Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, berbagai macam
teknologi banyak bermunculan teknologi baru hingga teknologi yang
dikembangkan dari teknologi sebelumnya. Khususnya pada bidang kontrol,
teknologi-teknologi yag diterapkan berkembang dengan pesat pula dimana
pada saat ini proses didalam sistem kontrol yang dirangkai secara listrik.
Tetapi sudah menggunakan peralatan kontrol sistem pemrograman yang dapat
diperbaharui atau lebih populer disebut PLC ( Programmable Logic
Controller ).
PLC adalah suatu alat sejenis komputer yang digunakan untuk
mengontrol peralatan di industri. Sistem kontrol menggunakan PLC
mempunyai banyak keuntungan dibandingkan siste kontrol menggunakan
peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik seperti relay atau kontaktor
yaitu:
1. Jika sebuah aplikasi kontrol yang kompleks dan menggunakan banyak
relay, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan atau memasang
satu buah PLC sebagai kontrol.
2. PLC dapat dengan mudah di ubah – ubah dari satu aplikasi ke aplikasi
lain dengan cara memprogram ulang sesuai yang kita inginkan.
3. PLC didesain untuk bekerja dengan keandalan yang tinggi dan jangka
waktu pemakaian yang lama pada lingkungan industri.
4. PLC dapat melakukan diagnosa dan menunjukkan kesalahan apabila
terjadi gangguan sehingga ini sangat membantu dalam melakukan
pelacakan gangguan.
5. PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan
komputer. Sehingga kontrol dapat ditampilkan di layar komputer,
didokumentasikan, serta gambar kontrol dapat dicetak dengan
menggunakan printer.

1
6. Mudah dalam melakukan pelacakan gangguan kontrol.
Trainer PLC ini merupakan suatu modul simulator yang
mensimulasikan sistem kerja dan kerja proses suatu sistem, dengan adanya
trainer PLC terpadu tersebut maka akan memudahkan dalam pemahaman dan
pengembangan sistem baik dari konsep pemrograman PLC maupun
perancangan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu :
1. Bagaimana merancang dan membuat modul Praktikum PLC OMRON
CP1H pada pengaplikasian Motor DC yang mengacu pada kurikulum
Program Studi Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang?
2. Bagaimana cara mengembangkan Modul PLC dari yang sudah ada
dengan menggunakan OMRON CP1H?

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam pembuatan alat ini tidak menyimpang dari tujuan yang
diharapkan, maka dibuat batasan – batasan sebagai berikut :
1. Alat ini merupakan modul praktikum untuk sistem PLC OMRON CP1H
dengan 24 masukan dan 16 keluaran.
2. Tidak membahas perhitungan daya.

1.4 Tujuan
Berdasarkan analisis rumusan permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk merancang dan membuat modul PLC dengan tipe OMRON CP1H
yang diharapkan dapat mendukung kurikulum Program Studi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Malang.
2. Menyusun Modul PLC OMRON CP1H yang digunakan sebagai kontrol
untuk outputan yang terdapat dalam modul dan juga pengaplikasian pada
Motor DC

2
1.5 Luaran
1. Laporan hasil pembuatan Laporan Akhir Modul Laboratorium
Instrumentasi dan Kontrol Menggunakan PLC Aplikasi Plant Pada Motor
DC.
2. Modul trainer PLC OMRON CP1H untuk laboratorium kontrol atau PLC
Politeknik Negeri Malang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PLC ( Programmable Logic Control )


Programmable Logic Controller disingkat PLC merupakan suatu
bentuk khusus pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan
memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi – instruksi dan
untuk mengimplementasikan fungsi – fungsi logika. Fungsi – fungsi logika
tersebut misalnya; logika kombinasional, sekuensial, pewaktuan, pencacahan
dan aritmatika. Fungsi dari PLC adalah untuk mengontrol mesin – mesin dan
proses – proses industri. Istilah logika (logic) dipergunakan karena
pemrograman yang harus dilakukan sebagian besar berkaitan dengan
pengimplementasian operasi –operasi logika dan penyambungan (switching).

Gambar 2.1 Programmable Logic Controller

Gambar 2.2 Sistem PLC


Perangkat –perangkat input, yaitu saklar, tombol atau sensor, dan
perangkat – perangkat output di dalam sistem yang dikontrol, misalnya
motor, katup, dan sebagainya, disambungkan ke PLC. Sang operator

4
kemudian memasukkan serangkaian instruksi yaitu sebuah program ke dalam
PLC. Perangkat pengontrol tersebut kemudian memantau input – input dan
output – output sesuai dengan instruksi – instruksi di dalam program dan
melaksanakan aturan – aturan kontrol yang telah diprogramkan.

2.2 Modul PLC Omron CP1H

Gambar 2.3. Omron CP1H

Gambar 2.4 Antarmuka Eksternal Modul CP1H

5
Tabel 2.1 Spesifikasi PLC Omron CP1H

SPESIFIKASI
CPU
POWER OUTPUT MODEL STANDART
UNIT TIPE CPU INPUT OUTPUT
SUPPLY METHOD
- Kapasitas Catu Relay
X40DR-A
memori : 20K daya AC Output
- Counter kecepatan Transistor
tinggi untuk 4 Output X40DT-D
sumbu : 100 kHz (sinking)
CP1H- untuk signal
24 16
X phase, 50kHz Catu
untuk differential daya DC Transistor
phases iutput X40DT1-D
- Keluaran pulsa (sourcing)
untuk 4 sumbu :
100kHz
- Kapasitas Catu Relay
X40DR-A
memori : 20K daya AC Output
- Counter kecepatan Transistor
tinggi untuk 4 Output X40DT-D
sumbu : 100 kHz (sinking)
untuk signal
CP1H- phase, 50kHz
24 16
XA untuk differential Catu
phases daya DC Transistor
- Keluaran pulsa iutput X40DT1-D
untuk 4 sumbu : (sourcing) UC1, N, L,
100kHz CE
- Input analog : 4
- Output analog : 2
- Kapasitas
memori : 20K
- Counter kecepatan
tinggi untuk 4
sumbu : 2 sumbu
untuk 1MHz dan 2
sumbu untuk
100kHz
12
- Keluaran pulsa 8 input
Transistor input
CP1H- untuk 4 sumbu : 2 Catu driver-
Output driver- Y20DT-D
Y sumbu pada 1MHz daya DC line, 2
(sinking) line, 2
untuk single- sumbu
sumbu
phase(500kHz
untuk differential
phases) dan 2
sumbu pada
100kHz untuk
single-phase
(50kHz untuk
differential phases)

6
2.3 Perangkat – Perangkat Input
Adapun perangkat input yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Push Button
Sebuah tombol mekanis menghasilkan sinyal ‘hidup’/’mati’
sebagai akibat dari tertutup atau terbukanya saklar oleh suatu input
mekanis. Bila ditekan maka akan memberikan sinyal “hidup”, dan bila
dilepas maka akan memberikan sinyal “mati”.

2. Push Button ON-OFF


Sebuah tombol mekanis menghasilkan sinyal “hidup” bila
ditekan, meskipun di lepas sinyal tersebut tidak akan berubah. Dan untu
merubah sinyal tersebut menjadi “mati”, maka perlu penekanan lagi.

3. Saklar
Sebuah komponen mekanis yang digunakan untuk memutuskan
atau menghubungkan jaringan listrik.

4. Limit Switch
Sebutan saklar limit (limit switch) diperuntukkan bagi saklar yang
digunakan untuk mendeteksi keberadaan atau pergerakan sebuah
komponen mesin yang bergerak.

5. Reed Switch
Saklar tipe ini dibentuk oleh dua strip (lempengan kecil) bahan
feromagnetik lentur yang ujungnya diletakkan saling berimpitan namun
tidak saling bersentuhan dan dibungkus rapat di dalam sebuah wadah
kaca atau plastik. Ketika sebuah magnet atau sebuah kumparan berarus
diletakkan di dekat saklar, kedua strip akan termagnetisasi dan saling
menarik satu sama lainnya. Akibatnya kontak akan menutup.

7
6. Proximity Switch
Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi
ada atau tidak sebuah obyek tanpa melakukan kontak fisik dengan obyek
tersebut. Karakteristik dari sensor ini adalah mendeteksi obyek benda
dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sampai beberapa
centi meter saja sesuai tipe sensor yang digunakan.
Proximity Sensor terbagi dua macam, yaitu:
a. Proximity Induktif
Proximity Induktif berfungsi untuk mendeteksi obyek
besi/metal. Meskipun terhalang oleh benda non-metal, sensor akan
tetap dapat mendeteksi selama dalam jarak (nilai) normal sensing
atau jangkauannya. Jika sensor mendeteksi adanya besi di area
sensingnya, maka kondisi keluaran sensor akan berubah nilainya.

b. Proximity Kapasitif
Proximity Kapasitif akan mendeteksi semua obyek yang ada
dalam jarak sensingnya baik metal maupun non-metal.

7. Sensor Suhu PT100


PT100 merupakan salah satu jenis sensor suhu yang terkenal
dengan keakurasiannya. PT100 termasuk golongan RTD (Resistive
Temperature Detector) dengan koefisien suhu positif, yang berarti nilai
resistansinya naik seiring dengan naiknya suhu. PT100 terbuat dari
logam platinum. Oleh karenanya namanya diawali dengan ‘PT’. Disebut
PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada suhu 0°C pada nilai resistansi
100 ohm. Ada juga PT1000 yang dikalibrasi pada nilai resistansi 1000
ohm pada suhu 0°C.

8. Sensor LDR
Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen
elektronik yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan
intensitas cahaya yang mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula

8
pada light-dependent resistor (LDR), atau fotokonduktor. Fotoresistor
dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi yang tidak dilindungi dari
cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup
tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan
elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi.
Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan
mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.

2.4 Perangkat – Perangkat Output


Peralatan output yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Motor DC
Sebuah motor DC, memiliki kumparan-kumparan kawat yang
dipancangkan di dalam slot-slot pada sebuah silinder (armature) yang
terbuat dari bahan feromagnetik. Armature dipasang pada suatu bentuk
dudukan (bearing) dan bebas berputar. Dudukan armature adalah sebuah
medan magnet yang dihasilkan oleh magnet-magnet permanen atau arus
yang dialirkan melalui kumparan-kumparan kawat yang dinamakan
kumparan medan. Kedua magnet tersebut disebut sebagai stator (bagian
yang diam). Ketika ada arus yang mengalir pada kumparan di armature
maka akan timbul medan magnet yang tegak lurus dengan arus listrik
sehingga armeture mengalami gaya yang mengakibatkan perputaran.
Beberapa buah sikat dan sebuah komutator digunakan untuk
membalikkan arah aliran arus di dalam kumparan pada tipa-tiap setelah
putaran, guna mempertahankan putaran kumparan.

2. Motor Stepper
Motor Stepper (langkah) adalah motor motor yang menghasilkan
putaran dengan kecepatan sudut yang sama untuk setiap pulsa yang
diberikan sebagai masukannya. Oleh karena itu, motor dapat digunakan
untuk pengaturan posisi sudut yang akurat. Stator pada motor stepper
memiliki beberapa pasang kutub, dimana setiap pasang kutub diaktifkan

9
melalui prinsip elektromagnetik oleh arus yang mengalir melalui
kumparan yang dililitkan pada masing-masing kutup tersebut. Untuk
menggerakkan sebuah motor langkah, setiap pasang kumparan stator
harus disambungkan dengan dan diputuskan dari aliran arus secara
bergantian dalam urutan yang benar. Dengan demikian, input ke motor
berupa deretan pulsa yang harus menghasilkan pulsa output ke setiap
pasang kumparan stator dalam urutan yang benar

3. Buzzer
Buzzer digunakan untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara. Dalam buzzer terdapat magnet dan suatu kumparan yang dapat
bergerak bebas. Kumparan tersebut dihubungkan dengan suatu membran
audio. Bila kumparan dilalui oleh arus, akan bergerak-gerak dan
menggetarkan membran audio. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri
arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. 

4. Seven Segmen
Sekumpulan led yang disusun menyerupai digit yang
membentuk bagian dari karakter yang akan ditampilkan. Seven segmen
dapat dibedakan menjadi dua, yakni common anoda dan common katoda.

2.5 LED (Light Emitting Diode)


LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED
merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-
warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan

10
semikonduktor yang dipergunakannya. LED memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N). Prinsip kerja LED yakni hanya akan
memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda
menuju ke Katoda.

2.6 Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik
yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai
komponen electromechanical yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau
elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal. Komponen relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar, sehingga dengan
menggunakan Sumber arus listrik yang kecil atau low power, dapat
menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi.

2.7 Motor DC;


Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/directunidirectional.
Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik berupa gerak rotasi.
Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah.
Tiap kumparan berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator
antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double
pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz,
yang menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan
magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta
secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Kecepatan
putar motor DC (N) dirumuskan dengan

11
Persamaan berikut :

12
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Dalam Bab ini akan dijelaskan tentang spesifikasi alat, blok diagram sistem
dan prinsip kerja alat, pembuatan jalur pengawatan (etching), pengeboran,
pelapisan timah, perencanaan elektronik dan mekanik.

3.1 Spesifikasi Alat


1. Alat ini menggunakan sumber tegangan DC 24 volt untuk supply PLC,
12 volt untuk buzzer dan motor DC, serta DC 5 volt untuk rangkaian
BCD counter & motor stepper.
2. Aplikasi Software yang digunakan ialah menggunakan CX-Programmer.
3. Fungsi dari alat ini adalah sebagai media praktikum mata kuliah PLC.
4. Input masukan berupa berbagai macam saklar (togglee switch, push
button switch, rotary switch, reed switch, limit switch dan push ON/OFF
switch) dan berbagai macam sensor (sensor suhu, sensor proximity, dan
LDR) yang kemudian masuk ke PLC.
5. Keluarannya yang disediakan terdiri dari buzzer, motor DC, motor
stepper, dan 7-segments.
6. Terdapat saklar ON/OFF.
7. Box alat ini terbuat dari acrylic dan plat besi.
8. Box modul PLC bagian atas, depan, dan belakang menggunakan acrylic
kemudian bagian bawah, kanan, dan kiri menggunakan plat besi yang
dicat warna orange.
9. Menggunakan PPI Cable sebagai alat komunikasi dengan komputer.
10. Tampilan dapan modul PLC miring dengan panjang 51 cm dan lebar 40
cm dan tinggi max 24 cm.
11. Wiring saat praktikum menggunakan kaber jumper.
12. Penggunaannya langsung dihubungkan dengan komputer untuk
mendownload program ke PLC.

13
3.2 Diagram Blok

3.2.1 Diagram Blok Modul PLC Omron CP1H


Berikut merupakan fungsi tiap blok dari diagram blok dan
diagram blok modul praktikum PLC Omron CP1H :
- Power supply
Berfungsi sebagai sumber tegangan modul PLC Omron.

- Modul PLC Omron CP1H


Berfungsi sebagai kontroler dan pengolah data input. Modul ini
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari PLC Omron CP1H,
power supply, indikaor, port input dan output, saklar dan kabel.

Gambar 3.1 Diagram Blok Modul PLC Omron CP1H

14
- Modul Input
Berfungsi sebagai input yang memberikay perintah ke PLC. Modul
input ini terdiri dari limit switch, rotary switch, push button, reed
switch, toggle switch, saklar, sensor suhu PT 100 sensor proximity
dan LDR.

- Modul Output
Berfungsi sebagai plant yang dikontrol oleh PLC. Modul ini terdiri
dari modul motor DC, motor stepper, buzzer, dan seven segment.

3.2.2 Blok Diagram Aplikasi Modul PLC Omron CP1H

Gambar 3.2 Blok Diagram Plant PLC

Fungsi Diagram Blok Aplikasi pada Motor DC


1) Modul PLC Omron CP1H
Berfungsi sebagai kontroler dan pengolah data input. Modul ini
merupakan satu kesatuan yang terdiri dari PLC Omron CP1H,
indikator, port input/output, saklar dan kabel.
2) Input
Berfungsi input yang memberikan perintah ke PLC. Modul input
ini terdiri dari Modul Push Botton dan Sensor Kecepatan.

15
3) Output
Berfungsi sebagai plant yang dikontrol oleh PLC. Alat yang
dikontrol yaitu Motor DC.

3.3 Perencanaan Elektronik

a. Rangkaian Power Supply


Modul PLC ini menggunakan 2 power supply, yang pertama
adalah power supply untuk PLC sedangkan power supply yang kedua
adalah untuk masukan dari input-input aplikasi sederhana dari modul dan
untuk output dari PLC sehingga tegangan yang keluar dari output PLC
tidak selalu 24 volt namun dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Power
supply untuk PLC kita membeli barang jadi. Hal ini dikarenakan kita
membutuhkan tegangan yang stabil sebagai masukan tegangan untuk
PLC dengan besar tegangan yaitu 24 volt. Sedangkan power supply
untuk masukan dari input-input aplikasi sederhana dan untuk output dari
PLC kita membuat sendiri. Power supply ini memiliki 2 tegangan
keluaran yaitu 12 volt dan 5 volt. Untuk menghasilkan kedua tegangan
itu kami memakai IC regulator. Berikut gambar rangkaian dari power
supply yang menghasilkan 2 tegangan:

Gambar 3.3 Skema Gambar Rangkaian Power Supply

16
b. Rangkaian BCD to Seven Segment
BCD to seven segment pada modul ini digunakan untuk mengubah
bilangan biner menjadi decimal. Hal ini di karenakan keluaran dari PLC
akan di fungsikan sebagai bilangan biner (4 keluaran). Sehingga keluaran
PLC tidak dapat langsung di masukkan ke seven segment karena seven
segment memilki 8 masukan, yang masing-masing masukkan akan
menghidupkan segment-segment. Disini seven segment di fungsikan
sebagai nilai bilangan decimal karena akan menampilkan nilai bilangan-
bilangan decimal pada tampilannya. IC BCD yang kami gunakan adalah
74LS47 dari keluarga TTL. Berikut rangkaian BCD-nya:

Gambar 3.4 Rangkaian BCD to Seven Segment

c. Perencanaan PCB

 Tata letak komponen dan jalur rangkaian

Setelah dalam perencanaan rangkaian sudah benar maka


selanjutnya membuat tata letak komponen dan jalur rangkaian ke
pcb, proses ini dengan menggunakan program Proteus maupun Eagle
yang dimulai dari penggambaran rangkaian sampai perancangan
PCB. Hal pertama kali dalam menata letak komponen adalah dengan
menentukan besarnya PCB, setelah itu dibuat letak komponen
dengan serapi mungkin. Setelah proses tata komponen, jalur-jalur

17
rangkaian dibuat dengan menggunakan fitur yang ada pada Proteus
maupun Eagle.

Gambar 3.5 Tata Komponen Power Supply

Gambar 3.6 Layout PCB Power Supply

Gambar 3.7 Tata Letak Komponen BCD to Seven Segment

18
Gambar 3.8 Layout PCB BCD to Seven Segment

 Pembuatan PCB (Pencetakan dan Etching)

Setelah proses tata letak komponen dan pembuatan jalur


rangkaian selesai maka langkah selanjutnya adalah pencetakan ke
pcb dan etching. Pencetakan ke pcb menggunakan cara sablon
melalui media kertas glossy dan dipanaskan. Setelah proses
pencetakan selesai dilanjutkan proses etching untuk menghilangkan
lapisan tembaga yang tidak diperlukan.

 Pengeboran

Setelah PCB di etching, maka langkah berikutnya yang harus


dilakukan adalah pengeboran pada kaki – kaki komponen pada PCB.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor khusus PCB. Untuk
komponen yang kecil seperti resistor, kapasitor dan transistor kaki –
kaki kecil dibor dengan menggunakan mata bor sebesar 0,8 – 1mm.
Jika semua kaki komponen pada PCB telah dibor, maka dapat
dilakukan proses selanjutnya yakni pemasangan komponen yang
selanjutnya dilakukan pelapisan timah (penyolderan).
 Pelapisan Timah
Sebelum dilakukan pelapisan timah (penyolderan) terlebih
dahulu komponen – komponen telah dipasang dengan benar pada
PCB sesuai tata letaknya. Pelapisan timah (penyolderan) dilakukan
pada kaki – kaki komponen yang telah tertancap pada PCB.

19
Pelapisan Timah (penyolderan) dilakukan untuk merekatkan kaki
komponen pada PCB dengan dibantu oleh timah sebgai perekatnya
dan solder sebagai pemanas untuk mencairkan timah tersebut.
Hal ini dilakukan sehingga kaki – kaki komponen yang
terhubung akan tersambung sesuai jalurnya dan terbentuklah sebuah
rangkaian yang siap pakai.

3.4 Perencanaan Mekanik


3.4.1 Modul PLC Omron CP1H
a. Desain Gambar Tampilan Tata Letak Komponen Input
dan Output dari Modul PLC Omron CP1H.
Desain gambar tampilan tata letak komponen input dan
output ini disesuaikan dengan letak input dan output dari CP1H
(PLC) Sehingga dapat dicapai suatu kemudahan dalam proses
pengkabelan atau wiring. Berikut merupakan gambar desain
tampilan tata letak komponen input dan output dari modul PLC:
Adapun ukuran dari tampilan tata letak komponen input dan
output dari modul tersebut adalah Panjang 51 cm dan Lebar 40 cm.

Gambar 3.9 Desain Tampilan Tata Letak Komponen Input dan


Output

20
b. Desain Gambar Mekanik Bentuk Box Modul PLC Bagian Atas
Desain gambar box modul PLC bagian atas ini bertujuan
agar didapat sebuah modul PLC yang sesuai dengan estetika,
kekuatan, dan ukuran yang pas dari sebuah modul ajar PLC. Bahan
box modul PLC bagian atas terbuat dari akrilik yang mempunyai
ketebalan 4 mm. Box modul PLC bagian atas ini di buat miring
dengan sudut kemiringan 9.7576 deg. Kemiringan ini bertujuan
agar pengguna dari modul PLC ini dapat dengan mudah melihat
tampilan bagian input, CPU, dan output modul sekaligus
mempermudah pengoperasiannya. Berikut gambar desain box
modul PLC bagian atas:

50 cm

12 cm

6,4 cm

Gambar 3.10 Desain Mekanik Bentuk Box Modul PLC Bagian Atas

c. Desain Gambar Mekanik Bentuk Box Modul PLC Bagian


Tengah

Desain gambar box bagian tengah modul PLC ini


bertujuan agar didapat sebuah modul PLC yang memiliki
estetika, kekuatan dan kemudahan bagi penggunanya. Box
bagian tengah dari modul ini mengunakan plat yang memiliki
ketebalan 4 mm dan di buat miring. Kemiringan dari box ini di
sesuaikan dengan kemiringan dari box modul PLC bagian

21
atas. Box bagian tengah di bagi menjadi dua bagian dengan
panjang, lebar, tinggi, dan kemiringan yang sama. Di bagi
menjadi dua dikarenakan untuk digunakan tempat dari PLC
Omron dan Power Supply untuk PLC. Berikut gambar desain
box bagian tengah dari modul PLC:

Gambar 3.11 Desain Mekanik Bentuk Box Bagian Tengah

Gambar 3.12 Tata Letak dari Desain Mekanik Box Bagian Tengah

d. Desain Gambar Mekanik Bentuk Box Bagian Bawah dan


Samping

Desain gambar box bagian bawah dan samping modul


PLC ini bertujuan agar didapat sebuah modul PLC yang
memiliki estetika, kekuatan serta kesesuain bentuk dengan
desain bentuk box yang sebelumnya. Box bagian ini dibuat
dari plat yang memiliki ketebalan 4 mm dengan box bagian
samping memiliki sudut kemiringan 9.7576 deg.

Alasan dari pemilihan bahan adalah agar diperoleh


modul yang kuat, karena bagian bawah dan samping ini
digunakan untuk menyangga beban- beban dari komponen dan
peralatan yang digunakan pada modul ini. Berikut gambar

22
desain box bagian bawah dan samping dari modul PLC:

Gambar 3.13 Desain Mekanik Bentuk Box Bagian Bawah dan


Samping

Gambar 3.14 Tata Letak Desain Mekanik Bentuk Box Bagian Bawah
dan Samping
Dari serangkaian desain-desain gambar di atas, maka dapat
terbentuklah sebuah desain box yang memiliki nilai-nilai di atas.

Gambar 3.15 Desain Mekanik Bentuk Box dari Modul PLC

23
3.4.2 Perencanaan Mekanik Plant PLC

Gambar 3.16 Desain Mekanik Plant PLC

24
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Rencana Biaya


Tabel 4.1 Rencana Biaya
Banyak
No Nama Komponen Harga satuan Jumlah
Komponen
1 Push button 12 Rp. 2.500 Rp. 30.000
2 Toggle switch 12 Rp. 7.500 Rp. 90.000
3 Rotary Switch 1 Rp. 35.000 Rp. 35.000
4 Reed switch 1 Rp. 3.000 Rp. 3.000
5 Limit switch 1 Rp. 2.000 Rp. 2.000
6 Push button detend 1 Rp. 7.000 Rp. 7.000
7 Push button emergency 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
8 Push ON 1 Rp. 8.500 Rp. 8.500
9 Push OFF 1 Rp. 8.500 Rp. 8.500
10 PT100 1 Rp. 9.000 Rp. 9.000
11 LDR 1 Rp. 900 Rp. 900
12 Proximity induktif 1 Rp. 27.100 Rp. 27.100
13 Proximity kapasitif 1 Rp. 37.400 Rp. 37.400
14 Motor DC 1 Rp. 12.000 Rp. 12.000
15 Buzzer 1 Rp. 7.500 Rp. 7.500
16 Seven segment BCD 1 Rp. 8.000 Rp. 8.000
17 Motor Stepper 1 Rp. 19.000 Rp. 19.000
18 Led 12 Rp. 180 Rp. 2.160
19 Skun Y 1 pack Rp. 25.000 Rp. 25.000
20 Fuse 15 Rp. 1.500 Rp. 1.500
21 Kabel 1.5 mm merah 10 m Rp. 3000 Rp. 30.000
22 Kabel 1.5 mm hitam 10 m Rp. 3000 Rp. 30.000
23 Akrilik 3mm 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
24 Plat box 15cmx15cm Rp. 15.000 Rp. 15.000
25 Trafo 1 ampere 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000

25
26 Pcb 1 Rp. 7.500 Rp. 7.500
27 Heat srink 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
28 Saklar rocker 1 Rp. 1.000 Rp. 1.000
29 Jack banana 24 Rp. 4.000 Rp. 96.000
30 PLC Omron type CP1H 1 Rp. 6.864.000 Rp. 6.864.000
Jumlah Rp. 7.457.060

Untuk Modul Pembelajaran PLC Omron CP1H, pengeluaran hanya


digunakan pada PLC saja, sehingga total pengeluaran adalah :
Total : Rp 6.864.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Studi Literatur
2 Perancagan
Program
3 Proses Simulasi
4 Pemasanngan
Komponen
5 Proses Mekanik

6 Pengujian Alat dan


Presentasi
Akhir
7 Finishing

DAFTAR PUSTAKA

26
Budiarjo, Agung dan Rosidati Jami’atu Jamla. 2018. Rancang Bangun Modul
Praktikum PLC
Omron CP1H Pada Pengaplikasian Lift Barang [ Proposal Laporan
Akhir ]. Malang.
Politeknik Negeri Malang

Wicaksono, Dwi Bagus dan Tanti Ade Pramesti. 2018. Perancangan dan
Pembuatan Modul PLC
Omron CP1H Aplikasi Monitoring Kecepatan Motor Konveyor [Laporan
Akhir]. Malang. Politeknik Negeri Malang

Wicaksono, Dwi Bagus dan Tanti Ade Pramesti. 2018. Modul PLC Omron CP1H
Untuk
Pengembangan Lab. Kontrol [Proposal Laporan Akhir]. Malang.
Politeknik Negeri Malang

27

Anda mungkin juga menyukai