Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A.  PENDAHULUAN

Belajar adalah syarat mutlak untuk membuat orang pandai dalam semua hal, baik dalam
hal ilmu pengetahuan maupun dalam hal bidang keterampilan atau kecakapan Seorang
bayi misalnya, dia harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali kecakapan motorik
seperti belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan.

Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya dari ketidak tahuan menjadi
tahu, dari ke samaran menjadi jelas, dan tentunya dalam proses pelaksanaan belajar tidak
akan terlepas dari pengaruh-pengaruh yang datang sebagai stimulus yang dapat
merangsang cepat atau lambatnya bahkan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar

Apa yang menjadikan semua kegiatan itu suatu gejala belajar? Kemampuan untuk
melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada. Maka,
terjadilah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses
perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola
perilaku inilah yang menandakan telah terjadinya proses belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Konsep Belajar

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa
belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan
upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena
demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen
psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan
mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.

Pengertian belajar menurut para ahli:

1.  Moh. Surya : “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

2.   Bell-Gredler :“Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk


mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian
proses belajar sepanjang hayat.

3.  Witherington :“Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang


dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

4.   Crow & Crow:“Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan


sikap baru”.

2
5.   Hilgard: “Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau
berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”

6.   Di Vesta dan Thompson: “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.

7. Gage & Berliner: “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”

8.   James Owhittaker: “Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).

9.  Syai’ful Bahri Djamarah dalam bukunya “Psikologi Belajar” pengertian belajar adalah
serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan guru atau tanpa guru, dengan
bantuan orang lain, atau tanpa dibantu dengan siapapun. Belajar juga diartikan sebagai
usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang atau reaksi.

Berbagai definisi (rumusan) tentang belajar telah dikemukakan oleh para ahli, yang
semuanya sepakat bahwa belajar itu bertujuan untuk mengadakan perubahan. Jelasnya
belajar dapat didefenisikan yaitu: Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku,
sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

3
1.   Teori Belajar

Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam. Setiap teori menjelaskan aspek-aspek
tertentu dalam belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses
pembelajaran yang berlangsung. Dalam praktek, suatu teori belajar tidak dapat diterapkan
untuk berbagai situasi pembelajaran. Penerapan suatu teori mungkin cocok untuk suatu
situasi tertentu dan tidak untuk situasi yang lain.

Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam
proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal:

1)  Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan
potensial (daya-daya), seperti menalar, mengingat, mengkhayal, yang dapat
dikembangkan dengan latihan.
2)  Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu
sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon
sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa. Sistem energi ini
meliputi respon terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.

2.  Perbuatan Yang Dapat disebut Belajar Atau Tidak

Ciri-ciri belajar adalah:

1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.


Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga
meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor);
2.  Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada
individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. interaksi ini dapat
berupa interaksi fisik dan psikis
3.   Perubahan  perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

4
Proses belajar dapat diketahui dengan dua pendekatan, yaitu:

1.   Mempelajari belajar langsung di lapangan yang sebenarnya atau biasa disebut dengan
naturalistic observation, yaitu cara pendekatan yang langsung pada peristiwa yang terjadi
secara alami.
2. Pendekatan melalui laboratorium yaitu mempelajari masalah belajar di laboratorium.
Keadaan laboratorium pada umumnya akan mereduksi keadaan sebenarnya.

3.  Karakteristik dan Ragam Hasil Belajar

1.   Karakteristik Belajar

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik
perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain menurut surya (1982),
disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Diantaranya ciri-ciri perubahan khas yang
menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:

-        Perubahan itu intensional


-        Perubahan itu positif dan aktif
-        Perubahan itu efektif dan fungsional

a.   Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa siswa-siswi menyadari akan adanya
perubahan yang dialami, atau ia sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan
pada dirinya seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu,
keterampilan, dan seterusnya. Karena secara fitrah individu yang bersangkutan tidak
menyadari atau tidak menghendaki keberadaanya.

5
b.   Perubahan Positif Dan Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif, positif artinya
baik, bermartabat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan
tersebut senantiasa merupakan penambahan,yakni diperolehnya sesuatu yang baru
(seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari pada sebelumnya.
Adapun perubahan yang terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan
(misalnya, bayi yang bias merangkak setelah bias duduk), karena usaha anak itu sendiri.

c.   Perubahan Efektif Dan Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
Artinya, perubahan tersebut membawa makna dan manfaat tertentu bagi siswa dan siswi.
Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia
relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR

M. Surya (1979:39-40) mengemukakan pandangannya dalam menyikapi faktor-faktor


yang mempengaruhi belajar, antara lain terdiri dari faktor internal dan eksternal.

 Faktor Internal terdiri dari faktor fisiologis atau jasmani individu, baik yang
bersifat bawaan/hereditas maupun yang diperoleh, misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur badan dan sebagainya. Faktor internal lain yaitu faktor
psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri dari
faktor intelektif (faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat serta faktor actual yaitu
kecakapan yang nyata, seperti prestasi).

6
 Faktor Eksternal meliputi sosial, lingkungan keluarga, sekolah, teman,
masyarakat, budaya, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor
lingkungan fisik contohnya fasilitas belajar di rumah, di sekolah, iklim dan faktor
spiritual serta lingkungan keluarga.

5. RAGAM BELAJAR
Ragam belajar adalah merupakan keragaman dari metode cara seorang belajar(bias
disebut gaya belajar). Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda. Metode
belajar bisa dibagi 3:
1. Visual
Seseorang dengan gaya belajar visual cenderung memahami sesuatu (seperti
pelajaran) dengan melihatnya secara langsung.Gaya belajar tipe visual adalah gaya
belajar yang dominan dengan visual. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe visual:

-        Berbicara dengan cepat


-        Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat
-        Senang terhadap seni dari pada music
-        Suka mengantuk ketika mendengarkan penjelasan yang panjang lebar

2. Auditorial
Seseorang tersebut lebih mudah untuk memahami sesuatu dengan
mendengarnya.Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang dominan dengan
auditorial atau pendengaran. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe auditorial:

-        Berbicara dengan diri sendiri (jawa:gremengan) saat bekerja atau belajar


-        Lebih senang music dari pada seni yang melibatkan visual
-        Senang berdiskusi
-        Berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

7
3.   Kinestetik
Seseorang tersebut lebih mudah memahami sesuatu dengan bergerak (dengan
praktek langsung).Gaya belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan
dengan praktek atau eksperimen atau yang dapat diuji coba sendiri. Berikut
beberapa ciri dari belajar tipe kinestetik:

-        Berbicara dengan perlahan dan cermat


-        Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
-        Menghafal sambil belajar dan melihat
-        Banyak menggunakan bahasa tubuh

Dengan mengetahui karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan
bekal kepada siswanya untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di
tiap jenjang pendidikan.

8
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Belajar itu bertujuan untuk mengadakan perubahan. Jelasnya belajar dapat didefenisikan
yaitu: Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam
diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.Menurut para pakar psikologi belajar bahwa pengalaman
hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai
belajar. Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar
terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1.   Munadi Yudhi.2008.Media Pembelajaran.Ciputat: GB Press.


Sumber referensi internet:
2.   http://pintubelajarcerdas.blogspot.co.id/2016/09/makalah-psikologi-belajar-tentang.html
3.   http://dibukasaja.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses.html
4.   http://seputarkampusorange.blogspot.com/2013/04/faktor-yang-mempengaruhi-
belajar.html
5.   Internet, http://mediaindonesia.co.cc/search/label/psikologi+belajar, di akses 24 Juni
2015

10

Anda mungkin juga menyukai