Anda di halaman 1dari 1

Para rasul diberkati oleh Allah dengan mu’jizat yang dapat mengukuhkan

kerasulannya. Kata Mu’jizat berasal dari bahasa arab, yang berarti sesuatu yang
membuat orang lain tidak berdaya dihadapannya. Sedangkan menurut istilah Mu’jizat
adalahhal yang luar biasa yang Allah berikan kepada seorang nabi atau rasul untuk
membuktikan kebenaran pengakuan kenabian atau kerasulannya, dan biasanya disertai
dengan tantangan kepada orang yang menentangnya. Dengan mu’jizat ini akan
mengalahkan si penentang karena mu’jizat ini tidak dapat dilakukan penentang
tersebut. Mu’jizat hanya terdapat pada nabi atau rasul, bukan manusia biasa. Mu’jizat
bisa berbentuk hal-hal yang nyata yang dapat disaksikan oleh mata dan dan didengar
oleh telinga, seperti keluarnya unta dari dalam batu besar, tongkat menjadi ular,
membelah bulan dan lain sebagainya.

Selain mujizat, sesuatu yang luar biasa yang terjadi kepada seseorang selain nabi
atau rasul Allah, adapun kejadian luar biasa tersebut:

1. Karamah: kejadian luar biasa yang terjadi kepada orang yang taat kepada Allah.
Contoh: Keajaiban yang dialami oleh Maryam binti Imran ra., yang selalu
mendapatkan makanan di mihrab, sedangkan maryam sendiri tidak pernah
keluar dari mihrab. Hal ini diabadikan dalam QS. Al-Imran ayat 37.
2. Ma’unah: Kejadian luarbiasa yang terjadi pasa seorang mu’min biasa. Contoh:
Pertolongan Allah kepada korban bencana tsunami di Aceh beberapa tahun
silam.
3. Istidraj: kejadian luar biasa yang terjadi kepada orang kafir dan fasik. Contoh:
Orang yang korupsi bergelimang harta dan takpernah tertangkap, namun hal itu
merupakan istidraj atau ujian kepada makhluk-Nya yang membangkang berupa
kelapangan rezeky dan kebahagiaan duniawi. Hal ini terjadi karena keserakahan
dan bisikan Syaitan.

Wujud iman kepada Rasulullah SAW adalah melaksanakan segala sunnahnya dan
menjauhi segala Bid’ah atas ajarannya. Sunnah merupakan setiap perkataan, perbuatan
dan pengakuan Nabi SAW sebagai penjelas, perinci penetap syari’at yang tidak
dikemukakan secara jelas didalam Al-qur’an. Dan tidaklah seseorang dikatakan beriman
apabila tidak mengakui kebenaran sunnah rasul secara mutlak. Sebagaimana Allah
Berfirma dalam surah Ali Imran ayat 31-32,

Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-denar) mencintai Allah, ikutilah aku


sunnahku), niscaya Allah mengasihi dan mengamuni dosa-dosamu”. Allah maha
pengampun lagi maha penyayang. Katakanlah:”taatilah Allah dan rasunya; jika kamu
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-oang kafir.”

Oleh sebab itu, maka tidak diperkenankan kepada siapapun untuk melakukan
bid’ah( segala perkara yang baru tentang ajaran agama dalam hal ibadah dan aqidah
yang tidak ada dalil dari Al-quran dan sunnah rasul), karena Zat yang berhak untuk
menetapkan hukum di dalam agama ini adalah Allah dan Rasul-nya.

Anda mungkin juga menyukai