Anda di halaman 1dari 5

KASUS KORUPSI DI INDONESIA

Korupsi di Indonesia sudah sangat membudaya, hal ini dapat dilihat dari perkembangan
korupsi di kalangan pemerintahan dan sedikit usaha untuik memberantasnya. Bahkan pada era
sekarang ini korupsi bahkan berjalan beriringan dengan kolusi yang melibatkan pejabat
pemerintahan dan pengusaha kaya untuk mendapat keuntungan bersama. Korupsi sudah tentu
melanggar kaidah kejujuran, melanggar hukum yang berlaku, dan menurunkan kewibawaan
Negara juga pemerintah. Tanpa kita sadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah
dan wajar oleh masyarakat umum. Seperti memberi hadiah kepada pejabat/pegawai negeri atau
keluarganya sebagai imbalan dari jasa sebuah pelayanan. Kebiasaan itu dipandang wajar dan
lumrah dilakukan sebagai bagian dari budaya ketimuran. Kebiasaan koruptif ini lama-lama akan
mnjadi bibit-bibit korupsi yang nyata.

Kita pasti sudah sering mendengar jika pada saat melakukan kampanye banyak pasangan
calon yang memberi janji jika pada saat terpilih nanti ia akan memberantas korupsi di negeri ini.
Namun pada saat terpilih janji itu tidak pernah terealisasi, nyatanya korupsi terus berkembang di
Negara ini dan tidak pernah terselesaikan. Pada akhirnya masyarakat khususnya masyarakat yang
kurang mampu lah yang merasakan akibat dari korupsi ini. Uang negara yang harusnya dipakai
untuk membiayai pengobatan, sandang, pangan, dan pembangunan di Negeri ini hanya mengalir
ke kantong para koruptor.

Korupsi merupakan permasalahan yang harus diatasi dengan serius agar pertumbuhan
ekonomi di Indonesia juga berkembang semakin lebih baik. Berbagai berita tentang korupsi
sudah sering kali muncul dari berbagai media, dimana tergambar terjadinya peningkatan model-
model dan berbagai modus korupsi. Sebagai Negara hukum Indonesia sudah seharusnya
memperkuat undang-undang tentang korupsi agar ada efek jera bagi para koruptor. Undang-
undang yang tidak tegas inilah yang menjadi celah bagi para koruptor, belum lagi aparat penegak
hukum yang seharusnya lebih tahu tentang hukum bahkan ikut tergoda dengan suap dari para
koruptor. Jika keadaan pemerintahan Indonesia seperti ini terus maka bukan tidak mungkin apa
yang dikatakan Prabowo Subianto dalam orasinya bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030 itu
benar terjadi.

1
A. KORUPSI DI INDONESIA

Pada tahun 2005, menurut data dari Pacific Economic and Risk Consultancy, Indonesia
menempati urutan pertama sebagai Negara terkorup di Asia. Jika dilihat dalam kenyataan sehari-
hari korupsi hampir terjadi di setiap tingkatan dan aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari
mengurus ijin mendirikan bangunan, proyek pembangunan pada instansi pemerintah sampai
proses penegakan hukum. Untuk Negara yang kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia
bukan tidak mungkin jika Indonesia bisa menjadi Negara maju dan seluruh kehidupan
masyarakat dapat terjamin.

Namun, korupsi terus menggerogoti berbagai aspek khususnya dalam pemerintahan sehingga
kekayaan Indonesia yang harusnya dinikmati bersama oleh seluruh rakyat menjadi konsumsi
pribadi para petinggi pemerintahan dan pengusaha-pengusaha kaya. Akibatnya timbul berbagai
kesenjangan sosial dalam masyarakat, dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
terpuruk keadaan ekonominya. Akibat dari kesenjangan sosial ini juga tentu akan mengakibatkan
meningkatnya kriminalitas dimana masing-masing orang rela melakukan apa saja demi
memenuhi kebutuhan mereka. Bisa dilihat begitu banyak dampak dari korupsi ini sendiri dan
yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat yang tidak mampu.

Pemerintah dan wakil rakyat yang seharusnya melayani masyarakat malah memperburuk
keadaan ekonomi Indonesia dengan melakukan korupsi. Bibit-bibit korupsi dalam pemerintahan
inilah yang kemudian memunculkan pemimpin yang korup. Dampaknya tentu saja masyarakat
sudah menjadi tidak percaya lagi kepada pemerintah, ini terbukti dengan banyaknya kasus golput
(golongan putih) pada pemilu maupun pilpres. Kasus korupsi yang terjadi pada bangsa ini sudah
banyak merugikan Negara dan membuat keadaan Indonesia semakin memburuk belum lagi
ditambah banyaknya hutang Negara, bukan tidak mungkin jika kita hanya akan mewariskan
“hutang Negara” kepada generasi selanjutnya.

2
B. KASUS KORUPSI DI INDONESIA

Ada banyak pejabat pemerintahan yang sudah diamankan KPK karena melakukan korupsi di
Indonesia, adapun kasus korupsi yang paling banyak menyeret sejumlah nama pejabat
pemerintahan adalah kasus korupsi Bank Century. Kasus ini bermula pada Tahun 2008, Bank
Century mengalami kesulitan likuiditas karena beberapa nasabah besar Bank Century menarik
dananya seperti Budi Sampoerna ( Perintis PT HM Sampoerna Tbk, perusahaan rokok terbesar
di Indonesia) akan menarik uangnya sebesar Rp 1,7 triliun. Sedangkan dana yang ada di bank
tidak ada sehingga tidak mampu mengembalikan uang nasabah dan belum lagi ditambah surat-
surat berharga valuta asing yang sudah jatuh tempo dan gagal di bayar.
Pada saat diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) diketahui bahwa banyak
kejanggalan pada pegucuran dana Bank Century. Kasus Bank Century diketahui merugikan
Negara hingga 7 Triliun dengan banyaknya nama pejabat dan pengusaha yang terseret ke
dalamnya. Diketahui KPK telah menyoroti sejeumlah nama pejabat dan pengusaha yang
terlibat dalam kasus ini, yaitu : mantan Gubernur BI Boediono, mantan Deputi Gubernur Senior
BI, Miranda Swaray Gultom, mantan Deputi Gubernur Siti C Fadjriah (almarhum), dan mantan
Deputi Gubernur Budi Rochadi (almarhum). Selain itu, mantan pemilik Bank Century Robert
Tantular, mantan pemilik Bank Century Harmanus H Muslim, mantan Deputi Gubernur BI
Muliaman Hadad, mantan Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, mantan Deputi Gubernur BI
Ardhayadi M, dan mantan Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Raden
Pardede. Bisa dibilang bahwa kasus Bank Century ini merupakan sarang bagi para pejabat dan
pengusaha mengingat banyaknya jumlah pelaku korupsi dalam kasus ini yang menyeret sejumlah
nama-nama besar.
Kasus korupsi lainnya yang paling menjadi sorotan adalah kasus korupsi dana pajak yang
diketahui merugikan Negara sebanyak 1,7 Triliun yang dilakukan oleh Gayus Tambunan pada
Tahun 2010-2011. Namanya menjadi terkenal ketika Komjen Susno Duadji menyebutkan bahwa
Gayus mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya ditambah uang asing senilai 60 miliar dan
perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua dicurigai sebagai
harta haram, mengingat Gayus Tambunan yang berprofesi sebagai PNS Golongan IIIA yang
dimana sangat tidak mungkin seorang PNS mempunyai harta sebanyak itu. Gayus juga pernah
membuat masyarakat Indonesia sangat geram dengan kelakuannya dimana ia diketahui bepergian
ke Bali dan Singapura saat sedang menjalani masa tahanan. Diketahui bahwa pada saat bepergian

3
keluar negeri gayus menggunakan paspor palsu, majelis hakim kemudian memvonis hukuman
penjara 2 tahun kurungan kepada Gayus atas kasus pemalsuan dan bepergian selama masa
tahanan ini. Dimana jika ditotal secara keseluruhan jumlah hukuman Gayus adalah 30 Tahun
penjara dengan denda sebesar Rp. 1 Miliar.
Kasus korupsi yang tidak kalah membuat kerugian yang sangat besar bagi Negara adalah
kasus dugaan korupsi keluarga Cendana. Kasus dugaan korupsi Keluarga Soeharto ini
menyangkut tentang penggunaan uang Negara oleh 7 yayasan yang diketuainya. Uang Negara
senilai 400 miliar diketahui telah masuk ke kas salah satu dari 7 yayasan yang diketuai oleh
Soeharto. Modus yang digunakan Soeharto untuk memporoti uang Negara adalah dengan
menggunakan kewenangannya sebagai Presiden pada saat itu (Tahun 1995) dengan
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995 yang pada intinya menghimbau para
pengusaha untuk menyumbang 2% dari keuntungannya untuk yayasan-yayasan yang dikelola
Soeharto. Bukan hanya Soeharto tapi putra bungsu Soeharto diketahui pernah memanfaatkan
nama yayasan untuk mendapatkan lahan 144 hektar di Bogor. Sehubung dengan maraknya
pemberitaan tentang kekayaan mantan Presiden Soeharto, pada tahun 1998 Presiden Habibie
kemudian mengeluarkan Inpres tentang pengusutan kekayaan Soeharto.
Diketahui juga Soeharto sering kali tidak menghadiri sidang karena alasan kesehatan yang
dialaminya. Akhirnya pada tanggal 12 Mei 2006 Jaksa mengeluarkan pernyataan bahwa
pihaknya telah mengeluarkan surat keputusan penghentian penuntutan perkara kepada mantan
Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden
Soeharto pada 7 yayasan yang dipimpinnya dengan alasan kondisi kesehatan fisik dan mental
terdakwa yang tidak memungkinkan jika persidangan dilanjutkan yang kemudian disetujui oleh
Hakim pada 12 Juni 2006.

4
KESIMPULAN

Dari pemaparan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, korupsi masih menjadi
masalah serius bagi Indonesia. Sudah terlalu banyak uang Negara yang disalahgunakan oleh
pejabat dan pengusaha yang hanya ingin mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri.
Akibatnya rakyat yang sudah sangat berharap pada pemerintah untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka lagi-lagi harus kecewa karena memang uang yang harusnya disalurkan bagi
mereka dipakai untuk kepentingan pribadi para pejabat pemerintahan. Menurut saya pemerintah
harusnya tegas dalam menangani kasus korupsi ini jangan mau diperdaya oleh koruptor, hukum
yang menjadi dasar Negara ini harusnya lebih tegas lagi karena menurut saya hukum kita masih
lemah, tidak ada efek jera bagi para koruptor karena memang hukuman mereka tidak sebanding
dengan uang Negara yang mereka poroti. Masih banyak koruptor yang belum ditangkap oleh
KPK, dan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak uang Negara yang habis diporoti oleh “tikus”
di Negeri ini. Sudah saatnya kita bersama-sama melawan korupsi mulai dengan kebiasaan kita
untuk menuruti peraturan dan berlaku jujur agar kita menjadi generasi yang membawa perubahan
bagi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai