Anda di halaman 1dari 3

Resume Hukum Kepler

Sejarah Hukum Kepler


Sebelum ditemukan hukum kepler ini, manusia menganut paham geosentris, yaitu paham
yang membenarkan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta. Anggapan tersebut didasari
pada pengalaman indrawi manusia yang terbatas, yang setiap hari mengamati matahari, bulan
dan bintang bergerak, sedangkan bumi dirasakan diam. Anggapan tersebut dikembangkan
oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan bertahan hingga 1400 tahun.
Menurut Claudius Ptolemeus, bumi berada di pusat tata surya. Matahari dan planet-planet
mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar.

Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus (1473-
1543) mencetuskan model heliosentris. Heliosentris berarti bumi beserta planet lainnya
mengelilingi matahari dalam lintasan yang melingkar. Tentu saja pendapat tersebut lebih baik
dibanding pendapat sebelumnya. Akan tetapi, ada yang masih kurang dari pendapat
Copernicus yaitu diam masih menggunakan lingkaran sebagai bentuk lintasan gerak planet.

Pada tahun 1596, Kepler menerbitkan buku pertamanya di bidang astronomi “The Mysteri of
the Universe”. Dalam buku tersebut, ia memaparkan kekurangan dari kedua model diatas
yaitu tiada keselarasan antara lintasan orbit planet dengan data pengamatan Tycho Brahe.
Untuk itu, Kepler meninggalkan model Copernicus dan juga Ptolemeus kemudian mencari
model baru. Pada tahun 1609, ditemukan bentuk orbit yang cocok dengan data pengamatan
Brahe, yaitu bentuk elips.

Selanjutnya, penemuannya dipublikasikan dalam bukunya “Astronomia Nova” yang juga


disertai hukum keduanya. Sedangkan hukum ketiga Kepler tertulis dalam “Harmonices
Mundi” yang dipublikasikan sepuluh tahun kemudian.

Fungsi Hukum Kepler


Hukum Kepler berfungsi untuk memprediksi lintasan planet-planet atau benda luar angkasa
lain seperti asteroid atau komet yang mengorbit matahari. Selain itu, hukum Kepler dapat
pula digunakan untuk benda-benda langit lain yang tidak hanya mengorbit matahari tapi
benda langit lainnya seperti orbit bulan terhadap planetnya. Hukum Kepler digunakan karena
ia dapat memprediksi lintasan orbit dengan perhitungan yang cukup sederhana. Untuk
perhitungan yang lebih akurat, hukum Gravitasi Newton dapat dipakai menggantikan Hukum
Kepler.

Hukum Kepler I
Hukum I Kepler ini berbunyi :

“Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari matahari dengan matahari
berada di salah satu fokus elips.”
Hal tersebut menunjukkan bahwa jarak planet dengan matahari tidak selalu tetap. Pada suatu
saat dititik terdekat (perihelion) serta disaat lain berada pada titik terjauh (aphelion).
Lihat pada gambar 2.25, apabila M serta N titik
fokus elips maka jarak tiap titik pada elips ke M
serta N tetap sehingga berlaku PM + Pn = Dn +
Dm = BN + BM dan seterusnya.
CM/CA = eksentrisitet (ditulis e)

AC = BC = setengah sumbu besar (ditulis a)

DC = EC = setengah sumbu kecil (ditulis b)

Rumus:
b² = a² (1 – e¹) luas elips = πab

MA = a (1 – e) bila e = 0 maka elips berbentuk lingkaran


MB = a (1 + e)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak planet ke matahari umumnya tidaklah tetap,
terkadang dekat dan terkadang terjauh. Jika dilihat pada gambar 2.25, matahari pada posisi
titik M, titik terdekat planet (A) disebut dengan perihelion sedangkan titik terjauh (B) disebut
dengan aphelion.

Hukum Kepler II

Hukum kepler II dikenal juga dengan nama hukum


petak.

Hal tersebut dikarenakan menurut hukum kepler II


“Suatu garis khayal yang menghubungkan
matahari dengan planet menyapu luas juring yang
sama dalam selang waktu yang sama.”

Garis hubung matahari – planet dalam selang waktu


yang sama menyapu luas daerah yang sama. Sebagai
contohnya suatu planet pada saat tertentu berada di titik A. Dalam selang waktu tertentu,
misalkan saja ∆t, planet menempuh AA’. Beberapa saat kemudian planet di B. Dalam waktu
∆t, planet menempuh BB’. Maka berdasarkan hukum kepler II luas MAA’ = luas MBB’ jika
∆t pada keduanya sama. Akibat dari hal tersebut, planet bergerak cepat apabila jarak planet
tersebut dekat dengan matahari dan lambat apabila jauh dari matahari.

Hukum Kepler III


Hukum Kepler III berbunyi :

“Kuadrat perioda suatu planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya
dari Matahari.

Penjelasan dari hukum kepler III ini terkait dengan revolusi planet mengelilingi matahari.
Daftar Pustaka
https://portal-ilmu.com/hukum-kepler-1-2-dan-3/
https://rumusrumus.com/hukum-kepler/

Anda mungkin juga menyukai