Tumor Jinak
Tumor Jinak
PENDAHULUAN
Neoplasia secara harafiah berarti “pertumbuhan baru”. Dapat diartikan pula bahwa
neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal. Neoplasia dan tumor sebenarnya
adalah sesuatu yang berbeda. Tumor adalah istilah klinis yang menggambarkan suatu
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia ganas
(malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara keduanya, bahwa neoplasia jinak
merupakan pembentukan jaringan baru yang abnormal dengan proses pembelahan sel yang
masih terkontrol dan penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan
sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak akan
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem kontrol
pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat mengganggu proses
pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan neoplasma. Kerusakan sel pada bagian kecilnya,
misalnya gen, dapat menyebabkan neoplasma ganas. Tetapi jika belum mengalami kerusakan
pada gen digolongkan pada neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan pada faktor-faktor
pertumbuhan (growth factors) sehingga fungsi gen masih berjalan baik dan kontrol pembelahan
interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian
proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen
rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut, dan kelenjar
ludah.
Apa saja macam macam tumor jinak di rongga mulut selain dari jaringan epitel, jaringan ikat
dan lemak?
Mahasiswa mengetahui macam macam tumor jinak di rongga mulut selain dari jaringan
PEMBAHASAN
a) Neruroma traumatik
Gambaran klinis:
Neuroma traumatic (amputasi) adalah sebagai suatu pertumbuhan yang berlebihan bersifat
bukan neoplasma dari akson dan merupakan jaringan parut fibros. Lesi ini muncul sebagai akibat
terputusnya saraf perifer, kemudian terbentuk jaringan parut, jaringan parut ini mengganggu
Neuroma traumatik sering terjadi pada sisi yang mudah mengalami trauma fisik, seperti
bibir, lidah, dan mukosa bukal. Neuroma traumatik juga dilaporkan terjadi didaerah saraf
Neurofibroma merupakan neoplasia jinak yang relative tidak umum. Neoplasia ini
berkembang dari bekas saraf dan batang saraf yang besar, menghasilkan pembesaran tumor.
Gambaran Klinis
sekitarnya.
Neurofibroma dapat menunjukan variasi warna, antara warna pucat hingga agak
Neurofibroma kutan dan mukosa dapat terjadi dalam dua keadaan yang terpisah. Lesi ini
jarang sebagai lesi tersendiri, tanpa ada riwayat keluarga atau berhubungan dengan
Kejadian yang lebih umum dari neurofibroma adalah sebagian dari gangguan dominan
autosom neurofibromatosis type I. Penyakit ini juga diketahui sebagai penyakit von
Karakteristik umumnya adalah bersamaan dengan adanya pigmentasi pada kulit yang
dikenal sebagai café au lait spot (menyerupai kopi susu). Neurofibromatosis type II
(central neurofibromatosis) merupakan sindrom yang melibatkan nervus kranialis ke-8
Neufibroma pada kulit dapat mempunyai variasi bentuk, antara lain tumor – tumor
lobular (seperti kacang polong dan dahulu dikenal sebagai neufibroma pleksiform). Jika
lesi besar, maka akan menimbulkan deormasi, mempunyai masa tumor. Semua ini
HPA
Secara histology mengandung campuran dari sel – sel schwan neoplastik dan akson –
Sering digambarkan sebagai suatu konsistensi kistik atau menyerupai tekstur jaringan
adipose
2. Tumor Jinak yang Berasal dari Kelenjar Ludah
a). Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor jinak vaskular yang sering dijumpai pada masa kanak
Gambaran klinis
Lesi ini terutama sangat sering ditemukan pada bibir, lidah, dan mukosa bukal.
Hemangioma kepala dan leher relatif sangat umum. Hemangioma dari rongga mulut merupakan
14% dari semua hemangioma. Hemangioma biasanya < 2 cm dalam dimensi terbesar, namun
bisa menjadi luas yang melibatkan bagian signifikan dari rongga mulutdan orofaring termasuk
lidah.
Hemangioma dicurigai apabila pada makroskopis tampak tumor warna kehitaman bekas
darah, dari samping tampak bentukan spons. Hemangioma terdiri dari kapiler (yang paling
sering) dan kavernosa. Hemangioma sering kali terletak di superficial, di kulit (leher atau
kepala), bisa sub cutan, submukosa, di cavum oral, tapi dapat pada organ dalam, seperti hepar,
HPA
Hemangioma ciri mikroskopisnya tampak prolifersi kapiler pembuluh darah yang hebat,
dilapisi dengan selapi endotel dengan lumen vaskulernya seragam dan kecil-kesil (tidak
berdilatasi).
Gambaran klinis:
Pleomorfik adenoma adalah tumor pada kelenjar saliva minor intraoral yang paling sering
terjadi di daerah palatum keras (43%), diikuti oleh daerah bibir atas (20%), dan mukosa bukal
(10%).1,2,3 Insidensi terbanyak pada dekade ke – 4 sampai ke – 6 dengan rasio laki - laki dan
perempuan 2:1.4 Penyebab adenoma pleomorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara
pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Tumor ini tumbuh lambat, tidak
menimbulkan rasa sakit, dapat digerakkan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang
Gambaran mikroskopis:
Secara mikroskopis sediaan tampak dilapisi epitel gepeng berlapis, inti sel dalam batas
normal. Subepitelial tampak massa tumor terdiri dari unsur epitelial bentuk buat, oval, yang
tumbuh hiperplastik, memadat dan sebagian berbentuk kelenjar berukuran kecil dengan inti
masih dalam batas normal. Tampak pula sel – sel spindel dengan inti dalam batas normal.
Gambaran Histopatologi
monomofik lainnya dan paling umum terjadi pada kelenjar ludah parotis. Tumor ini jinak, tetapi
dapat terjadi bilateral 15% dari total kasus atau berupa multifokus di dalam kelenjar ludah yg
sama. Lesi umumnya terjadi setelah usia 30 tahun dan yang paling sering adalah pada usia lebih
dari 50 tahun .
Tumor ini berasal dari epitel duktus ektopik. CT-Scan dapat menunjukkan suatu massa
dengan batas jelas pada bagian postero-inferior dari lobus superficial parotis. Jika pemeriksaan
radiosialografi dilakukan maka dapat dilihat peningkatan aktivitas yang berhubungan dengan
adanya onkosit dan peningkatan isi dari mitokondrianya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histology.
Gambaran Histopatologis:
Tumor ini berbentuk glandula yang dipisahkan celah-celah yang cenderung membentuk
kistik dan membentuk proyeksi papila-papila yang tertanam di dalam jaringan limfoid yang
padat. Rongga kistik dilapisi oleh sel epitel yang eosinopilik (onkosit) 2 lapis (bilayer).
Menunjukkan proliferasi sel-sel onkosit 2 lapis, yang melapisi struktur seperti rongga kistik,
a) Nevus Pigmentasi
Biasa disebut tahi lalat tetapi berada pada jaringan lunak rongga mulut.
Gambaran Klinis:
Dua dari nevus yang paling umum tedadi di kulit clan mukosa mulut, yaitu nevus
intradermal (jika di dalam mulut lebih spesifik sebagai intramucosal nevus) dan nevus
penghubung junctional nevus). Nevus intramukosal pada palatum, berwarna biru kehitaman
HPA
Melanosis pada mukosa membran terlihat adanya peningkatan jumlah sel-sel melanin pada
basaloid layer.
4. Tumor jinak ectodermal yang asalnya odontogenic
a) Ameloblastoma
Ameloblastoma adalah suatu tumor berasal dari sel – sel embrional dan terbentuk dari sel
– sel berpontesial bagi pembentukan enamel. Tumor ini biasanya tumbuh dengan lambat, secara
histologis jinak tetapi secara klinis merupakan neoplasma malignan, terjadi lebih sering pada
badan atau ramus mandibula dibanding pada maksila dan dapat berkapsul atau tidak berkapsul.
Gambaran Klinis
Pada tahap yang sangat awal , riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala). Ameloblastoma
tumbuh secara perlahan selam bertahun-tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan
radiografi oral secara rutin. Pada tahap awal , tulang keras dan mukosa diatasnya berwarna
normal. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang
menonjol terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul pada radiografi.
Dengan pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan
memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya
pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal mandibula, juga dapat mengalami
perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik.
Ketika menembus mukosa, permukaan tumor dapat menjadi memar dan mengalami ulserasi
akibat penguyahan. Pada tahap lebih lanjut,kemungkinan ada rasa sakit didalam atau sekitar gigi
Gambaran Histopatologi
memperlihatkan tipe histologis tunggal, yang lainnya dapat menunjukkan beberapa pola
histologis didalam lesi yang sama. Yang umum untuk semua tipe ini adalah polarisasi sel-sel
sekitar dibentuk seperti sarang yang berproliferasi kedalam pola yang serupa dengan ameloblas
PENUTUP
A. Kesimpulan
neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal.Ada dua tipe neoplasia, yaitu
neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan
perbedaan antara keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang
abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol dan penyebarannya terlokalisir.
Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya
meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai
makanan.
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non
interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian
proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen
rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut, dan kelenjar
ludah.
DAFTAR PUSTAKA
Rosenber S.A., Sult, H.D., Baker L.H and Rosen.G. SARKOMA of SOFT TISSUE and BONE,
Casciato DA, Forscher CA. SARCOMA, in Manual of Oncology, 4th ed, Lippincot Williams
Way LW. Current Surgical Diagnosis & Treatment, 8th ed, Prentice Hal Int. Inc, 1988.p.1133-
1165