Anda di halaman 1dari 15

Senja III

Senja, aku ingin melihatmu


sekali lagi.
Esok jika mentari beranjak pergi,
aku ingin ada di sampimu.
Mungkin menangis,
mungkin tertawa

Senja, aku ingin menatapmu


sekali lagi.
Mengantar kemilaumu
menjadi temaram.
Jika Kau Tak Dapat Tinggal
Aku mengukir namamu pada malam.
Kurajut mimpi dengan senyummu.
Kubangun singgasana permata
di hatiku.
Hanya untukmu.

Apa yang kau harapkan lagi?


Bahkan kau telah mencuri
ciuman pertamaku.

Jika kau tak dapat tinggal,


Pergilah selamanya!
Aku tak peduli.
Angin dan Ilalang
Mungkin aku tak lagi
memerlukan puisi untuk
mengatakan isi hatiku.

Mungkin aku hanya membutuhkan


angin untuk membawakan
pesan cintaku untukmu.

Atau hanya ilalang untuk


menunjukkan padamu di mana
cintaku untukmu kusimpan.

Ketika kata-kata tak lagi


berarti dan nyanyian hanya
senandung sunyi.
Kenangan Selamanya
Hamparan pasir berdesir halus.
Angin membawanya entah ke mana.
Butiran kecil seakan tak lelah berbisik.
Tentang harapan untuk kembali.

Kisah-kisah yang telah kau torehkan


kini menjadi debu yang berterbangan.
Memadati udara yang kuhirup.
Bersatu menjadi kenangan.

Kenangan yang kuhidup dengannya.


Kenangan yang kamu hidup dengannya.
Sepanjang waktu.
Mantra
Binar matamu adalah mentari.
Senyummu rembulan keemasan.
Cahayamu bagai bintang.
Memandangmu adalah anugerah.

Kau terlalu jauh untuk kugapai.


Bagaimana aku bisa hidup
dengan luka ini?
Jika sentuhanmu adalah
mantra terampuh bagiku.
Menjadi Satu
Biarkan aku kembali ke
malam itu.
Malam yang kulewati
bersamamu.
Malam bersama kita dengarkan
senandung sepi sanubari.
Malam bersama kita dengarkan
jiwa-jiwa yang berbisik
indah dalam alunan
nyanyian hati.
Malam aku dan kamu terhanyut
dalam lautan yang sama.
Malam ketika jiwaku dan
jiwamu menjadi satu.
Pesan Kerinduan
Duhai malam dapatkah kau
simpan kerinduan ini?
Dapatkah kau kirimkan
bersama cintaku dalam
mimpinya?
Dan jika pagi telah
mendahuluimu, pastikan
pesanku telah sampai
kepadanya.
Mentari pagi, simpankan
senyumnya untukku.
Titipkan pada malam,
mungkin bisa kulihat
dalam mimpiku.
Untuk kutukar dengan
kerinduanku.
Mimpi Indah di Taman Bunga
Apakah aku pernah bercerita tentang
bagaimana bunga-bunga bermekaran
dalam senandung pagiku?
Rasanya tak perlu kuceritakan.
Sejak pertemuan kita senja hari di tepi
telaga, aku tak pernah melupakan
kemilau cahaya lembayung yang
menyusuri tepiannya.
Aku duduk di sampingmu, aku tak tahu apa
kita memandang kemilau yang sama, aku
hanya ingat kamu terdiam seperti
rerumputan.
Semua keindahan sore itu berkumpul dua
jengkal dariku, tapi aku hanya bisa
memandang kemilau lembayung.
Aku ingat kamu hanya berkata: "Ayo pulang,
hari sudah hampir malam," tapi kenapa
terdengar seperti alunan mahakarya
abadi.
Sejak senja itu, malam adalah semaian mimpi.
Mimpi indah di taman bunga.
Hingga pagi menjelang.
Ajari Aku
Duhai cinta.
Ajari aku menari.
Seperti ombak.
Dibawa angin.
Kembali ke pantai.

Ajari aku bernyanyi.


Seperti angin.
Berbisik pelan.
Tenang membelai.

Ajari aku berjalan


Seperti pagi.
Selalu kembali.
Tepati janji.

Ajari aku bercinta.


seperti karang.
Tak tergoyahkan.
Diterpa ombak.

Ajari aku hidup.


Seperti mentari.
Memberi sinar.
Semesta raya.
Aku Adalah Dedaunan
Aku adalah dedaunan.
Diterpa mentari untuk hidup.
Menari bersama angin.
Mendamba akan hujan.
Ditemani ranting dan dahan.
Jika sampai waktuku.
Angin membawaku pergi.
Gugur berserakan.
Jatuh ke bumi.
Bersatu menjadi debu.
Aku adalah dedaunan.
Kapal yang Sendiri
Kepada samudera dia menuju
Kepada ombak dia menantang
Dengan angin dia berkawan
Pada gemintang dia bertanya
Pada rembulan dia berharap
Telah dia tinggalkan pantai yang sepi
Menerjang badai menyongsong takdir
Samudera tak bertepi menghimpun tanya
Di mana dia hendak berlabuh.
Tanjung harapan beribu mimpi.
Nyanyian Semesta
Hijau dan ungu warna pelangi.
Langit nan biru elegi pagi.
Bintang tlah pergi.
Hari berganti.
Hati yang damai.
Bertahta jiwa yang tenang.
Dalam buaian kekasih.
Tak perduli waktu terus melaju.
Duhai hari yang manja.
Bawaku serta dalam babak cerita.
Bersama kekasih
Berpadu asmara.
Nyanyianku nyanyianmu
Kicau burung lagu semesta.
Lebih Dekat dari Pelangi
Aku lebih dekat dari pelangi.
Kau tahu itu.
Mungkin aku tidak lebih cantik.
Aku tak mempunyai lengkungan itu.
Aku tidak mempunyai semua warnanya.
Mejikuhibiniu.
Tapi aku lebih dekat dari pelangi.
Kau bisa merasakan nafasku.
Membelai rambutku.
Memandangi bola mataku.
Merasakan kulitku.
Aku adalah negeri dibalik pelangimu.
Kau bisa melihat senyumku kapan saja.
Aku akan menyapamu selamat pagi,
memberimu pelukan terhangat dan
membisikkan kata cinta.
Lagu Untukmu
Aku akan menciptakan lagu untukmu.
Tentang hidup yang tak selalu lapang,
namun selalu manis karena
aku bisa melihat binar matamu.
Tentang kebun-kebun
yang telah kita lewati
tempat kita menaburkan
benih-benih mimpi.
Tentang hari-hari dan
malam-malam panjang yang
tak selalu nyaman namun selalu
hangat karena aku selalu
berada di pelukmu.
Tentang danau dan telaga
tempat kita melepas dahaga
dan beristirahat sejenak
di tepinya.
Tentang ketakutan, nestapa dan
air mata yang selalu membuat
kita berani berjalan bersama.
Tentang harapan dan bahagia
yang selalu kita simpan
dalam setiap do'a.
Tentang dirimu dan nyanyianmu
yang selalu menghiasi
langit dan duniaku.
Untuk kita nyanyikan bersama
senandung alam dan
hijaunya rerumputan.
Lagu Rindu
Kuingin kembali menyanyikan lagu
sederhana tentang rindu.
Untukmu.
Langit yang biru tak akan peduli,
Tak akan mengerti tentang
arti kata rindu.
Untukmu.

Aku ingin berkata,


Aku ingin ucapkan,
Aku rindu padamu.

Kuingin kembali menyanyikan bait


sederhana tentang rindu.
Untukmu.
Tentang rintik hujan yang selalu datang.
Membawakan pesan rindu.
Untukmu.
Aku ingin berkata,
Aku ingin ucapkan,
Aku rindu padamu.

Anda mungkin juga menyukai