Makalah Pengantar Pendidikan 7
Makalah Pengantar Pendidikan 7
1. Muthia Silmi
2. Nur Mardhatillah
3. I Putu Wahyu Paramartha
4. Widad
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ Pembangunan Dan Perubahan Sosial”. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Ir Saputra, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pembangunan Dan Perubahan Sosial. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................i
Prakata..................................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Perubahan Sosial...........................................................................................5
2.2 Persebaran Penduduk.................................................................................................7
2.3 Ketenaga Kerjaan........................................................................................................8
2.4 Kriminalitas...............................................................................................................10
2.5 Evolusi dan Revolusi Teknologi..............................................................................18
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulian makalah ini adalah.
1. Mengetahui dan memahami tentang perubahan sosial.
2. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kepadatan penduduk.
3. Mengetahui dan memahami hasil pembangunan pendidikan PJP.
D. Manfaat Penulisan
Setiap penelitian yang dilakukan oleh manusia haruslah jelas manfaatnya, apalagi ativitas
penelitian.Untuk itu, penyusun berharap, minimal penelitian yang penulis lakukan ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
1. Manfaat bagi penulis
Minimal ada dua macam manfaat yang dapat penulis rasakan dalam menyusun
makalah ini yaitu manfaat administratif dan teoretis.
a. Secara administratif, penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan, Sosial,
Budaya dan Teknologi.
b. Secara teoretis, penyusunan makalah ini terasa bermanfaat dalam hal
bertambahnya wawasan ilmu pengetahuan penyusun, khususnya tentang
permasalahan kependudukan.
PEMBAHASAN
Bila dianalisi secara filosofis prmbangunan terjadi dalam ruang yang berinteraksi
penuh dengan faktor budaya, sosial dan historis yang bersamaan dalam suatu kelompok
atau masyarakat. Sehubungan dengan ini maka teori yang dapat menjelaskan tentang
pembangunan tidak dapat dilihat dalam satu pandangan, akan tetapi selalu menyertakan
latar belakang dari seseorang atau kelompok yang tadi. Pada hal lain untuk
memberikan analisis pada suatu proses pembangunan bukan sesuatu yang sederhana.
Pada umumnya sangat mudah memberikan penilaian pada pembangunan yang berjalan
pada jangka pendek yang terjadi pada hari ke hari. Akan tetapi menjadi sulit untuk
memberikan interpretasi pada pembangunan dalam jangka panjang dengan pengaruh
dari sana sini yang demikian luas dan kompleks.
Pada dasarnya ke empat pendekatan yang dijelaskan di atas adalah satu kesatuan
yang memiliki perbedaan pendefinisian atas perubahan sosial. Dikatan demikian, karena
munculnya pendekatan- pendekatan yang dijelaskan tadi atas dasar perbaikan dan kritikan
pendekatan sebelumnya (proses ini sering disebut proses dialektika). Setiap pendekatan pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan (ini hal yang alami dan tidak terbantahkan dalam
realitas sosial). Berikut digambarkan bagan hubungan pendekatan dalam teori perubahan
sosial.
Pendekatan
Klasik
Pendekatan Pendekatan
Equilibrium Modernisasi
Pendekatan Teori
Konflik
Pendekatan equiliberium dan pendekatan modernisasi memiliki arti yang sama dan
saling melengkapi dan terinsipirasi dari pendekatan teori klasik. Sedangkan Pendekatan teori
konflik muncul mengritisi kekurangan dan kelemahan pendekatan equiliberium dan
modernisasi. Perspektif pendekatan teori konflik, perubahan sosial pendekatan ekuiliberium
dan modernisasi adalah perubahan yang diatur oleh struktur sosial yang berkuasa dan
bermodal, oleh karena itu peluang terjadi eksploitasi terhadap masyarakat yang tidak
memiliki modal sangat memungkinkan. Tolak ukur pendekatan konflik adalah perubahan
sosial harus mengangkat hak- hak masyarakat bukan penguasa maupun pengusaha.
Demikian hubungan antar pendekatan dan teori perubahan sosial.
Teori perubahan sosial evolusi seperti yang dijelaskan di atas menenuai banyak
kritikan dan pertanyaan. Misalnya Soerjono Soekanto dalam buku pengantar sosiologi (buku
rujukan sosiologi sekolah dasar hingga perguruan tinggi) mempertanyakan seperti berikut
ini “apakah suatu masyarakat berkembang melalui tahap- tahap tertentu. Lagipula adalah
sangat sukar untuk memastikan bahwa tahap yang telah dicapai dewasa ini, merupakan
tahap terakhir dan sebaliknya telah berkembang secara pasti, apakah pasti menuju ke bentuk
kehidupan sosial yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan keadaan dewasa ini,
atau bahkan sebaliknya?”. Atas pertanyaannya itu Soerjono Soekanto mengatakan “para
sosilog telah banyak meninggalkan teori-teori evolusi tentang masyarakat.
2. Perubahan Sosial Revolusi
Secara sederhana arti perubahan sosial revolusi adalah perubahan yang terjadi
dengan cara cepat mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok daripada kehidupan
manusia (Soerjono Soekanto, 1982, 317). Di dalam revolusi, perubahan sosial dapat terjadi
dengan terencana dan tidak terencana (spontan). Dan perubahan revolusi yang terencana
membutuhkan waktu yang agak lama namun secara psikologis dirasakan cepat, seperti
misalnya revolusi industri yang dimulai di Inggris, dimana terjadi perubahan – perubahan
dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi dengan menggunakan mesin.
Perubahan tersebut dianggap cepat, karena merubah sendi-sendi pokok daripada kehidupan
masyarakat, seperti misalnya sistem kekeluargaan , hubungan antara buruh dengan majikan
dan seterusnya (contoh dikutip dari Soerjono Soekanto).
Revolusi yang tidak terencana (direncanakan dalam waktu yang singkat), yaitu
perubahan sosial yang terjadi pada struktur politik dan pemerintahan yang disebabkan oleh
adanya gerakan sosial melawan ketidakadilan Negara dalam distribusi kekuasaan,
kewenangan, dan distribusi ekonomi kepada masyarakat umum, seperti misalnya gerakan
reformasi 1998 di Indonesia, gerakan sosial 2011 di Tunisia dan Mesir. Perubahan struktur
politik dan pemerintahan di ketiga negara tersebut terjadi dalam waktu yang sangat cepat
(hitungan bulan). Untuk menuju revolusi yang demikian dibutuhkan hal- hal berikut ini,
memiliki pimpinan revolusi (gerakan sosial), memiliki kesadaran bersama, memiliki kondisi
yang sama, memiliki solidaritas sosial yang tinggi, momentum yang tepat, dan memiliki
kekuatan finansial dan fisik.
Secara teoritis perubahan sosial revolusi terjadi pada masyarakat terbuka (open
society), yaitu masyarakat yang sadar akan informasi dan teknologi. Kekuatan revolusi di
Mesir dan Tunisia digalang melalui teknologi internet program Twiter dan Facebook. Ini
menjadi buktinyata pengaruh teknoligi terhadap perubahan sosial revolusi.
Perubahan sosial tidak terencana adalah perubahan sikap dan perilaku manusia
disebakan oleh lingkungan dan kondisi yang ada seperti misalnya perubahan perilaku
komunikasi manusia, sebelum memasuki abad teknologi manusia tidak pernah
membayangkan diabad sekarang ini (abad modern) manusia tidak lagi hanya komunikasi
tatap muka namun bisa dilakukan dengan cara jarak jauh melalui Handpon (HP), Internet
(Email, Twiter, Feecbook, dll).
Perubahan sosial yang dirasakan oleh orang banyak (institusi sosial) seperti misalnya
perubahan dari agraris menuju industri. Perubahan tersebut membawa dampak pada
perubahan struktur sosial yang ada. Dari struktur sosial yang orientasi agraris menjadi
industri. Contoh lain, perubahan struktur politik pemerintahan otoriter menuju politik
pemerintahan demokratis mebawa dampak besar bagi perubahan sikpa dan budaya politik
masyarakat.
Selain tipe-tipe perubahan sosial yang didiskusikan di atas masih ada beberapa tipe
perubahan sosial yang ditinjau dari perspektif struktur sosial sebagaimana yang didiskusikan
oleh Drs. Wawan Ruswanto, M.Si dalam buku modul/bahan ajar (reviuwer Juli Astutik,
belum dipublikasikan dalam bentuk buku). Berdasarkan teori-teori perubahan sosial
strukturasi Ruswanto menguraikan tipe perubahan sosial berdasarkan perspektif struktur
sosial sebagai berikut.
Soetonomo (2009, 83) menjelaskan ada lima faktor yang mendorong perubahan
sosial diantaranya: sebagai upaya pemecahan masalah sosial, percepatan perubahan, proses
reintegrasi, memotong lingkaran kemiskinan, transformasi struktur dan antisipasi dampak.
Faktor perubahan sosial tersebut oleh Soetonomo diistilahkan sebagai perubahan sosial
terencana menuju kondisi sosial yang lebih baik.
Ada beberapa alasan atau faktor kenapa perubahan sosial cenderung lambat dan
bahkan jalan ditempat. Berikut diuraikan penghambat perubahan sosial
.
Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain
Individu atau masyarakat yang tidak memiliki atau tidak mau memiliki akses untuk
berhubungan dengan masyarakat lain. Dadot (2011) “bahwa masyarakat tersebut tidak dapat
mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain di luarnya.
Jika hal tersebut tetap berlangsung, atau bahkan tidak sepanjang masa maka akan
menyebabkan kemunduran bagi masyarakat yang bersangkutan, sebab mereka tidak
memperoleh masukan-masukan misalnya saja pengalaman dari kebudayaan lain, yang dapat
memperkaya bagi kebudayaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, faktor ketertutupan atau
kurangnya hubungan dengan masyarakat atau kebudayaan lain, menjadi salah satu faktor
yang dapat menghambat atau menghalangi bagi proses perubahan sosial dan budaya di
dalam masyarakat”.
Karena tradisi dan adat merupakan aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang
dan dianggap sebagai aktivitas yang sakral oleh masyarakat tertentu maka tidak gampang
untuk dirubah meskipun aktivitas itu mengorbankan harta bahkan jiwa seperti misalnya
tradisi Ngayau (potong kepala) suku Dayak Iban di Kalimantan Barat.
Negara – negara yang memiliki sistem politik tertutup (otoriter, monarki, sosialis)
memiliki kepentingan politik yang tertanam kuat akhirnya perubahan pada struktur sangat
sulit dilakukan termasuk pergantian pimpinan negara.
Manusia seperti ini sulit untuk merubah hidup karena prinsip yang dimiliki hidup
tergantung tuhan sedangkan manusia hanya menunggu dan menerima nasib/takdir. Biasanya
manusia yang berprinsip seperti ini tidak memiliki wawasan luas tentang ketuhanan dan
mereka berada jauh dari akses pendidikan dan informasi.
30. Hasil pendidikan ini bukan sekedar statistik.Peningkatan pendidikan akan meningkatkan
pendapatan, apresiasi terhadap sekitarnya, kemampuan dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang berubah, serta membangun kualitas kehidupan bagi generasi
berikutnya.Dewasa ini kita sedang memetik hasil dari pendidikan dalam PJP I, sambil
menyiapkan pendidikan untuk generasi yang akan datang.
31. Meningkatnya derajat pendidikan dan juga kesehatan mempunyai dampak terhadap
peningkatan kualitas peranan wanita dalam pembangunan. Derajat pendidikan wanita dari
tahun ke tahun terus meningkat yang ditunjukkan oleh makin banyaknya wanita yang
menempuh pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.
32. Di bidang ekonomi, peningkatan peran wanita ditunjukkan dengan makin banyaknya pekerja
wanita yang pada tahun 1990 berjumlah 25,5 juta orang meningkat menjadi 28,5 juta
orang pada tahun 1995. Dengan kemajuan tersebut, maka peranan wanita di segala bidang
pembangunan makin nyata. Dalam pembangunan perdesaan, misalnya, peran wanita melalui
PKKsangat besar kontribusinya.
b. Program Penunjang