Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nenie Wahyuni

Nim : 18.72.019240
Kelas /semester :A
Mata Kuliah : Mikologi
Dosen Pengampu : Nurul Khomariah,S.Si.,M.Kes

Tugas :

Deskripsikan ciri-ciri dari jamur (fungi):


1. Oomycota;
2. Zygomycota;
3. Ascomycota;
4. Basidiomycota;
5. Deuteromycota;

1. Oomycota :

Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal
yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jamur),
sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga
sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang
biologi fungi). Dalam bahasa Inggris, Oomycota disebut juga sebagai water moulds
(“jamur air”) karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.

 Ciri-ciri dari Oomycota adalah sebagai berikut :

 Benang-benang hifa tidak bersekat melintang (senositik) sehingga di dalamnya di


jumpai inti dalam jumlah banyak.
 Dinding selnya terdiri dari selulosa.
 Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki 2
flagela untuk berenang di dalam air.
 Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet (sel kelamin)
setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora. Nama
divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan oospora.
Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah
itu terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika
kondisi memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

 Struktur sel Filum Oomycota

 Habitat Oomycota
Jamur ini hidup di tempat yang lembap atau di air. Jamur ini umumnya hidup
saprofit, namun dapat pula parasit.Jamur ini dapat tumbuh dengan baik dalam
kondisi kelembaban yang tinggi dan berair(Kusumawati,2010).

 Reproduksi Daur Hidup Oomycota


Reproduksi Oomycota terbagi menjadi 2 yaitu Reproduksi Aseksual dan
Reproduksi Seksual.
 Reproduksi Aseksual
Bermula dengan adanya zoosporangium (2n) yang berada pada ujung
hifa yang terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam
sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora
(2n). Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan
berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan
yang tidak memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista
(2n) untuk bertahan hidup.

 Reproduksi Seksual
Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium
dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma,
tetapi terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan
oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus
oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer
(sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan
kekeringan.
 Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah
 Achlya sp yang hidup saprofit.
 Saprolegnia sp parasit pada ikan.
 Plasmopora viticola hidup parasit pada.
 Phytophtora palmifora yang hidup parasit pada tanaman kelapa.
 Phytophthora infestans yang hidup parasit pada tomat.

2. Zygomycota

Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa
yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa
berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta
dapat membentuk struktur dorman bersfat sementara yang disebut zigospora.

 Secara umum, ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota antara lain :


 Biasa hidup sebagai saprofit.
 Ciri utama jamur ini adalah jenis reproduksi (perbanyakan diri) seksualnya yang
berupa pembentukan zigospora
 Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa
atau buluh.
 Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya
merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana.
 Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari
sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya
membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah
yang akan tumbuh menjadi miselium baru.
 Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu
hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya.
Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini
dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa
betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan
kopulasi.

 Contoh dari Zygomycota yaitu:


 Jamur tempe / Rhizopus stolonifera.
 Jamur roti / Rhizopus nigricans.
 Jamur tape / Mucor javanicus.

Mucor mucedo (Foto : LenaWild)

3. Ascomycota

Ascomycota merupakan salah satu filum dari kingdom fungi. Kata ascomycota sendiri
berasal dari kata ascus yang memiliki arti kantung atau pundi-pundi. Askus ini
merupakan sejenis sporangium yang menghasilkan askospora. Ascomycota bisa
melaksanakan reproduksi secara seksual dan juga aseksual. Ascomycota biasanya
hidup sebagai pengurai bahan organik pada tumbuhan atau juga sisa organisme di
dalam tanah dan di laut. Hampir dari separuh dari spesies ascomycota yang berada
hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen (lumut kerak).
 Ciri-ciri umum Ascomycota antara lain:

 Tubuhnya ada yang Uniseluler dan Multiseluler


 Memiliki hifa yang bersekat-sekat dan berinti banyak
 Hidup sebagai parasit atau saprofit
 Reproduksi secara seksual dan aseksual
 Dinding sel dari zat kitin

 Reproduksi Ascomycota

 Reproduksi Aseksual
Reproduksi Aseksual pada  dilakukan dengan pembentukan konidia (spora
konidia). Konidia merupakan spora aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor.
Konidiofor sendiri adalah hifa yang termodifikasi membentuk tangkai
sporangium. Selain itu bisa juga secara fragmentasi dan pertunasan.

 Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual tejadi dengan cara perkawinan antara hifa haploid (n)
yang berbeda jenis yaitu, hifa positif dan hifa negatif. Pada saat penyatuan, akan
terbentuk hifa dikariotik (berinti dua). Pada ujung hifa dikariotik ini akan terjadi
fusi (penyatuan) inti sehingga sel-selnya menjadi diploid (2n).

 Contoh dari Ascomycota yaitu:


Contoh Ascomycota yang menguntungkan :
 Saccharomyces cereviceae Untuk pembuatan roti dan pembuatan alcohol.
 Saccharomyces ellipsoideus Untuk pembuatan wine dan buah anggur.
 Penicillium cammemberti Meningkatkan kualitas keju.
Contoh Ascomycota yang merugikan :
 Venturia inaequalis Penyebab penyakit buah apel.
 Claviceps purpurea Claviceps purpurea.

4. Basidiomycota
 Ciri-ciri umum Basidiomycota antara lain:
 Basidiomycota adalah jamur yang memiliki hifa bersekat dan mengandung inti
haploid.
 Basidiomycota adalah jamur yang menghasilkan Basidiospora.

 Reproduksi Basidiomycota :
Reproduksi Basidiomycota Secara seksual :
 Spora yang berinti haploid+ dan haploid–  akan tumbuh menjadi hifa+ dan
hifa– .
 Hifa+ dan hifa– akan melebur, lalu menjadi hifa dikariotik (memiliki dua
inti).
 Hifa dikariotik akan tumbuh menjadi miselium, lalu pada akhirnya
membentuk tubuh buah (basidiokarp).
 Ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (basidium) dan dua inti haploid
menjadi satu inti haploid.
 Inti diploid akan membelah secara meiosis menjadi empat inti haploid.
Basidium membentuk empat tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi
dengan satu inti haploid yang berkembang menjadi spora dan disebut
dengan basidiospora.
 Basidiospora yang sudah matang akan lepas dari basidium. Ketika
basidiospora jatuh d i tempat yang cocok, maka akan menjadi hifa.
Reproduksi Basidiomycota Secara Aseksual :
Reproduksi basidiomycota secara aseksual yaitu dengan membentuk
konidiospora. Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan membentuk sekat
melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi sampai terbentuk banyak
konidia. Selanjutnya hifa haploid yang dewasa menghasilkan konidiofor.

 Contoh dari Basidiomycota yaitu:


 Pleurotus sp. atau jamur tiram. Biasanya jamur tiram dimanfaatkan
sebagai vitamin karena dapat dijadikan sebagai pencegah banyak penyakit.
 Amanita phalloides, merupakan jamur basidiomycota yang tampilannya
menarik, tetapi mereka sangat beracun. Jamur ini hidup sebagai saprofit
pada kotoran hewan ternak, biasanya berbentuk seperti payung.

5. Deuteromycota

Basidimycotina memiliki bentuk uniseluler dan multiseluler dan bisa bereproduksi


secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka berada di terrestrial dan akuatik dan
dapat dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Ciri-ciri umum Deuteromycota antara lain:


 Deuteromycota memiliki hifa yang bersekat dengan tubuh yang berukuran
mikroskopis.
 Deuteromycota adalah jamur yang tidak memiliki cara reproduksi generatif .

Cara reproduksi Deuteromycota yaitu:


 Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia serta menghasilkan
hifa khusus yang disebut konidiofor.
 Walaupun tidak mempunyai reproduksi seksual, namun rekombinasi
genetiknya masih bisa terjadi, sehingga disebut denagn paraseksualitas.
Siklus paraseksual ini adalah proses mengirim materi genetik tanpa lewat
pembelahan meiosis serta perkembangan dari struktur seksual.

Contoh dari jamur Deuteromycota adalah:


 Epidermophyton Floocosum (penyebab kutu air).
 Melazasia fur-fur (penyebab panu).
 Altenaria sp. (Parasit pada tanaman kentang).
 Fusarium (Menjadikan tanaman tomat sebagai inangnya).
 Trychophyton tonsurans (penyebab ketombe).

Anda mungkin juga menyukai