Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengkajian Nyeri Komprehensif (PQRST)


ciri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium,
akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit dan terdapat rasa
penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akaN datangnya kematian
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan yang dianjurkan yaitu Penanda (cardiac biomarker) kerusakan jantung
Creatinin Kinase(CK) MB dan cardiac specific troponin (cTn)T atau (cTn)I dan
dilakukan secara serial.
3. Pemeriksaan EKG

Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya
gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis. Infark inferior dan posterior
diakibatkan oleh oklusi right coronary artery (RCA) pada 80-90% pasien sedangkan 10-
20% pasien diakibatkan oleh oklusi arteri left circumflex (LCX).
4. Pemeriksaan Angiografi
5. Frekuensi dan irama jantung
Frekuensi dan irama jantung perlu dipantau secara terus menerus. Adanya disritmia dapat
merupakan petunjuk ketidakseimbangan suplai dengan kebutuhan oksigen jantung dan di pantau
terhadap perlunya diberikan terapi antidisritmia. Bila terjadi disritma tanpa nyeri dada, maka
parameter klinis lain selain oksigenasi yang adekuat harus di cari, seperti kadar kalium
serum terakhir (Smeltzer & Bare, 2008).
6. Bunyi jantung
Bunyi jantung harus diauskultasi secara terus-menerus, karena bunyi jantung abnormal dapat
timbul. Deteksi dini S3 yang diikuti penatalaksanaan medis yang agresif dapat mencegah edema
paru yang mengancam jiwa. Adanya bunyi murmur yang sebelumnya tidak ada menunjukkan
perubahan fungsi otot miokard sedangkan friction rub menunjukkan adanya perikarditis (Lily,
2008 ).

7. Status volume cairan


Pengukuran intake dan output cairan penting dilakukan. Cairan yang seimbang dan cenderung
negatif akan lebih baik untuk menghindari kelebihan cairan dan kemungkinan gagal jantung.
Berkurangnya haluran urine (oliguria) yang disertai hipotensi merupakan tanda awal shock
kardiogenik.
8. M
Tn I 58 tahun dibawa ke UGD dengan sesak dan nyeri dada kiri. 1 minggu sebelum masuk RS
pasien merasakan sesak nafas terutama ketika beraktivitas, 12 jam sebelum masuk RS pasien
mengeluh sesak bertambah tetapi masih bisa berangkat bekerja dan 1 jam sebelum dibawa ke RS
pasien mengeluh nyeri dada skala 5 yang memberat ketika beraktivitas dan tidak hilang dengan
istirahat. Hasil pengkajian menunjukkan pasien compos mentis,  TD 159/94 mmHg, nadi 116
x/menit, RR 26 x/menit, terlihat penggunaan otot bantu nafas dan usaha bernafas, SpO2 97%,
suhu 37,5oC, terdapat piiting edema derajat 2 pada ekstremitas bawah. Hasil pemeriksaan EKG
menunjukkan ST elevasi di lead II, III, aVF, V2, V3, V4. 

Anda mungkin juga menyukai