAM STUDI BIOLOGI NON-KEPENDIDIKAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia-Nya
sehingga “Makalah Biogeografi Evolusi”pada pelajaran evolusi dapat
diselesaikan sebagaimana adanya. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada bapak dosen yang bersangkutan yang telah memberikan
bimbingannya.
Makalah ini mungkin masih banyak kesalahan dan masih jauh dari
yang diharapkan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Atas kritik dan saran yang diberikan kami menguucapkan
terimakasih.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan
menambah pengetahuan.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................2
1.1Latar belakang............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..3
1.3 Tujuan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................4
Bab III Penutup
3.1Kesimpulan……………………………………………………15
3.2 Saran……………………………………………………….…15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…15
1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evolusi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya
membuka gulungan atau membuka lapisan, kemudian bahasa itu diserap
menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap
artinya bahwa evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang
lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu/spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru
Asal usul menurut pandangan pengetahuan belum sepenuhnya jelas,
ada hal-hal yang masih menjadi misteri. Selain itu, ada dua pandangan
terpisah mengenai asal-usul kehidupan. Pandangan kreasionis yang sangat
terinspirasi oleh teks asli kitab kejadian, menyatakan bahwa bumi tak lebih
dari 10.000 tahun usianya. Kreasionisme saintifik, permodelan ulang
pandangan tersebut oleh sejumlah ahli geologi dan insinyur konservatif
memicu sejumlah pertempuran global oleh para fundamentalis

2
B.Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan Biogeografi
2. apa yang dimaksud dengan asal usul kehidupan
3. apa yang dimaksud Pola pokok kehidupan

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui Biogeografi
2. Untuk mengetahui asal usul kehidupan
3. Untuk mengetahui Pola pokok kehidupan
3
TINJAUAN TEORITIS
A.BIOGEOGRAFI
Biogeografi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dinamika
suatu organisme dalam suatu daerah tertentu. Ada banyak interaksi
geologi yang memegang peranan penting dalam perkembangan
suatu kelompok organisme.

1. SEJARAH TERBENTUKNYA DARATAN

Turunnya temperatur bumi terjadi secara tidak serempak, sehingga


ada banyak daratan yang terpisah-pisah. Hal ini disebabkan oleh
komposisi batuan yang terbentuk dari magma panas tidak sama. Ada
batuan yang mudah membeku dan ada yang tidak. Secara umum, batuan
yang padat ada pada permukaan cairan yang panas. Dengan demikian,
cairan yang panas akan mencari jalan keluar, terutama untuk
mengeluarkan gas. Demikian pula cairan yang membeku akan menyusut,
sedangkan volume di dalam bumi masih mengembang karena panas.
Karena adanya hal yang demikian, maka bentuk daratan bumi masih
sangat tidak stabil. Berdasarkan atas analisis muka bumi, maka
diperkirakan pada waktu daratan mulai terbentuk, terdapat banyak sekali
daratan berukuran kecil. Daratan tersebut misalnya Laurentia, Uralian,
Siberia, Kaskhstania, Caledonian, Tasmanian, China dan lain-lain.
Daratan-daratan tersebut kemudian akan membentuk Laurasia dan
Gondwana (Gambar 2.1). Bersatunya daratan-daratan tersebut
menimbulkan sejumlah pegunungan, misalnya Pegunungan Ural,
Appenine, Jura, dan lain-lain di Asia dan Eropa. Daratan-daratan tersebut
sulit sekali ditelusuri, mengingat sebagian mengalami proses subduksi,
sehingga tenggelam kembali ke pusat bumi dan melarut kembali dalam
dapur magma
4

Perhatikan bahwa pada proses pergerakan benua ada dua


kemungkinan, yaitu: 1 berbenturan dan terangkat, menghasilkan gunung
non vulkanik, dan 2 subduksi, salah satu terangkat dan yang lain masuk
ke perut bumi, biasanya menyebabkan terbentuknya gunung berapi.
Data fosil praktis tidak ada, karena kehidupan pada masa itu baru ada
organisme bersel tunggal. Adanya kehidupan organisme bersel tunggal
dan yang berklorofil, dapat ditelusuri dengan adanya batuan tua yang
berbelang- belang. Hal ini disebabkan karena organisme berklorofil
mengeluarkan Oksigen. Oksigen adalah suatu unsur yang sangat korosif,
sehingga mengoksidasi sebagian besar logam yang ada di muka bumi,
dan menimbulkan batuan yang berwarna kemerah-merahan. Karena sifat
korosif yang demikian kuat, maka dalam waktu singkat. Oksigen di
udara kembali habis. Habisnya oksigen digambarkan pada batuan yang
menjadi hitam kembali. Kemudian, mungkin protozoa mengalami pula
kemunduran, dan baru kembali menjadi banyak setelah beberapa ribu
tahun kemudian. Kemudian kembali Oksigen digunakan untuk
mengoksidasi sebagian besar logam besi, dan kembali batuan menjadi
merah. Siklus berulang-ulang tersebutlah yang menyebabkan batuan
berwarna belang hitam dan merah karat. Baru setelah sejumlah besi yang
ada di muka bumi habis teroksidasi, Oksigen mulai diakumulasikan di
Atmosfer. Akumulasi Oksigen di udara, menyebabkan timbulnya lapisan
Ozon (O3).
5
Lapisan Ozon tersebut sangat penting, karena menghambat sebagian
besar cahaya matahari yang masuk ke atmosfer bumi.
Sebelum adanya lapisan Ozon, maka sinar matahari, terutama sinar
gelombang Ultraviolet bersifat mematikan bagi sebagian besar
organisme bersel tunggal. Hal ini disebabkan oleh radiasi sinar
ultraviolet sangat kuat dan memutuskan rantai DNA. Hal ini
menyebabkan banyak kematian pada organisme bersel satu, sedangkan
organisme bersel satu yang tersisa, banyak yang mengalami mutasi dan
menjadikannya sangat beraneka ragam. Hal ini dibuktikan bahwa kode
genetik untuk organisme bersel satu sangat bervariasi. Sebaliknya kode
genetik Eukariot bersifat universal.

B. MASA PANGEA

Dalam masa ini, semua daratan yang ada di muka bumi membentuk
satu benua yang utuh. Pembentukan menjadi satu benua yang utuh
mempunyai banyak konsekuensi. Organisme yang hidup pada masa itu
secara teoritis dapat bergerak ke mana saja. Hal ini dapat untuk
menjelaskan mengapa ada sejumlah fosil yang ditemukan di banyak
benua. Sebagai contoh dapat kita amati dalam tabel berikut:
Jenis Amerik Neotropi Eropa Afrika Asia Australi
a k a
Clavatipolleni albian albian barremia barremia barremia albian
tes pollen aptian aptian n n n albian
Tricolpate albian albian albian aptain albian albian
s pollen aptian aptain
Anacolos kretase eosen kretase eosen kretase eosen
a pollen a eosen a eosen a eosen

Di samping itu adanya benturan antardaratan akan menyebabkan dua


macam kemungkinan, yaitu:
1. Timbulnya pegunungan. Ada sejumlah pegunungan yang timbul akibat
benturan. Misalnya pegunungan Ural. Akibat benturan, pegunungan
yang terbentuk umumnya tidak bersifat vulkanis.
6
2. Tenggelamnya suatu daratan. Masalah ini sulit untuk ditelusuri, karena
daratan yang masuk ke dalam bumi dapat sangat dalam dan masuk ke
dalam dapur magma. Dengan demikian daratan tersebut akan mencair
kembali. Oleh karena itu, data tidak mungkin diperoleh.

C.PROSES TERBENTUKNYA KEPULAUAN DI INDONESIA

Pada dasarnya sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia masih belum


selesai dipelajari. Hal ini disebabkan oleh sejarah geologi Indonesia
adalah yang paling pelik di dunia, karena pergeseran bumi pun
mengalami suatu perputaran di Indonesia sehingga batas-batasnya pun
belum dapat ditelusuri dengan baik. Pada dasarnya ada tiga teori yang
pernah dilontarkan.

Indonesia Muncul dari Dasar Laut


Di tahun 60-an, asal usul Indonesia diperkirakan muncul dari dasar
laut. Pada waktu itu diperkirakan bahwa Indonesia berasal dari dua
dataran besar yang dikenal dengan dataran atau paparan Sunda yang
bersatu dengan Asia dan paparan sahul yang bersatu dengan Australia.
Oleh karena itu, di Indonesia terdapat dua daerah geografis dan dari segi
biogeografi mempunyai dua macam fauna dan flora. Akibat naiknya
permukaan laut, maka daerah yang rendah menjadi tenggelam di dekat
Australia. Teori ini mulai goyah, melihat adanya sejumlah besar fauna
Asia di Sulawesi dan hanya sedikit sekali fauna dari Australopapua di
Sulawesi. Yang termasuk fauna Australopapua misalnya hanyalah tiga
jenis katak dari marga Oreophryne dan tiga jenis Kuskus. Sisanya
merupakan fauna yang berasal dari Asia. Keadaannya akan lebih rumit
kalau kita memperhitungkan floranya.
7
Asal-usul Kehidupan

KEADAAN BUMI 600 JUTA TAHUN YANG LALU


Dari ekstrapolasi planet, batuan tua dan dinamika gunung berapi,
maka diperkirakan pada awal sebelum terjadinya kehidupan, atmosfer
terdiri dari H2, NH3, H2O, N2, CO, CH4 dan CO2. Proses pemampatan
gas di angkasa luar yang berputar-putar berlangsung lama sekali dan
berputar dengan kuat sekali, mengingat intinya seperti digambarkan
sebagai suatu black hole. Semua gas, cahaya dan apa saja akan terserap
oleh inti yang berputar. Dalam proses pemampatan tersebut, terjadi
benturan dari masa gas tersebut, sehingga dihasilkan satu gumpalan gas
besar dan sekitar sepuluh gumpalan gas yang jauh lebih kecil. Gumpalan
yang besar akan membentuk matahari, sedangkan yang lebih kecil akan
menjadi planet. Proses pemadatan masih akan mengalami benturan-
benturan lain dengan benda langit, apakah sesudah membeku ataupun
belum, tidak dapat dipastikan. Tetapi fakta menunjukkan bahwa salah
satu planet kemudian hancur berkeping-keping dan membentuk asteroid
di dalam tata surya kita. Demikian pula diperkirakan adanya bulan
merupakan hasil benturan yang lain atau pecahan dari planet yang belum
terbentuk. Planet Neptunus misalnya diperkirakan mempunyai satu
bulan yang bukan berasal dari tata surya ini tetapi tertarik dalam orbital
Neptunus. Pada masa kemudian, terjadi proses pembekuan gas menjadi
cair dan kemudian memadat. Pada waktu itu, di bumi suhu yang masih
relatif panas,
mungkin di atas 500oC. Suhu yang demikian panas menyebabkan
banyak
sekali senyawa yang menguap. Karena banyak senyawa yang berbentuk
uap, udara dipenuhi dengan ion-ion positif dan negatif sehingga
diperkirakan banyak sekali terdapat muatan listrik di atmosfer, sehingga
petir masih sering menyambar di siang hari. Baru setelah suhu bumi
menurun lagi suhunya, kehidupan mulai dapat berlangsung.
8
ASAL USUL KEHIDUPAN
Dari mana kehidupan berasal?
Jawabannya mungkin mudah ditemukan, namun bagaimana kita
membuktikan hal ini adalah persoalan yang lain. Fosil adalah sumber
utama dalam mempelajari asal usul kehidupan. Seperti yang sudah
diterangkan pada bagian sebelumnya, maka fosil tertua diperkirakan
berusia sekitar 500 juta tahun yang lalu dan ditemukan sekitar tahun 1950
di Australia, Afrika Selatan dan kemudian juga ditemukan di Kanada dan
Norwegia. Fosil-fosil tersebut diperoleh dari batuan yang sangat tua dan
yang dikenal sebagai stromatolit. Stromatolit adalah nama batuan yang
berlapis-lapis. Stromatolit yang ditemukan di daerah pantai, merupakan
batuan yang terdiri dari proses mineralisasi algae dan bakteria. Pada
daerah pantai sering dijumpai suatu massa batuan yang tumbuh perlahan
dan kita kenal sebagai karang. Pada zaman dahulu, tentu saja Coelenterata
belum ada. Para ahli paleontologi menemukan bahwa kristal yang
membentuk stromatolit sebenarnya banyak yang bentuknya serupa dengan
ganggang biru bersel satu atau bakteri yang hidup sekarang, dan juga
ditemukan di daerah pantai. Sayangnya, stromatolit hanya dapat
memberikan gambaran mengenai bentuk luar dari bakteri atau algae bersel
satu, tetapi tidak dapat menggambarkan bagaimana struktur dalamnya.
Sejumlah kristal stromatolit memberikan gambaran bahwa ganggang yang
membentuknya sedang berada dalam tahapan mitosis, karena terlihat
sebagai dua sampai empat bulatan yang bersatu. Dengan demikian kita
mempunyai bukti bahwa kehidupan mulai dari organisme bersel satu.

KEMUNCULAN PROKARIOT
Adanya bermacam-macam senyawa yang terjadi akibat petir yang
menyambar-nyambar akan membentuk suatu kumpulan fosfolipid dan
karbohidrat berbentuk butiran-butiran kecil. Butiran-butiran kecil dapat
terbentuk di pori-pori batuan yang terbentuk karena hasil dari magma antara
lain adalah batu apung. Karena temperatur yang masih relatif panas, maka
butiran-butiran tersebut mengalami proses pemekatan dan bagian luarnya
mengalami proses pengeringan.
9
Diperkirakan butir-butiran tersebut kemudian terbawa oleh hujan ke
badan air. Di dalam air, butiran-butiran tersebut mungkin bergabung dengan
butiran yang lain atau menarik senyawa lain untuk masuk secara difusi.
Butiran yang menjadi terlalu besar akan pecah karena daya kohesinya akan
melemah, kalau butiran tersebut terlalu besar mungkin menjadi beberapa
butiran yang lebih kecil. Dengan cara yang sama proses ini terjadi berulang-
ulang. Dengan demikian, maka di antara bermiliar-miliar butiran dan selang
berjuta-juta tahun, ada satu sampai beberapa butiran yang mempunyai
kandungan yang cukup lengkap untuk memulai kehidupan. Hal ini
digambarkan pada kenyataan bahwa selama 1500-an juta tahun setelah bumi
terbentuk, kehidupan belum ada (Modul 4, Waktu Geologi). Dengan
demikian terbentuklah kehidupan pertama, yaitu sel prokariot yang
sederhana. Proses ini belum tentu berlangsung terus, karena udara belum
mempunyai lapisan ozon yang melindungi sel-sel yang baru hidup. Tetapi
dengan banyaknya butiran-butiran fosfolipida, maka mungkin butiran yang
berada beberapa cm dari permukaan air tidak terkena pengaruh radiasi sinar
ultraviolet yang kemudian membentuk kehidupan pertama
Mula-mula prokariot memanfaatkan Sulfur dan Nitrogen sebagai
sumber energi. Setelah itu, terbentuklah bermacam-macam prokariot.
Beberapa prokariot kemudian mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan
CO2 dan air yang tersedia melimpah dengan membentuk plastida. Dengan
adanya proses fiksasi dan dengan memanfaatkan CO2 dan H2O, maka
terbentuklah prokariot yang menggunakan energi dari pemecahan CO 2 dan
mendapat energi secara lebih efisien. Prokariot tersebut kemudian menjadi
sumber utama dari kehidupan yang sekarang (Gambar 2.8). Penggunaan
CO2 dan H2O akan mengeluarkan Oksigen sebagai sisa metabolisme, yang
dapat memberikan peluang untuk kehidupan selanjutnya, karena mayoritas
organisme di dunia memanfaatkan Oksigen yang lebih efisien
10
KEMUNCULAN EUKARIOT
Eukariot pertama merupakan gabungan dari beberapa prokariot. Kalau
kita memperhatikan bagaimana seekor Amoeba memakan makanannya,
maka diperkirakan masuknya materi genetik prokariot mengikuti jalan
yang sama, hanya tidak sampai dicernakan seperti makanan pada
umumnya. Hal inipun didukung oleh pengamatan pada organisme
Coelenterata, yang mengadopsi sel-sel jelatang dari mangsanya untuk
pertahanan dirinya. Proses adopsi materi genetik diperkirakan suatu
mekanisme yang efisien dalam proses evolusi prokariot maupun eukariot
bersel tunggal. Proses tersebut belum berakhir hingga sekarang. Percobaan
menyuntikkan tikus dengan virus virulen yang dimatikan maka hewan itu
tidak sakit. Tetapi kalau disuntik dengan virus virulen (avirulen), yang
dimatikan dan ditambah virus yang tidak virulen, maka hewan itu sakit.
Ternyata virus yang avirulen dapat mengadopsi DNA dari virus virulen
yang sudah mati.
Jadi tidak diragukan bahwa proses adopsi materi genetik merupakan
proses yang sangat efisien pada awal kehidupan Mekanisme ini kemudian
dapat membentuk bermacam-macam eukariot.

Pola Pokok Evolusi

A. DEFINISI MENGENAI TEORI EVOLUSI

Teori evolusi pun mengalami banyak perubahan. Hingga kini, teori


evolusi masih banyak mendapat tantangan. Ternyata tantangan yang
timbul terjadi karena adanya konsep yang salah mengenai evolusi. Darwin,
pencetus teori evolusi modern yang ternyata membawa pengaruh besar
pada ilmu-ilmu biologi maupun ilmu lain. Ada sejumlah orang baik dalam
bidang biologi maupun bidang lain seperti fisika, kimia, dan lain-lain yang
tidak setuju dengan teori Darwin hingga sekarang. Teori ini mendapat
tentangan yang kuat. Hampir semua pertentangan yang timbul pada teori
evolusi disebabkan oleh pengertian yang salah mengenai teori evolusi.

11
Selain itu, banyaknya subjektivitas dan emosi yang ikut mengambil
bagian dalam menarik kesimpulan.

BAHAN DASAR PERUBAHAN EVOLUSI

Apa yang menjadi bahan dasar dari proses evolusi?


Hanya ada satu hal yang esensial dalam proses evolusi, yaitu
keanekaragaman. Adanya keanekaragaman adalah modal utama dari proses
evolusi. Tanpa adanya keanekaragaman, proses evolusi tidak dapat terjadi.
Dapat kita bayangkan, bila setiap anggota suatu spesies adalah identik.
Kalau satu orang sakit, besoknya semua ikut sakit, sehingga akan sulit
sekali menentukan siapa anggota keluarga kita, karena semua orang sama.
Jadi keanekaragaman merupakan hal yang tidak dapat digantikan. Dalam
evolusi organisme, ada sejumlah loncatan penting yang menentukan sejarah
kehidupan di muka bumi.

TIMBULNYA KEHIDUPAN DI DARATAN

Salah satu kejadian yang cukup penting dalam evolusi adalah


berhasilnya organisme menginvasi daratan. Untuk dapat menginvasi
daratan pada tumbuhan, diperlukan:
1. Kutikula dan dinding sel, untuk mencegah penguapan.
2. Spora, yang berdinding chitine.
3. Jaringan pembuluh.
4. Perakaran, untuk dapat tetap berhubungan dengan air.
5. Percabangan, untuk menangkap oksigen dan memperluas permukaan.
6. Stomata, untuk pertukaran oksigen dan penyaluran makanan ke atas.
7. Kayu, untuk menopang batang tubuh.
8. Daun, untuk mengefisienkan penangkapan cahaya.
9. Biji, yang keras dengan masa dormansi.
10. Pembentukan bunga dengan asesori.
12
TIMBULNYA SEKS DAN JENIS KELAMIN

Evolusi seks sering menjadi bahan yang cukup menarik dari segi
evolusi. Sebelum kita membicarakan seks, sebaiknya seks harus
didefinisikan terlebih dahulu. Yang dimaksudkan dengan seks adalah
penyatuan materi genetik dari suatu organisme. Pada dasarnya seks
menyangkut tiga hal yaitu: hidup, tumbuh, dan berkembang biak.
Kita sering melihat contoh bagaimana suatu mikroba yang avirulen
dapat menjadi virulen. Seekor tikus disuntik dengan mikroba virulen yang
sudah dimatikan. Tikus tersebut tidak mengalami gangguan. Seekor tikus
yang lain disuntik dengan mikroba yang avirulen hidup seperti tikus
sebelumnya, hewan itu tetap sehat. Tetapi tikus ketiga disuntik dengan
mikroba yang virulen yang dimatikan dan ditambah dengan mikroba yang
avirulen hidup, ternyata tikus tersebut mati. Apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut teori, mikroba yang avirulen mengadopsi DNA dari mikroba yang
virulen sehingga berubah menjadi mikroba yang virulen. Contoh di atas
menggambarkan seksualitas yang paling sederhana. Tipe seksualitas
tersebut di atas ada tidak lama setelah ada kehidupan.
Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, sebenarnya seksualitaslah
yang menghasilkan eukariot. Jadi persatuan antara dua macam prokariot
terjadi secara phagositosis. Dalam proses phagositosis, maka tidak selalu
terjadi proses yang menghancurkan bahan atau organisme yang dimakan.
Misalnya Coelenterata sering mengadopsi sel jelatang, sehingga mempunyai
jelatang. Tetapi hal ini tidak digolongkan dalam seksualitas, karena tidak
ada adopsi genetik atau penyatuan materi genetik. Demikian pula kasus
simbiosis mutualisme atau koevolusi, bukan mekanisme seks.

Seks dapat menyangkut satu sampai pada beberapa individu, misalnya


monoseksual: antara satu individu, biasanya pada tumbuhan. Atau dalam
banyak kasus kita kenal dengan autofekundasi.
13
1. diseksual: menyangkut dua individu. Pada Paramaeciun terjadi
antara dua individu tanpa pembedaan antara jantan dan betina, tetapi dapat
juga terjadi pada dua jenis kelamin yang berbeda. Pada prokariot dapat
terjadi dari dua jenis prokariot yang berbeda. Dalam kategori ini dapat juga
kita masukkan proses adopsi gen oleh mikroorganisme, atau infeksi oleh
virus atau mikroba dan proses lisogeni.
2. paraseksual: melibatkan lebih dari dua individu. terjadi pada
Acrasia, Dictyostelium Serratia, dan Volvox. Biasanya ada sejumlah
individu yang bergabung dan kemudian membentuk alat reproduksi.
14
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
 Biogeografi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dinamika suatu organisme
dalam suatu daerah tertentu.
 Dari ekstrapolasi planet, batuan tua dan dinamika gunung berapi, maka diperkirakan
pada awal sebelum terjadinya kehidupan, atmosfer terdiri dari H2, NH3, H2O, N2, CO,
CH4 dan CO2. Proses pemampatan gas di angkasa luar yang berputar-putar
berlangsung lama sekali dan berputar dengan kuat sekali, mengingat intinya seperti
digambarkan sebagai suatu black hole sehingga terbentuknya bumi dari campuran-
campuran gas
 teori evolusi masih banyak mendapat tantangan. Ternyata tantangan yang timbul
terjadi karena adanya konsep yang salah mengenai evolusi. Darwin, pencetus teori
evolusi modern yang ternyata membawa pengaruh besar pada ilmu-ilmu biologi
maupun ilmu lain. Ada sejumlah orang baik dalam bidang biologi maupun bidang lain
seperti fisika, kimia, dan lain-lain yang tidak setuju dengan teori Darwin hingga
sekarang. Teori ini mendapat tentangan yang kuat

2.Saran
Pembaca diharapkan memberikan tanggapan dan kritik yang dapat membuat
pembangunan Indonesia dalam materi evolusi

Daftar Pustaka

Djoko,Iskandar(2008) Evolusi,Universitas Terbuka,Tangerang 

http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi

http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam

15

Anda mungkin juga menyukai