Globalisasi
Ir. Dadang Supriyatna, M.M.
PE N D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
A. DEFINISI GLOBALISASI
Banyak definisi tentang globalisasi, salah satu yang bisa dikutip adalah
definisi dari seorang sosiolog Australia yang bernama Malcolm Waters. Pada
tahun 1995 Malcohn Waters menerbitkan sebuah buku yang berjudul
"Globalization". Menurut Malcolm, globalisasi adalah sebuah proses sosial
yang mengakibatkan batasan geografis dalam aspek sosial-budaya menjadi
kurang penting, yang terwujud di dalam kesadaran orang (Feith, 1999).
Namun definisi tersebut masih belum dapat disetujui oleh banyak pihak.
Kesulitan kita dalam mengambil dan menyimpulkan definisi globalisasi
adalah karena faktor kepentingan. Sebagian pakar menyatakan bahwa
globalisasi adalah satu tahapan baru dari ekonomi kapitalis yang ditandai
oleh keterbukaan pasar dan menghilangnya batas-batas negara. Pakar lain
mengatakan globalisasi merupakan suatu keadaan di mana di dalamnya peran
teknologi komunikasi dan perusahaan swasta lebih dominan. Mereka
menyebutnya "Ekonomi Kasino". Secara ekonomi globalisasi merupakan
proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah
sistem ekonomi global (Mansour Fakih, 2001). Pakar lain mendefinisikan
globalisasi sebagai kondisi di mana muncul keterlibatan satu ekonomi dunia
yang tidak hanya merupakan totalitas dari perekonomian nasional setiap
negara, melainkan sebuah realitas independen yang kokoh. Dalam hal ini,
aliran modal, komoditas, teknologi dan tenaga kerja berskala besar dan
berjangka panjang melintasi perbatasan negara (Pmes Petras, 1999).
Pandangan lainnya melihat globalisasi sebagai suatu deskripsi sekaligus
sebagai preskripsi. Sebagai sebuah deskripsi, globalisasi, mengacu pada
perluasan dan penguatan arus perdagangan, modal, teknologi dan informasi
internasional dalam sebuah pasar global yang menyatu. Dengan kata lain,
globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam suatu sistem ekonomi global (Mansour Fakih,
2001). Pandangan ini mengidentifikasikan sebuah kompleksitas perubahan
yang dihasilkan oleh perkembangan kapitalisme serta berbaurnya nilai-nilai
dan budaya yang berhubungan dengan perkembangan kapitalisme tersebut.
Dalam konteks ini acuannya sering kali berupa perubahan-perubahan yang
8.4 Manajemen
2. Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari kata global yang maknanya ialah universal.
Jadi maksud globalisasi di sini adalah universalisasi ideologi kapitalisme atau
menjadikan kapitalisme sebagai satu-satunya ideologi dan peradaban dunia.
Globalisasi adalah suatu ungkapan yang berarti penyatuan (integrasi) dan
penundukan perekonomian lokal ke dalam perekonomian dunia dengan cara
memaksakan penerapan format ekonomi swasta ke dalam struktur
perekonomian dunia, serta menjadikan ekspor setiap negara untuk ditujukan
kepada pasar dunia, selain untuk pasar regional. Semua ini mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang, dan
jasa. Jadi, dalam konteks ini, pasar dan perekonomian dunia bukanlah
perekonomian yang tertutup atau terproteksi, melainkan perekonomian
terbuka, atau apa yang disebut dengan pasar yang terbuka terhadap segala
kekuatan ekonomi.
Terlepas dari segala macam penafsiran, globalisasi ditengarai sebagai
sebuah proses yang kompleks (Giddens, 2000: 38). Kompleksitas ini muncul
karena ia digerakkan oleh berbagai kekuatan, baik budaya, teknologi, politis
maupun ekonomi. Tidak mengherankan bila kemudian globalisasi dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Globalisasi tidak hanya merubah
kehidupan sehari-hari tetapi juga menciptakan kekuatan-kekuatan
internasional baru. Bahkan disadari atau tidak, globalisasi telah
mentransformasikan ruang dan waktu serta institusi-institusi, baik sosial
maupun ekonomi.
Globalisasi adalah terminologi baru tetapi eksistensinya telah ada sejak
lama. Gejala globalisasi telah muncul pada abad 19 sebagai rekaan demokrasi
sosial gaya lama (Giddens, 2000: 32-33). Gejala itu muncul sejak petualang
dan pedagang Eropa menjelajahi dunia. Era merkantilis pertengahan abad 19
dengan dukungan transportasi taut boleh dikatakan sebagai awal globalisasi
abad 19. Saat itu perdagangan dan perekonomian dunia sudah terbuka dan
dikuasai pedagang Eropa (negara maju). Jalur perdagangan dan pasar dunia
dikuasai dan dimonopoli pedagang Eropa. Monopoli tidak hanya melalui
8.8 Manajemen
6. Perdagangan Bebas, yaitu salah satu asas ekonomi pasar dan salah satu
landasan globalisasi. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah
memaksakan syarat bagi negara-negara di dunia yang hendak menjadi
anggota WTO yaitu harus membuka pasar-pasarnya terhadap barang-
barang asing. Sejumlah 21 negara telah mengikuti KTT Vancouver
mengenai perdagangan bebas terhadap 9 jenis komoditas baru. Topik ini
sudah dianggap wajar dalam KTT itu, sehingga tak ada satu negara pun
yang dapat menolaknya. Inilah yang membuat negara-negara industri
besar mampu mendominasi perdagangan internasional dan dapat
melemahkan daya saing negara-negara yang kecil.
7. Pemaksaan Ide-ide dan Nilai-nilai Peradaban Kapitalisme kepada
Seluruh Dunia. Sebagian kalangan berpendapat bahwa negara-negara
Barat memaksakan ide-ide dan nilai-nilai peradaban kapitalisme kepada
seluruh dunia dengan jalan mensyaratkan penerimaan demokrasi
terhadap negara-negara di dunia. Bahkan kalangan tersebut berpendapat
bahwa akhir-akhir ini Amerika telah mulai memaksakan pengambilan
sekumpulan ide-ide tertentu sebagai syarat mendasar untuk memasuki
era globalisasi. Ide-ide tersebut antara lain adalah sekularisme,
rasionalisme, kesepahaman/perdamaian antar bangsa, kebebasan,
pembatasan kelahiran, pluralisme, supremasi hukum, pengembangan
masyarakat sipil (civil society), perubahan kurikulum pendidikan,
penyelesaian pengangguran dan inflasi dengan cara tertentu, dan
sebagainya. Semua ide ini tak lain adalah nilai dan gaya hidup peradaban
Barat yang dianggap sebagai budaya/kultur luhur yang baru, serta
dipandang lebih unggul daripada semua ideologi dan peradaban.
8. Pemantapan Ide-Ide Separatisme dan Pemecah-belahan Negara. Hal ini
disoroti oleh banyak pengamat politik yang menyatakan bahwa Amerika
dan sekutunya berupaya menyelesaikan masalah-masalah separatisme
dan melakukan campur tangan untuk memecah-belah sebuah negara
menjadi dua negara atau lebih jika memungkinkan, seperti yang sudah
terjadi di Bosnia, Irak, Sudan, Afghanistan, dan lain-lain. Tujuannya
adalah untuk membuat kekacauan nasional, pertentangan antar suku, dan
kelumpuhan kawasan, yang semuanya merupakan alasan-alasan kuat
untuk menerima globalisasi Amerika sebagai suatu kekuatan yang tak
dapat ditolak lagi. Globalisasi dianggap sebagai sarana untuk memasuki
abad mendatang. Negara yang tidak mengikuti globalisasi akan terisolir,
terpinggirkan' atau akan menjadi hina-dina dan mengalami kehancuran.
8.12 Manajemen
Pada intinya ada tiga hal mendasar yang selalu dirujuk oleh para pakar
untuk menjelaskan perkembangan pesat globalisasi: (1) kemajuan teknologi
atau sering disebut sebagai revolusi informasi, (2) permintaan pasar dunia,
(3) logika kapitalisme. Namun kekuatan penggerak dari globalisasi menurut
James Petras adalah negara-negara imperial pusat, perusahaan multinasional
dan bank-bank dengan dukungan lembaga-lembaga keuangan internasional.
Negara menjadi motor penggerak globalisasi karena ia memiliki kekacauan
dalam mengatur formulasi strategis globalisasi, alokasi sumber daya ekonomi
pada aktor-aktor global.
oleh rezim GATT dan perdagangan bebas, melalui suatu organisasi global
yang dikenal dengan WTO. Sejak saat itulah dunia memasuki era yang
dikenal dengan globalisasi.
5. Prokontra Globalisasi
Globalisasi memang menjadi semacam obat mujarab di jaman modern
ini. Dengan obat ini, banyak hal yang berkaitan dengan kepentingan negara
maju disetujui, dibenarkan, dan di toleransi Namun, di antara sekian banyak
hal permufakatan akan globalisasi, ternyata sebagian orang masih melihat
akibat-akibat buruk yang disebabkan oleh globalisasi. Mereka melihat masih
banyak hal yang ditutupi oleh kaum kapitalis tentang skenario besar dengan
berkedok globalisasi. Cobalah kita lihat beberapa hal yang patut kita
renungkan. Pertama, para pendukung globalisasi menyatakan bahwa
globalisasi adalah suatu bagian dari sejarah peradaban manusia. Globalisasi
mengandung satu lompatan kualitas. Namun orang yang tidak sepaham
menyatakan bahwa jika melihat hakikatnya, globalisasi adalah perluasan
kekuasaan ekonomi-politik seperti yang telah berlangsung berabad-abad.
Sebuah perluasan yang didorong oleh persaingan antar fraksi untuk
memperebutkan kekuasaan dan hak eksploitasi atas rakyat pekerja. Kedua,
pendapat yang menyatakan bahwa karena globalisasi merambah ke seluruh
dunia, maka tidak ada lagi "negeri imperialis" dan "negeri semi-kolonial". Di
sebuah dunia yang saling tergantung, apabila negara berkembang ingin
8.14 Manajemen
IMF, dan World Bank. Ketiga aktor globalisasi tersebut menetapkan aturan-
aturan di seputar investasi, Intelectual Property Rights dan kebijakan
internasional. Kewenangan lainnya adalah mendesak atau mempengaruhi
serta memaksa negara-negara lainnya untuk melakukan penyesuaian
kebijakan nasionalnya bagi kelancaran proses pengintegrasian ekonomi
nasional ke dalam ekonomi global.
Perusahaan multinasional memainkan peranan penting dalam
perekonomian sebagian besar negara dan dalam hubungan perekonomian
internasional. Hal ini merupakan peningkatan kepentingan pemerintah
maupun pengusaha dan pekerja serta organisasi-organisasi pengusaha dan
pekerja. Melalui investasi internasional langsung dan sarana-sarana lain,
perusahaan multinasional dapat memberi manfaat besar bagi negara-negara
dari perusahaan induk dan negara-negara dari perusahaan cabang, dengan
membantu pemanfaatan modal dan tenaga kerja secara lebih berdaya guna.
Dalam rangka kebijaksanaan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah,
perusahaan multinasional juga dapat memberi sumbangan yang penting untuk
peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial, untuk peningkatan tingkat
kehidupan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. untuk penciptaan
kesempatan kerja (baik secara langsung maupun tidak langsung), dan
perbaikan hak-hak asasi manusia termasuk kebebasan berserikat di seluruh
dunia. Sebaliknya kemajuan-kemajuan yang dicapai perusahaan
multinasional dalam mengorganisasikan pelaksanaan kerja mereka, yang
melampaui kerangka kebijaksanaan nasional, bisa menjurus kepada
penyalahgunaan pemusatan kekuatan ekonomi serta pertentangan dengan
kebijaksanaan nasional dan kepentingan para pekerja. Selain itu, kerumitan
perusahaan multinasional dan sulitnya memahami secara jelas struktur yang
bermacam-macam. membuat kebijaksanaan dan pelaksanaan menjadi
masalah di negara perusahaan induk atau di negara perusahaan cabang atau
bagi keduanya.
Seburuk itukah citra perusahaan multinasional asing dan globalisasi?
Data hasil penelitian di beberapa negara yang dilakukan OECD baru-baru ini
menceritakan hal lain (Tabel 8.1 dan 8.2), seperti dilaporkan majalah
terkemuka The Economist. Data-data tersebut memberikan pandangan
pertama mengenai kontribusi perusahaan-perusahaan asing terhadap ekonomi
domestik nasional. Walaupun studi OECD tersebut dilakukan hanya terhadap
negara-negara maju, tapi bukankah LSM yang paling kritis terhadap
globalisasi di Seattle juga lebih banyak berasal dari LSM negara maju?
8.18 Manajemen
Tabel 8.1
Namun satu hal yang ditakuti oleh para anti globalisasi adalah bahwa
perusahaan multinasional asing makin penting peranannya terhadap
perkembangan ekonomi nasional suatu negara. Perusahaan multinasional
asing memegang peranan besar dalam peningkatan produksi dan membuka
lapangan pekerjaan baru di negara-negara OECD. Contohnya, dari data-data
komparatif terakhir yang dapat dikumpulkan sampai dengan tahun 1996,
perusahaan asing menghasilkan 15.8% dari total pabrikasi yang dihasilkan di
Amerika (lihat Tabel 8.1), atau naik dari 13.2% pada tahun 1989 dan dari
8.8% pada tahun 1985. Perusahaan asing menciptakan 11.4% lapangan
pekerjaan pabrikasi, naik dari 10.8% pada tahun 1989. Inggris, Swedia dan
Kanada menunjukkan kecenderungan yang sama. Yang paling menonjol di
Irlandia, perusahaan asing menyumbang 66% dari total produksi dan 47%
lapangan kerja.
Akan tetapi perusahaan multinasional asing tidak selalu dominan di
semua negara. Di Jerman dan Prancis misalnya, mereka memberikan
kontribusi yang hampir sama dengan perusahaan domestik nasional. Di
Jepang, kekuatan ekonomi kedua di dunia, perusahaan asing masih sangat
sedikit dan mereka hanya mempekerjakan 0.8% dari jumlah total lapangan
kerja di negara tersebut. Burukkah bila perusahaan asing memegang peranan
penting dalam ekonomi nasional'? Kenyataannya mungkin tidak demikian.
EKMA4116/MODUL 8 8.19
penunjang asing terus meningkat. Gaji dan fasilitas yang diberikan juga lebih
baik dibandingkan gaji rata-rata pekerja perusahaan nasional. Beberapa
perusahaan asing industri migas bahkan berkantor pusat di Indonesia dan
mulai meningkatkan investasi di bidang pendidikan, pelatihan dan penelitian.
Contoh perusahaan-perusahaan asing yang giat melakukannya adalah
kelompok usaha asing multinasional Unocal, Caltex dan Schlumberger.
Tabel 8.2
rupiah berbanding dollar US. Perusahaan raksasa seperti Grup Salim. Grup
Bakrie. Grup Ciputra, dan lain-lain yang relatif mempraktekkan teori dan
manajemen mutakhir ikut terhempas dan terengah-engah dalam menerapkan
eksistensi perusahaannya.
Belajar dari kesalahan masa lalu dan terns berpacunya waktu menuju
pasar bebas, saat ini pemerintah sedang melakukan perubahan pengelolaan
bisnis dari peranan negara yang amat dominan dan berpengaruh menuju
peranan swasta yang semakin besar di masa mendatang. Namun usaha
tersebut berjalan lamban dan bisa dianggap tidak signifikan. Pemerintah
belum melakukan transformasi budaya, merubah pola pikir feodal primordial
dan primitif yang irasional ke arah pola pikir yang lebih demokratis, terbuka,
dan adil. Selama hal itu belum dilaksanakan maka sulit mengharapkan
perubahan yang cukup berarti. Karena itulah sebaiknya kita mampu
melakukan terobosan demokratisasi secara menyeluruh, terutama di bidang
bisnis dan perdagangan.
Hal apa saja yang bisa kita lihat dari lemahnya daya saing produk kita?
Kalau kita mau fair melihat keadaan diri kita, maka hal termudah yang bisa
terlihat adalah eksistensi struktur industri kita yang manja, tidak mendalam
dan kurang responsif menghadapi tantangan pasar global. Akibatnya industri
kita masih kurang mampu menembus pasar global kecuali industri yang
memiliki daya saing kuat karena faktor sumber daya alam seperti kayu,
plywood dan komoditi primer seperti udang, serta yang mengandalkan upah
murah seperti tekstil dan garmen. Namun jika melihat sektor manufakturing,
posisi Indonesia masih jauh ketinggalan dari beberapa negara Asia. Untuk
meningkatkan kualitas dan profil industri yang ada maka kita harus mampu
mengembangkan industri berorientasi ekspor yang berdaya saing kuat di
pasar global.
Negara kita sebetulnya sudah ikut mencoba menerapkan Merkantilisme
seperti yang dilakukan oleh empat macan Asia. Merkantilisme juga
merupakan pilar yang mampu membangun kebesaran negara-negara G-7.
'Ciri Merkantilisme adalah kombinasi negara kuat dengan masyarakat yang
lemah. Nah, walaupun sekilas negara dan birokrasi ini kuat dan dominan, dan
society kita lemah, tetapi pola merkantilisme sama sekali tidak jalan.
Kegagalan ini bisa disebabkan oleh adanya "pembajakan" di dalamnya.
Indonesia telah "dibajak" oleh oknum-oknum the rulling elite, yang
berpaham "individualisrne". Mereka mengkomersialkan jabatan politik dan
lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan nasional atau
EKMA4116/MODUL 8 8.23
publik. Oleh karena itu, negara menjadi tidak berdaya. Padahal seharusnya
negara merupakan pengawas dan pengayom kepentingan umum dan mampu
mencegah serta mengoreksi distorsi pasar. Dengan demikian, satu-satunya
jalan adalah melakukan demokratisasi. Kita harus selalu ingat bahwa
liberalisasi global yang bersaing bebas tanpa hambatan "nasionalisme
proteksionis", akan menghantam posisi Indonesia.
Bagaimana peluang Indonesia di era globalisasi nanti? Indonesia
sebetulnya masih memiliki peluang yang amat besar untuk menarik investor
asing. Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memenangkan persaingan
global terutama di bidang investasi. Optimisme itu didasarkan pada
kemampuan Indonesia mempertahankan konsistensi perbaikan ekonomi.
Indikator utamanya adalah pertumbuhan perekonomian Indonesia yang terus
meningkat, walaupun setelah kenaikan BBM di tahun 2005 ini pertumbuhan
ekonomi agak melambat dan inflasi bergerak naik. Namun hal itu bukan
masalah sebab besarnya tingkat inflasi bukan merupakan pertimbangan
utama bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Hampir semua negara yang ekonominya tumbuh secara bombastis memang
mengalami tingkat inflasi yang relatif tinggi. Negara Cina, misalnya, yang
tingkat pertumbuhannya mencapai dua digit, sekitar 10 persen mempunyai
tingkat inflasi yang signifikan.
Isu korupsi dan birokrasi di Indonesia relatif kecil mempengaruhi
keputusan para investor asing dalam menanamkan investasinya di Indonesia.
Banyak yang bahkan tak ambil peduli tentang hal itu. Salah satu alasan
adalah karena mereka tak berkepentingan dengan hal itu. Para investor pada
intinya ingin melihat bahwa iklim berusaha yang ada cukup terbuka.
Mengenai soal birokrasi, kolusi dan korupsi itu dianggap berada di luar diri
pengusaha dan investor. Mereka merasa tak berkepentingan dengan hal itu.
Selama masih menguntungkan, mereka akan tetap berinvestasi. Umumnya
para investor beranggapan bahwa untuk memasuki pasar global ini, maka
pemerintah harus konsisten dengan soal komitmen deregulasi sebab hanya
itulah yang utama bagi sebagian besar pengusaha asing sebagai jaminan
investasinya di Indonesia.
Bagaimana caranya agar kita bisa lebih mampu bersaing di tengah krisis
bisnis dipandang dari segi ilmu manajemen. Pembenahan manajemen di
segala bidang adalah jawaban yang harus segera dilaksanakan jika ingin
berkiprah dalam pasar global dan terus dapat meningkatkan kemampuan
bersaing. Kemampuan bersaing adalah kesanggupan untuk melakukan bisnis
8.24 Manajemen
sama dalam tim baik intern maupun dalam aliansi strategik dengan mitra
bisnis.
Dunia bisnis sedang menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung
makin turbulen (tidak menentu), jauh berbeda dengan kecenderungan masa
lalu. Sering terlontar anggapan bahwa entitas bisnis tidak lagi berkelanjutan
(discontinued). Dalam lingkungan yang semakin turbulen, persaingan tidak
lagi tenang, tetapi gonjang-ganjing dan bahkan mungkin berzig-zag dan
bersalto sehingga tanpa bertanding sekalipun potensi para pemain untuk
kalah menjadi semakin besar.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 1
7) Agar Indonesia lebih mampu berkiprah di pasar global adalah dengan ....
A. merencanakan kebijakan perekonomian yang stabil
B. melakukan pembenahan manajemen di segala bidang
C. pengelolaan sumber daya yang dimiliki
D. pelatihan terhadap SDM yang ada
9) Salah satu faktor kekuatan untuk meraih peluang pasar di era global
adalah ....
A. kualitas produk lokal yang tersedia
B. kemampuan SDM yang ada dalam mengelola sumber daya yang
tersedia
C. kemampuan intelijen pasar global
D. tersedianya sumber alam yang sangat bervariasi
Kegiatan Belajar 2
sebagai pemicu (trigger) anda sebagai mahasiswa untuk mengupas lebih jauh
sektor yang bisa membantu negara kita menjadi semakin maju dan sejahtera.
sudah maju. Meskipun hal ini memakan biaya, tenaga. dan waktu yang tidak
sedikit serta membutuhkan dukungan dari segenap komponen masyarakat.
Melalui langkah yang sistematis, bersungguh-sungguh, dan konsisten dalam
upaya melakukan inovasi atau pengembangan teknologi alat dan mesin
pertanian, maka kita memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat
berkompetisi dengan bangsa lain dalam menghadapi era global.
Contoh lain adalah apa yang telah dan akan dilakukan oleh Toyota Astra
Motor (TAM). Liberalisasi perdagangan sedang mengubah lingkungan bisnis
di seluruh dunia. Memenuhi standar global dalam hal kualitas dan biaya
adalah kunci memenangkan persaingan antar negara yang kian ketat. Untuk
mengantisipasi hal ini, TAM harus mampu menggalang kerja sama dalam
mengembangkan sebuah jaringan operasi baru yang berskala global. Di
samping itu juga mereka harus mampu merintis operasi bersama dengan basis
jenis produksi lain di Asia. Kerja sama semacam ini merupakan bagian dari
kerangka kerja sama TMC dengan mitra-mitra lokalnya untuk mencapai
tingkat efisiensi usaha yang lebih tinggi, seperti misalnya, Asean Industrial
Cooperation (AICO), Common Effective Preferential Tariff (CEPT) dan
Asean Free-Trade Area (AFTA). TAM secara terus menerus mengupayakan
alih teknologi terbaru dan berbagai pengetahuan seperti yang telah dilakukan
sepanjang 30 tahun kemitraannya dengan TMC. Untuk mewujudkan upaya
ini, sekaligus meningkatkan kualitas produknya di masa datang. TAM
memusatkan perhatiannya pada pengembangan sumber daya manusia sebagai
bagian pokok tercapainya tujuan tersebut. Saat ini TAM menggunakan
komponen dan suku cadang dari sekitar 100 pemasok tangan pertama, dan
lebih banyak lagi dari pemasok tangan kedua. Suku cadang terus mendukung
mereka dengan menyediakan program pelatihan yang mengarah pada
terwujudnya prinsip `Berkembang Bersama'. Melalui prinsip 'Berkembang
Bersama' dengan para pemasok, dealer. dan pelanggan, TAM, dan TMC
bertujuan untuk memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan
ekonomi dan sosial di Indonesia, saat ini dan di masa-masa yang akan datang.
8. Peningkatan Profesionalisme
Penerapan konsep profesionalisme pada usaha swasta maupun
pemerintah merupakan fenomena mutakhir yang tidak terhindarkan, dan hal
ini berdampak kepada kualitas. tenaga pelaksana profesional mulai dari
tingkat klerikal sampai dengan tingkat manajer atas. Dalam hal ini bukan saja
tenaga profesional yang handal dan menguasai keterampilan pengelolaan
berbagai manajemen pemasaran, produksi dan lain-lain yang paling mutakhir,
namun tenaga profesional yang mempunyai kepribadian (character) dan
dedikasi yang besar serta jujur masih merupakan kelangkaan dan merupakan
permasalahan yang dihadapi oleh dunia usaha swasta saat ini. Pengadaan
tenaga profesional yang handal tidak dapat seluruhnya diserahkan kepada
lembaga pendidikan formal yang ada, melainkan tidak kalah pentingnya
perencanaan sumber daya manusia di dalam dunia usaha itu sendiri. Semua
pihak harus mulai mempersiapkan tenaga kerja profesional Indonesia di
dalam bidang perdagangan dalam rangka mengurangi kesenjangan defisit
neraca jasa. Adapun untuk setiap jenis jabatan di berbagai sektor yang harus
kita isi dengan tenaga lokal saat ini pada umumnya menuntut kompetensi
atau kemampuan pokok tertentu, yaitu kemampuan untuk:
a. mengambil keputusan yang tepat pada saat yang tepat. Dengan perkataan
lain, dibutuhkan kemampuan tinggi dalam mengidentifikasi
permasalahan, kekuatan, tantangan dan peluang usaha.
b. memperdagangkan produk Indonesia, baik di dalam negeri dalam rangka
persaingan terhadap barang impor, maupun di pasar dunia dalam rangka
meningkatkan ekspor non-migas kita.
c. bekerja sama dalam satu tim kerja yang merupakan mata rantai
perdagangan, yakni unit produksi, unit distribusi, unit promosi dan unit
transportasi. Hal ini menjadi teramat penting, karena di dalam era
EKMA4116/MODUL 8 8.47
globalisasi, jaringan kerja dalam negeri dan luar negeri dalam bentuk
strategic alliances merupakan suatu keharusan.
antara harga dan kinerja (price performance ratio) teknologi digital yang
menjadi dasar teknologi telematika terus menerus menurun. Kemajuan
teknologi informasi dan telekomunikasi tersebut memungkinkan manusia
untuk memproses, menyimpan, mencari kembali dan mengkomunikasikan
informasi dalam bentuk apapun oral, tekstual ataupun visual - tanpa adanya
kendala jarak, waktu dan volume. Dalam masyarakat informasi, kemampuan
mengakses dan kepandaian memanfaatkan informasi sebagai faktor produksi
yang strategis menentukan kegagalan atau sukses dalam persaingan. Dalam
hubungan ini, apabila infrastruktur informasi yang sebagai intinya adalah
telekomunikasi tidak tersedia dengan memadai, maka daya saing ekonomi
akan mengalami kendala serius. Infrastruktur informasi ini juga disebut
secara populer Nasional Information Superhighway. Dalam hubungan ini,
kebijakan reformasi telekomunikasi Indonesia tidak boleh berbeda dari
agenda persiapan memenuhi kebutuhan masyarakat informasi Indonesia akan
infrastruktur informasinya.
Penggunaan dan pemanfaatan informasi dan teknologi informasi di
kalangan dunia bisnis dan industri adalah suatu keharusan jika ingin
kompetitif. Sudah banyak industri yang menikmati keuntungan sebagai basil
dari pemanfaatan teknologi informasi. Misalnya saja, industri penerbangan di
tanah air. Salah satu pemangkas biaya adalah jasa yang terkait dengan
teknologi informasi. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dan
dampak dari globalisasi telah menciptakan kondisi yang super competitif, di
mana struktur pembiayaan yang rendah sering menjadi faktor penentu sukses.
Dalam hubungannya dengan konsumen, revolusi IT telah memperpendek
"product cycle", mengurangi "time to market" , dan mengurangi biaya
transaksi. Untuk internal perusahaan, revolusi IT berkontribusi pada efisiensi
dalam koordinasi, manajemen sumber daya, monitoring, dan kontrol. Selain
itu IT juga berkontribusi pada perbaikan dalam predictability dan reliabilitas
dari divisi SDM yang memungkinkan "De-verticalization" atau fragmentasi,
"Out-sourcing", dan Globalisasi dari supply chains. Memang benar IT saja
tentu tidak memadai, tetapi harus dibarungi dengan efisiensi pada tiga unsur
lainnya, yaitu finansial, proses bisnis, dan sumber daya manusia. Dalam
manajemen pembiayaan, Activity Based Costing (ABC) merupakan teknik
yang sesuai diterapkan untuk mengetahui berapa biaya yang harus
ditanggung untuk menghasilkan suatu produk/layanan. Namun peranan IT
tidak bisa diremehkan begitu saja oleh kalangan pebisnis.
8.54 Manajemen
Dan di dalam era globalisasi seperti saat ini mereka juga diwajibkan memiliki
fleksibilitas, kemampuan memecahkan masalah, dan mengambil keputusan,
mampu beradaptasi, berpikir kreatif, motivasi diri, dan memiliki kapasitas
refleksi. Bagaimana cara individu menguasai kemampuan tersebut secara
berkelanjutan'?
Organisasi belajar dipandang sebagai strategi untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Organisasi Belajar atau OB bisa diandalkan untuk
menjawab atas semakin meningkatnya dinamika dan ketidakpastian di
lingkungan bisnis. Dalam hal ini pengertian OB adalah kemampuan
organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua orang yang
terlibat di dalamnya untuk menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan organisasi. (Nancy Dixon, 1994). OB bisa juga diartikan
sebagai suatu atau wadah buat orang yang berada di dalamnya untuk secara
terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang
benar-benar mereka inginkan, dengan pola-pola pikir baru dan berkembang
dipupuk, aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan orang-orang secara terus-
menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bernama
(Peter Senge, 1990).
Untuk bisa sedikit mengenal OB maka kita bisa melihat pokok-pokok
pikiran penting yang mencirikannya, yaitu: adaptif pada lingkungan
eksternal, terus-menerus meningkatkan kapabilitas untuk berubah,
mengembangkan kemampuan belajar secara individual dan kolektif. dan
menggunakan hasil belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Jika dilihat dari batasan pengertian OB maka OB ternyata lebih dari
sekadar pelatihan (training). Pelatihan membantu seseorang mengembangkan
keterampilan dalam bidang tertentu, sedangkan organisasi belajar
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan pada tingkat yang lebih
tinggi. Hal itu tercermin dari adanya berbagai tipe pembelajaran yang
dikembangkan dalam organisasi belajar dan bisa diaplikasikan ke tiga tingkat
peserta belajar: individu - kelompok - organisasi, yaitu:
a. Mempelajari fakta-fakta, pengetahuan, proses, dan prosedur.
Diaplikasikan pada situasi buruk yang telah diketahui.
b. Mempelajari keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain.
Diaplikasikan pada situasi baru yang memerlukan perubahan. Membawa
pakar dari luar organisasi merupakan cara yang bermanfaat.
c. Belajar beradaptasi. Diaplikasikan pada situasi yang lebih dinamis, perlu
dikembangkan cara pemecahan masalah. Percobaan (eksperimen) dan
EKMA4116/MODUL 8 8.57
mendorong kompetisi, dan (ii) apakah hasil penjualan aset negara secara riil
akan memperbaiki ekonomi nasional. Pertama, persaingan tidak akan tercapai
apabila penjualan aset hanya bersifat pengalihan monopoli dari negara
kepada swasta. Apabila ini terjadi maka akan dapat merugikan masyarakat
dengan menanggung harga yang lebih mahal. Hal ini karena biasanya
perusahaan monopoli akan berusaha untuk memperkecil produksi, dan faktor
inefisiensi sering melekat pada perusahaan monopoli karena tidak terjadi
tekanan pasar. Kedua, secara konseptual penjualan saham BUMN selayaknya
mampu membawa ekonomi nasional ke arah better off. Hal ini semestinya
akan tercermin dari meningkatnya produksi dan distribusi barang dan jasa,
baik untuk kebutuhan pasar domestik ataupun ekspor.
Dalam mencapai sasaran ini kebijaksanaan umum yang disusun Kantor
Menteri Pendayagunaan BUMN/Badan Pengelola BUMN pada intinya
menekankan pada perlunya melakukan langkah transformasi BUMN ke
dalam prinsip korporatisasi dan profitisasi BUMN, yakni memperlakukan
BUMN sebagai layaknya suatu lembaga usaha (korporatisasi) yang mampu
menciptakan keuntungan (profitisasi) Hal ini antara lain dapat ditempuh
dengan cara:
a. Menempatkan BUMN dalam posisi strategis untuk membangun
kekuatan usaha nasional yang tangguh melalui operasional konsep
kemitraan yang berbasis ekonomi korporasi.
b. Melepaskan BUMN dari keterkaitan struktural birokrasi Pemerintah.
Dengan demikian, masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab
yang jelas, fokus dan terhindar dari risiko benturan kepentingan yang
menghambat efisiensi. Hal ini sudah dilaksanakan melalui PP 50 Tahun
1998 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri
Keuangan selaku Pemegang Saham atau RUPS pada Perusahaan
PERSERO kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dan Instruksi
Presiden Nomor 15 Tahun 1998 kepada 13 Menteri, 2 Menteri Negara
dan Dirjen Batan untuk mengalihkan pembinaan terhadap persero dan
perusahaan terbatas kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.
c. Menempatkan BUMN sebagai kekuatan penyeimbang (counterveiling
power) dalam menghadapi kekuatan ekonomi asing ataupun nasional
golongan ekonomi kuat.
d. Membangun kultur korporasi (corporate culture) BUMN yang
berorientasi kepada efisiensi, propasar (market driven), serta didukung
8.60 Manajemen
2. Intelijen Pemasaran
Kalau kita berbicara masalah Intelijen Bisnis. maka secara langsung kita
membicarakan masalah-masalah strategis. Namun apabila kita sedang
membicarakan Intelijen Pemasaran (IP) maka kita sebenarnya sedang
membicarakan tentang masalah operasional. Secara umum Intelijen
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai "ilmu yang mempelajari kastemer kita
dan produk dan jasa perusahaan pesaing supaya perusahaan kita unggul di
pasar, sehingga perusahaan kita dapat menguasai sebagian besar pangsa pasar
yang tersedia.
8.62 Manajemen
3. Riset Bisnis
Bidang Riset Bisnis (RB) juga mempunyai peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan bisnis, karena bidang ini bisa memberikan informasi
yang akurat kepada pihak pengambil keputusan berdasarkan riset di lapangan
tentang berbagai masalah yang sedang terjadi diperusahakan saat ini. Dengan
demikian keputusan strategis yang dihasilkan tidak akan jauh berbeda dengan
apa yang diharapkan oleh pihak manajemen. Dalam prakteknya Riset Bisnis
EKMA4116/MODUL 8 8.63
impor Jepang dari dunia mengalami penurunan dari US$ 379.544,09 juta
pada tahun 2000 menjadi US$ 349.234,87 juta pada tahun 2001 dan menjadi
US$ 337.567,96 juta pada tahun 2002. Hal ini tentu akan berdampak terhadap
impor Jepang dari Indonesia. Menghadapi kelesuan ekonomi Jepang dalam
beberapa tahun terakhir ini, Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi, pada
pidato kenegaraannya di depan anggota Dewan (Lower House) pada tanggal
31 Januari 2003, berjanji akan segera mereformasi bidang ekonomi.
Beberapa kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah Jepang pada awal
tahun 2003 antara lain sebagai berikut
a. Mereformasi bidang moneter seperti fiskal, perpajakan, sistem keuangan
dan perbankan.
b. Menarik investor dari luar negeri untuk menanamkan modalnya di
Jepang sebesar 13 triliun yen s/d tahun 2008 guna membantu
menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di Jepang. Bagi Indonesia
dan khususnya para pengusaha eksportir Indonesia, Jepang dengan
jumlah penduduk sebesar 126,93 juta jiwa dan dengan pendapatan
perkapita sebesar US$ 37.434,67 tetap merupakan pasar utama bagi
produk-produk Indonesia baik migas maupun non-migas. Dengan kata
lain, kendatipun pertumbuhan ekonomi Jepang yang diproyeksikan
tumbuh hanya sekitar 0% s/d 1% pada tahun 2003/2004, pengusaha
eksportir Indonesia harus mampu memanfaatkan pasar Jepang sebagai
negara tujuan ekspor utama.
Total Impor
Dari Dunia 280,678,41 311,793,62 373,544,09 349,234,87 337,567,96
Dari Indonesia 10,847,40 12,649,32 16,370,03 14,873,15 14,192,60
Pangsa Indonesia 3,86 4,06 4,31 4,29 4,20
(%)
b. Selera Konsumen
1) Konsumen Jepang sangat memperhatikan kualitas produk termasuk
untuk hal-hal yang kecil, misalnya pakaian di samping dilihat
model, bahan, ukuran, warna, cara mencuci/seterika, kualitas jahitan
juga akan diperhatikan hal-hal kecil seperti tidak ada sisa-sisa
benang yang nampak.
2) Harga adalah faktor yang menentukan atau dengan kata lain daya
saing produk harus tinggi.
3) Konsumen Jepang sangat memperhatikan segi fashion dan selalu
mencari sesuatu yang baru.
c. Sistem Pengangkutan/Delivery
1) Jadwal pengiriman harus tepat waktu. Bila terjadi keterlambatan,
maka kontrak yang terjadi dapat dibatalkan atau pihak eksportir
membayar denda. Di Jepang. jadwal pengiriman diatur sedemikian
rapi karena berpengaruh pada empat musim (dingin, semi. panas dan
gugur).
2) Apabila terjadi kerusakan setelah barang tiba di gudang importir,
segera mengakui kesalahan itu dan menggantinya. Semua ini perlu
dilakukan agar tetap memperoleh kepercayaan demi kepentingan
bisnis jangka panjang.
EKMA4116/MODUL 8 8.69
d. Sistem Distribusi
1) Importir-Wholesaler-Retailer-Konsumen
Misalnya untuk komoditi plywood. kertas dan lain-lain
2) Importir- Retailer-Konsumen (Supermarket, Department Store, dan
lain-lain). Misalnya untuk produk bahan makanan, pakaian dan lain-
lain
3) Importir -Konsumen (mail-order). Misalnya untuk produk-produk
alat olah raga, kesehatan dan lain-lain.
Untuk beberapa komoditi dan umumnya komoditi pertanian seperti
kopi, karet, cokelat dan komoditi lainnya termasuk plywood, yang
melakukan kegiatan impor adalah kelompok pengusaha besar
Jepang atau yang dikenal dengan "Sogho Sosha". Merekalah yang
mendistribusikan komoditi yang diimpor kepada wholesaler.
Sementara produk-produk manufaktur umumnya dilakukan oleh
importir umum.
f. Sistem Promosi
Para pesaing Indonesia seperti Cina, Vietnam, Thailand, Malaysia dan
beberapa negara lainnya aktif mempromosikan produk-produknya
dengan mengirim langsung katalog dan contoh produk kepada para
importir di Jepang di samping itu mereka aktif pula mengikuti pameran-
pameran dagang di Jepang. Bagi pengusaha Indonesia sistem ini belum
banyak dilakukan. Untuk itu beberapa hal yang perlu dilakukan
pengusaha Indonesia berkaitan dengan kegiatan promosi sebagai berikut.
8.70 Manajemen
g. Sistem Komunikasi
1) Apabila eksportir Indonesia berkunjung ke Jepang, diharuskan
membawa kartu nama secukupnya. Satu di antara kebiasaan
pengusaha Jepang di saat awal perkenalan, saling memberikan kartu
nama.
2) Para pengusaha Jepang akan lebih menghargai apabila
menggunakan bahasa mereka, untuk itu diusahakan sedikit mengerti
bahasa Jepang.
3) Apabila ingin berkomunikasi guna memperkenalkan produk anda
melalui surat, faksimile atau email, hendaknya ditujukan langsung
ke divisi atau bagian yang sesuai. Hindari menulis nama perusahaan
dan alamat saja. Contohnya: Attention/Product Import Manager.
4) Usahakan untuk merespons secepatnya setiap permintaan hubungan
bisnis dengan bahasa Inggris yang baik dan apabila memungkinkan
dengan bahasa Jepang. Pengusaha Indonesia dianjurkan untuk
menunggu jawaban mereka dan hindari meminta jawaban
secepatnya, kecuali sudah terlalu lama tidak ada tanggapan dari
pihak pembeli.
Kiat memulai kontak bisnis. Sering kali pebisnis tidak ingin berkomunikasi
hanya melalui telepon atau surat. Tingkat kepercayaan yang masih rendah
menjadikan mereka belum berani melalukan komunikasi lebih jauh. Oleh
karena itu untuk meningkatkan kontak bisnis antara lain:
a. Perkenalan bisnis maka kita sebaiknya bertemu secara langsung dengan
calon partner bisnis kita.
b. Faktor pertimbangan lain adalah kurangnya kemampuan mitra bisnis
berbahasa asing, kurang mengenal produk kita, kurangnya informasi, dan
proses pembuatan keputusan yang rumit sebagai suatu karakteristik suatu
bangsa rekan bisnis kita.
memiliki barrier of entry yang sangat tinggi sebagai akibat proteksi baik
tarif maupun non-tarif. Akibat dari perlakuan ini maka pada kelompok
usaha besar terjadi penumpukan modal yang berlangsung sangat cepat.
namun di sisi lain mengakibatkan perekonomian yang tidak efisien dan
memperlebar kesenjangan ekonomi relatif. Ketidakefisienan dibuktikan
melalui industri yang padat modal dengan tingkat kontribusi penyerapan
tenaga kerja yang rendah, sekitar 20% saja dan nilai tambah yang
diberikan sangat rendah, sehingga di pasar internasional tidak mampu
bersaing secara baik.
Pada kelompok usaha kecil dan menengah tidak terjadi barrier to entry
yang tinggi. Persaingan berlangsung sangat kompetitif sehingga tingkat
drop out terjadi dengan sangat tinggi. Oleh karena itu. pada kelompok
kecil ini tingkat margin keuntungan menjadi cukup rendah. Kelompok
ini cenderung lebih efisien ketimbang kelompok usaha besar dan kurang
padat modal. Hal ini dibuktikan bahwa tingkat penyerapan pada tenaga
kerja mencapai 80%. Karena sifatnya yang kurang padat modal, maka
sektor usaha kecil dan menengah mempersyaratkan individual skill dan
know how yang tinggi.
Saat ini hak atas kekayaan intelektual (haki) yang kedaluwarsa dan
hampir habis masa lakunya cukup banyak. Informasi itu bila disosialisasikan
ke sentra industri kecil menengah (IKM) bisa membantu pengembangan
usaha sektor tersebut. Jumlah barang yang menjadi milik publik itu
berjumlah ribuan, sehingga bisa diproduksi tanpa menimbulkan masalah
pelanggaran hak atas kekayaan intelektual. Cina dan India memiliki jaringan
intelijen pasar dan produk yang baik sehingga mereka dengan cepat
memproduksi barang-barang dengan label patent yang telah kaluwarsa dan
mengambil pasar dunia segera. Coba anda lihat produk Cina yang
membanjiri pelosok negeri kita. Mereka membuat produk dengan model,
warna, dan ukuran menarik apalagi dengan harga yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan barang sejenis. Banyak barang tersebut adalah item
yang sudah habis periode hukumnya atau kurang setahun. Para pengusaha di
negara tersebut sejak awal bisa merencanakan lebih matang produk yang
diincar untuk diproduksi. Kedua negara itu mempersiapkan orang hukum
yang akan membantu jika muncul persoalan hukum seputar pelanggaran hak
EKMA4116/MODUL 8 8.79
L. ANALISIS PASAR
pernah terjadi pada produk turunan minyak kelapa sawit, stearid acid. BM
stearid acid Indonesia di Cina mencapai 16 persen, lebih tinggi dari BM
produk sejenis dari negara lain.
Setiap perusahaan saat ini sangat dituntut efisien, adaptif, kompetitif, dan
transformatif terhadap berbagai perubahan dan dinamika bisnis global.
Dengan kinerja yang semakin membaik, perusahaan memiliki nilai lebih
tinggi bagi negara (value enhancement dan value creation). Kunci ke arah
terpenuhinya tuntutan tersebut adalah profesionalisme perusahaan yang
dikelola oleh orang-orang atau SDM yang mampu melakukan perubahan
manajemen dengan mengkomunikasikan manajemen lama (dari dalam)
8.82 Manajemen
Namun, pemerintah juga tidak begitu saja bisa mencetak wirausaha baru
bersamaan dengan pemberian modal finansial. Banyak wirausaha justru
bangkrut hanya karena mereka tidak memiliki kultur sebagai seorang
pengusaha. Dari suatu survei ditemukan bahwa sedikit sekali prosentase dari
mereka yang ingin menjadi wirausaha. Atau pertanyaan yang penulis ajukan
kepada beberapa orang tua, diperoleh jawaban bahwa sedikit sekali orang tua
yang ingin anaknya menjadi wirausaha (kecuali orang tuanya berprofesi
sebagai pengusaha). Kultur semacam ini bisa diubah namun memerlukan
waktu lama.
Kultur ini tidak dapat ditanamkan dalam sekejap. Harus ada program
yang terpadu untuk menanamkan jiwa wirausaha sejak dini kepada anak-
anak. Usaha penciptaan wirausaha baru yang tangguh akan lebih baik jika
dilakukan terhadap lulusan perguruan tinggi yang telah memiliki dasar
keilmuan dan intelektualitas yang tinggi. Hal ini didasari oleh kondisi
persaingan usaha di era globalisasi yang menuntut kemampuan seorang
wirausaha yang benar-benar memiliki kemampuan yang tinggi. Salah satu
pola pengembangan wirausaha yang tangguh (dan unggul) adalah dengan
memberikan bantuan pendidikan. pelatihan dan magang yang didukung oleh
fasilitas/akses teknologi, manajemen, pasar, modal, serta informasi (baik
yang umum maupun yang spesifik). Pola ini dikenal dengan pola Inkubasi
Bisnis.
EKMA4116/MODUL 8 8.85
LAT IH A N
Jelaskan bagaimana negara kita sebagai negara yang kaya sumber alam
mempersiapkan diri dalam memasuki era globalisasi?
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 2
1) Hal yang sangat perlu dipersiapkan oleh suatu negara dalam menghadapi
era perdagangan bebas dalam hal kualitas dan kuantitas adalah ....
A. Sumber Daya Alam
B. Sumber Daya Manusia
C. produk domestik unggulan
D. sarana, prasarana perdagangan
8.88 Manajemen
9) Produk industri Padat Tenaga Kerja yang berpotensi ekspor adalah ....
A. industri karet
B. minuman, semen, barang galian bukan logam
C. tekstil dan produk tekstil, alas kaki, barang logam bukan mesin
D. industri gelas
Kegiatan Belajar 3
Kesepakatan-kesepakatan Perdagangan
Internasional
terjadinya perjanjian lain yang mengikat antar dua negara, sesama regional
atau lintas batas regional.
B. KESEPAKATAN WTO
D. PERJANJIAN MAASTRICHT
Brunai Darussalam, Malaysia, Filipina dan Vietnam, serta Cina dan Taiwan.
Persetujuan itu, yang ditandatangani berlarungan dengan KTT tahunan
ASEAN di Phnom Penh. melibatkan empat negara Asia Tenggara itu dan
Cina, tapi di luar Taiwan. Berdasarkan persetujuan itu, semua pihak akan
menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang akan dapat meningkatkan
ketegangan di wilayah itu. Perkerjaan itu memuat pengaturan hukum untuk
mencegah terulangnya konflik militer yang terjadi dalam berapa tahun antara
negara-negara yang mengklaim kepulauan itu. Empat negara ASEAN yang
terlibat sengketa itu mencapai kesepakatan mengenai naskah bersama itu
pada 11 Oktober 2002. Enam negara ASEAN lainnya yaitu Kamboja,
Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, dan Singapura menyetujui naskah
persetujuan itu 31 Oktober 2002. Cina menyetujuinya 3 November 2002 lalu.
ASEAN memang berambisi untuk tidak hanya melonggarkan peraturan-
peraturan yang menghambat perdagangan antara ke-10 anggotanya, tetapi
juga untuk melongok lebih jauh lagi. Tekad negara-negara Asia Tenggara
untuk memperluas pengaruh dan ruang gerak mereka melalui sejumlah
persetujuan perdagangan multilateral. Persetujuan yang penting dengan Cina
merupakan sebuah investasi yang bagus dan kemungkinan untuk
menciptakan pasar tunggal terbesar di dunia pada tahun 2011. Walaupun
masih banyak hal harus dilakukan sebelum sebuah zona perdagangan bebas
terwujud, kesepakatan tentang kerangka kerjanya bisa menjamin negara-
negara Asia Tenggara untuk mendapatkan andilnya dalam pembangunan
yang cepat atas perekonomian Cina.
Setelah perjanjian ini berlaku maka negara-negara tersebut
membutuhkan suatu stabilisasi moneter regional sebagai suatu tahapan yang
diperlukan menuju integrasi ekonomi dan perdagangan di kawasan ini.
Mereka perlu terlebih dahulu menciptakan suatu zona moneter guna
menstimulus pertumbuhan ekonomi yang terpadu. Untuk merealisasikan cita-
cita perjanjian tersebut, mereka harus mampu menciptakan kawasan mata
uang mengingat Asia secara keseluruhan atau negara penanda tangan
perjanjian ini sukar mencontoh Eropa yang telah memiliki mata uang tunggal
yang lahir dari adanya suatu sistem perdagangan regional yang terpadu.
Negara-negara Asia ini belum dapat menciptakan mata uang tunggal karena
masih banyak memiliki persoalan politik pelik. Jadi, mereka harus
menstabilkan mata uang masing-masing terhadap dolar AS sebelum
pembentukan suatu zona moneter regional, independen, dan luas.
EKMA4116/MODUL 8 8.97
hal kerja sama dan belum memanfaatkan maksimal potensi yang dimiliki
(Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi). ASEAN sendiri sedang
mengupayakan pengintegrasian ekonomi dan peningkatan daya saing dengan
harapan ASEAN akan mampu menciptakan komunitas yang terbuka.
Tugas-tugas yang harus dilakukan ASEAN bersama Jepang untuk
mencapai kemakmuran dan penciptaan komunitas Asia Timur adalah
kemitraan pada perekonomian harus ditingkatkan. Jika pertukaran ide-ide,
mobilitas warga, barang, dan modal meningkat di Asia, maka dengan potensi
besarnya itu, kegiatan ekonomi akan terdorong dan menciptakan skala
ekonomi yang berpengaruh. Jepang dan ASEAN telah semakin tergantung
dalam konteks ekonomi. Setelah Uni Eropa, Jepang adalah mitra dagang
kedua ASEAN dengan nilai 110 miliar dolar AS per tahun. Akumulasi
investasi Jepang ke ASEAN mencapai 100 miliar dolar AS per tahun.
Sebagai nukleus dari kerja sama ekonomi di kawasan Asia Timur, kemitraan
ekonomi Jepang-ASEAN harus berhasil sebagai acuan di kawasan. Tahun
2002 Jepang telah mengusulkan Inisiatif Kemitraan Perekonomian
Menyeluruh (Comprehensive Economic Partnership) dengan ASEAN.
Inisiatif itu berguna meliberalisasikan investasi dan perdagangan barang serta
jasa, mendorong peningkatan kerja sama yang lebih luas, mulai dari turisme,
memperdalam keeratan politik, warga, dan meningkatkan kekuatan seluruh
kawasan lewat persaingan yang sehat, pengembangan sumber daya manusia,
dan kerja sama perusahaan berskala menengah dan kecil.
Kesepakatan atas Kemitraan Perekonomian Jepang-Singapura telah
mulai terlaksana. Konsultasi untuk hal serupa sedang terjadi dengan
Thailand, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Perjanjian dasar telah dicapai
antara Jepang dengan Vietnam soal hubungan investasi. Jepang sedang
bekerja menciptakan kemitraan perekonomian dengan ASEAN untuk
mendorong perdagangan dan juga kerja sama di sektor itu untuk mendorong
liberalisasi perekonomian.
Krisis ekonomi telah membuat semua waspada bahwa Asia Timur
memerlukan sistem perekonomian yang kuat. yang akan menghasilkan
kepercayaan investor dan konsumen dunia. Itu artinya peningkatan sistem
hukum atas anti monopoli harus ditingkatkan agar perusahaan-perusahaan
bisa bersaing dengan seimbang.
Ada berbagai hal yang masih harus diatasi dalam merangsang
peningkatan kerja sama perekonomian, seperti perlindungan hak intelektual,
agar tidak mengganggu inovasi teknologi. Transparansi pembelian barang-
EKMA4116/MODUL 8 8.99
2. NAFTA
Perjanjian ini resmi lahir pada Tahun 1993. Mereka memberlakukan tarif
murah untuk negara anggotanya. Bahkan untuk yang punya kandungan lokal
cukup tinggi diberi kebebasan bea masuk. Akibatnya, ada dua pilihan bagi
eksportir ke negara anggota NAFTA. Mereka memindahkan pabriknya ke
negara anggota NAFTA, atau tetap menjual barang dengan harga mahal
karena kena pajak tinggi.
Oleh karena itu, Mercedes-Benz, pabrik mobil di Jerman. memilih
membuat pabrik perakitan di Alabama, Amerika. Kandungan lokalnya dibuat
62,5%, agar bisa kecipratan fasilitas bebas bea masuk. Bisa dimaklumi kalau
NAFTA diskriminatif. Ketika dibentuk, blok itu memang hanya melancarkan
dagang dan investasi antara Amerika dan dua negara tetangganya itu. Kanada
dan Meksiko memang partner besar Amerika. Hingga 1991 Kanada adalah
pasar ekspor Amerika terbesar. Baru Tahun 1992, posisi Kanada digeser oleh
Meksiko.
Pembentukan NAFTA terbukti membuat perdagangan meningkat.
Contohnya, Meksiko telah diizinkan mengekspor produknya sekitar 153
miliar dolar setiap tahunnya ke Amerika Serikat, tanpa harus memenuhi
kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan ekspor impor seperti yang biasanya
berlaku. Demikian pula. perusahaan-perusahaan Amerika Serikat
mempekerjakan lebih dari satu juta orang Meksiko di Maquiladoras
(perusahaan milik Amerika yang beroperasi di Meksiko), yang
memungkinkan perusahaan tersebut memproduksi barang dengan biaya
rendah (upah buruh) guna memenuhi pasar global. Di pertanian, Meksiko
meningkatkan ekspor jeruk, buah-buahan lain, dan sayuran, ke Amerika.
Ekspor kayu Kanada terdongkrak. Perusahaan telekomunikasi Kanada,
Northern Telecom, membangun pabrik di Carolina Utara, Amerika, dan
hasilnya dipakai di Meksiko. Perusahaan tekstil Amerika, yang selama ini
kelabakan karena disodok produk Asia, bisa bernapas lega karena harganya
jadi lebih murah. Unggulan-unggulan kompetitif maupun komparatif suatu
negara akan saling dimanfaatkan oleh semua negara yang tergabung dalam
pasar bebas atau ekonomi global. Hal ini sangat dimungkinkan antara lain
berkat kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi satelit. dan komputer
yang tidak mengenal batas dan jarak antar negara dengan kecepatan
cahayanya.
Dua komponen penting yang boleh dikatakan telah meningkat dengan
pesat dalam era globalisasi. Pertama adalah impor dan ekspor, dan kedua
EKMA4116/MODUL 8 8.101
adalah pasar modal. Ekspor impor makin bergairah antara lain disebabkan
karena makin berkurangnya hambatan perdagangan di antara negara-negara,
sedangkan integrasi pasar modal (uang) dapat dilihat dalam cepatnya proses
pinjam-meminjam antar negara, ditandai dengan munculnya IMF
(International Monetary Fund).
3. AFTA
Bila memang ingin berperan betul, setidaknya dari segi peraturan, ya di
AFTA-lah sebetulnya Indonesia bisa memainkan kartunya. Di arena kerja
sama perdagangan Asia Tenggara ini, Indonesia merupakan pasar terbesar, di
samping punya peran politik yang cukup menentukan. Tapi AFTA punya
kelemahan. Perdagangan antar anggota ASEAN selama ini ternyata kalah
jauh dibandingkan dengan yang ke luar ASEAN. Tahun 1999 misalnya,
ekspor Indonesia ke Malaysia baru US$ 341,8 juta, sedangkan ke Korea US$
3,5 miliar. Untuk menggenjot perdagangan antar negara ASEAN, maka
dilakukan dispensasi tarif. Sejak tahun lalu, Singapura tak lagi dikenai bea
masuk untuk 98% dari 5.832 komoditi yang diimpornya dari kawasan
ASEAN. Pihak Malaysia membuka pasar impor untuk 3.251 produk dengan
tarif 0%-5%. Sebelumnya, pajak yang dipasang negeri jiran itu 20%.
Apakah dengan aturan itu lalu perdagangan AFTA akan meningkat
pesat, seperti yang terjadi pada Meksiko dengan AFTA? Ternyata tidak.
Secara teori, dengan dibukanya AFTA, pasaran bagi produk negara ASEAN
memang makin luas. Bagi Indonesia, misalnya, barang produksi tak hanya
untuk 190 juta penduduknya saja, tapi 320 juta warga ASEAN. Negara
ASEAN punya kesamaan komoditi perdagangan, akibatnya perniagaan pun
tak semulus yang diharapkan.
Melihat itu Malaysia mengusulkan agar kerja sama perdagangan tersebut
tak hanya mencakup ASEAN, tapi juga melibatkan Jepang, Hong Kong,
Taiwan, dan Korea Selatan. Bila empat negara dagang ini ikut bergabung,
memang East Asia Economic Caucus, forum yang diusulkan Mahathir
Mohammad, akan punya gigi.
pada Tahun 2000 nanti akan mencapai puncak kemajuan. Masa jaya
perekonomian Asia ini disebut Asian Miracle (Keajaiban Asia). Namun
hanya dalam hitungan beberapa bulan, krisis keuangan dan ekonomi yang
melanda sejumlah negara Asia merembet semakin cepat ke wilayah lain.
Krisis ekonomi yang bermula dari Thailand pada bulan Juli 1997, kemudian
menyebar ke Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, mampu
mengaburkan kekaguman Naisbitt pada kawasan Asia ini.
Pada saat pembentukan APEC, hanya ada bayangan bahwa Asian
Miracle akan terus berlanjut dan tak akan berakhir, karena itu APEC hanya
disiapkan untuk meliberalisasi perdagangan dan investasi yang semakin
bergantungan antara masing-masing anggotanya. Akan tetapi, kenyataan kini
dihadapi. Perekonomian kawasan Asia Pasifik sedang dilanda gelombang
dahsyat karena rusaknya struktur ekonomi dunia tidak hanya terjadi di
kawasan Asia, tetapi sudah menjalar ke banyak negara lain, karena gejolak
yang terjadi telah mengguncangkan 40 persen dari total perekonomian dunia.
Sedikit demi sedikit perbaikan ekonomi dilakukan dengan bantuan
Jepang dan Amerika Serikat. Semua pemimpin APEC mengakui krisis
keuangan yang terjadi telah menjadi kendala besar bagi banyak negara dan
telah menghambat kemajuan forum APEC.
Di dalam forum KTT APEC 12-18 November 1998 terdapat usulan
empat langkah yang perlu diambil APEC, yaitu mobilisasi bantuan tambahan
keuangan, meningkatkan tersedianya modal kerja dan kredit perdagangan,
memobilisasi modal sektor swasta, dan mendorong perusahaan-perusahaan
asuransi untuk memainkan peranan lebih kuat dalam menjamin aktivitas
perdagangan.
Jepang berinisiatif memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara
yang terkena krisis dengan `Miyazawa Plan' sebesar 30 miliar dolar AS dan
membuat janji bersama-sama dengan AS dalam penyiapan 10 miliar dolar
tambahan. Asia tampaknya telah menjadi perhatian serius internasional
karena tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk yang besar, Asia
muncul sebagai pasar yang terus berkembang. APEC mencoba untuk
memperbaiki kerusakan yang ada di Asia, agar keinginan untuk terus
berlayar menuju era liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia
Pasifik Tahun 2020 berhasil diwujudkan.
Saat ini APEC beranggotakan Australia, Brunai, Cile, Cina, Filipina,
Jepang, Hong Kong, Indonesia, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, Malaysia,
EKMA4116/MODUL 8 8.103
Menurut Dawam Rahaijo (1984: 177) sejak modal asing masuk ke Indonesia
banyak industri tradisional, terutama tekstil gulung tikar sebab tidak mampu
bersaing dengan industri modern milik modal asing. Diperkirakan pada
Tahun 1969-1970 jumlah industri tekstil tradisional sekitar 324.000
perusahaan. Pada Tahun 1976-1977 hanya tersisa sekitar 60.000 perusahaan.
Berarti sekitar 60 persen tidak mampu beroperasi lagi.
Kehancuran industri kecil tidak hanya melanda industri tekstil, tetapi
juga industri minuman tradisional. Banyak industri minuman tradisional
bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan industri minuman modern,
seperti Coca Cola, Seven Up, Green Sand dll. Demikian juga, industri kecil
pedesaan yang memproduksi alat rumah tangga memanfaatkan bahan baku
tanah dan bambu banyak gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan
produk industri modern plastik. Beberapa ada yang mampu bertahan dengan
melakukan diversifikasi dan meningkatkan kualitas produk, seperti yang
terjadi di Kasongan, Bantul Yogyakarta. Meskipun ada yang mampu
bertahan tetapi kondisi sangat memprihatinkan.
Kehancuran industri tradisional ini juga ada kaitan dengan perubahan
gaya hidup masyarakat menuju pada gaya hidup modern yang tergoda oleh
bujuk rayu promosi dan iklan di media yang begitu gencar di masa
globalisasi ini. Mereka yang daya belinya cukup cenderung meniru gaya
hidup yang sering dipromosikan di media (TV) atau iklan lewat internet.
Ekspansi restoran gaya Kentuky Fried Chicken, McDonalds, Pizza Hut
bermunculan bagaikan jamur di musim hujan. Kota kecil kabupaten juga
tidak luput dari ekspansi restoran itu. Pedagang ayam goreng dengan
menggunakan gerobak dorong pun menggunakan label Kentucky Fried
Chicken walaupun dengan ke saman penulisan yang beragam (Kentuky Fried
Chicken, Kentucky Freid Chicken, dan sebagainya). Globalisasi
memungkinkan masyarakat kelas menengah menikmati dan meniru gaya
hidup yang mereka lihat dari media masa dan iklan. Berbagai macam produk
baru ditawarkan dan masyarakat setiap saat dibujuk dengan berbagai macam
hadiah yang cukup menarik dan menggoda. Produk-produk itu pada
umumnya adalah produk industri negara maju atau modal asing yang
dirancang dan di sesuaikan dengan kondisi pasar (masyarakat) setempat.
Komoditas apapun telah merasuk ke dalam kehidupan keseharian masyarakat
yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Kemajuan dalam teknologi dan
cara promosi telah memungkinkan ekspansi pasar yang kelihatannya sulit
untuk dielakkan.
EKMA4116/MODUL 8 8.105
e. Budaya konsumtif
Persoalan besar yang menjadi dampak dari industrialisasi dan globalisasi
tersebut adalah semakin maraknya budaya konsumtif (consumer culture)
dalam kehidupan anak-anak dan masyarakat pada umumnya. Secara
terminologi, budaya konsumtif diartikan sebagai: 1) suatu kekuasaan kultural
dalam masyarakat kapitalis modern yang berorientasi kepada pemasaran dan
pemakaian barang-barang dan jasa-jasa pelayanan. 2) Suatu kultur yang
membedakan status dan membagi pangsa pasar dari masyarakat modern,
ketika cita rasa individu tidak hanya merefleksikan lokasi-lokasi sosial
(umur, gender, pekerjaan, etnik, dan sebagainya), tetapi juga merefleksikan
nilai-nilai sosial dan gaya hidup individu, para konsumen (Collin's
Dictionary of Sociology, 1991).
EKMA4116/MODUL 8 8.107
Besarnya budaya konsumtif itu telah lama melanda dunia anak dan
remaja, di mana saja mereka berada. Kehidupan mereka sudah banyak
diwarnai dan dikendalikan oleh kebiasaan-kebiasaan yang tidak mendidik,
karena mengajarkan keborosan, kerakusan, dan kesia-siaan dari segala
sesuatu yang dikonsumsi untuk kepuasan sendiri. Dampak negatif dari
fenomena tersebut, secara psikologis dan sosiologis tergolong destruktif
terhadap perkembangan jiwa dan kepribadian anak-anak, sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Agen besar yang menyebarkan budaya itu
secara intensif dan ekstensif terhadap dunia anak dan remaja itu adalah iklan.
Lewat media massa cetak, media massa elektronik, pamflet, spanduk, dan
pertunjukan langsung, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, iklan
yang menawarkan dan menjajakan berbagai produk industri dan jasa layanan
ditampilkan di depan mata mereka.
Di antara media massa yang paling kuat pengaruhnya dan paling besar
dampaknya dalam menyebarluaskan iklan itu adalah televisi.
Status dan perkembangan iklan yang semula hanya menjadi bagian kecil
dari dunia industri kemudian berubah menjadi sebuah industri tersendiri.
Dalam masyarakat modern, ungkap Jean Baudrillard (1970), konsumen telah
membawa manipulasi aktif dari tanda (active manipulation of the sign),
sehingga tanda dan komoditas yang datang bersama-sama dalam produksi
tanda-komoditas (signcommodity).
Konsep dan kemasan iklan dalam kenyataannya sangat akrab dengan
manipulasi aktif dari tanda tersebut. sehingga, pengaruh iklan sebagai
kekuatan manipulatif dan hegemonik dalam kehidupan anak-anak dan remaja
secara dramatis semakin merajalela. Iklan, dengan demikian, telah
menciptakan kesadaran palsu dan memusnahkan kesadaran sejati pada diri
anak-anak.
Dalam bahasanya Vance Packard, iklan menciptakan kebutuhan-
kebutuhan palsu (false needs) yang bertemu dalam suatu cara yang tidak
memuaskan secara fundamental dengan konsumsi yang mencolok mata yang
dipercaya bahwa kesejahteraan dan kedamaian pikiran itu disediakan oleh
belanja pelbagai komoditas. Inilah iklan yang bisa membuai mereka, dan
menciptakan hyper-reality.
j. Komersialisasi pendidikan
Dalam dunia pendidikan, globalisasi membawa banyak dampak dan
efek. Salah satu dampak negatif dari trend globalisasi yang sangat jelas
dirasakan adalah sektor pendidikan. Karena education services adalah salah
satu dari 12 sektor yang dikenakan peraturan WTO, yaitu bisnis, komunikasi,
konstruksi, distribusi, pendidikan, lingkungan, keuangan, kesehatan, turisme,
rekreasi, transportasi, dan jasa lainnya (Kompas,7 Januari 2003) maka
pendidikan pun ikut dikomersilkan, akibatnya pendidikan yang semula
merupakan aktivitas sosio budaya berubah menjadi aktivitas bisnis.
Gunaryadi menyebutkan dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan
paling tidak terlihat dalam tiga perubahan mendasar. Pertama, alam
perspektif neo-liberalisme, globalisasi menjadikan pendidikan sebagai
komoditas dan komersil. Paradigma dalam dunia komersial adalah usaha
mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara kontinu.
Globalisasi mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-
komesial menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Pasar baru bisa muncul,
menurut C. Leys (2001) kalau memenuhi 4 kriteria: (1) Rekonfigurasi produk
dan layanan sehingga memiliki nilai dan layak dijual; (2) Merayu agar orang
mau membelinya: (3) Mengubah perilaku melayani kepentingan bersama
menjadi usaha untuk menghasilkan laba bagi pemilik modal sesuai dengan
mekanisme pasar; dan (4) Adanya jaminan negara terhadap risiko yang
mungkin terjadi terhadap modal. Tuntutan pasar ini mendorong perubahan
dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk penyesuaian
program studi, kurikulum, manajemen dll. Komersialisasi pendidikan juga
memacu privatisasi lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, globalisasi
mempengaruhi kontrol pendidikan oleh negara. Sepintas terlihat bahwa
pemerintah masih mengontrol sistem pendidikan di suatu negara dengan cara
intervensi langsung berupa pembuatan kebijakan dan payung legalitas. Tetapi
tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global seperti IMF dan
World Bank yang membuat dunia politik dan pembuat kebijakan cenderung
market-driven. Ketiga, globalisasi mendorong delokalisasi dan perubahan
teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru seperti
komputer dan internet telah membawa perubahan yang sangat revolusioner
8.112 Manajemen
trend perubahan sistem sosial. Politik dan hukum bisa dilihat dari beberapa
hal berikut ini:
a. Investasi: tidak mengenal batas negara maupun hambatan geographis
namun lebih dipacu oleh mutu dan kesempatan yang ada/ditawarkan.
b. Badan Usaha: cepat dan penuh tanggap terhadap pasar maupun
konsumen; bisnis lebih terfokus; berorientasi global; lebih berbasis pada
pengetahuan; ramping dan nirbatas (borderless); multi sourcing dan
aliansi; tergabung dalam jaringan informasi bisnis global.
c. Proses Teknologi: berbasis pada cabang/agen; tidak terpusat;
mengorganisir sendiri: manufaktur di lokasi jual; makin menggunakan
teknologi cerdas; adanya standar global (ISO); teknologi baru, aman dan
bersih.
d. Produk: makin ringan namun kuat, bersih, lebih pintar, data hidup
pendek; dapat didaur ulang; komponen bebas dapat dipakai lagi; ramah
lingkungan; dimensinya semakin kecil; hemat energi.
e. Pasar/Konsumen: makin berorientasi pada produk global' kompetitif
dalam mutu, harga, purna jual; pelayanan.
b. Pemberdayaan karyawan
Berbagai pakar beranggapan bahwa organisasi masa kini harus
meletakkan pelanggan di atas segalanya. dan menekankan bahwa setiap gerak
yang dilakukan perusahaan harus mengarah pada pemuasan kebutuhan
pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus memberdayakan karyawan,
khususnya yang berada di garis depan.
LAT IH A N
2
Prof. Dr. Hans-Rimbert Hemmer. Globalisasi Akan Dapat Meningkatkan
Kemakmuran. Tempo Interaktif. 2001.
EKMA4116/MODUL 8 8.117
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 3
1) Pasar bebas membuat produk pangan lokal makin terdesak serta makin
mudah diambil dan diintervensi pihak asing. Hal ini disebabkan ...
1. tidak memiliki daya saing
2. mutu relatif rendah
3. pendidikan SDM-nya relatif rendah
Tes Formatif 1
1) D. Penguasaan secara fisik adalah jawaban yang tepat. Supaya lebih
jelas baca hal. 10.
2) D. Tahun 1994 adalah jawaban yang tepat. Baca hal 5.
3) A. Sektor yang dianggap kurang efisien adalah jawaban yang tepat.
Baca hal 5.
4) C. World Bank adalah jawaban yang tepat. Baca hal 9.
5) B. adalah jawaban yang tepat, karena B tidak termasuk hal yang
mempengaruhi kemampuan bersaing. Supaya lebih jelas baca hal
12.
6) A. adalah jawaban yang tepat. Supaya lebih jelas baca hal 13.
7) B. adalah jawaban yang tepat. Supaya lebih jelas baca hal 13.
9) C. adalah jawaban yang tepat. Supaya lebih jelas baca hal 14.
10) B. adalah jawaban yang tepat. Supaya lebih jelas baca hal 14 Jawab
Tes.
Tes Formatif 2
1) A. Sumber Daya Alam adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih
jelas baca hal 17- 18.
2) C. Pertanian adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca
hal 18.
3) D. 1995 adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca hal 19.
4) A. Menempatkan petani sebagai obyek yang disetir oleh kepentingan
modal adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca hal
19.
5) B. Mengusahakan kemudahan prasarana angkutan barang adalah
jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca hal 22.
6) D. Membangun sentra-sentra industri adalah jawaban yang paling tepat.
Agar lebih jelas baca hal 23.
7) A. Untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja
adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca hal 23-24.
8) A. Industri karet adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas
baca hal 23-24.
EKMA4116/MODUL 8 8.125
9) C Tekstil dan produk tekstil, alas kaki, barang logam bukan mesin
adalah jawaban yang paling tepat. Agar lebih jelas baca hal 23-24.
10) A Memfasilitasi dunia usaha) adalah jawaban yang paling tepat. Agar
lebih jelas baca hal 24.
Tes Formatif 3
1) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 56.
2) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 56.
3) Jawaban yang benar adalah B, pernyataan 1,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 58.
4) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 59.
5) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 56.
6) Jawaban yang benar adalah C, pernyataan 2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 59.
7) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 59.
8) Jawaban yang benar adalah B, pernyataan 1,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 60.
9) Jawaban yang benar adalah D, pernyataan 1,2,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 81.
10) Jawaban yang benar adalah B, pernyataan 1,3 benar. Agar lebih jelas
baca kembali hal 61.
8.126 Manajemen
Daftar Pustaka
Bello, Walden, 27 Juni 2002. Krisis Proyek Globalis dan Ekonomi Baru
George W. Bush. Mc Planet Conference, Berlin.
Djunaedi, AS, Juni. (2002). Birokrasi yang Amanah. Pemeriksa No. 85.
Harsono, Adi. Globalisasi: Tidak Seburuk Mereka Duga. Ikatan Ahli Teknik
Perminyakan Indonesia.
8.128 Manajemen
Maszudi, Eddy. G-8. Paradoks Globalisasi & Dunia Ketiga. Suara Merdeka
Cyber Media, Jumat, 20 Juli 2001.
Mubyarto. Prof. Dr. Ekonomi Rakyat dan WTO. Jurnal Ekonomi Rakyat,
Yogyakarta, Editorial Edisi Januari 2004.
Mubyarto, Prof. Dr. Ekonomi Rakyat dan UKM. Jurnal Ekonomi Rakyat,
Yogyakarta, Editorial Edisi Maret 2003.
Larangan Impor Udang, Senjata Makan Tuan. Kompas Cyber Media, Selasa,
01 Februari 2005.
Nilai Ekspor Produk Rumah Tangga Naik 16 Persen. 2004, The Embassy Of
The Republic Indonesia, Washington DC - USA.
KEMBALI