sekali lagi. Esok jika mentari beranjak pergi, aku ingin ada di sampimu. Mungkin menangis, mungkin tertawa
Senja, aku ingin menatapmu
sekali lagi. Mengantar kemilaumu menjadi temaram. Jika Kau Tak Dapat Tinggal Aku mengukir namamu pada malam. Kurajut mimpi dengan senyummu. Kubangun singgasana permata di hatiku. Hanya untukmu.
Apa yang kau harapkan lagi?
Bahkan kau telah mencuri ciuman pertamaku.
Jika kau tak dapat tinggal,
Pergilah selamanya! Aku tak peduli. Angin dan Ilalang Mungkin aku tak lagi memerlukan puisi untuk mengatakan isi hatiku.
Mungkin aku hanya membutuhkan
angin untuk membawakan pesan cintaku untukmu.
Atau hanya ilalang untuk
menunjukkan padamu di mana cintaku untukmu kusimpan.
Ketika kata-kata tak lagi
berarti dan nyanyian hanya senandung sunyi. Kenangan Selamanya Hamparan pasir berdesir halus. Angin membawanya entah ke mana. Butiran kecil seakan tak lelah berbisik. Tentang harapan untuk kembali.
Kisah-kisah yang telah kau torehkan
kini menjadi debu yang berterbangan. Memadati udara yang kuhirup. Bersatu menjadi kenangan.
Kenangan yang kuhidup dengannya.
Kenangan yang kamu hidup dengannya. Sepanjang waktu. Mantra Binar matamu adalah mentari. Senyummu rembulan keemasan. Cahayamu bagai bintang. Memandangmu adalah anugerah.
Kau terlalu jauh untuk kugapai.
Bagaimana aku bisa hidup dengan luka ini? Jika sentuhanmu adalah mantra terampuh bagiku. Menjadi Satu Biarkan aku kembali ke malam itu. Malam yang kulewati bersamamu. Malam bersama kita dengarkan senandung sepi sanubari. Malam bersama kita dengarkan jiwa-jiwa yang berbisik indah dalam alunan nyanyian hati. Malam aku dan kamu terhanyut dalam lautan yang sama. Malam ketika jiwaku dan jiwamu menjadi satu. Pesan Kerinduan Duhai malam dapatkah kau simpan kerinduan ini? Dapatkah kau kirimkan bersama cintaku dalam mimpinya? Dan jika pagi telah mendahuluimu, pastikan pesanku telah sampai kepadanya. Mentari pagi, simpankan senyumnya untukku. Titipkan pada malam, mungkin bisa kulihat dalam mimpiku. Untuk kutukar dengan kerinduanku. Mimpi Indah di Taman Bunga Apakah aku pernah bercerita tentang bagaimana bunga-bunga bermekaran dalam senandung pagiku? Rasanya tak perlu kuceritakan. Sejak pertemuan kita senja hari di tepi telaga, aku tak pernah melupakan kemilau cahaya lembayung yang menyusuri tepiannya. Aku duduk di sampingmu, aku tak tahu apa kita memandang kemilau yang sama, aku hanya ingat kamu terdiam seperti rerumputan. Semua keindahan sore itu berkumpul dua jengkal dariku, tapi aku hanya bisa memandang kemilau lembayung. Aku ingat kamu hanya berkata: "Ayo pulang, hari sudah hampir malam," tapi kenapa terdengar seperti alunan mahakarya abadi. Sejak senja itu, malam adalah semaian mimpi. Mimpi indah di taman bunga. Hingga pagi menjelang. Ajari Aku Duhai cinta. Ajari aku menari. Seperti ombak. Dibawa angin. Kembali ke pantai.
Ajari aku bernyanyi.
Seperti angin. Berbisik pelan. Tenang membelai.
Ajari aku berjalan
Seperti pagi. Selalu kembali. Tepati janji.
Ajari aku bercinta.
seperti karang. Tak tergoyahkan. Diterpa ombak.
Ajari aku hidup.
Seperti mentari. Memberi sinar. Semesta raya. Aku Adalah Dedaunan Aku adalah dedaunan. Diterpa mentari untuk hidup. Menari bersama angin. Mendamba akan hujan. Ditemani ranting dan dahan. Jika sampai waktuku. Angin membawaku pergi. Gugur berserakan. Jatuh ke bumi. Bersatu menjadi debu. Aku adalah dedaunan. Kapal yang Sendiri Kepada samudera dia menuju Kepada ombak dia menantang Dengan angin dia berkawan Pada gemintang dia bertanya Pada rembulan dia berharap Telah dia tinggalkan pantai yang sepi Menerjang badai menyongsong takdir Samudera tak bertepi menghimpun tanya Di mana dia hendak berlabuh. Tanjung harapan beribu mimpi. Nyanyian Semesta Hijau dan ungu warna pelangi. Langit nan biru elegi pagi. Bintang tlah pergi. Hari berganti. Hati yang damai. Bertahta jiwa yang tenang. Dalam buaian kekasih. Tak perduli waktu terus melaju. Duhai hari yang manja. Bawaku serta dalam babak cerita. Bersama kekasih Berpadu asmara. Nyanyianku nyanyianmu Kicau burung lagu semesta. Lebih Dekat dari Pelangi Aku lebih dekat dari pelangi. Kau tahu itu. Mungkin aku tidak lebih cantik. Aku tak mempunyai lengkungan itu. Aku tidak mempunyai semua warnanya. Mejikuhibiniu. Tapi aku lebih dekat dari pelangi. Kau bisa merasakan nafasku. Membelai rambutku. Memandangi bola mataku. Merasakan kulitku. Aku adalah negeri dibalik pelangimu. Kau bisa melihat senyumku kapan saja. Aku akan menyapamu selamat pagi, memberimu pelukan terhangat dan membisikkan kata cinta. Lagu Untukmu Aku akan menciptakan lagu untukmu. Tentang hidup yang tak selalu lapang, namun selalu manis karena aku bisa melihat binar matamu. Tentang kebun-kebun yang telah kita lewati tempat kita menaburkan benih-benih mimpi. Tentang hari-hari dan malam-malam panjang yang tak selalu nyaman namun selalu hangat karena aku selalu berada di pelukmu. Tentang danau dan telaga tempat kita melepas dahaga dan beristirahat sejenak di tepinya. Tentang ketakutan, nestapa dan air mata yang selalu membuat kita berani berjalan bersama. Tentang harapan dan bahagia yang selalu kita simpan dalam setiap do'a. Tentang dirimu dan nyanyianmu yang selalu menghiasi langit dan duniaku. Untuk kita nyanyikan bersama senandung alam dan hijaunya rerumputan. Lagu Rindu Kuingin kembali menyanyikan lagu sederhana tentang rindu. Untukmu. Langit yang biru tak akan peduli, Tak akan mengerti tentang arti kata rindu. Untukmu.
Aku ingin berkata,
Aku ingin ucapkan, Aku rindu padamu.
Kuingin kembali menyanyikan bait
sederhana tentang rindu. Untukmu. Tentang rintik hujan yang selalu datang. Membawakan pesan rindu. Untukmu. Aku ingin berkata, Aku ingin ucapkan, Aku rindu padamu.