Pertahanan Laut Anti Kapal Selam Di Pulau We 2
Pertahanan Laut Anti Kapal Selam Di Pulau We 2
e-mail : ¹) agus.damar26@gmail.com
Abstrak
Pulau WE merupakan wilayah Indonesia pada posisi paling ujung di
sebelah barat yang merupakan basis pertahanan terluar yang paling awal
dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan dari luar khususnya
ancaman dari laut. Ancaman laut yang bisa memberikan tekanan
psikologis pada corong-corong pendekat strategis dan kehadirannya sulit
dideteksi dan mampu beroperasi dalam waktu lama ialah ancaman kapal
selam. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran dan menganalisa
mengenai pertahanan laut anti kapal selam di pulau We jika dikaitkan
dengan kemungkinan ancaman kapal selam yang timbul di daerah
tersebut sehingga bisa dijadikan sebagai bahan masukan oleh pimpinan
dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang. Penelitian
dilakukan dengan metode kepustakaan dan materi pelajaran peperangan
anti kapal selam. Kesimpulan penelitian ini adalah pola pertahanan anti
kapal selam yang ideal di pulau We dengan memanfaatkan segala
fasilitas dan potensi untuk menghadapi segala kemungkinan timbulnya
ancaman kapal selam lawan serta penggunaan fungsi tempurnya oleh
lawan secara efektif di perairan pulau We.
Pembahasan
Letak Geografis Pulau We.
Pulau We merupakan pulau yang paling ujung di sebelah Barat-
Laut Indonesia, memiliki kondisi geografis yang langsung berhadapan
dengan Samudera Hindia dan sebagai corong pintu keluar- masuknya
jalur pelayaran dari dan ke Selat Malaka. Perairan sekitar Pulau We
merupakan alur pelayaran niaga yang cukup strategis (Alur Pelayaran
Malaka) dengan melalui Selat Benggala dari Samudera Hindia menuju
Selat Malaka. Perairan di sekitar Pulau We tersebut memiliki kedalaman
laut yang cukup dalam dan sangat cocok untuk pengoperasian kapal
selam.
Perkiraan Ancaman
Ancaman kapal selam asing yang mungkin dihadapi di perairan
Pulau We dan sekitarnya diperkirakan akan berasal dari negara- negara
yang berada di wilayah Asia Barat Laut dan Asia Tenggara atau mungkin
pula berasal dari negara adikuasa yang memiliki kepentingan di
Samudera Hindia atau yang memiliki pangkalan militer di kawasan
tersebut. Negara-negara tersebut antara lain :
a. Angkatan Laut India.
Pangkalan kapal selam Angkatan Laut India yang terdekat
dengan Pulau We adalah Pangkalan Angkatan Laut di Kepulauan
Andaman dan Nicobar yang berjarak ± 200 NM dari Pulau We.
Kapal selam yang dimiliki oleh Angkatan Laut India antara lain :
Kapal selam kelas 209/ 1500 (SS) sebanyak 6 buah
Kapal selam kelas Kilo / Amur (SS) sebanyak 6 buah
Kapal selam kelas Foxtrot (SS) sebanyak 4 buah
Angkatan Laut India pernah menyewa sebuah Kapal selam
nuklir kelas Charlie II (SSGN), namun telah dikembalikan ke
negara asal (Rusia), karena kesulitan dalam hal biaya
pengoperasian selama 1-2 tahun. Namun Angkatan Laut India
merupakan satu-satunya negara yang memiliki pengalaman
dalam mengawaki kapal selam nuklir di kawasan Asia Selatan.
Analisa
Pulau We merupakan pulau yang mempunyai nilai cukup strategis,
yang menarik perhatian para agresor untuk menjadikan pulau tersebut
sebagai pangkalan kekuatan laut atau udaranya. Hal ini memungkinkan
karena letaknya yang strategis karena tepat di pintu masuk atau keluar
Selat Malaka dari dan ke Samudera Hindia. Selain itu fasilitas-fasilitas
yang ada di Pulau We juga merupakan pertimbangan yang memperkuat
nilai strategis pulau tersebut. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan
apabila peperangan di kawasan Litoral meluas, akan terdapat negara
tertentu yang berkepentingan untuk menguasai pulau tersebut.
Perairan sekitar Pulau We, Pulau Breueh dan Pulau Rondo
merupakan perairan yang cukup dalam yang merupakan perairan yang
sangat cocok sekali untuk beroperasinya kapal selam, dimana kapal
selam merupakan sarana yang tepat dalam upaya atau kegiatan
melumpuhkan kekuatan pertahanan di suatu wilayah tertentu sepeti Pulau
We.
Beberapa fasilitas dan potensi Maritim yang telah ada di Pulau We
merupakan faktor-faktor yang menguntungkan bagi terciptanya
pertahanan yang handal dalam menghadapi kemungkinan ancaman kapal
selam, namun selain itu terdapat puala beberapa hal yang kurang
menguntungkan seperti letak Pulau We yang terbuka dari segala arah laut
dalam sehingga kapal selam dapat mendekat dari segala arah pula.
Selain itu obyek wisata di pulau tersebut yang mengundang hadirnya
banyak wisatawan mancanegara dapat menjadi alasan pihak yang berniat
menguasai pulau tersebut dalam pengumpulan data intelijen untuk
kepentingan lawan.
Dengan memperkecil faktor-faktor yang kurang menguntungkan
dan memperbesar faktor-faktor yang menguntungkan maka dapat
dibentuklah suatu sistem pertahanan AKS yang kuat di pulau tersebut .
Dengan menambah kualitas dan kuantitas pola pertahanan AKS, maka
akan tercipta suatu pertahanan AKS yang diharapkan mampu
menghadapi ancaman dari arah-arah yang memungkinkan datangnya
kapal selam lawan, dengan tetap memperhitungkan kemampuan kapal
selam calon lawan yang potensial, seperti perkembangan kekuatan
Armada Kapal selam India misalnya.
Kesimpulan
a. Pola Pertahanan AKS yang ideal di Pulau We adalah dengan
pemanfaatan segala fasilitas dan potensi yang untuk menghadapi segala
kemungkinan hadirnya ancaman kapal selam lawan, serta penggunaan
fungsi tempurnya oleh lawan secara efektif, di perairan Pulau We dan
sekitarnya. Dengan memperkirakan pola pengoperasian kapal selam
lawan, maka dapat di perhitungkan tindakan-tindakan perlawanannya atau
pencegahannya. Adapun Pola Pertahanan Anti kapal Selam yang ideal
adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui Medan operasi, dalam hal ini melaksanakan
pengukuran Bathythermal , kadar Salinitas dan pengaruh kedalaman
/ tekanan serta kondisi hidrografi bawah laut (background dan
ambient noise lingkungan, begitu pula relief dan kontur /jenis dasar
laut ) secara periodik / berkala sehingga dapat diperkirakan
kemampuan sonar didaerah tersebut setiap saat operasi. Hal ini
akan berkaitan erat dengan taktik penggunaan sensor –sensor untuk
mendeteksi kapal selam.
2) Melakukan patroli AKS rutin baik oleh unsur permukaan,
unsur kapal selam sendiri maupun unsur udara di sekitar perairan
yang memungkinkan atau yang telah diketahui sebelumnya sudah
dimasuki oleh kapal selam lawan. Patroli rutin dilaksanakan didalam
maupun diluar sektor penangkapan tranducer / hidrophone yang
dipasang secara fixed dibawah laut. Patroli dan pencarian terhadap
kontak yang telah dideteksi sebelumnya oleh fixed hidrophone
(didalam sektor), dilakukan dengan jalan atau metode jarak dekat
(closed area search dan lost contact search terhadap datum.
3) Pemasangan Hydrophone / tranducer (Fixed underwater
detecting devices) sepert SOSUS (dapat bekerja sama antara
LABINBAIR dengan BPPT), pada Selat, corong pendekat, daerah
rawan beroperasinya kapal selam lawan.
4) Pemasangan Jaring AKS / mencegah pasukan katak lawan
yang diluncurkan oleh kapal selam.
5) Pemasangan alat penyadap Gelombang Elektro Magnetik
dan Radio (ESM dan RDF / Huff Duff) pada stasion pantai / darat.
6) Penempatan pos-pos tinjau di dataran tinggi, yang sudah
dilengkapi dengan alkom dan senjata meriam pantai ke wilayah laut.
7) Memberikan penyuluhan tentang kesadaran bela negara dan
pengenalan tentang operasional kapal selam terhadap masyarakat
maritim di Pulau We, untuk mencegah/ mengantisipasi operasi
klandestin oleh kapal selam.
8) Memasang ranjau AKS di perairan yang dalam untuk
sasaran kapal selam lawan yang menyelam dan ranjau anti
penyusupan di sekitar / mulut teluk obyek-obyek vital.
9) Komando dan Pengendalian Pertahanan AKS berada
dibawah Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut di Sabang.
Unsur-unsur atas air, bawah air dan udara berada dibawah komando
Komandan Pangkalan tersebut , dan bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Lantamal I/ Belawan serta Panglima koarmada I.
Selain itu perlu Dan Lanal Sabang perlu tingkatkan koordinasi yang
baik dengan Komandan Satrad (Satuan Radar) Sabang sebagai
Komando Samping dan Pimpinan Masyarakat Maritim setempat
untuk mengoptimalkan kemampuan Pertahanan Pangkalannya.
10) Unsur-unsur patroli di medan operasi pada saat
mendapatkan kontak kapal selam yang tidak dikenal otomatis
sebagai Komandan Mandala Aksi Pertempuran (Scene of Action
Commander) dan harus segera melaporkan ke Komandan Lanal
Sabang setiap perkembangan situasi hingga bala bantuan tiba.
11) Pola Penyerangan terhadap kontak kapal selam yang
diklasifikasi Possub High 4, Probsub, dan Certsub dilaksanakan
dengan serangan yang tepat sesuai situasi kondisi ancaman.
(a) Urgent Attack.
(b) Deliberate Attack.
(c) Stand-off Attack.
(d) Vectac : Radar Vectac, Visual Vectac, Hovertac, Info Tac dan
Selftac oleh unsur-unsur udara
(e) Pola penyerangan, sesuai rencana merah (Plan Red).
Sedangkan unsur udara AKS yang ideal adalah MPA jenis CN-235
yang dilengkapi dengan MAD, Sonobuoy , Water Search Radar, senjata
torpedo MK-46 atau Sting Ray, dan unsur heli seperti Bell 412 yang
dilengkapi pula dengan sensor radar, sonobuoy, Dipping sonar dan
senjata torpedo MK-46 atau Sting Ray.
Daftar Pustaka
Buku armada tempur kapal selam, commander jeff tall OBE RN,
September 2010
https://putrarawit.wordpress.com/about/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_selam#Kapal_selam_modern
http://rixcoindonesia.blogspot.co.id/2008/12/sejarah-panjang-kapal-
selam.html
http://www.republika.co.id/kanal/leisure/senggang