Rombel : B
Tugas 1
BAB 1
KARET DAN GETAH KARET ( LATEKS )
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama
kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah perobaan berkali-kali oleh Henry
Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara.
Klasifikasi botani tanaman karet:
c. Lateks Pekat
Adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan
lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang diperoleh dari proses pendidihn atau creamed
lateks dan proses pemusingan atau centrifuged lateks.
d. Karet Bongkah
Adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bendela-bendela
dengan ukuran yang telah ditentukan.
e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Warna atau
penilaian visual tidak berlaku pada jenis ini.
f. Type Rubber
Adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi
sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen.
g. Karet Reklim (Reclaimed Rubber)
Adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang bekas. Biasanya karet ini dipakai
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambbil bentuk dalam acuan serta daya
lekat yang dimiliki nya juga baik.
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang, antara lain:
1. Bahan mesin-mesin penggerak.
2. Ban kendaraan, sepatu karet, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus
logam.
3. Bahan baku perlengkapan seperti sekat/tahanan alat penghubung dan penahan
getaran(shock adsorbers).
4. Bahan tahanan dudukan mesin.
5. Pembuatan lapisan karet pada pintu agar terpasang kuat dan tahan getran serta tidak
tembus air.
6. Pembuatan jembatan sebagai penahan getaran.
7. Sambungan pipa minyak, air, udara.
8. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem, selang, kasur busa dan lain lain.
9. Alat olahraga.
10. Peralatan dan kendaraan perang yang bagian-bagiannya dibuat dari karet.
Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan
kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutu dapat dijaga tetap. Pengenceran
dilakukan dgn penambahan air dgn pH antara 5,8-8,0, kesadahan air maks 6 serta kadar
bikabornat tidak lebih dari 0,03% ini dilakukan hingga KKK mencapai 12-15%.
Prokoagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia
sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya
gaya grafitasi. Digunakan asam format/asam semut atau asam asetat/asam cuka dgn kons 1-
2% kedalam lateks dengan dosis 4ml/kg karet kering.
Penggumpalan (prokoagulasi) dibagi 2 yaitu:
1. Penggumpalan spontan, disebabkan oleh enzim dan bakteri, aromanya sangat berbeda
dari yang segar ke busuk.
2. Penggumpalan buatan, dilakukan dengan penambahan asam.
Prokoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yg terkandung dalam lateks
berkurang.
Penyebab terjadinya prokoagulasi antara lain:
1. Penambahan asam,
mengakibatkan turun nya pH lateks isoelektriknya sehingga lateks membeku.
2. Mikroorganisme
Mikroorganisme ini menghasilkan asam yang menurukan pH mencapai titik
isoelektriknya sehingga lateks membeku serta menimbulkan bau karena terbentuk asam yang
mudah menguap (volatile fatty acid)
3. Iklim
Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam larut dari kulit batang
sehingga dapat mengkatalisis prokoagulasi. Lateks juga mudah menggumpal jika terkena sinar
matahari yang terik karena rusaknya kestailan koloidnya.
4. Pengangkutan, lateks akan menggumpal apabila mengalami banyak guncangan.
5. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur.
6. Lateks akan mengalami prokoagulasi bila dicampur dengan air kotor terutama yang
mengandung logam atau elektrolit.
Tindakan untuk mencegah terjadinya prokoagulasi:
1. Menjaga kebersihan alat-alat yang digunakan dalam penyadapan,
penampungan,maupun pengangkutan.
2. Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor.
3. Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Berberapa contoh zat antikoagulan yang dioakai di perusahaan atau tempat pengolahan
karet:
1. Soda atau natrium karbonat (Na₂Co₃), dosis yang digunakan adalah 5-10 ml lar soda
tanpa air kristal (soda ash) 10% setiap liter lateks.
2. Amonia (NH₃), digunakan karena:
a. Desinfektan.
b. Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikan pH lateks kebun.
c. dapat berpengaruh dalam warna crepe yang akan diolah, dosisnya 5-10ml lar
amonia 2,5%/L lateks.
3. formaldehid, merupakan antikoagulan paling merepotkan karena:
a. Kurang baik digunakan di musim hujan.
b. Apabila disimpan zat ini akan teroksidasi menjadi asam semut/asam format.
Dosisnya adalah 5-10 ml lar dengan kadar 5%/L lateks
4. Natrium sulfit (Na₂So₃),
a. Bahan ini tidak tahan lama simpan
b. Apabila ingin digunakan harus dibuat terlebih dahulu
c. Dalam jangka waktu sehari akan teroksidasi menjadi natrium sulfat. Maka sifat
antikoagulannya menjadi lenyap.
Dosis nya adalah 5-10ml larutan berkadar 10%/L lateks.
Pembekuan
pembekuan lateks dilakukan didalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan
yang bersifat asam. Pada umumnya digunakan asam semut atau asam asetat dengan
konsentrasi 1-2% kedalam lateks dengan dosis 4ml/kg karet kering dasar pengolahan karet.
Penggunaan asam semut didasarkan pada kemapuannya yang cukup baik untuk menurunkan
pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan asam lain. Tujuan
penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga
lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu paha pH 4,5-4,7.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercmpur kedalam lateks secara
merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-
10 kali maju mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mepengaruhi mulu yang dihasilkan. Lateks akan membentuk koagulum yang bersih dan
kuat setelah 40 menit. Pemasangan plat penyekat berfungsi untuk membentuk koagulum
dengan lembaran yang seragam.
Kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut:
1. Memiliki daya elastis dan lenting yang sempurna.
2. Memiliki plastisitas yang baik.
3. Mempunyai daya aus yang tinggi.
4. Tidak mudah panas.
5. Daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.
6. Dapat dibentuk dengan panas yang rendah.
7. Daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan.