Buk Neneng VI
Buk Neneng VI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam
fungsi mental dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan
keterampilan sosial. Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan
berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak dengan retardasi mental
membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan menjaga kebutuhan
personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah belajar
disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada
beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) adalah suatu keadaan
yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata – rata disertai
dengan kekurangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif),
yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun atau keadaan dengan intelegensia yang
kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi
gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga
oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
D. Patofisiologi
merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara
dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan,
ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri ,
kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal
dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa
kanak-kanak.
E. Manifestasi Klinis
- Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
- Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
- Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
- Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau
lebih kecil dari ukuran normal )
- Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
- Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
- Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
- Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.
H. Pencegahan
1. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada
masyarakat, perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan
kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan
yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat,
dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak
menolong).
3.Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus
sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah,
hiperaktif atau dektrukstif.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan
tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan Retardasi mental .Orang tua sering menghendaki anak
diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang
belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang
dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum ialah:
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian
sendiri, kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan
sosial.
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang
tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai
dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.
I. Diagnostik
- Uji inteligensi standar ( Stanford Binet; Weschler; Bayley Scales of Infant
Development, dll)
- Uji perkembangan seperti Denver II
- Pengukuran Fs. Adaptif (Vineland Adaptif Behavior Scales; School editin of the
adaptive Behavior Scales, dll)
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan
kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan
diri, interaksi sosial, penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri,
pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, pembentukan
ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.
- Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya
ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan
yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih
besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot
abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ), ciri-ciri dismorfik, dan terlambatnya
perkembangan motoris halus dan kasar.
2 Ds :
1. Keluarga pasien mengatakan Terjadinya penurunan Kerusakan mobilitas
anaknya tidak mampu kekuatan/tahanan pada anak. fisik.
berinteraksi dengan baik.
Do :
1. tonus otot abnormal.
2. Anggota
keluarga
menunjukan
penerimaan
terhadap
anak.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan
yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata
disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku
adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami
kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk
mengalami keterbelakangan mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran
keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat
terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu perawatan
keluarga pasien yang mengalami gangguan retaldasi mental. Dan sebagai
pedoman bagi seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami gangguan retaldasi mental.
DAFTAR PUSTAKA