Anda di halaman 1dari 16

PERTAHANAN LAUT ANTI KAPAL SELAM DI PULAU WE

Agus Damar Jaya, S.Sos. ¹)

¹) Mahasiswa,Prodi Strategi Pertahanan Laut, Fakultas Strategi Pertahanan,


Universitas Pertahanan Indonesia, Bogor, Indonesia

e-mail : ¹) agus.damar26@gmail.com

Abstrak
Pulau WE merupakan wilayah Indonesia pada posisi paling ujung di
sebelah barat yang merupakan basis pertahanan terluar yang paling awal
dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan dari luar khususnya
ancaman dari laut. Ancaman laut yang bisa memberikan tekanan
psikologis pada corong-corong pendekat strategis dan kehadirannya sulit
dideteksi dan mampu beroperasi dalam waktu lama ialah ancaman kapal
selam. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran dan menganalisa
mengenai pertahanan laut anti kapal selam di pulau We jika dikaitkan
dengan kemungkinan ancaman kapal selam yang timbul di daerah
tersebut sehingga bisa dijadikan sebagai bahan masukan oleh pimpinan
dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang. Penelitian
dilakukan dengan metode kepustakaan dan materi pelajaran peperangan
anti kapal selam. Kesimpulan penelitian ini adalah pola pertahanan anti
kapal selam yang ideal di pulau We dengan memanfaatkan segala
fasilitas dan potensi untuk menghadapi segala kemungkinan timbulnya
ancaman kapal selam lawan serta penggunaan fungsi tempurnya oleh
lawan secara efektif di perairan pulau We.

Kata kunci: pertahanan laut, kapal selam, Pulau We


Pendahuluan
Pandangan Geopolitik bangsa Indonesia dalam mengartikan
tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah
dan segenap kekuatan bangsa yang mencakup ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan negara adalah Wawasan
Nusantara. Berdasarkan Politik dan Strategi Nasional serta dengan
menyadari kemungkinan timbulnya ancaman dari dalam dan luar negeri,
maka pola Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas) adalah
defensif aktif di bidang pertahanan dan preventif aktif di bidang keamanan.
Kedua hal tersebut diatas ditujukan untuk mengamankan pembangunan
nasional, menyusun dan mengembangkan kemampuan Hankamnas yang
mampu menanggulangi segala bentuk ancaman dan manifestasinya dari
manapun datangnya. Pulau We, yang merupakan wilayah Indonesia pada
posisi paling ujung di sebelah Barat adalah sebagai basis pertahanan
terluar yang paling awal dalam menghadapi kemungkinan ancaman
serangan dari luar, khususnya ancaman yang datangnya dari laut. Selain
itu Pulau We juga memiliki nilai strategis dalam hal letak geografis,
sumber daya laut hayati dan non hayati serta potensi lain yang penting
baik sebagai sumber mata dagangan strategik dalam percaturan dunia
Internasional.
Ancaman laut yang dapat memberikan tekanan psikologis pada
corong-corong pendekat strategis dimana kehadirannya sulit dideteksi dan
mampu beroperasi dalam waktu yang cukup lama adalah ancaman kapal
selam. Kelebihan-kelebihan dan keterbatasan yang ada pada kapal selam
dapat menjadikan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan tindakan dan pola pertahanan anti kapal selam di suatu
daerah yang secara alam memungkinkan untuk beroperasinya kapal
selam, seperti di Pulau We. Pertahanan AKS (Anti Kapal Selam) di suatu
wilayah tertentu yang secara geografis dan hidrografis sangat
memungkinkan untuk beroperasinya kapal selam, bertujuan untuk
mencegah musuh dalam menggunakan fungsi tempur kapal selamnya
secara efektif di wilayah atau daerah tersebut. Sedangkan untuk pola
pertahanannya di sesuaikan dengan pola operasi kapal selam di perairan
sekitar garis pantai dan perairan pedalaman (Inshore Waters). Maksud
dari penulisan ini adalah untuk memberi gambaran mengenai Pertahanan
Anti kapal Selam di Pulau We, dikaitkan dengan kemungkinana ancaman
kapal selam yang timbul di daerah tersebut dengan tujuan agar dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan di masa
mendatang. Metoda yang digunakan adalah metode pendekatan
kepustakaan dan materi pelajaran Peperangan Anti Kapal Selam.

Pembahasan
Letak Geografis Pulau We.
Pulau We merupakan pulau yang paling ujung di sebelah Barat-
Laut Indonesia, memiliki kondisi geografis yang langsung berhadapan
dengan Samudera Hindia dan sebagai corong pintu keluar- masuknya
jalur pelayaran dari dan ke Selat Malaka. Perairan sekitar Pulau We
merupakan alur pelayaran niaga yang cukup strategis (Alur Pelayaran
Malaka) dengan melalui Selat Benggala dari Samudera Hindia menuju
Selat Malaka. Perairan di sekitar Pulau We tersebut memiliki kedalaman
laut yang cukup dalam dan sangat cocok untuk pengoperasian kapal
selam.

Perkiraan Ancaman
Ancaman kapal selam asing yang mungkin dihadapi di perairan
Pulau We dan sekitarnya diperkirakan akan berasal dari negara- negara
yang berada di wilayah Asia Barat Laut dan Asia Tenggara atau mungkin
pula berasal dari negara adikuasa yang memiliki kepentingan di
Samudera Hindia atau yang memiliki pangkalan militer di kawasan
tersebut. Negara-negara tersebut antara lain :
a. Angkatan Laut India.
Pangkalan kapal selam Angkatan Laut India yang terdekat
dengan Pulau We adalah Pangkalan Angkatan Laut di Kepulauan
Andaman dan Nicobar yang berjarak ± 200 NM dari Pulau We.
Kapal selam yang dimiliki oleh Angkatan Laut India antara lain :
 Kapal selam kelas 209/ 1500 (SS) sebanyak 6 buah
 Kapal selam kelas Kilo / Amur (SS) sebanyak 6 buah
 Kapal selam kelas Foxtrot (SS) sebanyak 4 buah
 Angkatan Laut India pernah menyewa sebuah Kapal selam
nuklir kelas Charlie II (SSGN), namun telah dikembalikan ke
negara asal (Rusia), karena kesulitan dalam hal biaya
pengoperasian selama 1-2 tahun. Namun Angkatan Laut India
merupakan satu-satunya negara yang memiliki pengalaman
dalam mengawaki kapal selam nuklir di kawasan Asia Selatan.

b. Angkatan Laut Pakistan.


Kapal selam yang dimiliki Angkatan Laut Pakistan antara lain :
 Kapal selam kelas Agosta (SS) sebanyak 4 buah.
 Kapal selam kelas Daphne (SS) sebanyak 4 buah.

c. Angkatan Laut Amerika Serikat


Angkatan Laut Amerika Serikat mempunyai pangkalan
Militer Diego Garcia di Samudera Hindia, yang diperkuat dengan
beberapa kapal selam bertenaga nuklir, seperti :
 Kapal selam kelas Los Angeles (SSN).

 Kapal selam kelas Sturgeon (SSN).


 Dan beberapa jenis kapal selam lainnya

d. Angkatan Laut Thailand dan Angkatan Laut Malaysia


merencanakan akan membeli kapal selam konvensional untuk
memperkuat Angkatan Laut nya, kapal selam pilihan mereka
antara lain, seperti :
 Malaysia : Kelas 209/1300 dari Turki.
 Thailand : Kelas Agosta dan Scorpene dari Perancis,
206 dari Jerman.
e. Angkatan Laut Singapura
Angkatan Laut Singapura telah memiliki 4 kapal selam bekas
Swedia, kelas Sjoormen. Yang menjadi pertanyaan, apakah
mungkin untuk dioperasikan ke Samudera Hindia.

Perkiraan Penugasan Kapal Selam lawan di Perairan P ulau We.


Dari beberapa negara yang mengoperasikan kapal selam di
Samudera Hindia diatas , merupakan negara yang suatu saat
kemungkinan akan menjadi bakal lawan. Berbagai penugasan dari
beberapa jenis kapal selam di atas yang memungkinkan untuk dilakukan
di perairan Pulau We dan sekitarnya adalah, antara lain :
a. Anti Shipping dengan tujuan pemutusan garis perhubungan laut.
b. Penyebaran Ranjau.
c. Penyerangan terhadap kapal-kapal yang berlabuh/ sandar.
d. Serangan rudal terhadap sasaran darat.
e. Operasi Klandestin (Penyusupan Infiltran, Spionase, Passus,
Subversif dll).
f. Operasi pengintaian (Puldata untuk Ops amfibi, pergerakan kapal-
kapal perang , data-data pangkalan/ instalasi darat).
g. Sebagai Beacon Navigasi atau pul data meteo-oseanologi.
h. Tugas penyelamatan / Rescue (VIP dll).

Dari kemungkinan penugasan-penugasan kapal selam tersebut


diatas, maka perlu diantisipasi kemungkinan ancaman yang akan dihadapi
oleh TNI Angkatan Laut di Pulau We sebagai Pangkalan TNI Angkatan
Laut kelas B dan sebagai tempat yang memiliki nilai strategis secara
geografis dan ekonomis.
Nilai Strategis Pulau We
Obyek-obyek penting / vital yang membuat Pulau We memiliki nilai
strategis antara lain :
a. Pelabuhan Umum Sabang dan penyebrangan ferry di Balohan,
sebagai fasilitas pendukung perekonomian wilayah Sumatera Utara
dan Aceh Utara.

b. Dermaga TNI Angkatan Laut dan Fasharkan yang dapat digunakan


sebagai pangkalan aju dan fasilitas pendukung bagi negara
Agressor.

c. Bunker BBM Pertamina, sebagai depot logistik cair pendukung


operasional kapal perang dan kapal niaga.

d. Pangkalan Udara / Lapangan terbang yang dapat difungsikan


sebagai batu loncatan suatu penyerbuan udara.

e. Satuan Radar sebagai sensor pendeteksi dini di Kilometer Nol.

f. Obyek wisata taman laut di Iboih dan Pulau Rubiah.

g. Tambak Nelayan setempat yang merupakan salah satu aset


maritim penting di Pulau We tersebut.

Fasilitas Pertahanan Pangkalan yang ada.


Pangkalan TNI Angkatan Laut di Pulau We merupakan tulang
punggung pertahanan terhadap setiap kemungkinan ancaman yang akan
datang dari laut menyerang ke pulau tersebut, khususnya terhadap
kemungkinan ancaman kapal selam lawan. Fasilitas pangkalan dan
segala sumber daya yang ada dapat dikerahkan seoptimal mungkin untuk
menghadapi ancaman tersebut. Adapun fasilitas-fasilitas pangkalan
tersebut antara lain :
a. Dermaga Lanal Sabang yang menjadi tempat sandar / bekal
ulang kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut (KRI), khususnya
yang memiliki fungsi utama AKS (Kelas Parchim) dan yang memiliki
kemampuan AKS (Kelas Fatahilah / Kelas Van Speijk). Dermaga
tersebut dapat menampung 8-10 KRI (termasuk kapal selam)
tergantung pada ukurannya.
b. Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Sabang, yang
merupakan pangkalan dari unsur-unsur pesawat udara TNI
Angkatan Laut di Sabang, baik itu pesud sayap putar maupun
sayap tetap, dimana dapat dimanfaatkan untuk fungsi AKS melalui
pengamatan udara maritim (Maritime surveillance). Pangkalan
Udara tersebut mampu menampung / menerima berpuluh-puluh
pesawat TNI Angkatan Laut dari berbagai jenis.
c. Fasharkan Sabang yang merupakan fasilitas utama dalam
hal pemeliharaan dan perbaikan terhadap KRI dan pesud yang
membutuhkan perbaikan.
d. Satuan Radar TNI Angkatan Udara di Kilometer Nol sekitar
Sabang yang merupakan fasilitas peringatan dini terhadap
kemungkinan ancaman pesawat-pesawat udara lawan, baik itu
pesawat tempur, pembom, pengintai, heli maupun pesawat patroli
maritim yang biasa juga digunakan dalam kerjasama taktis dengan
unsur kapal selam lawan. Sampai dengan jarak tertentu radar ini
mampu mendeteksi sasaran permukaan.
e. Pos-pos pengamat visuil. Pos-pos pengamat visuil yang
ditempatkan pada dataran-dataran tinggi di sekitar Pulau We dan
Pulau Rondo merupakan pos pengamat peninggalan Jepang yang
cukup berguna dalam fungsi pengamatan terhadap kapal
permukaan atau kapal selam yang berada di atas permukaan atau
pada kedalaman periskop atau snorkel yang beroperasi di sekitar
perairan Pulau We dan Pulau Rondo.
f. Masyarakat Maritim di Pulau We sebagai salah satu potensi
maritim yang dapat dimanfaatkan sebagai kepanjangan mata dan
telinga bagi TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan fungsi
pertahanan AKS di sekitar perairan Pulau We.

Pola Pertahanan AKS


terhadap operasi-operasi yang mungkin dilakukan oleh kapal selam
lawan di perairan Pulau We adalah berupa upaya / kegiatan pencegahan
terhadap penggunaan fungsi kapal selam lawan secara efektif di wilayah
tersebut, adapun kegiatan / upaya tersebut, antara lain :
a. Melaksanakan pengukuran terhadap kondisi Bathy Perairan sekitar
Pulau We secara periodik / berkala dan adakan survey tiap musim-musim
tertentu (Bathy Readings) serta mempelajari kondisi hydro-oseanografi
lingkungan sekitar Perairan Pulau We.
b. Menambah unsur-unsur permukaan atau bawah permukaan yang
mempunyai fungsi AKS atau yang berkemampuan AKS serta
melaksanakan kegiatan patroli KAA AKS secara periodik/ rutin dengan
pola-pola patroli yang disesuaikan fungsi tempur azasinya :
 Large Area search and Patrol.
Patroli pada area yang cukup luas dimana kapal selam
kemungkinan beroperasi melaksanakan tugas anti shipping.
Dilakukan oleh beberapa kapal AKS disesuaikan dengan
kemampuan sonar coverage dan sweep width. Dilaksanakan
secara terkoordinasi dengan heli atau pesud patmar.
 Close Area search and Patrol.
Patroli pada area yang tidak luas dimana kapal selam
kemungkinan beroperasi melaksanakan tugas anti shipping,
penyebaran ranjau, operasi klandestin, pengintaian dan
penyerangan terhadap kapal-kapal yang berlabuh di sekitar
dermaga. Dilakukan oleh 1 atau 2 kapal AKS disesuaikan dengan
kemampuan sonar coverage dan sweep width. Pola pencarian
(Search Plan) Operation Oak Tree dan Pineapple. Dapat pula
dibantu oleh pesud patmar dan heli.

 Lost contact search.


Pencarian terhadap kapal selam yang telah dideteksi
sebelumnya, dimana pencariannya sesuai prosedur-prosedur
hilang kontak. Dapat dilaksanakan secara terpadu dengan heli
AKS.

Pola pengoperasian Pertahanan Pangkalan oleh Kapal Selam Anti


Kapal Selam adalah dengan membuat Barier Kapal Selam atau Daerah
Penyekatan Kapal Selam yang bertugas menghancurkan setiap kontak
kapal selam lain yang masuk dalam area penyekatannya. Untuk luas Area
Penyekatan kapal selam ini berganyung dari pada jumlah kapal selam dan
kemampuan jarak deteksi sonar. Daerah Penyekatan pertahanan AKS di
Pulau We tersebut akan digelar di sebelah Barat Laut Pulau Rondo yang
merupakan perkiraan Axis (Poros) ancaman kapal selam lawan.

c. Melaksanakan kegiatan patroli pesud AKS (MPA dan Heli) secara


periodik/ rutin dengan penambahan unsur udara dan melaksanakan pola-
pola patroli yang disesuaikan fungsi tempur AKS, seperti :
 MPA Large Area search and Patrol (Patroli AKS pada area yang
cukup luas oleh pesud fixed wing)
 MPA Close Area search (Patroli AKS pada area yang tidak luas
oleh pesud patmar dan heli AKS).
 Pencarian ini dapat dilaksanakan dengan berbagai sensor, antara
lain:
i. Visual dan ETI (Exhaust Trail Indicator ) search.
ii. Radar search.
iii. MAD (Magnetic Anomaly Detector) search.
iv. Sonobuoy search.
v. EER (Explosive Echo Range) / Julie search.
vi. Jezebel search.
vii. ESM search.
viii. Dipping sonar search.

d. Melaksanakan Pemasangan Hydrophone / Transducer fixed bawah


laut / fixed underwater detecting devices (sebagai alat deteksi bawah air
yang dimonitor dari darat ) seperti SOSUS (Sound Surveillance System).
Hal ini dapat menambah kemampuan deteksi terhadap kehadiran kapal
selam lawan di perairan kita sendiri , dimana dipasang pada corong-
corong pendekat dan ujung pulau / tanjung untuk memonitor masuknya
kapal selam (seperti di Ujung Bau, Pulau Rondo, Ujung Masam, Pulau
Rubiah, Ujung Guhurangsang, Ujung Penue Pulau Breueh, Ujung
Meuderuroe, Ujung Seuke di Teluk Balohan dan Ujung Baka dll).
Sehingga kapal-kapal selam yang berniat melakukan tugas Klandestin,
Anti Shipping dan penyebaran ranjau dapat terdeteksi lebih awal dan
unsur-unsur anti kapal selam dapat segera dikerahkan untuk mencegat
kehadiran kapal selam tersebut.

e. Melaksanakan pemasangan Jaring AKS (ASW Net Defenses) di


pintu-pintu teluk yang menuju obyek vital atau pangkalan seperti pintu
masuk menuju Teluk Sabang untuk mencegah operasi klandestin /
penyusupan dan penyerangan terhadap kapal-kapal yang berlabuh oleh
kapal selam, baik secara langsung oleh kapal selam itu sendiri maupun
oleh pasukan khusus lawan yang diluncurkan dari kapal selam.

f. Menambah penempatan pos-pos tinjau di dataran-dataran tinggi


yang mempunyai sudut pengamatan yang baik terhadap perairan sekitar
Pulau We. Selain itu melengkapi pos-pos pengamat tersebut dengan
senjata meriam yang mempunyai jarak sedang / jauh untuk pertahanan
pantai untuk mengantisipasi kemungkinan operasi penyusupan, sabotase,
pengintaian dan puldata intelijen, meteohidrografi dan penyelamatan
khusus oleh kapal selam.

g. Menempatkan stasion-stasion ESM dan DF (Direction Finder) di


darat / pantai (Shore Electronic Intercept Station) untuk mendeteksi dan
identifikasi kehadiran ancaman kapal selam lawan yang suatu saat
mengirim berita laporan ke pangkalan induknya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengantisipasi kemungkinan penugasan kapal selam lawan pada
saat akan melaksanakan operasi anti shipping, pengintaian, serangan
rudal pada sasaran darat dan lain-lain.

h. Pemasangan / Penyebaran ranjau-ranjau anti kapal selam (dapat


berupa ranjau jangkar, ranjau dasar atau captor / encapsulated torpedo) di
perairan yang cukup dalam dan ranjau anti pendaratan pada tempat-
tempat yang memungkinkan kapal selam melakukan penyusupan /
sabotase dan lain-lain (contoh: di mulut Teluk Balohan dan Teluk Sabang,
sekitar Pulau Rondo).

i. Penyuluhan terhadap Masyarakat Maritim yang ada di P. We , dan


sekitarnya terhadap kesadaran bela negara dan pengenalan serta
pembekalan umum terhadap tindakan-tindakan dan sistem pelaporan
yang harus dilakukan bila menjumpai kapal selam asing di sekitar
Perairan P. We, sehingga kemungkinan operasi-operasi klandestin oleh
kapal selam lawan dapat digagalkan.

Demikianlah upaya-upaya serta pola dari Pertahanan AKS di P. We


dan perairan sekitarnya yang pada umumnya adalah mencegah musuh
dalam menggunakan fungsi azasi kapal selamnya secara efektif.

Analisa
Pulau We merupakan pulau yang mempunyai nilai cukup strategis,
yang menarik perhatian para agresor untuk menjadikan pulau tersebut
sebagai pangkalan kekuatan laut atau udaranya. Hal ini memungkinkan
karena letaknya yang strategis karena tepat di pintu masuk atau keluar
Selat Malaka dari dan ke Samudera Hindia. Selain itu fasilitas-fasilitas
yang ada di Pulau We juga merupakan pertimbangan yang memperkuat
nilai strategis pulau tersebut. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan
apabila peperangan di kawasan Litoral meluas, akan terdapat negara
tertentu yang berkepentingan untuk menguasai pulau tersebut.
Perairan sekitar Pulau We, Pulau Breueh dan Pulau Rondo
merupakan perairan yang cukup dalam yang merupakan perairan yang
sangat cocok sekali untuk beroperasinya kapal selam, dimana kapal
selam merupakan sarana yang tepat dalam upaya atau kegiatan
melumpuhkan kekuatan pertahanan di suatu wilayah tertentu sepeti Pulau
We.
Beberapa fasilitas dan potensi Maritim yang telah ada di Pulau We
merupakan faktor-faktor yang menguntungkan bagi terciptanya
pertahanan yang handal dalam menghadapi kemungkinan ancaman kapal
selam, namun selain itu terdapat puala beberapa hal yang kurang
menguntungkan seperti letak Pulau We yang terbuka dari segala arah laut
dalam sehingga kapal selam dapat mendekat dari segala arah pula.
Selain itu obyek wisata di pulau tersebut yang mengundang hadirnya
banyak wisatawan mancanegara dapat menjadi alasan pihak yang berniat
menguasai pulau tersebut dalam pengumpulan data intelijen untuk
kepentingan lawan.
Dengan memperkecil faktor-faktor yang kurang menguntungkan
dan memperbesar faktor-faktor yang menguntungkan maka dapat
dibentuklah suatu sistem pertahanan AKS yang kuat di pulau tersebut .
Dengan menambah kualitas dan kuantitas pola pertahanan AKS, maka
akan tercipta suatu pertahanan AKS yang diharapkan mampu
menghadapi ancaman dari arah-arah yang memungkinkan datangnya
kapal selam lawan, dengan tetap memperhitungkan kemampuan kapal
selam calon lawan yang potensial, seperti perkembangan kekuatan
Armada Kapal selam India misalnya.

Kesimpulan
a. Pola Pertahanan AKS yang ideal di Pulau We adalah dengan
pemanfaatan segala fasilitas dan potensi yang untuk menghadapi segala
kemungkinan hadirnya ancaman kapal selam lawan, serta penggunaan
fungsi tempurnya oleh lawan secara efektif, di perairan Pulau We dan
sekitarnya. Dengan memperkirakan pola pengoperasian kapal selam
lawan, maka dapat di perhitungkan tindakan-tindakan perlawanannya atau
pencegahannya. Adapun Pola Pertahanan Anti kapal Selam yang ideal
adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui Medan operasi, dalam hal ini melaksanakan
pengukuran Bathythermal , kadar Salinitas dan pengaruh kedalaman
/ tekanan serta kondisi hidrografi bawah laut (background dan
ambient noise lingkungan, begitu pula relief dan kontur /jenis dasar
laut ) secara periodik / berkala sehingga dapat diperkirakan
kemampuan sonar didaerah tersebut setiap saat operasi. Hal ini
akan berkaitan erat dengan taktik penggunaan sensor –sensor untuk
mendeteksi kapal selam.
2) Melakukan patroli AKS rutin baik oleh unsur permukaan,
unsur kapal selam sendiri maupun unsur udara di sekitar perairan
yang memungkinkan atau yang telah diketahui sebelumnya sudah
dimasuki oleh kapal selam lawan. Patroli rutin dilaksanakan didalam
maupun diluar sektor penangkapan tranducer / hidrophone yang
dipasang secara fixed dibawah laut. Patroli dan pencarian terhadap
kontak yang telah dideteksi sebelumnya oleh fixed hidrophone
(didalam sektor), dilakukan dengan jalan atau metode jarak dekat
(closed area search dan lost contact search terhadap datum.
3) Pemasangan Hydrophone / tranducer (Fixed underwater
detecting devices) sepert SOSUS (dapat bekerja sama antara
LABINBAIR dengan BPPT), pada Selat, corong pendekat, daerah
rawan beroperasinya kapal selam lawan.
4) Pemasangan Jaring AKS / mencegah pasukan katak lawan
yang diluncurkan oleh kapal selam.
5) Pemasangan alat penyadap Gelombang Elektro Magnetik
dan Radio (ESM dan RDF / Huff Duff) pada stasion pantai / darat.
6) Penempatan pos-pos tinjau di dataran tinggi, yang sudah
dilengkapi dengan alkom dan senjata meriam pantai ke wilayah laut.
7) Memberikan penyuluhan tentang kesadaran bela negara dan
pengenalan tentang operasional kapal selam terhadap masyarakat
maritim di Pulau We, untuk mencegah/ mengantisipasi operasi
klandestin oleh kapal selam.
8) Memasang ranjau AKS di perairan yang dalam untuk
sasaran kapal selam lawan yang menyelam dan ranjau anti
penyusupan di sekitar / mulut teluk obyek-obyek vital.
9) Komando dan Pengendalian Pertahanan AKS berada
dibawah Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut di Sabang.
Unsur-unsur atas air, bawah air dan udara berada dibawah komando
Komandan Pangkalan tersebut , dan bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Lantamal I/ Belawan serta Panglima koarmada I.
Selain itu perlu Dan Lanal Sabang perlu tingkatkan koordinasi yang
baik dengan Komandan Satrad (Satuan Radar) Sabang sebagai
Komando Samping dan Pimpinan Masyarakat Maritim setempat
untuk mengoptimalkan kemampuan Pertahanan Pangkalannya.
10) Unsur-unsur patroli di medan operasi pada saat
mendapatkan kontak kapal selam yang tidak dikenal otomatis
sebagai Komandan Mandala Aksi Pertempuran (Scene of Action
Commander) dan harus segera melaporkan ke Komandan Lanal
Sabang setiap perkembangan situasi hingga bala bantuan tiba.
11) Pola Penyerangan terhadap kontak kapal selam yang
diklasifikasi Possub High 4, Probsub, dan Certsub dilaksanakan
dengan serangan yang tepat sesuai situasi kondisi ancaman.
(a)  Urgent Attack.
(b)  Deliberate Attack.
(c)  Stand-off Attack.
(d)  Vectac : Radar Vectac, Visual Vectac, Hovertac, Info Tac dan
Selftac oleh unsur-unsur udara
(e) Pola penyerangan, sesuai rencana merah (Plan Red).

b. Diperlukan beberapa modifikasi terhadap beberapa peralatan


sensor dan persenjataan yang ada pada kapal–kapal perang AKS TNI
Angkatan Laut, pesawat udara sayap tetap (Patmar / MPA) dan heli untuk
melaksanakan fungsi-fungsi AKS agar pola-pola pengoperasian unsur-
unsur permukaan, udara maupun Kapal selam tersebut diatas dapat
diterapkan sesuai prosedur yang ada. Saat ini kekuatan udara TNI-AL
belum memiliki kemampuan AKS yang baik (tanpa senjata AKS dan
sensor AKS, kecuali visuil).

c. Unsur-unsur Permukaan AKS yang ideal / cocok untuk beroperasi


dan berpangkalan di Lanal Sabang antara lain adalah KRI. Kelas Parchim
yang memang dirancang untuk melaksanakan fungsi AKS, begitu pula
FPB kelas Singa, namun perlu dilaksanakan modifikasi dan penambahan
terhadap sensor sonar (Hull Mounted Sonar, Variable Depth Sonar dan
Towed Array Sonar) maupun jenis persenjataan AKS yang dimilikinya,
seperti :
  RBU-6000 yang perlu ditambah jarak jangkaunya.
 Torpedonya diganti dengan torpedo modern seperti : Sting Ray, Mk
–46 mod C untuk Parchim Class dan, SUT mode 3, DM-2A4 untuk
FPB Singa Class.
 Modifikasi terhadap sensor sonar VDS dan melengkapi
unsur-unsur tersebut dengan TAS (Towed Array Sonar).
 Material TCM (Launched TCM) TAU Effector.

Sedangkan unsur udara AKS yang ideal adalah MPA jenis CN-235
yang dilengkapi dengan MAD, Sonobuoy , Water Search Radar, senjata
torpedo MK-46 atau Sting Ray, dan unsur heli seperti Bell 412 yang
dilengkapi pula dengan sensor radar, sonobuoy, Dipping sonar dan
senjata torpedo MK-46 atau Sting Ray.

Daftar Pustaka 

 Buku armada tempur kapal selam, commander jeff tall OBE RN,
September 2010

 https://putrarawit.wordpress.com/about/  

 https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_selam#Kapal_selam_modern  

 http://rixcoindonesia.blogspot.co.id/2008/12/sejarah-panjang-kapal-
selam.html 

 http://www.republika.co.id/kanal/leisure/senggang  

Anda mungkin juga menyukai