Disusun Oleh:
Wiwie Herdalisa
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2017
PENDAHULUAN
Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak
sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa. Demikian juga keluarga,
tidak lagi dipandang hanya sebagai pengunjung bagi anak yang sakit, melainkan sebagai mitra
bagi perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam bentuk pelayanan
yang berpusat pada keluarga (family centred care). Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi
masalah anak, apapun bentuknya, harus berlandaskan pada prinsip autraumatic care atau asuhan
yang terpeutik. Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip dasar ini. (Supartini,
Yupi. 2004)
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjad di ALL bertanggung Jawab
untuk 80% kasus Leukemia pada anak insidens paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia
antara 3 sampai 5 tahun anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak
laki-laki Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
yang mempunyai petensi untuk tumbuh dan berkembang.anak bukanlah meniatur orang dewasa,
melainkan individu yang berada pada pada proses tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan
yang spesifik. Sepanjang rentang sehat sehat sakit, anak membutuhkan perawat baik secara
langsung maupun tidak langsung sihingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. .(Supartini
Yupi,2004)
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi
kebutuhan kesehatan bagi masyarakat, Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
penekanan lebih pada peran perawat sebagai pendidik. Pengajaran, sebagai fungsi dari
keperawatan, telah dimasukkan dalam undang-undang praktek perawat dan dalam American
dianggap sebagai menjadi fungsi mandiri dari praktik keperawatan dan merupakan tanggung
jawab utama dari proses keperawatan.(Brunner & Suddarth. Edisi 8 Vol. 1, 2002)
Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita oleh individu adalah gangguan sistem
Leukemia yaitu faktor sosial budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan biologis. Leukemia
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor exogen seperti: sinar radiasi, bahan kimia (bensol, arsen,
preparat sulfat) dan faktor endogen seperti : ras, kelainan kromoson, dan herediter. (Asuhan
Menurut H.L. Bloem (1974), status kesehatan dipengaruhi oleh factor biologik, faktor
prilaku, faktor lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor biologik merupakan faktor
yang berasal individu yang bersangkutan dan disebut faktor keturunan. Faktor keturunan ini
misalnya pada penyakit alergi, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah yang
kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003, setiap tahun
timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun
kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru penyakit kanker
meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang diantaranya akan meninggal pada sepuluh
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 penyakit kanker
pernafasan dan pencernaan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevelensi tumor di masyarakat sebesar 4,3 per 1000 penduduk. Sedangkan Data statistik rumah
sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, menunjukkan bahwa kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap (19,64%), disusul kanker leher
rahim (11,07%), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%), Limfoma non Hodgkin
(6,77%), dan Leukemia (5,93%). Leukemia merupakan kanker yang sering terjadi pada anak.
(http://www.depkes.go.id)
Menurut data badan kesehatan dunia(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di
dunia bertambah sekitar 6,25 juta orang. Tahun demi tahun, angka kejadian kanker pada anak
terus meningkat, jumlahnya mencapai 2-4% dan seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia.
Sedangkan angka kejadiannya mencapai 110 hingga 130 kasus persejuta anak pertahun. Sebuah
laporan internasional bahkan menyatakan 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Dan data RSCM yang tersedia, bahkan diketahui bahwa dua penyebab utama kematian
kanker anak di Indonesia adalah karena leukemia (kanker darah) dan retinoblastoma (kanker
mata). Bahkan ditengarai jumlah anak pengidap leukemia di Indonesia mencapai 25-30%.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada anak “A” dengan gangguan
2.1. Memperoleh pengalaman dalam pengkajian, analisa data, dan merumuskan diagnosa
keperawatan yang terjadi pada klien anak “A” dengan gangguan sistem hematologi : Leukemia
2.2. Memperoleh pengalaman dalam merumuskan rencana asuhan keperwatan pada klien anak “A”
2.3. Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien anak “A” dengan
2.4. Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan evaluasi pada klien anak “A” dengan gangguan
2.5. Memperoleh pengalaman dalam mendokumentasikan pada klien anak “A” dengan gangguan
2.6. Menganalisa perbedaan yang terjadi antara teori dan kenyataan pada klien anak “A” dengan
1. Pengertian
a. Leukimia adalah poliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk
b. Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan
ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya
c. Leukimia merupakan poliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur dalam jaringan tubuh
d. Leukimia adalah sekumpulan penyakit yang di tandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas
sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Ngastiyah, 2005, Hal.
349)
1) Jumlah
Seseorang memiliki empat sampai enam liter darah dalam tubuhnya, yang bergantung
pada ukuran tubuhnya. Sekitar 38% sampai 48%, total volume darah dalam tubuh manusia
tersusun berbagai sel darah, yang juga disebut “elemen penyusun.” Sisanya, yaitu sekitar 52%
2) Warna
Anda mungkin berkata pada diri Anda, “tentu, warnanya merah!” Warna merah
disinggung di sini meskipun sebenarnya warna merahnya bervariasi. Darah arteri tampak merah
terang karena mengandung kadar oksigen tinggi. vena telah memindahkan kandungan
oksigennya ke jaringan sehingga memiliki warna yang lebih gelap. Hal ini bisa sangat penting
dalam pengkajian sumber perdarahan. Jika warna darah merah terang, kemungkinan darah
berasal dari arteri yang terobek, dan jika warna darah merah gelap, kemungkinan darah tersebut
3) pH
Kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45, yang cenderung agak basa Darah vena
biasanya memiliki pH yang lebih rendah daripada darah arteri karena mengandung karbon
4) Viskositas
Berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah. Darah lebih kental sekitar 3-5
kali dibanding air. Viskositas darah meningkat dengan adanya sel-sel darah dan protein plasma,
b. Plasma
Plasma adalah bagian cair darah, dan sekitar 91% merupakan air. Kemampuan
melarutkan air memungkinkan plasma rnengangkut berbagai substansi. Nutrien yang diserap dari
saluran pencernaan disirkulasi ke berbagai jaringan tubuh. Dan produk sisa dari jaringan
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin diangkut oleh plasma menuju organ sasarannya, dan antibodi juga diangkut oleh
plasma. Sebagian besar karbon dioksida yang dihasilkan sel diangkut oleh plasma dalam bentuk
ion bikarbonat (HCO 3). Ketika darah memasuki paru CO2 dibentuk kembali, berdifusi ke dalam
Ada tiga macam sel darah: sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel-sel darah
diproduksi oleh jaringan hemopoietik, yang ada dua, yaitu: sumsum tulang merah yang terdapat
pada tulang pipih dan tulang tak beraturan, dan jaringan limfatik, seperti limpa, kelenjar getah
Disebut juga eritrosit, sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf, yang berarti bagian
tengahnya lebih tipis dari pada bagian tepinya. Nukleus sel darah merah mengalami disintegrasi
selama pematangan sel darah merah dan menjadi tidak dibutuhkan dalam menjalankan
fungsinya.
Jumlah sel darah merah berkisar antara 4,5 sampai 6 juta per mm3 darah (milimeter
kubik sekitar satu tetesan yang sangat kecil). Hitung sel darah merah pada laki-laki sering kali
berada di ujung atas kisaran ini sedangkan pada wanita sering kali berada di ujung bawah
kisaran. Cara lain untuk menentukan jumlah sel darah merah adalah dengan hematokrit.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memasukkan darah ke dalam tabung kapiler kemudian
mensentrifugasikannya sehingga sel darah terkumpul pada satu ujung. Setelah itu persentase sel
darah dan plasma dapat ditentukan. Karena sel darah merah adalah sel darah yang paling banyak,
total sel darah pada hematokrit normal sekitar 38% sampai 48%. Hitung sel darah merah dan
Sel darah merah mengandung protein Hemoglobin (Hb), yang memberi kemampuan
kepada sel darah merah untuk mengangkut oksigen. Setiap sel darah merah mengandung sekitar
300 juta molekul hemoglobin, yang masing-masing dapat mengikat empat molekul oksigen.
Pada kapiler di paru-paru sel darah merah akan rnengikat oksigen dan membentuk
oksigennya dan hemoglobin menjadi berkurang. Penentuan kadar hemoglobin juga termasuk
bagian pemeriksaan hitung darah total; kisaran normalnya sekitar 12-18 gram per 100 ml darah.
Sangat diperlukan pada pembentukan hemoglobin adalah mineral besi; terdapat empat atom besi
pada setiap molekul hemoglobin. Sebenarya atom besilah yang mengikat oksigen dan membuat
Sel darah merah dibuat di sumsum tulang merah pada tulang pipih dan tak beraturan.
Pada sumsum, tulang merah terdapat sel prekusor yang disebut Sel induk, yang secara terus-
menerus mengalami mitosis untuk memproduksi semua jenis sel darah, yang kebanyakan adalah
sel darah merah. Kecepatan produksinya sangat cepat (diperkirakan beberapa juta sel darah
merah baru setiap detik) dan faktor pengatur utamanya adalah oksigen. Jika tubuh dalam keadaan
hipoksia, atau kekurangan oksigen, ginjal akan memproduksi hormon eritropoietin, yang akan
menstimulasi sumsum tulang merah untuk meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah.
Keadaan ini akan muncul setelah hemoragi atau jika seseorang tinggal untuk suatu waktu pada
daerah dataran tinggi. Sebagai hasil aksi eritropoietin, akan semakin banyak sel darah merah
Sel induk yang akan menjadi sel darah merah mengalami beberapa tahap perkembangan;
hanya dua tahap perkembangan yang terakhir yang akan kita bicarakan. Normoblas adalah tahap
terakhir yang masih memiliki nukleus, yang kemudian akan mengalami disintegrasi. Retikulosit
memiliki bagian retikulum endoplasma, yang akan terlihat ketika apusan darah diwarnai saat
diamati dengan mikroskop. Sel yang belum matang ini biasanya ditemukan pada sumsum tulang
merah meskipun sejumlah kecil retikulosit pada sirkulasi perifer dianggap normal. Apabila
terdapat retikulosit atau normoblas dalam sirkulasi darah dengan jumlah besar, itu berarti bahwa
jumlah sel darah merah matang yang ada tidak cukup untuk mengangkut okeigen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Keadaan seperti ini meliputi hemoragi, atau ketika sel darah merah
matang menjadi rusak, seperti pada penyakit Rh pada bayi yang baru lahir dan malaria.
Pematangan sel darah merah membutuhkan banyak nutrien. Protein dan besi dibutuhkan
untuk sintesis hemoglobin dan menjadi bagian molekul hemoglobin. Vitamin asam folat dan B12
dibutuhkan untuk sintesis DNA dalam sel induk sumsum tulang merah. Selama sel-sel ini
mengalami mitosis, sel tersebut secara terus-menerus momproduksi sel-sel kromosom baru.
Vitamin B12 juga disebut fakot ekstrinsik karena sumbernya berasal dari luar tubuh, yaitu
makanan. Sel parietal pada lapisan lambung memproduksi faktor intrinsik, suatu zat kimia yang
bergabung dengan vitamin B12 dan makanan untuk mencegahnya dicerna dan meningkatkan
absorpsinya pada usus halus. Defisiensi vitamin B12 atau faktor intrinsik akan mengakibatkan
anemia pernisiosa
ini, SDM mudah rusak dan dikeluarkan sirkulasi oleh sel dan sistem makrofag jaringan (biasanya
(artinya“pemangsa besar”) adalah hati, limpa, dan sumsum tulang merah. Sel darah merah lama
akan difagosit dan dicerna oleh makrofag. dan kandungan besinya akan dikembalikan ke dalam
aliran darah untuk kembali lagi ke dalam sumsum tulang merah yang digunakan untuk sintesis
hemoglobin baru.
Golongan darah kita diturunkan secara genetik yaitu, kita mewarisi gen-gen dari orang
tua kita yang akan menentukan golongan darah kita. banyak faktor atau golongan sel darah
merah; kita akan membahas dua yang paling penting, yaitu golongan ABO dan faktor Rh.
Golongan A, B, O terdiri dari empat golongan darah: A, B, AB, dan 0. Huruf A dan B
mewakili antigen (Protein-oligosakarida) pada membran sel darah merah. Seseorang yang
memiliki golongan.
Golongan darah A, B, O
merah
A A Anti-B
B B Anti-A
merahnya, dan seseorang dengan golongan darah B memiliki antigen B. Golongan darah AB
berarti orang tersebut memiliki kedua antigen A dan B, dan golongan O berarti tidak ada antigen
A maupun antigen B.
Pada plasma setiap orang terdapat antibodi alami untuk antigen-antigen yang tidak ada
dalam sel darah merah. Oleh karena itu, seseorang dengan golongan darah A memiliki antibodi
anti-B pada plasmanya; seseorang dengan golongan darah B memiliki antibodi anti-A, golongan
darah AB tidak rnemiliki antibodi anti-A maupun anti-B, dan golongan darah 0 memiliki
Antibodi alamiah ini sangat penting pada transfusi. Jika memungkinkan, seseorang harus
menerima darah dengan golongan darah yang sesuai dengan golongan darahnya; hanya jika tidak
tersedia golongan darah tersebut, baru dapat diberikan golongan darah lain. Sebagai contoh,
seseorang dengan golongan darah A membutuhkan transfusi darah karena hemoragi. Jika
diberikan darah dengan golongan B, apa yang akan terjadi? Resipien dengan golongan darah A
memiliki antibodi anti-B yang akan berikatan dengan antigen golongan darah B sel darah merah
donor. Sel darah merah golongan darah B pertama-tama akan menggumpal (aglutinasi) dan
kemudian pecah (hemolisis), yang akan menggagalkan tujuan transfusi. Akibat lain yang lebih
serius adalah hemoglobin dan eritrosit yang mengalami hemolisis akan menyumbat kapiler
ginjal, yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal ataupun gagal ginjal. Oleh karena itu,
penggolongan darah dan pencocokan silang darah donor dan darah resipien di laboratorium
rumah sakit menjadi sangat penting sebelum melakukan transfusi. Prosedur ini membantu
menjamin bahwa darah donor tidak akan menyebabkan reaksi transfusi hemolitik pada resipien.
Anda mungkin pernah mendengar konsep yang menyatakan bahwa golongan darah 0
adalah “donor universal”. Biasanya golongan darah 0 negatif bisa diberikan kepada orang
dengan golongan darah lain. Hal ini karena golongan darah 0 tidak memiliki antigen A maupun
antigen B pada sel darah merahnya, sehingga tidak akan terjadi reaksi terhadap antibodi apapun
yang dimiliki resipien. Istilah “negatif” digunakan untuk menunjukkan faktor Rh, yang akan kita
bahas kemudian.
(2). Faktor Rh
Adalah tipe antigen lain (sering disebut D) yang mungkin terdapat pada sel darah merah.
Seseorang yang sel darah merahnya memiliki antigen Rh disebut Rh positif, sedangkan yang
tidak memiliki antigen Rh disebut Rh negatif. Seseorang dengan Rh negatif tidak memiliki
antibodi alami terhadap antigen Rh, oleh karena itu antigen ini dianggap asing. Jika seseorang
dengan Rh negatif menerima darah dengan Rh positif karena suatu kesalahan, maka akan
terbentuk antibodi sebagaimana pembentukan antibodi ketika terdapat bakteri ataupun virus.
Kesalahan transfusi yang pertama sering tidak menyebabkan rnasalah, karena produksi atibodi
selanjutnya, ketika antibodi anti-Rh sudah ada, akan terjadi reaksi transfusi, disertai hemolisis
Sel darah putih juga dikenal dengan nama Leukosit. Ada lima macam sel darah putih;
semuanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel darah merah dan memiliki nukleus
ketika matang. Nukleus dapat berupa suatu bentuk tunggal ataupun muncul dalam beberapa
lobus. Dengan pewarnaan khusus untuk pemeriksaa mikroskopik, akan muncul gambaran khusus
10.000 per mm3. Perhatikan bahwa jumlah tersebut terbilang kecil bila dibanding hitung sel
darah merah normal. Sebagian besar sel darah putih tidak terdapat di dalam pembuluh darah,
Kelima macam sel darah putih bisa dikiasifikasikan ke dalam dua kelompok: granular
dan tidak bergranula. Leukosit bergranular diproduksi dalam sum- sum tulang merah; yaitu
neutrofil, eosinofil, dan basofil, yang akan terlihat dengan warna granula yang lebih terang ketika
diwarnai. Leukosit tidak bergranula adalah limfosit dan monosit, yang diproduksi pada jaringan
limfatik, limpa, kelenjar getah bening, dan timus, sebagaimana juga diproduksi pada sumsum
tulang merah. Hitung jenis sel darah putih (bagian hitung darah total) adalah persentase setiap
jenis leukosit. Kisaran normal ditunjukkan pada Tabel dibawah, disertai nilai normal hitung
Hemaktokrit 38-48%
Retikulosit 0%-1,5%
Neutrofil 55-70%
Eosinofil 1-3%
Basofil 0,5-1%
Limfosit 20-35%
Monosit 3-8%
Trombosit 150.000-300.000/mm3
Tabel 1.2
c). Fungsi
Seluruh sel darah putih memiiki fungsi umum yang sama, yaitu melindungi tubuh dan
penyakit infeksi dan membentuk imunitas terhadap penyakit tertentu. Setiap jenis leukosit
memiliki suatu peranan untuk menjaga homeostasis yang sangat penting ini.
Neutrofil dan monosit memiliki kemampuan memfagosit patogen. Neutrofil adalah yang
paling banyak menjalankan fungsi ini, tetapi menjalankan fungsi ini dengan sangat efisien,
monosit berdiferensiasi menjadi makrofag, yang juga memfagosit jaringan yang sudah rusak
amati pada tempat cedera, yang membantu perbaikan jaringan menjadi mungkin.
Eosinofil dipercaya memiliki fungsi untuk mendetoksifikasi protein asing. Hal ini penting
terutama pada reaksi alergi dan infeksi parasit, seperti kinosis (parasit cacing). Basofil
mengandung gra heparin dan histamin. Heparin adalah suatu anti koagulan yang membantu
mencegah pembekan yang tidak normal dalam pembuluh darah. F mm, seperti yang Anda ingat,
dilepaskan sel bagian proses inflamasi, dan efeknya memiliki kapiler lebih permeabel, yang
memungkinkan jaringan, protein, dan sel darah putih berkumpul di daerah yang mengalami
kerusakan
3) Trombosit
Nama yang umum untuk platelet adalah trombosit, yang bukan merupakan sat lengkap,
melainkan fragmen atau pecahan sel. Hitung normal trombosit bagian dalam hitung darah
lengkap) adalah 150.000-300.000 / mm3 (batas atasnya bisa meningkat menjadi 500.000).
dinamakan megakariosit, yang akan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang memasuki sirkulasi.
Bagian yang terdapat di dalam sirkulasi mi adalah trombosit, yang bisa hidup sekitar lima sampai
darah. Ada tiga mekanisme yang terjadi, dan trombosit terkait dalam setiap mekanismenya.
Ketika pembuluh darah besar, seperti arteri atau vena cedera berotot polos dinding
pembuluh darah tersi akan berkontraksi sebagai respons terhadap kerusakan yang terjadi (disebut
respons flagenik). Trombosit yang terdapat di dalam yang mengalami kerusakan akan
melepaskan konstriksi pembuluh darah. Diameter pembuluh darah tersebut akan segera
mengecil, dan lubang yang kecil tersebut akan segera tertutup oleh gumpalan darah. Jika
pembuluh darah tidak mengecil terlebih dahulu, bekuan darah yang terbentuk akan segera
Ketika suatu kapiler mengalami ruptur, kerusakan yang terjadi terlalu kecil untuk memulai
pembentukan bekuan darah. namun, permukaan luka yang kasar akan menyebabkan trombosit
Iengket dan melekat pada pinggiran luka dan saling melekat satu sama lain. Trombosit tersebut
akan membentuk suatu sawar rnekar atau dinding untuk menutup kerusakan yang terjadi pada
kapiler. Kerusakan kapiler cukup sering terjadi dan pembentukan sumbat trombosit sekecil
apapun sangat dibutuhkan untuk menutup kerusakan tersebut.Apakah sumbat trombosit cukup
efek untuk luka yang terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar? Jawabannya adalah tidak,
karena sumbat trombosit tersebut akan tersapu oleh aliran darah secepat pembentukannya,
Apakah spasme vaskular cukup efektif pada kerusakan kapiler? Sekali lagi, jawabannya adalah
tidak, karena kapiler juga tidak memiliki otot polos sehingga kapiler tidak bisa berkonstriksi
sama sekali.
Rangsangan untuk pembekuan darah adalah permukaan yang kasar pada pembuluh darah,
atau kerusakan pada pembuluh darah, yang juga menciptakan permukaan yang kasar. Semakin
besar kerusakan yang terjadi, semakin cepat pembekuan darah yang terjadi, dan biasanya dimulai
Mekanisme pembekuan merupakan suatu rangkaian reaksi yang melibatkan zat kimia
yang dalam keadaan normal beredar dalam darah, dan zat-zat lain dilepaskan ketika pembuluh
darah rusak.
3. Klasifikasi
sering terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dan puncak
insidensi pada usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun ALL jarang terjadi
grnulosit (basofil, neutrofil, eusinofil), eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat
ditemukan pada orang tua (umur median 60 tahun) dengan perbandingan2:1 untuk laki-laki. LLK
dimanifestasikan oleh proliferasi dan akumulasi 30% limfosit matang abnormal kecil dalam
sumsum tulang, darah perifer, dan tempat-tempat ekstramedular, dengan kadar yang mencapai
100.000+/mm3 atau lebih. Pada lebih dan 90% kasus, limfosit abnormal adalah limfosit B.
Karena limfosit B berperan pada sintesis imunoglobulin pasien dengan LLK mengalami
menunjukkan leblh dari 80% pasien mengalami berbagai perubahan sitogenetik, yang mungkin
menunjukkan prognosis buruk awitannya tersembunyi dan berbahaya dan sering ditemukan pada
pemeriksaan darah rutin, yang memperlihatkan peningkatan jumlah limfosit absolut atau karena
limfadenopati dan splenomegali yang tidak sakit. waktu penyakitnva berkembang, hati juga
membesar. Pasien yang hanya menderita limfositosis dan limfadenopati dapat bertahan 10 tahun
atau lebih lama. Dengan terkenanya organ, terutama lien, prognosis memburuk.Anemia dini dan
trombositopenia (jumlah trombosit rendah) bersama penggandaan waktu SDP pada kurang dari
setahun merefleksikan prognosis sangat buruk dengan harapan hidup median kurang dari 2
tahun. Sekitar 10% pasien mengalami transformasi agresif serupa dengan sindrom Richter
(limfoma agresif).
Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami anemia hemolitik autoimun atau trombositopenia
atau keduanya, memerlukan intervensi dengan steroid atau agen kemoterapi atau keduanya.
Pasien dengan penyakit derajat rendah diobservasi bertahun-tahun tanpa intervensi aktif
yang diperlukan selama beberapa tahun. Pengobatan diindikasikan bila pasien mengalarni
anemia dan trombositopenia akibat penggantian sumsum tulang, dan perubahan kualitas hidup
pansitopenia dan menghiiangkan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh pembesaran organ.
Beberapa pasien dengan anemia hemolitik autoimun yang secara medis tidak memberikan
kiorambusil dan sikiofosfarnid, aktif pada pengobatan LLK. Fludarabin antimetabolit purin,
diberikan 3-5 hari sebagai agen tunggal .juga efektif dan dapat digabung dengan agen aktif lain
seperti sikiofosfamid jika pasien menjadi refrakter. Pendekatan baru terhadap pengobatan
keganasan sel B seperti LLK adalah pemakaian terapi biologi, menggunakan antibodi
Leukemia Sel Berambut relatif jarang terjadi, leukemia limfositik sel B indolen. Nama
mengidentifikasi projeksi mikroskop seperti gelondong pada limfosit pada apusan darah dan
Juga dimasukkan dalam keganasan sel stem myeloid. Namun, lebih banyak terdapat sel
normal dibanding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic
yang dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 90% sampai 95% klien dengan LMK.
LMK jarang menyerang individu berusia dibawah 20 tahun, namun insidennya meningkat sesuai
pertambahan usia.
Riset terbaru telah mengungkapkan bahwa leukemia merupakan penyakit kompleks dengan
prognostik.Berikut ini merupakan uraian ringkas mengenai sistem klasifikasi yang baru-baru ini
dipakai:
1. Morfologi
Dua bentuk penyakit leukemia yang umumnya ditemukan pada anak-anak adalah:leukemia
limfatik, limfositik, limpoblastik, dan limfoblastoid. Biasanya istilah istilah leukemia sel tunas
(stem cell) atau sel blast juga mengacu pada leukemia tipe limfoid.sinonim untuk tipe AML
monomieloblastik.
2. Penanda(marker)sitokimia
Beberapa preparat pewarna kimia membantu membedakan ALL dengan AML.sebagai
Análisis kromosom sudah menjadi alat yang penting dalam menegakkan diagnosis
20 kali lipat untuk mengalami leukemia limfoid akut dibandingkan anak-anak lain. Anak-anak
ditemukan pada sel-sel leukemia dapat menunjukkan prognosis yang baik seperti pada trisomi 4
Antigen permukaan-sel telah memungkinkan diferensiasi ALL menjadi tiga kelas yang
besar:ALL non-T, non-B memiliki prognosis yang paling baik,terutama jika mereka mempunyai
antigen leukemia limfosit akut yang umum, yang dikenal sebagai CALLA-positif,terdapat pada
4. Etiologi
Penyebab yang pasti belum di ketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang
a. Faktor genetic: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell Leukmia
lymphoma virus/HTLV)
5. Insiden
Menurut data badan kesehatan dunia(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di
dunia bertambah sekitar 6,25 juta orang. Tahun demi tahun, angka kejadian kanker pada anak
terus meningkat, jumlahnya mencapai 2-4% dan seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia.
Sedangkan angka kejadiannya mencapai 110 hingga 130 kasus persejuta anak pertahun. Sebuah
laporan internasional bahkan menyatakan 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Dan data RSCM yang tersedia, bahkan diketahui bahwa dua penyebab utama kematian
kanker anak di Indonesia adalah karena leukemia (kanker darah) dan retinoblastoma (kanker
mata). Bahkan ditengarai jumlah anak pengidap leukemia di Indonesia mencapai 25-30%.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Menurut data bagian Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat. Dr. Wahidin
ruang Perawatan Anak Lontara IV Atas, ditemukan insiden pada tahun 2008 jumlah penderita
leukemia sebanyak 130 orang. Sedangkan pada tahun 2009 dengan jumlah pasien sebanyak 120
orang.
f. Patofisiologi
a. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia
dan trombositipenia.
b. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan
c. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow daninfiltran organ, sistem saraf
pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak
pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
d. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe,
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:
g. Nyeri abdomen
h. Limphadenopathy
i. Hepatosplenomegaly
j. Abnormal WBC
2. Aspirasi sum-sum tulang (BMP):hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
4. Lumbal punksi untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi.
5. Rontgen dada dan biopsi kelenjar limfa:menunjukkan tingkat kesulitan tertentu.
Biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 gr % pada trombositopenia yang berat dan
b. Kortikosteroid yaitu prednison, kortison, dexametasone setelah mencapai remisi dosis dikurangi
d. Kemoterapi merupakan bentuk terapi utama dan pada beberapa kasus dapat menghasilkan
perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih. Obat yang biasanya digunakan meliputi
(purinethol).
j. Pengobatan
Setiap klinik mempunyai cara tersendiri, tergantung pada pengalamannya. Umumnya
pengobatan ditunjukkan terhadap pencegahan kambuh dan mendapatkan masa remisi yang lebih
lama.
Untuk mencapai keadaan tersebut, pada prinsipnya dipakai pola dasar pengobatan
sebagai berikut :
Dimaksudkan untuk mencapai remisi yaitu dengan pemberian berbagai obat di atas, baik
secara sistematik maupun intratekal sampai sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5
%.hampir segera setelah diagnosis di tegakkan, terapi induksi dimulai dan berlangsung selama 4
hingga 6 minggu. Obat-obatan utama yang dipakai untuk induksi pada ALL adalah
Karena banyak di antara obat ini juga menyebabkan mielosupresi unsur-unsur darah yang
normal, periode waktu yang terjadi segera sesudah remisi merupakan periode yang sangat
menentukan. Tubuh pasien tidak lagi memiliki pertahanan dan sangat rentan terhadap infeksi dan
perdarahan spontan.
b. Konsolidasi
Yaitu agar sel tersisa tidak cepat memperbanyak diri.
Untuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya suatu masa remisi yang lama
Terapi rumatan dimulai sesudah terapi indukisi dan konsolidasi selesai dan berhasil dengan
baik untuk memelihara remisi dan selanjutnya mengurangi jumlah sel leukemia.
d. Reinduksi
Dimaksudkan untuk merubah relaps. Reinduksi biasanya dilakukan setiap 3 – 6 bulan
Adanya sel-sel leukemia dalam sumsum tulang, SSP atau testis menunjukkan terjadinya
relaps/kekambuhan penyakit. Terapi pada anak-anak yang mengalami relaps meliputi terapi
reinduksi dengan prednisone dan vinkristin, di sertai pemberian kombinasi obat lain yang belum
digunakan. Terapi preventif SSP dan terapi rumatannya dilaksanakan sesuai dengan yang telah
Transpalansi sumsum tulang sudah dilakukan untuk penanganan anak-anak yang
menderita ALL danAML dengan hasil yang baik. Transpalansi ini tidak dikomendasikan untuk
anak-anak yang menderita ALL selama remisi yang pertama karena kemoterapi masih mungkin
memberikan hasil yang menakjubkan. Mengingat prognosis anak-anak yang menderita AML
lebih buruk, transpalansi sumsum tulang alogenik biasa dipertimbangkan selama masa remisi
pertama.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosial, spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Pelayanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemajuan menuju kepada
Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-
A. Pengkajian
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda pertama yang
menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang samar seperti perasaan letih, nyeri pada
ekstermitas, berkeringat dimalam hari, penurunan selera makan, sakit kepala, dan perasaan tidak
1. Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan pendidikan.
b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,
b) Gejala awal biasanya terjadi secara mendadak panas dan perdarahan.
Riwayat imunisasi yang di dapatkan oleh klien yaitu BCG, DPT (I, II, III), Polio (I, II ,III),
Campak, Hepatitis, dan riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.
2
2
- Tinggi Badan
Atau
c) Antropometri
Frekuensi pernapasan, bersihan jalan napas, gangguan pola napas, bunyi tambahan ronchi dan
wheezing.
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi jantung, tekanan darah dan capylary
reffiling time.
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi abdomen apakah
mengalami distensi dan auskultasi peristaltik usus adakah meningkat atau tidak.
Rambut : warna rambut, kebersihan, mudah tercabut atau tidak
3) Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan menggunakan Gaslow Coma Scale (GCS).
a) Nervus I (Olfaktorius) : Suruh anak menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung,
mengidentifikasi dengan benar bau yang berbeda (misalnya jeruk dan kapas alkohol).
b) Nervus II (Optikus) : Periksa ketajaman penglihatan anak, Persepsi terhadap cahaya dan
c) Nervus III (Okulomotorius) : Periksa ukuran dan reaksi pupil, periksa kelopak mata terhadap
d) Nervus IV (Troklearis) : Suruh anak menggerakkan mata kearah bawah dan kearah dalam.
e) Nervus V (trigemenus) : Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika anak merapatkan
giginya dengan kuat, kaji terhadap kesimetrisan dan kekuatan, tentukan apakah anak dapat
merasakan sentuhan di ats pipi (bayi muda menoleh bila area dekat pipi disentuh), dekati dari
samping, sentuh bagian mata yang berwarna dengan lembut dengan sepotong kapas untuk
f) Nervus VI (Abdusen) : kaji kemampuan anak untuk menggerakkan mata secara lateral.
g) Nervus VIII (Fasialis) : Uji kemampuan anak untuk mengidentifikasiLarutan manis (gula),
Asam (jus lemon), atau hambar (kuinin) pada lidah anterior. Kaji fungsi motorik dengan
meminta anak yang lebih besar untuk tersenyum, menggembungkan pipi, atau memperlihatkan
i) Nervus IX (glosofharingeus) : Uji kemampuan anak untuk mengidentifikasi rasa larutan pada
lidah posterior.
j) Nervus X (vagus) : Kaji anak terhadap suara parau dan kemampuan menelan, sentuhkan spatel
lidah ke posterior faring untuk menentukan apakah refleks muntah ada (saraf cranial IX dan X
mempengaruhi respon ini), jangan menstimulasi refleks muntah jika terdapat kecurigaan
k) Nervus XI (aksesorius) : Suruh anak memutar kepala kesamping dengan melawan tahanan,
l) Nervus XII (hipoglosus) : Minta anak untuk mengeluarkan lidahnya. periksa lidah terhadap
deviasi garis tengah, (amati lidah bayi terhadap deviasi lateral ketika anak menangis dan
tertawa).dengarkan kemampuan anak untuk mengucapkan “r”. letakkan spatel lidah di sisi lidah
6) Fungsi motorik : massa otot, tonus otot dan kekuatan otot
SDP : Mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP imatur (“menyimpang ke
e) Muramidase serum (lisozim) : Peningkatan pada Leukimia monositik Akut dan mielomositik.
h) Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau Lebih dari sel blast, dengan
i) Foto dada dan biopsy nodus limfe : Dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
NANDA) adalah “suatu penilalan klinis tentang respon individu, keluarga. atau kornunitas
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
f. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
imobilitas.
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dan pasien
Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut
Intervensi Rasional
a) Pantau suhu dengan teliti a) untuk mendeteksi kemungkinan
infeksi
h) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia penyembuhan dan regenerasi seluler
i)Berikan antibiotik sesuai ketentuan h) untuk mendukung pertahanan alami
tubuh
Intervensi Rasional
a) Evaluasi laporan kelemahan,a) menentukan derajat dan efek
hari
b) Berikan lingkungan tenang dan perlub) menghemat energi untuk aktifitas
penyambungan jaringan
dibutühkan intervensi
c. Resiko terhadap cedera, perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Intervensi Rasional
a) Gunakan semua tindakan untuka) karena perdarahan memperberat
Intervensi Rasional
a) Berikan antiemetik awal sebeluma) untuk mencegah mual dan muntah
dimulainya kemoterapi
e. Perubahan membran mukosa mulut stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen
kemoterapi
Intervensi Rasional
a) lnspeksi mulut setiap hari untuka) untuk mendapatkan tindakan yang
segera
pecah (fisura)
ditoleransi anak
g) Berikan diet cair, lembut dan lunak h) untuk mendeteksi kemungkinan
infeksi
h) Inspeksi mulut setiap hari i) untuk membantu melewati area
nyeri
i) Dorong masukan cairan denganj) dapat mengiritasi jaringan yang luka
mukositis
ketentuan
f. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
Intervensi Rasional
a) Dorong orang tua untuk tetap rileksa) jelaskan bahwa hilangnya nafsu
persiapan dan pemilihan makanan e) karna jumlah yang kecil biasanya
adekuat
antropometri kurang
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterirna anak
Intervensi Rasional
a) Mengkaji tingkat nyeri dengan skalaa) informasi memberikan data dasar
atau obat
imobilitas
Intervensi Rasional
a) Berikan perawatan kulit yang cermat,
a) karena area ini cenderung
terutama di dalam mulut dan daerah mengalami ulserasi
perianal
agen kemoterapi
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan
Intervensi Rasional
a) Dorong anak untuk memilih wig
a) untuk membaritu mengembangkan
(anak perempuan) yang serupa gaya penyesuaian rambut terhadap
rias.
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi
Intervensi Rasional
a) Jelaskan alasan setiap prosedur yang
a) untuk meminimalkan kekhawatiran
normal
bertahan hidup
yang ada
Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak
Intervensi Rasional
a) Kaji tahapan berduka terhadap anak
a) pengetahuan tentang proses berduka
menghadapi kondisinya
keluarga komunikasi
E. Implementasi
dibuat untuk rnencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan hams dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan
yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dan rencana yang telah ditentukan dapat
F. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi
2) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
4) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
5) Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
7) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunj ukkan bukti-bukti
9) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu
menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode mi dan
10) Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan
pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta