Anda di halaman 1dari 9

KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh :

Inge Artiansa (120110180002)

Dita Amalia (120110180006)

Aisyah Khairunnisa ( 120110180082)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
dan syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat,
hidayat, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konstruksi
Teori Akuntansi.

Makalah ini ditulis dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Kami menyadari penulisan dan penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka dari
itu kritik dan saran kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang
lengkap mengenai Konstruksi Teori Akuntansi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi guna
mendukung kelancaran penyusunan makalah ini.

Sumedang, 23 Februari - 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
A. Pengertian.................................................................................................................................5
B. Pendekatan dalam Perumusan Teori........................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pada periode pertama
akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk
pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan
penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada
periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukanlagi sekedar masalah
debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan
teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern Pengguna
akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung;
2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi
diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan
kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada
tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk
pengambilan keputusan.Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi
untuk pengambilan keputusan terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan
dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi
keuangan tentang kegiatan ekonomi.Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen
perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang
dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam
rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan
datang.

Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam
memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis
dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan
mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam
mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana,penerapan teknologi, sistem
pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan
yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik.
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi
keuangan guna menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri menengah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Menjelaskan metode-metode dan pendekatan yang dapat digunakan dalam
merumuskan teori akuntansi
b. Menjelaskan bagaimana perumusan teori akuntansi di Indonesia.

1.3 Tujuan
Teori akuntansi memberikan seperangkat prinsif yang logis, saling terkait, yang menbentuk kerangka
umum, dan dapat dipakai sebagi acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi. Yang berfungsi
Sebagi pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi, Memberi kerangka acuan dalam menyelesaikan
masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya, Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca
terhadap informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan, Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan dan
Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktek akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Akuntansi dapat didefiniskan sebagai “seperangkat pengetahuan yang mempelajari
penyediaan jasa berupa informasi keuangan yang bermanfaat untuk kepentingan pengambilan
keputusan .”

B. Pendekatan dalam Perumusan Teori


1. Pragmatic Theories (1950)
Teori yang didasarkan dari observasi tingkah laku akuntan atau pengguna laporan.
a. Descriptive Approach
Berdasarkan observasi bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu, serta apakah
akuntan melakukan apa yang dianjurkan oleh teori. Kelemahannya antara lain tidak ada
penilaian logis atas apa yang dilakukan akuntan, tidak memungkinkan perubahan akibat tidak
berujung, dan cenderung lebih memusatkan pada perilaku akuntan dibandingkan dengan
pengukuran atribut perusahaan. Dengan metode ini, dapat terus mengamati perilaku akuntan
untuk menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Dengan demikian, itu adalah
pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansi adalah cara yang populer untuk
belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir ini, seorang akuntan yang telah
dilatih dengan magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun.
Sterling mengacu pada hal ini sebagai metode antropologi dan komentar seperti berikut :
Ini sangat mirip dengan, yang dikatakan teori bahwa ‘esensi dari agama primitif
animisme’. Teori ini memungkinkan seorang antropolog untuk memprediksi bahwa dalam
kondisi tertentu, seorang primitif akan bertindak dengan cara tertentu.
Pengujian teori adalah pengamatan tindakan manusia primitif. Dalam cara yang sama,
pengujian teori antropologi akuntansi adalah pengamatan tindakan akuntansi manusia.
Misalnya, jika seorang antropolog akuntansi te lah mengamati bahwa akuntansi manusia
biasanya mencatat tokoh ‘konservatif’ dan secara umum hal ini sebagai prinsip
`konservatisme ‘, maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati apakah atau tidak’
seorang akuntansi dalam catatan fakta tokoh konservatif jika seorang antropolog akuntansi
menetapkan prinsip “keragaman ‘, maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati
apakah ada atau tidak seorang akuntansi dalam kejadian catatan sebenarnya yang serupa
dalam cara yang Berbeda.
Ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk teori konstruksi
 Hal ini diklaim bahwa tidak ada penilaian logis dari tindakan akuntan. Hal ini belum tentu
bahwa dalam cara perhitungan akuntan di mana ia harus menghitung dan tidak ada
penilaian analisis mengenai kualitas tindakannya atau perhitungan yang dibuat.
 Metode ini tidak memungkinkan perubahan, karena hal ini melingkar dalam pendekatan.
Teknik akuntansi tidak pernah diragukan, mereka diabadikan oleh generasi penerus dari
pengamat akuntansi pragmatis. Kami mengamati metode dan teknik berlatih akuntan,
mengajarkan teknik kepada siswa saat ini, mengamati, lulusan tersebut di kemudian hari
untuk belajar apa untuk mengajar dan sebagainya.
 Akhirnya dengan berfokus pada pragmatik kami berkonsentrasi pada perilaku akuntan
dan bukan pada pengukuran atribut perusahaan seperti aset, passive, pendapatan, dll.Kami
tidak menyangkut diri kita dengan fenomena akuntansi semantik.

Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis yang pantas untuk teori konstruksi
akuntansi. Kesimpulannya adalah, tentu saja dalam kaitannya dengan teori normatif tentang
bagaimana. Akuntansi harus menjadidilakukan daripada teori pragmatis yang
menggambarkan praktek dunia nyata.

b. Psychological Approach

Berdasarkan observasi bagaimana tingkah laku pengguna laporan keuangan – output


yang dihasilkan akuntan. Kelemahannya ialah pengguna sering kali bertindak dengan tidak
logis atau tidak bertindak sama sekali.

Pendekatan lain yang pragmatis adalah untuk mengamati reaksi pengguna untuk output
keuangan, Akuntan memanipulasi transaksi akuntansi sesuai dengan aturan sintaksis yang
berbeda yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan, (misalnya sistem akuntansi
inflasi yang berbeda, Laporan ini kemudian diterima oleh pengguna Jika penerima bereaksi,
maka hal ini diambil sebagai bukti bahwa laporan keuangan yang ‘berguna’ dan berisi
informasi yang relevan `Namun, ada beberapa masalah. Beberapa penerima dapat bereaksi
secara logis, orang lain mungkin memiliki tanggapan sebelum dikondisikan dan yang lain
mungkin tidak bereaksi ketika mereka lakukan. Sebuah perbaikan dari pendekatan ini
menyesuaikan untuk alasan ini dengan berkonsentrasi pada teori keputusan dan bukan
tanggapan dari pengambil keputusan individu. Dengan kata lain, hanya akuntansi logis dan
didefinisikan dengan baik, teori-teori yang melibatkan pengukuran atribut akuntansi yang
dikembangkan dan diuji.

2. Syntatic and Semantic Theories

Teori yang berkembang ialah kritik atas Historical Cost.

a. Semantic Menekankan pembahasan tentang masalah penyimbolan dari kejadian yang


sebenarnya terjadi ke tanda-tanda bahasa atau elemen statement akuntansi. Teori ini banyak
membahas pendefinisian arti suatu elemen, pengidentifikasian atribut, dan jumlah rupiah
b. Syntatic Membahas mengenai bagaimana kegiatan yang telah dirumuskan melalui teori
semantic diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Meliputi pula hubungan unsur-unsur
yang membentuk struktur laporan keuangan atau struktur akuntansi.

3. Normative Theories (1950-1960)

Menjelaskan apa yang harus disajikan dan dikomunikasikan dalam laporan keuangan bagi
pengguna serta bagaimana hal tersebut disajikan. Berbicara mengenai:

a. True Income Berfokus pada bagaimana menghasilkan pengukuran yang tunggal dan unik
atas aset dan profit

b. Decision Usefulness Tujuan akuntansi ialah menghasilkan proses pengambilan keputusan


dari pengguna tertentu laporan keuangan dengan cara menyajikan data akuntansi yang relevan
dan berguna.
Teori yang berkembang mendasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dan
kemakmuran. Para pakar membuat penyesuaian pada Historical Cost dengan mengukur tingkat inflasi
atau market value suatu aset.

4. Positive Theories (1970)

Menguji secara empiris tentang hipotesis akuntansi dengan kejadian sebenarnya. Teori ini
menjelaskan, menggambarkan, atau memprediksi fenomena yang diamati, seperti mengapa akuntan
melakukan apa yang mereka lakukan. Perbedaan dengan teori normatif adalah bahwa teori normatif
menjelaskan secara preskriptif, sementara teori positif menjelaskan secara deskriptif, eksplanatori, dan
prediktif.

5. Different Perspectives

Pendekatan-pendekatan sebelumnya, dikenal dengan pendekatan ilmiah, menganggap setiap


tindakan yang tidak sesuai dengan teori sebagai sebuah anomali. Dalam mengembangkan teori,
mereka sering kali mendasarkannya dari pengujian sebuah hipotesis yang diyakini sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan dengan perbedaan asumsi ontologis kerap menghasilkan pendekatan
epistemologi yang berbeda pula. Hal ini kemudian membuat kelompok pendukung Naturalist
Theoryberpendapat bahwa dalam penelitian diharapkan berangkat dari tidak ada asumsi awal dan
fokus pada permasalahan spesifik perusahaan. Pendekatan Naturalis dilakukan dengan pengamatan
secara mendetail tanpa terdistraksi oleh analisis hitungan matematis dan statistik.

6. Scientific Approach Applied to Accounting

Terdapat kesalahpahaman tentang tujuan penelitian ilmiah dalam akuntansi. Kesalahpahaman


pertama adalah keyakinan bahwa ada usaha untuk menyingkirkan ilmuwan dari praktisi akuntan.
Padahal dalam hal ini, akuntan sebagai praktisi tidak bertindak sebagai scientist karena mereka
bertindak berdasar bukti dan penjelasan logis sehingga dapat merumuskan metode dan penjelasan
yang tepat. Kesalahpahaman selanjutnya ialah bahwa dalam penelitian akuntansi dicari sebuah
‘kebenaran absolut’, yang mana adalah tidak mungkin dikarenakan akuntansi merupakan ilmu turunan
dan sosial yang berasal dari manusia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi dan dalil dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi dan menjelaskan hubungan fenomena tersebut dengan
variabel lainny. Sehingga dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena lain yang mungkin akan
muncul sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam menyusun teori dan merumuskan metode
dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu: Pragmatic, Syintatic, semantic, normative,
positif dan pendekatan perspektif lainnya.

Perbedaan antara normative theory dengan positive theory adalah jika normative mencoba
menjawab pertanyaan “apa yang semestinya”, sedangkan positive theory menjawab pertanyaan
“apa yang sedang terjadi”.

Perbedaan antara scientific dan naturalistc adalah jika scientific berasumsi bahwa apa yang
terjadi saat ini akan berdampak pada fenomena yang selanjutnya akan terjadi, sedangkan
naturalistic menyiratkan bahwa tidak ada asumsi sebelumnya yang terbentuk dan berfokus pada
perusahaan spesifik masalah di dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai