Anda di halaman 1dari 10

Nama : Annisa Azzahra

Rombel : B

Tugas 1

BAB 1
KARET DAN GETAH KARET ( LATEKS )
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama
kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah perobaan berkali-kali oleh Henry
Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara.
Klasifikasi botani tanaman karet:

 Kingdom/philum : plantae (tumbuh-tumbuhan)


 Divisi : spermatophyta (tumbuhan berbiji).
 Sub divisi : angiospermae (biji berada dalam buah).
 Kelas : dycotyledonae (biji berkeping dua).
 Ordo : euphorbiales.
 Famili : euphorbiales.
 Genus : havea.
 Spesies : havea bransiliensis.
Tanaman karet dibagi menjadi 7 unsur, yaitu:
a) Muda 0-5 tahun.
b) Remaja 6-10 tahun.
c) Taruna 1-15 tahun .
d) Dewasa 16-20 tahun.
e) Madya 21-25 tahun.
f) Tua 26-30 tahun.
g) Tua renta lebih dari 30 tahun.
Pengertian, sifat dan kandungan kimia lateks
 Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang dikeluarkan oleh
pohon karet.
 Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan integument biji karet.
 Lateks merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang
tersuspensi didalam suatu media yang banyak mengandung bermavam-macam zat.
 Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet.
 Warna lateks adalah putih susu sampai kuning.
Ciri-ciri lateks yang berkualitas:
a) Baunya segar seperti ketela yang baru dipotong.
b) Mempunyai KKK yang tinggi.
c) Tidak mengandung kotoran.
d) pH berkisar antara 6,5-7.
e) Tidak terdapat bintik-bintik karet menggumpal.
f) Warna cairan putih berkilau.
- Jenis Karet Alam
Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah:
a. Bahan Olah Karet
Adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet
havea brasiliensis.
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam:
1) Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet.
2) Sheet angin adalah bahan olahan karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan
digumpalkan dengan asam semut.
3) Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang digumpalkan dengan
asam semut.
4) Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun
yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.
b. Karet Alam Konvensional
jenis-jenis karet alam yang tergolong konvensional adalah sebagai berikut:
 Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat
proses pengasapan yang baik.
 White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada
yang tebal dan tipis.
 Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna coklat dan banyak dihasilam oleh
perkebunan-[erkebunan besar atau estate.
 Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-
potongan sisa dari RSS atau slab basah.
 Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.
 Thick blanket crepers ambers adalah crepe blanket tebal dan berwarna coklat, biasa
dibuat dari slab basah,sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari
perkebunan.
 Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaity jenis crepe yang dihasilkan
dari scrap karet alam yang belum diolah.
 Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap
yang khusus berasal dari RSS juga block sheet atau sheet bongkah, atau dadri sisa
pemotongan RSS.
 Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau strandar.

c. Lateks Pekat
Adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan
lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang diperoleh dari proses pendidihn atau creamed
lateks dan proses pemusingan atau centrifuged lateks.
d. Karet Bongkah
Adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bendela-bendela
dengan ukuran yang telah ditentukan.
e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Warna atau
penilaian visual tidak berlaku pada jenis ini.
f. Type Rubber
Adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi
sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen.
g. Karet Reklim (Reclaimed Rubber)
Adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang bekas. Biasanya karet ini dipakai
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambbil bentuk dalam acuan serta daya
lekat yang dimiliki nya juga baik.
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang, antara lain:
1. Bahan mesin-mesin penggerak.
2. Ban kendaraan, sepatu karet, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus
logam.
3. Bahan baku perlengkapan seperti sekat/tahanan alat penghubung dan penahan
getaran(shock adsorbers).
4. Bahan tahanan dudukan mesin.
5. Pembuatan lapisan karet pada pintu agar terpasang kuat dan tahan getran serta tidak
tembus air.
6. Pembuatan jembatan sebagai penahan getaran.
7. Sambungan pipa minyak, air, udara.
8. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem, selang, kasur busa dan lain lain.
9. Alat olahraga.
10. Peralatan dan kendaraan perang yang bagian-bagiannya dibuat dari karet.

-Jenis Karet Sintetis


Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
Sifatnya ada yang tahan panas/suhu tinggi, minyak, pengaruh udara dan ada yang kedap gas.
Jenis karet sintetis diantaranya adalah:
 SBR (styrene butadiene rubber)
Merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan diproduksi. Mempunyai
ketahanan kikis yg baik dan kalor yang ditimbulkan juga rendah.
 BR ( butadiene rubber )
Dibanding SBR, karet jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih rendah, dan pengolahannya
juga tergolong lebih sulit.
 IR ( isoprene rubber/polysisoprene rubber)
IR mirip sekali dengan karet alam, walaupum tidak secara kelseluruhan. Jenis IR memiliki
kelebihan yaitu lebih murni dari bahan dan viskositasnya lebih mantap.
 IIR ( isobutune isoprene rubber)
Sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga
tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau
karet sintetis lainnya bila akan diolah menjadi satu barang.
 NBR ( nytrile butadiene rubber/acrilonytrile buatadiene rubber)
Adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banayk dibutuhankan sifatnya
yang sangat baik adalah tahan terhadap minyak karena adanya kandungan akrilonitil
didalamnya. Kelemahan NBR adalah sulit untuk di plastisasi.
 CR ( chloroprene rubber )
CR memiliki ketahan terhadap minyak tetapi masih kalah dengan NBR, CR juga memiliki
ketahanan terhadap pengaruh oksigen dan ozon bahkan terhadap panas atau nyala api.
Pembuatan CR di vulkanisasi menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan bahan
pemercepat tertentu.
 EPR ( ethylene propylene rubber )
Sering disebut EPDM karena tidak hanya menggunakan monomer etilen dan propiler
pada proses polimerisasi nya melainkan juga monomer ketiga atau EPDM. Keunggulan yang
dimiliki EPR adalah ketahananya terhadap sinar matahari, ozon serta pengaruh unsur cuacaa
lainya, kelemahannya adalah pada daya lekat yang rendah.
Karet sintetis memiliki manfaat diantaranya:
1) Jenis NBR ( nytrile butadiene rubber), biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet
untuk bensin dan minyak, membran, seal, gasket dll yang dipakai untuk kendaraan
bermotor atau industri gas.
2) Jenis CR ( chloroprene rubber ), digunakan dalam pembuatan pipa karet, pembungkus
kabel, seal, gasket, dan sabuk pengangkut.
3) Jenis CR digunakan untuk perekat.
4) Jenis IIR dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kawat
listrik, pelapis bagian dalam tangki minyak/lemak.
5) Jenis EPR dimanfaatkan untuk pembuatan kabel listrik.
BAB 2
PROSES PEMBUATAN LATEKS

 Penerimaan Lateks Kebun


Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet
yang telah disadap lalu dikumpulkan dan disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian
lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah itu diencerkan untuk menyeragamkan
kadar karet kering.

 Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan
kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutu dapat dijaga tetap. Pengenceran
dilakukan dgn penambahan air dgn pH antara 5,8-8,0, kesadahan air maks 6 serta kadar
bikabornat tidak lebih dari 0,03% ini dilakukan hingga KKK mencapai 12-15%.

 Prokoagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia
sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya
gaya grafitasi. Digunakan asam format/asam semut atau asam asetat/asam cuka dgn kons 1-
2% kedalam lateks dengan dosis 4ml/kg karet kering.
Penggumpalan (prokoagulasi) dibagi 2 yaitu:
1. Penggumpalan spontan, disebabkan oleh enzim dan bakteri, aromanya sangat berbeda
dari yang segar ke busuk.
2. Penggumpalan buatan, dilakukan dengan penambahan asam.
Prokoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yg terkandung dalam lateks
berkurang.
Penyebab terjadinya prokoagulasi antara lain:
1. Penambahan asam,
mengakibatkan turun nya pH lateks isoelektriknya sehingga lateks membeku.
2. Mikroorganisme
Mikroorganisme ini menghasilkan asam yang menurukan pH mencapai titik
isoelektriknya sehingga lateks membeku serta menimbulkan bau karena terbentuk asam yang
mudah menguap (volatile fatty acid)
3. Iklim
Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam larut dari kulit batang
sehingga dapat mengkatalisis prokoagulasi. Lateks juga mudah menggumpal jika terkena sinar
matahari yang terik karena rusaknya kestailan koloidnya.
4. Pengangkutan, lateks akan menggumpal apabila mengalami banyak guncangan.
5. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur.
6. Lateks akan mengalami prokoagulasi bila dicampur dengan air kotor terutama yang
mengandung logam atau elektrolit.
Tindakan untuk mencegah terjadinya prokoagulasi:
1. Menjaga kebersihan alat-alat yang digunakan dalam penyadapan,
penampungan,maupun pengangkutan.
2. Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor.
3. Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Berberapa contoh zat antikoagulan yang dioakai di perusahaan atau tempat pengolahan
karet:
1. Soda atau natrium karbonat (Na₂Co₃), dosis yang digunakan adalah 5-10 ml lar soda
tanpa air kristal (soda ash) 10% setiap liter lateks.
2. Amonia (NH₃), digunakan karena:
a. Desinfektan.
b. Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikan pH lateks kebun.
c. dapat berpengaruh dalam warna crepe yang akan diolah, dosisnya 5-10ml lar
amonia 2,5%/L lateks.
3. formaldehid, merupakan antikoagulan paling merepotkan karena:
a. Kurang baik digunakan di musim hujan.
b. Apabila disimpan zat ini akan teroksidasi menjadi asam semut/asam format.
Dosisnya adalah 5-10 ml lar dengan kadar 5%/L lateks
4. Natrium sulfit (Na₂So₃),
a. Bahan ini tidak tahan lama simpan
b. Apabila ingin digunakan harus dibuat terlebih dahulu
c. Dalam jangka waktu sehari akan teroksidasi menjadi natrium sulfat. Maka sifat
antikoagulannya menjadi lenyap.
Dosis nya adalah 5-10ml larutan berkadar 10%/L lateks.

 Pembekuan
pembekuan lateks dilakukan didalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan
yang bersifat asam. Pada umumnya digunakan asam semut atau asam asetat dengan
konsentrasi 1-2% kedalam lateks dengan dosis 4ml/kg karet kering dasar pengolahan karet.
Penggunaan asam semut didasarkan pada kemapuannya yang cukup baik untuk menurunkan
pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan asam lain. Tujuan
penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga
lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu paha pH 4,5-4,7.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercmpur kedalam lateks secara
merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-
10 kali maju mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mepengaruhi mulu yang dihasilkan. Lateks akan membentuk koagulum yang bersih dan
kuat setelah 40 menit. Pemasangan plat penyekat berfungsi untuk membentuk koagulum
dengan lembaran yang seragam.
Kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut:
1. Memiliki daya elastis dan lenting yang sempurna.
2. Memiliki plastisitas yang baik.
3. Mempunyai daya aus yang tinggi.
4. Tidak mudah panas.
5. Daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.
6. Dapat dibentuk dengan panas yang rendah.
7. Daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan.

Kandungan Dalam Lateks


Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yang terdispersi di dalam
air. Di dalam lateks mengandung 25-40% bahan karet mentahb( crude rubber ) dan 60-75%
serum yang terdiri dari air dan zat terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90-95% karet
murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0,2% gula, 0,5% jenis garam dari Na,K, Mg, Cn, Cu, Mn,
dan Fe. Serum komponen pertama adalah bagian yang mendispersikan atau memancarkan
bahan-bahan yang terkandung secara merata (0,04-3,00 mikron)
Bahan-bahan selain karet yang terdapat dalaam lateks seperti lipid dapat berperan sebagai
antioksidan. Sedangkan protein berfungsi sebagai penstabil sistem koloid lateks dan sebaga
bahan mempercepat proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi karet. Protein dan lipid
membentuk senyawa fosfolipopretein adalah membran yang bermuatan negatif yang melapisi
karet. Membran ini menyebabkan partikel karet tedispersi secara stabil di dalam serum lateks.
Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkoloid, pati, gula,
(poli)terpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhann lateks biasanya
berwarna putih tetapi ada juga yang berwarna kuning, jingga, merah. Susunan bahan lateks
dapat dibagu menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah bagian yang
mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata yang
disebut serum (protein, garam-garam mineral, enzim). Komponen kedua adalah bagian yang
didispersikan, terdiri daari butir-butir karet yang dikelilingi lapisan tipis protein. Bahan bukan
karet yang jumlahnya kecil ternyata mempunyai peran penting dalam mengendalikan
kestabilan sofat lateks dan karetnya. Lateks merupakan suspensi koloidal dari air dan bahan-
bahan kimia yang terkandung didalamnya, tidak larut dalam air melaikan terpencar secara
merata di dalam air.
Partikel karet dalam lateks terletak tidak saling berdekatan, melainkan saling menjauh karena
masing-masing partikel mempunyai mmuatan listrik. Gaya tolak menolak muatan listrik ini
menimbulkan gerak brown. Di dalam lateks, isoprene diselimuti oleh lapisan protein sehingga
partikel karet bermuatan listrik.
Kandungan Bahan-Bahan Dalam Lateks Segar Dan Lateks Yang Dikeringkan.

Anda mungkin juga menyukai